dapatkan ebook menarik lainnya di http://salga.heck.in jika sahabat ingin membantu untuk memperbanyak koleksi ebook hp kami silahkan donasikan pulsa ke nomor 085255251680 EBOOK INI BUKAN UNTUK TUJUAN KOMERSIL, MAKA BELILAH BUKU ASLINYA Cinta Lebih Dari Sekedar NOVEL REMAJA 1 Awal kisah yang mulai memberikan aku ribuan kenangan pun sudah dimulai. Jejak remajaku pun telah aku torehkan di setiap jalan yang akan bisa membuatku mengerti arti semua kehidupan. Matahari itu pun mulai menyambutku dengan sebentang senyum kecil yang tampak dari remang cahayanya yang mampu menyilaukan mataku. Sosokku terlihat sederhana tapi aku berprinsip keras dan aku yakin bahwa di setiap langkahku aku akan mampu menghadapi semua cobaan yang tuhan berikan padaku. 5 Usia remaja ku pun masih bisa terhitung dengan jari dan aku juga sudah merasakan sedikit pahit dan manis kehidupan. Aku gadis remaja yang hanya ingin hidup dengan sejuta warna pelangi yang orang bilang akan mampu hiasi setiap langkah yang ku ukir. Perlahan-lahan ku arungi jalan setapak itu yang akan menuntunku menuju rumah kecilku. Sosok wanita ramah pun menyambut kedatanganku, dialah ibunda tercintaku. Wanita tegar itu pun yang telah memberi dan membantuku untuk selalu memiliki harapan untuk tetap hidup walaupun cobaan yang tuhan berikan padaku begitu sulit aku lewati. Demi ia aku rela dan aku selalu ikhlas hadapi hariku. 6 Begitu banyak cobaan yang telah aku lewati untuk bisa menemukan cinta sejatiku. Tapi sampai sekarang aku belum bisa menemukannya. ?Huyy, Ran!? sahut Ria, Revi dan Rally. Mereka adalah sahabat ku, mereka yang selalu ada untukku. Persahabatan kami sudah cukup lama. Sehingga rasa persaudaraan di antara kami sudah terjalin. ?Huyy, teman-teman?. Sahutku dengan rasa gembira. Rupanya mereka sudah menunggu kedatanganku di depan gerbang sekolahku. ?Ran, kamu sudah ngerjain PR dari Pa Arie?? Sahut Ria sambil mengantarku menuju ruang kelasku. 5 ?PR?? Memangnya ada PR gitu?? Tanyaku ?Aduh,, kebiasaan deh kamu ini. Selalu saja lupa sama PR. Padahalkan tadi malam aku sudah SMS kamu.? Keluh Rally. ?Kamu ini cantik-cantik tapi pelupa?Sambung Revi. ?Hey, Rally aku pinjam PR mu donk..?. ?Ran. Ran. Selalu saja begini jadinya.. nanti ya aku mau ambilkan dulu di tasku? bergegaslah Rally mengambil buku tugasnya untukku. Mereka sahabatku yang paling aku sayang dan hormati. Mereka selalu ada di saat aku butuh. ?Ran.. Antarkan aku donk ke ruang guru!? Sahut Revo. Dia juga sahabatku,, dia sahabat laki-laki yang paling dekat 5 denganku seperti Ria, Revi dan Rally dia juga sangat aku sayang dan hormati. ?Siip deh.. tapi tunggu dulu ya aku mau mengerjakan PR Pak Arie, bentar lagi selesai koq?. ?Oke deh. Apa perlu aku bantuin nih?? Tawar Revo dengan senyum kecil yang menghiasi manis wajahnya. ?Enggak usahlah, ini juga udah selesai? ?Owh yaudah sekarang antarkan aku donk? Aku pun mengantarkan Revo ke ruang guru. Revo sangat akrab denganku, seperti kakak beradik dengannya. Revo adalah laki-laki yang lugu dan polos, akibat kepolosannya itulah aku sering tersenyum 6 melihat tingkah lakunya. Tak pernah sedikitpun dia pernah menyakitiku. Dia selalu menyayangi dan menghormatiku layaknya perempuan yang harusnya dia hormati. Tapi entah kenapa akhir-akhir ini Revo sering bahkan terlalu sering memperhatikanku, awalnya aku hanya beranggapan perhatian itu hanya sebatas persahabatan tapi lama kelamaan dia mulai berubah. Perhatian yang dia berikan padaku berbeda dari sebelumnya. Aku sempat bingung. Sebenarnya apa yang telah terjadi dengannya?. Sudahlah aku lupakan saja masalah itu, aku mencoba tuk bisa lupakan perhatian Revo yang lebih untukku. Aku mengidolakan serial kartun Detective 6 Conan, jika ada komik baru Conan, aku tak segan-segan langsung membelinya. Walaupun uangku tidak mencukupi tapi aku akan terus berusaha mendapatkan komik kartun pujaanku itu. Ketergila-gilaan aku terhadap Conan membuat orangtua dan teman-teman ku bisa memaklumi aku sebagai maniak komik detective conan.. Karena conan mengidolakan Sherlock Holmes, maka aku pun ikut mengkoleksi novel Detective hebat itu. Waktuku ku habiskan untuk membaca komik dan novel detective, tak pernah kulewatkan buku-buku itu. Aku banyak terima kasih pada tuhan yang telah memberikan banyak karunia dalam diriku, mulai dari kepuasan akal, kepuasan wajah, kepuasan hati dan kepuasan dalam bidang 7 apapun. Tapi hanya ada satu bidang yang tidak dapat aku taklukan, aku selalu tidak beruntung dalam bidang itu. Cinta. Itulah nama bidangnya. Aku tidak tahu mengapa di bidang itu aku sama sekali tidak seberuntung yang biasanya. Aku tidak pernah mengerti arti cinta sesungguhnya, karena belum ada yang bisa mengajarkanku untuk bisa mengartikan arti cinta bagi hidupku.. Cinta pertamaku adalah Alie, sosok pria yang baik hati dan mulai bisa membuat aku jatuh cinta kepadanya. Sewaktu aku Taman Kanak-kanak dia mulai tertarik pada diriku yang dulu terkenal aktif dan pintar, pria kedua yang mampu mengambil perhatianku adalah Sirtan, pria yang dulu menjadi musuhku di kelas, 8 setiap hari ada saja ulahnya untuk mengerjai dan memalukan diriku di depan teman-temanku. Sewaktu kelas 3 SD dia menaruh surat putih di depan pintu rumahku, setelah aku baca dan isinya adalah surat permintaan maaf sekaligus pengakuan perasaan tulusnya padaku. Dulu aku sempat berfikir bahwa surat itu semua adalah rencana jahatnya untuk mengerjai aku lagi. Dia pun perlahan-lahan mulai berubah, lebih lembut pada diriku setelah pengakuan cinta itu. Sirtan dan Alie bersahabat sudah lama dan mereka berdua mencintai wanita yang sama. Alie, cinta pertamaku pun merelakan aku untuk sahabatnya. Setelah itu aku menjalin hubungan cinta monyet dengan Sirtan, belum lama hubungan itu terjalin aku harus merasakan kehilangan orang yang 9 aku sayang untuk pertama kali. Aku memutuskan hubunganku dengan Sirtan, karena Sirtan dan aku tidak mau terlalu lama menyakiti Alie. Itulah pertama kisah cinta monyetku dengan Sirtan. Selanjutnya setelah aku lulus SD, Sirtan mengajakku kembali untuk menjalin hubungan yang dulu telah kandas, ku terima niatnya yang tulus untuk mencintaiku lagi. Setelah 8 bulan hubungan itu ku jalani walau kita jarang sekali bertemu tapi aku tetap selalu setia pada Sirtan, walaupun sudah banyak pria yang berusaha merebut hatiku dari Sirtan tapi aku selalu mencoba setia. Hari-hari aku lalui tanpa hadirnya Sirtan, kekasihku di sampingku. Setiap waktu aku selalu menantikan hadirnya dia 10 tuk menemaniku melewati hari yang mulai melelahkan untukku. namun Sirtan tak kunjung hadir dan mengisi kekosongan hati. Aku hanya berusaha menunggu dan terus menunggu, berharap dan terus berharap. Tapi apa yang aku tunggu dan aku harapkan tak kunjung datang. Apa yang harus aku lakukan? Sampai akhirnya kabar buruk itu terdengar padaku bahwa Sirtan telah menduakanku dengan cewek lain, dia telah mengkhianatiku. Kabar itu mampu menggetarkan perasaanku yang terlanjur menggoreskan perih dalam setiap penantian kelam yang selalu ku persembahkan untuknya. Aku tak kuasa menahan tangis yang mulai meluap di mataku. Satu tetesan air mata mampu 11 keluar dari bola mata kesepianku lalu mulai membasahi pipiku yang memerah menahan amarah yang meledak di dalam batinku Apa salahku? Sampai Sirtan bisa mengkhianati aku yang selalu setia terhadap dirinya. ?Halo, bisa bicara dengan Sirtan?? aku memutuskan untuk menghubungi Sirtan dan menjelaskan masalah yang telah terjadi. ?Halo, Iya ini Sirtan. Ini siapa yah?? Jawabnya dari telepon seberang. Nada suaranya yang meyakinkan aku bahwa kabar itu benar. ?Ini aku, Ran. Apa aku pernah menyakitimu?? Tanyaku dengan suara 12 pelan sambil menahan tangisku yang semakin meluap ?R.. Ra.. Ran. Ada apa? Kenapa kamu tiba-tiba bertanya seperti itu padaku?? Suaranya yang lega membuatku semakin membencinya. ?Kamu tak perlu berlagak tidak tahu apa-apa Tan. Kamu fikir aku gadis bodoh yang bisa kau tipu semudah itu. Tidak Sirtan. Aku sudah mengetahui semuanya?. ?Tahu tentang apa? Aku semakin tidak mengerti dengan ucapanmu Ran?. Emosiku pun langsung meluap dan mulai tak tereda. ?Kau telah menduakan aku Tan? Kau ingat itu?? ?Kau bicara apa sih? Siapa yang telah menduakanmu? Aku tak pernah 6 menduakanmu, Ran. Aku sangat menyayangimu?. Perasaanku pun semakin tak menentu. Di saat yang bersamaan hujan disertai petir besar pun datang dan turut menemaniku dalam menguak tabir dan kenyataan yang ada. ?Sirtan, kau tak perlu bohong padaku lagi. Aku mohon jujurlah padaku, dan biarkan aku tahu yang sebenarnya!?. Suara isak tangisku pun mulai terdengar oleh Sirtan. ?Aku.. aku tak pernah?? Belum sempat Sirtan melanjutkan perkataanya, aku langsung memotong pembicaraannya. ?Aku mohon, dengarkan aku kali ini saja! Kalau kau masih sayang padaku 6 izinkanlah aku tuk mengetahui semua kebenaran darimu, izinkanlah aku untuk tahu isi hatimu dan perbuatanmu terhadapku. Aku mohon!? Sirtan pun mulai diam sesaat, suaranya pun mulai terdengar bergetar seakan takut dengan semua kabar yang telah aku bawa. ?Maafkan aku Ran, Aku memang menduakanmu, Tapi?? Tiba-tiba Sirtan menghentikan ucapannya. Lalu aku langsung melanjutkan percakapan itu ?Tapi apa? Ucapkanlah semua kesalahanku kalau memang ada! Apa yang telah aku perbuat terhadapmu? Apa aku melakukan kesalahan besar terhadapmu?? 6 ?Sungguh. Percayalah padaku. Kau tak pernah menyakitiku sedikitpun, aku masih menyayangimu dan selalu menghargaimu hingga saat ini? Jelasnya. ?Lalu, kenapa kamu duakan aku Tan? Hubungan kita hampir berjalan 1 tahun tapi kenapa kau paksa aku untuk membencimu??. ?Kini terserah padamu. Aku akan ikhlas menerima apapun keputusanmu? ?Baiklah, karena kau yang memaksa, aku harus ucapkan satu kata yang paling enggak mau aku ucapkan di dunia ini?. Jelasku ?Ucapkanlah Ran. Aku sudah siap? ?Aku mau kita PUTUS?. Jawabku tegas. 5 ?Apa? Kamu sadar dengan apa yang baru saja kamu katakan, Ran?? ?Iya aku sadar dengan semua yang telah aku katakan, aku enggak bisa berpaling dari perasaan aku sendiri bahwa hatiku sakit ketika kau khianati hati ini? Tak sedikitpun dalam pikiranku untuk menghianati kamu. Aku selalu bertahan dan mencoba setia padamu meski kau tak pernah ada untukku. apa ini semua balasanmu untukku? Apa ini??? dengan kesal aku keluarkan semua yang mengganjal di hatiku terhadap dirinya. ?Ran?? Panggil Sirtan. ?Apa aku pernah menyakitimu Tan? Apa aku pernah berusaha meninggalkanmu? Di dalam hidupku hanya 5 kamu yang mampu mengisi ruang kosong di dalamnya. Hanya kamu yang mampu buat aku bertahan dan tak pernah menghiraukan godaan lain selain dirimu. Kau fikir hal itu mudah untuk aku lakukan? Enggak. Tapi perasaanku begitu kuat terhadap dirimu aku begitu sangat menyayangimu. Tidakkah kau mengerti??. ?Ran, maafkan aku. Mungkin beribu kata maaf tak pernah cukup membalas sakit hatimu terhadapku. Aku memang salah, karena aku sudah menyianyiakanmu, menyia-nyiakan perasaanmu yang tulus terhadapku. Maafkan aku!?. Awalnya kisah itu terus menghantui hari-hariku tapi perlahan-lahan kenyataan pahit itu dapat ku hapus dengan kebahagiaan baruku bersama ke4 6 sahabatku, Ria, Revi, Rally dan Revo. Mereka mengajarkanku banyak tentang arti kebahagiaan yang sebenarnya, mereka mampu menyadarkanku bahwa kesedihan enggak baik untuk selalu dikenang. Mulai dari situ aku mencoba melupakan semua kejadian yang telah ku alami. Kini kejadian itu telah ku kubur dalam di dalam hatiku dan takkan pernah aku gali lagi kepahitan itu sehingga tak menimbulkan bau busuk di kehidupanku. 2 Kisahku dengan Sirtan sudah terkubur dalam, dan aku harus bisa lebih melihat ke depan dan jangan selalu terpaku ke belakang. Cita-citaku masih terlalu panjang 6 dan masih terlalu sulit di gapai. Itulah katakata bijak yang hanya mampu keluar dari mulut seorang sahabat. Sahabatku lah yang selalu memberikan dukungan dan semangat di kala aku mulai jatuh dan tak mampu lagi berdiri. Merekalah yang menjadikan aku wanita kuat yang tidak takut menghadapi kerasnya dunia. Aku tidak akan lari dari masalah melainkan aku akan selalu menghadapi masalah itu walaupun dengan tenaga terakhirku. ?Ran. Apa kamu masih memikirkan Sirtan?? Tanya Ria di sela pelajaran berlangsung. ?Ssst. Jangan bicara hal ini di jam pelajaran Pak Arie. Nanti yang ada kita malah di keluarin dari kelas. Kamu tahu 6 sendiri kalau Pak Arie itu guru yang galak di SMP ini?. Jawabku.. ?Iya aku tahu. Nanti kita lanjutkan pembicaraan ini di jam istirahat ,, gimana??? ibu jarinya ia tunjukan padaku sebagai simbol bahwa dia mengajaku untuk setuju terhadap idenya. Bel istirahatpun berbunyi Ria, Revi dan Rally pun mengajakku ke kantin sekaligus membicarakan hal yang ingin Ria katakan padaku. ?Hey, Ran. Bagaimana dengan pertanyaan ku yang tadi??. Sela Ria sambil mengangkat alisnya. ?Pertanyaan yang mana itu? Aku lupa.? Jawabku dengan santai. 6 ?Dasar nenek pikun. Yang itu loh, tentang kau dan Sirtan?. Revi mengejekku. ?Owh yang itu,, aku sudah melupakannya koq. Kalian enggak usah khawatir. Kemauan kalian sudah ku ikuti?. Jawabku dengan nada riang yang membuat ke3 sahabatku merasa lega. ?Bagus deh, kamu ga terus-terusan terpaku sama Sirtan yang brensek itu? Sambung Revi. ?Gimana kalau hari Jumat depan kita nonton bareng?? Tawar Rally. ?Nonton bareng??? Tanyaku heran. ?Iyya nonton bareng. Selama ini kan kita enggak pernah nonton bareng. Gimana kalau liburan semesteran kita isi waktu kita untuk nonton bareng?? Aku, Ria 5 dan Revi pun menganggukan kepala kami sebagai tanda kalau kami setuju dengan pendapat Rally. Ria adalah teman sebangkuku, teman yang paling dekat dengan ku, orangnya lembut, cerewet terkadang selalu menjadi penasihat kalau kita ada masalah. Revi sahabatku yang paling gokil abis, orangnya tomboy tapi agak suka yang berbau romantis dan dia suka menjadi penghibur suasana di kala kita semua sedang sedih. Yang terakhir Rally, sahabatku yang agak tulalit dalam menghadapi perkataan orang, gadis feminim yang selalu memperhatikan setiap penampilannya, tingkah centilnya kadang buatku gereget terhadapnya dan aku adalah sahabat yang di nilai keras, galak, agak jorok meskipun dikit-dikit, 6 terbuka sehingga dalam otakku ini banyak sekali menyimpan ribuan rahasia dari setiap teman-temanku. Setelah pulang nonton bareng itu, tubuhku aku baringkan di atas tempat tidur yang selalu menemaniku melepas rasa lelah. Perjalanan selama nonton bareng itu membuatku lebih mengerti akan kebersamaan dengan orang-orang terdekatku terutama sahabatku. Belum lama aku pejamkan mataku, dering handphone ku pun berbunyi. Terlihat di layar hp bahwa Revo mengirimkan SMS kepadaku. Isinya memang tak banyak. Hanya menanyakan kabarku. Ketidak mampuanku untuk membalas SMSnya karena hp ku tidak ada pulsa yang 7 mencukupi untuk mengirim SMS balik pada Revo. Aku terdiam terpaku melihat sosok bulan yang menampakkan cahayanya tepat di depan rumahku. Ku coba keluarkan semua ide dan imajinasiku dalam sebuah tulisan dalam catatan harianku. Angin .. Beritahu padanya, tentang apa yang ada di hatiku Tentang aku yang selalu merindukannya Tentang aku yang ingin selalu di dekatnya 8 Tentang aku yang selalu ingin ada di hatinya Tentang aku yang selalu ingin membuat hidupnya bahagia Tentang aku yang mencintainya Meski apa yang kuharapkan itu tak terhirau, tak menyeru. Tapi bagiku mencintainya dan melihatnya cukup membuat hati dan hidupku sempurna. Setiap malam selagi ada waktu, aku sempatkan waktu ku untuk menulis dalam catatan harianku yang menggambarkan keadaanku walaupun hanya mampu menulis satu lembar saja. Bagiku semua kegiatan itu mampu mengalihkan semua perasaan sedihku dan itu semua juga 5 mampu mengembalikan keceriaan di wajahku. Tak ku kira semua penkhianatan yang dilakukan oleh Sirtan dapat membuat hati dan pikiran ku tak karuan. Kulihat layar hp ku, dan terlihat pesan baru untukku. ternyata itu pesan isi ulang yang telah masuk di hp ku. Mungkin ibu yang telah mengirimkannya. Malam tahun baru pun telah tiba, banyak harapan yang ingin aku gapai dalam tahun baru ini, bunyi terompet pun telah terdengar. Tanda bahwa tahun baru akan datang. Aku pun mulai bergadang untuk mengucapkan dan memohon harapan baru dan harapan yang belum tercapai di tahun sebelumnya. Kulihat jam kulitku yang menunjukkan pukul 23.45. tak sabar aku nantikan hari bahagia itu, dalam 6 hatiku berbisik ?Lima belas menit lagi, dia akan datang?. Setelah lima belas menit itu aku tunggu dengan penuh harapan dan?. ?Rrrrr? hpku pun bergetar tanda alarm pukul 00.00 telah tiba. Dengan semangat aku bangun dari tempat tidurku dan mulai berdoa tentang semua harapanku ?Ya tuhan, izinkanlah aku menggapai harapanku, menggapai semua angan yang belum terwujud di hari kemarin, aku ingin kau ijinkan aku merasakan kebahagiaan walau sedikit saja. Di antara harapanku adalah aku ingin bisa lebih rajin shalat lima waktu yang telah engkau tetapkan, aku ingin bisa menjadi lebih dewasa, aku ingin bisa lebih berbakti kepada orangtuaku, aku ingin membahagiakan sahabat-sahabatku, aku ingin kalau kelasku di anggap kelas 7 bilingual murni, dan yang terakhir aku ingin mendapatkan pengganti Sirtan di hatiku, pria yang jauh lebih baik darinya. Amien!? Kelasku adalah kelas 9c, salah satu kelas unggulan di SMP ku tapi banyak banget masalah yang di alami oleh kelas kami. Dari pertama kali kita menjadi kelas 7c, kelas bilingual (Kelas 2 bahasa : bahasa inggris dan bahasa Indonesia) aku dan teman-temanku adalah murid terpilih dari penyaringan yang cukup ketat. Tapi kami juga sering sekali terlibat dalam beberapa masalah. Dan masalah itulah yang membuat kami di cap jelek oleh guru-guru. Kami sering di sebut kelas bilingual ?abalabal? itulah sebutan yang sering menyakitkan bagi kami. Kami tak pernah 8 menginginkan untuk menjadi murid bilingual tapi bukankah guru-guru yang menilai dan memberikan keputusan bahwa kami berhak menyandang predikat kelas bilingual. Bukankah seperti itu? Tapi setelah kami menyandang predikat itu kenapa justru kami yang sering terpojokkan? Kami selalu dianggap tidak berguna, itulah yang sering kami dengar dari ucapan keras setiap guru yang mengajar kami. Tapi bagi kami itu semua bukan makian justru motivasi untuk kami. Kami janji kami akan berubah dan bisa bahagiakan kalian semua. Kami janji akan hal itu. Setelah 15 menit aku termenung memikirkan kelasku, aku sadar akan lamunanku ketika dering hp ku berbunyi 9 tepat di bawah bantalku, ku lihat layar hp yang bertulis pesan baru dari Revo. Ku buka pesan itu dan ?Astaga? rintihku. Ku terpaku melihat tulisan di layar handphone itu. Maaf Ran, aku harus bilang ini kepadamu karena sesungguhnya aku tak dapat menahan dan membohongi perasaanku lagi. Karena sesungguhnya aku menganggapmu lebih dari sahabatku. AKU MENCINTAIMU, RAN !! REVO Ya tuhan, Revo mengungkapkan perasaanya padaku. DIA MENCINTAIKU. Apa yang harus aku lakukan? Revo adalah sahabat terbaikku. Aku harus jawab bagaimana? 6 Perasaan di jiwaku semakin tidak karuan, antara perasaan kaget, senang, dan khawatir. Semakin kuat rasa khawatir itu dalam diriku, aku takut kalau pengakuan cinta itu adalah suatu awal yang menjadi faktor utama rusaknya persahabatan ini. Aku takut persahabatan ini akan hancur cuma karena cinta yang enggak pernah aku mengerti. Kini sahabatkulah yang menyatakan cinta padaku di malam tahun baru itu. Bunyi terompet pun mulai tertutupi dengan suara raungan dari dalam batinku yang seolah berteriak meminta keputusan dari kerisauan hatiku. Apakah aku harus mengulangi kisah cinta yang pahit seperti dulu? Apa aku akan merasakan kembali kehilangan seseorang yang ku sayangi? 6 Apa aku harus terluka untuk yang kedua kalinya? Tidak. Jawabku aku tidak mau hal serupa itu terjadi, tapi Revo adalah sahabatku. Aku tidak mungkin menyakitinya. Hari yang membuat perasaanku bingung pun telah berlalu, setiap kali bertemu dengan Revo semakin kuat bayangan dirinya dalam pikiranku. aku coba tuk pahami apa yang tersirat di hatiku ini, aku coba terus memahami tanpa kenal lelah. Tapi, yang kudapatkan hanyalah nihil dan tak menemukan apapun. Ku tuliskan dalam catatan harianku bahwa : Ada kala kita tertawa Ada kala kita rasakan luka 7 Hidup memang penuh tanda tanya Namun asa takkan pernah hilang dari mimpiku,, dari cintaku dan dari nafasku,, semuanya tentang kamu. Hidup memang penuh tanda tanya. Begitulah yang selalu aku fikirkan dalam hari-hariku. Kesepian dan kesetiaan yang selalu aku rasakan. Tak adakah kebahagiaan untukku sekali saja. Aku sangat merindukan kebahagiaan tuhan yang di anugerahkan untukku. Ku buka lembaran baru dalam buku catatan harianku dan kutuliskan sebuah kalimat yang mewakili semua perasaanku pada saat ini Bila kau mencintaiku, cepat katakan jangan kau tunda lagi 5 Sebelum semuanya berakhir dengan duka Sebelum semua berakhir dengan penyesalan Jangan sampai terlambat Karena tak ada waktu yang dapat menunggu Kini aku serahkan semuanya pada tuhan yang berhak mengatur semua takdir dan nasibku. Aku cuma bisa berdoa untuk meminta yang terbaik untukku dan untuk hidupku. Jika Revo benar-benar mencintaiku maka dekatkanlah aku dengannya. Ada satu hal yang juga mengganjal di dalam hatiku untuk berfikir dua kali dalam memilih Revo, karena keyakinan kita berbeda. Aku seorang 5 muslim dan dia seorang katolik. Perbedaan itu sangat berarti untukku dan sebuah hubungan, walaupun sebatas cinta monyet tapi hal itu sangat penting dan berpengaruh pada kedua pihak. Bagaimana kalau aku bertemu dengan keluarganya dan keluarganya tahu kalau aku berbeda keyakinan dengan anaknya? Apakah mereka akan tetap menerimaku dan tetap menyetujui hubungan aku dan Revo?? Aargh. Aku benar-benar bingung dengan semua ini. ?Sebaiknya aku shalat dulu untuk meminta jawaban yang terbaik dari tuhan, mudah-mudahan tuhan memberikan jawaban yang terbaik untukku.? segeralah aku mengambil air wudhu untukku membersihkan semua hadas dan najis yang ada dalam tubuhku. 6 Setelah aku sudah suci dan siap menghadap tuhanku yang sudah menungguku untuk sembahyang di hadapannya dering hp ku pun berbunyi. ?Astaga? dia sudah menunggu respon dan tanggapanku. Revo menunggu jawabankku. Aku harus bagaimana ini?. Kulangkahkan kakiku dengan mantap menuju kamarku, ku ambil mukena hijauku yang akan menutupi auratku dan menemaniku bersujud di pangkuan Allah SWT. Ku angkat kedua tanganku di depan wajahku kusebut nama-Nya dan kulantunkan segala pujian untukya. Dan ku panjatkan doa padanya. Ya Allah, 7 Jika kau menghendaki Revo adalah yang terbaik untukku, maka dekatkanlah dia padaku dan berikanlah hamba jawaban yang terbaik bagimu. Karena yang terbaik bagimu juga terbaik untukku. kau yang maha adil, berilah keadilan pada perasaanku dan perasaan Revo. Berilah keadilan seadil-adilnya. Jika Revo bukan jodohku maka jauhkanlah Ia dariku. Jangan kau biarkan cinta ini terus berkembang dihatiku dan dihatinya. Biarkanlah kami merasakan hangatnya kebersamaan. Tuntunlah kami menuju takdir kami dan jauhkanlah kami dari segala hal yang menyesatkan kami Amin?!! 5 Kulipat rautan mukena ku yang mulai basah akibat air mata yang keluar dari mataku, dan mengalir di pipiku kemudian jatuh membasahi mukenaku. Ku lihat jam dinding di ruang tamuku dan jam itu menunjukkan pukul 4 sore. Besok pun semakin dekat, dan semakin dekatlah pula pertemuan antara aku dan Revo di sekolah. Aku harus bisa menghadapi sikapnya jika sewaktu-waktu menanyakan respon dan tanggapanku akan semua pertanyaannya. Aku harus siap dengan semua itu. 3 6 Keesokan harinya pun aku langkahkan kakiku menuju sekolahku, aku telah siap menghadapi semua yang akan terjadi di sekolah. Tentang Revo. Hari ini pun aku berniat untuk menceritakan masalah aku dengan Revo kepada Ria, Revi dan Rally. ?Apa?? Teriak Revi setelah mendengarkan ceritaku. ?Ssstt. Jangan keras-keras donk Rev, takut ada yang dengar? protesku. ?Kapan Revo mengungkapkan semua itu padamu, Ran?? Tanya Ria sambil memegangi pundakku dan berharap aku akan menceritakan semuanya. ?Sewaktu malam tahun baru, Revo mengirimkan aku SMS yang berisi 5 pengakuan cintanya terhadapku. Awalnya aku bingung dan khawatir Ria?. Jelasku ?Mengapa kau merasa khawatir Ran?? Tanya Rally ?Aku khawatir kalau persahabatan aku dan Revo akan rusak akibat pengakuan cintanya padaku, aku takut pengakuan cinta itu adalah awal jauhnya aku dari Revo. Aku takut semua itu akan terjadi, seperti Sirtan yang kini jauh dan meninggalkan aku?. Keluhku. Riapun langsung menepuk bahuku, berusaha menenangkan semua perasaanku. ?Apa mungkin Revo itu benar-benar mencintaimu, Ran?? Tanya Revi. ?Entahlah, aku juga tidak yakin?. Jawabku 6 ?Kamu tahu sendirikan Revo itu orangnya kayak gimana? Dia tuh enggak pernah yang namanya pacaran. Cinta aja dia enggak pernah tahu dan ngerti, tapi tiba-tiba dia ngungkapin ke kamu?. Jelas Revi. ?Benar juga yang dikatakan Revi. Setahu aku Revo tuh emang enggak pernah pacaran, jangankan pacaran, suka sama orang aja di belum pernah. Dan sekarang dia ungkapin perasaannya ke kamu, Ran. Sahabatnya sendiri? Tambah Ria meyakinkan. Untuk beberapa saat aku terdiam sebentar dan memikirkan semua perkataan dan penjelasan dari sahabatku, ?Benar juga yang kalian katakan. Revo memang tidak pernah pacaran dan 5 sekalinya dia ungkapin cinta itu sama aku, sahabatnya sendiri?. ?Bukankah itu malah lebih baik, berarti cinta pertama Revo adalah kamu Ran, sahabatnya sendiri. Kamu kan tahu Revo itu orangnya pemalu tapi dia bisa ungkapin perasaanya sama kamu, berarti dia memang sungguh-sungguh mencintai kamu, Ran. Wah, hebat kamu Ran, bisa menaklukan hatinya Revo?. Jelas Rally sambil sedikit mendorong tubuhku hingga menghadap cermin di kamar mandi sekolahku. Aku tahu maksud Rally mendorongku agar aku bisa melihat sisi baik dariku, dan agar aku bisa melihat bagian mana yang Revo suka dariku. 6 ?Hayo.. malah keasikan ngaca lagi!? teriak Revi yang mengagetkan aku. ?Menurut kalian apa yang harusnya aku lakukan sekarang?? Tanyaku pada ke3 sahabatku. ?Menurut aku kamu harus terima dia? Jawab Rally ?Kalau menurut aku kamu harus bisa belajar untuk mencintai Revo dan melupakan segalanya tentang Sirtan!? Jawab Revi. ?Dan kalau menurut aku kamu harus bisa melihat seberapa jauh perasaanmu pada Revo. Jika kau tidak bisa belajar mencintainya maka jangan kau berikan harapan lebih ke dia, karena itu semua dapat menyakiti perasaannya. Jika kau 6 memang menaruh perasaan terhadapnya, kau harus berikan respon positif terhadapnya. Tanyakanlah pada hati kecilmu, Ran!? Jawab Ria. Semua perkataan dan nasihat ke3 sahabatku memang benar, seharusnya aku bisa meyakinkan hatiku dan lebih jauh mengetahui besarnya cinta Revo terhadapku. Setelah pulang sekolah aku berfikir keras berharap dapat menemukan semua jawaban yang selama ini aku tunggu. Kini aku tahu jawabannya. Bahwa aku memang mulai mencintai Revo dan mulai bisa menilai seberapa besar cintanya untukku. seperti apa yang telah Ria bilang, kalau aku mencintainya aku harus memberikan respon positif padanya dan 6 mulai belajar mencintainya dan menerimanya yang bukan lagi sebagai sahabatku melainkan lebih dari itu. Dengan semangat ku ambil hp ku dan mulai ku tulis pesan Buat pertanyaanmu yang kemarin Kini aku sudah punya jawabannya Bahwa aku juga kini mulai mencintaimu Ran Ku cari nomor hp Revo dalam contactku, dan pesanku telah terkirim, sekarang aku tinggal menunggu jawabannya saja. Dengan hati setengah 7 tak sabar akan jawaban Revo. Ku genggam handphone erat dan tak ingin kulepas sampai dering hanphone itu berbunyi. ?Alhamdulillah? ucapku ketika layar hp ku menyala dan deringnya pun mulai terdengar. Syukurlah cintaku tak di abaikan olehmu Ran. Maafkan aku Ran. Karena mungkin aku telah menghancurkan persahabatan kita dengan semua tingkah dan semua perbuatan ku ini! Revo, Kau tidak salah Revo, aku pun kini melakukan apa yang telah kamu lakukan. Aku Cuma berharap dengan 6 adanya cinta kita bisa dapat lebih bersatu dari sebelumnya Lalu bagaimana dengan perbedaan keyakinan kita? Apakah tidak apa-apa kalau kita pacaran tapi kita tidak satu keyakinan?? Ran, Menurutku itu semua tidak apa-apa, lagi pula kita hanya pacaran, belum ke hubungan yang lebih serius kan? Asal kita bisa ngerti keyakinan satu sama lain. Revo, Baiklah kalau seperti itu. aku tinggal menunggu bukti pengakuanmu saja Revo. 6 Ran, Bukti pengakuan? Maksudmu pengakuan bahwa aku mengajakmu menjadi pacarku? Revo, Iya, begitulah Ran, Kapan dan di mana aku bisa menembakmu Revo, Revo, Revo. Kamu ini polos banget iya, kalau kamu mau nembak aku seharusnya jangan bilang-bilang aku, harusnya kamu berikan kejutan untukku bukan malah minta pendapatku. Bagaimana sih?? 7 Ran, Owh, iya yah. Maaf yah aku polos banget, yaudah deh nanti aku tanya dulu ke teman aku, cara nembak cewek. Revo. Setelah aku selesai membicarakan semua itu lewat pesan dengan Revo. Kini aku tertawa sendiri, mengingat betapa polos dan lugunya Revo. Sampai-sampai dia ingin bertanya dan mencari tahu caranya untuk menembakku. Kini hari-harikupun di mulai kembali, tak ada lagi Sirtan dalam hariku, tak ada 5 lagi perasaan sedih akibat perginya Sirtan, yang ada di hatiku kini hanya ada Revo. Cowok lugu yang berusaha merebut hatiku. Hati sahabatnya sendiri. Aku kini bangga terhadapnya karena kini dia mampu berubah menjadi sosok yang dewasa dan mulai mengerti arti kehadiran sosok wanita bagi hidup dan hatinya. Keesokan harinya di sekolah, Revo menghampiriku dan mulai membuka pembicaraan di hadapanku. ?Hay, Ran. Bagaimana kalau hari ini kita ke Warnet (Warung Internet)?? Tawar Revo dengan suara pelan agar tidak terdengar sahabatku yang lain. ?Ke Warnet? Mau ngapain?? Tanyaku heran. 6 ?Aku mau cari tugas Matematikanya Pak Arie. Kamu juga mau mencarinya kan?? Tanyanya. ?Iya sih, aku belum sempat mencarinya. Sama siapa aja ke warnetnya?? ?Berdua aja? Jawab Revo singkat. ?Berdua? Apa aku boleh ajak Ria atau Revi?? ?Jangan, kita berdua aja? Tolaknya. ?Kalau dengan Rally?? tanyaku ?Sudahlah kita berdua saja, kalau ada mereka bisa-bisa rencanaku gagal total? Jawab Revo. ?Rencana? Rencana apa?? Tanyaku heran 5 ?Enggak. Nanti juga kamu tahu sendiri? ?Iya udah, nanti pulang sekolah kita ke warnet? Tegasku ?Baiklah, setelah ini kau akan senang dan tak akan pernah teringat-ingat Sirtan lagi?. Revo pun pergi dengan tawa kecil di wajahnya. Yang membuat aku heran adalah pernyataanya yang terakhir, apa yang dia maksud? Kenapa dia bilang bahwa setelah ini aku akan bahagia dan takkan pernah teringat-ingat Sirtan lagi? Aku sama sekali tidak mengerti oleh semua sikapnya. 5 4 Bel sekolah pun berbunyi tak kuasa aku menahan rasa penasaranku yang semakin meluap, kulangkahkan kakiku menuju pintu kelas yang telah siap mempersilahkan aku tuk bisa mengetahui semua pertanyaan di dalam benakku, tentang Revo. Apa yang akan dia lakukan untuk hari ini? Kejutan apa lagi yang akan dia kasih kepadaku yang mampu membuatku berfikir dengan ribuan sel otak yang akan siap bertarung untuk menemukan jawabannya. Kulihat dari kejauhan sosoknya yang siap menghampiriku dan bersiap mengajakku masuk ke dalam ajakan dan 5 titahnya melambaikan tangan seolah siap memberiku semua jawaban dari semua pertanyaan bimbang yang telah ia lontarkan kepadaku. ?Hufth? dalam hatiku berkata. Lalu apa lagi yang akan tuhan tunjukkan kepadaku apakah dia akan menurunkan ujian baru untukku atau dia akan memberikan sedikit tetesan kebahagiaan untukku lewat diri Revo? Kurasa aku sudah tahu jawabannya. Pasti ujian. Tuhan tak pernah sedikitpun memberikan aku sedikit cahaya menuju kebahagiaanya, dia selalu memberikan cobaan yang teramat berat padaku yang lemah dan penuh kesalahan ini. Wajahnya yang polos akan semua pengakuan cintanya padaku ia perlihatkan kembali didepanku dan untuk sesaat aku 6 terdiam terpaku melihat wajahnya yang dapat membuatku berhenti berkedip, dan mencoba mengalihkan perhatianku dari wajahnya. ?Jadi hari ini?? Tanya Revo yang mampu membangunkanku dari lamunanku. ?Oh, tentu. Aku sudah terlanjur janji padamu Revo, dan aku akan tepati janjiku terhadapmu? Jawabku dengan sedikit senyuman di wajahku. ?Baiklah kalau begitu, bisakah kita berangkat sekarang?? ?Oke deh,,? Di pertengahan jalan terdengar panggilan seorang pria yang berusaha 6 mendekatiku dan Revo. Ivan, dialah adik kelas sekaligus teman Revo. ?Rev, mau kemana lw?? Tanya Ivan yang berusaha menempatkan dirinya di sela antara aku dan Revo. ?Gw mau ke warnet, Van? Jawab Revo. ?Gw ikut ya, sekalian mau cari tugas? Tanya Ivan dengan nada memohon. ?Aduh gimana ya, gw udah ada janji dengan Ran untuk ke warnet bareng dengan dia? ?Yaudah kebetulan kalau begitu lebih baik kan kita bisa berangkat bertiga? sambung Ivan. ?Tapi..? Kata-kata Revo pun terputus. 6 ?Tapia pa? jangan-jangan kalian janjian ya. Hayo.. lw ngaku aja deh Rev..? Celetuk Ivan. ?Kak Ran, koq mau sih di ajak sama Revo, dia kan enggak ada sisi romantisnya sama sekali, kalau deket cewek aja tubuhnya jadi dingin setengah mati. Apalagi soal cinta, dia bukan ahlinya deh?. Jelas Revo padaku seraya mengejek Revo yang udah dia kenal sejak lama. ?Lw ini Van, enggak bisa apa liat w seneng dikit aja??. ?Enggak bisa.. hhe.. yaudah bareng aja yuk ke warnetnya!? Ajak Ivan yang memutuskan sendiri pendapatnya. Aku dan Revo pun nyerah dan tak sanggup mengelak kemauan Ivan, Revo pun mempersilahkan Ivan ikut denganku 5 dan Revo. Awalnya aku kesal karena Revo tak bisa bersikap tegas dan menepati janjinya. Padahal aku saja tidak mengajak ke3 sahabatku karena Revo tidak memperbolehkannya, tapi dia malah mempersilahkan Ivan ikut dengannya. Sesampainya di warnet, Revo pun langsung bergabung dengan Ivan dan melupakan aku, lalu meninggalkan aku di lantai bawah warnet itu. saat itulah rasa kesal itu pun mulai meledak, ingin rasanya aku jambak rambutnya agar dia nyadar bahwa aku masih ada di sampingnya. Dasar Revo. Cowok polos bahkan terlalu polos sampai-sampai tidak memberikan aku kesempatan berbicara sedikitpun. Lalu aku pun memutuskan untuk pulang 6 saja dan mengerjakan semua tugasku di rumah tanpa pamit pada Revo. Kubanting tasku ke atas ranjang tempat tidurku. Ku rebahkan tubuhku di atasnya dan langsung mengepalkan kedua tanganku menahan kesal akibat ulah Revo hari ini padaku. Apa yang telah ia lakukan padaku? Pertama dia membiarkan aku penasaran dengan segala pertanyaan dan seluruh pernyataan yang telah ia lontarkan padaku. Kedua ia melarangku mengajak salah satu dari sahabatku untuk ikut aku dengannya. Yang ketiga ia membiarkan Ivan untuk ikut dan menghancurkan semua rencana dia denganku. Dan yang terakhir dia membiarkanku seorang diri di bawah dan tak sedikitpun menghiraukanku yang sengaja menunggu jawaban darinya atas 7 semua pernyataannya di depanku. Habis sudah kesabaranku atas semua sikapnya yang lugu itu. aku sudah bingung harus dengan cara apa lagi untuk bisa pahami semua tingkahnya. Kubuka kembali buku catatan harianku dan kutulis semua perasaan yang sedang aku rasakan. Akankah kau melihatku saat aku jauh? Akankah kau merasakan kehilangan aku? Jiwaku yang telah mati bukan cintaku Janji ku akan selalu abadi hanya milikmu Q pergi tanpa pamit di akhir cerita ini 8 Akankah kau mampu melihatku di hari nanti? Revo. Satu kata dan satu nama yang telah mampu membuat hati dan jiwaku penuh tanda tanya akan seluruh sikap dan tingkahnya. Tak habis aku di buat penasaran olehnya. Telah habis semua tenaga dan pikiranku untuk bisa memahami semua isi hatinya. Tak pernah terfikirkan olehku akan semua keistimewaan dirinya. Rasanya ingin sekali aku dapat mengerti dan memahaminya. Berilah sedikit waktu dan kesempatan untukku agar dapat mengabdikan diriku terhadap semua ungkapannya. Izinkan aku tuk bisa mengawali kisah cintaku yang baru yang di hiasi dengan kebahagiaan yang dapat menuntunnya kepada jiwaku 5 yang membutuhkannya. Dapatkah aku memahami isi hatinya? Bagiku dia sudah lebih dari ribuan tanda tanya yang selalu menari di atas kepalaku, berputar-putar dalam roda kehidupanku. Sungguh dekat dirinya menjadikan bentuk hatiku dengan tanda tanya , hakku sebagai wanitapun mungkin sudah terhapus bila aku selalu dekat dirinya. Sebegitu poloskah dia sampai tak bisa mengenali dan memahami hatiku sebagai seorang wanita? Tubuhku terbujur kaku akibat ulahnya, hidupku rasanya penuh dengan dirinya. Sehari dalam hidupku tak bisa aku lewati tanpa bayang-bayang wajahnya, sedetik dalam waktu ku tak bisa aku lalui tanpa suara merdunya yang mampu 6 menggetarkan jiwaku, seumur hidupku tak akan bisa aku lupakan dirinya jika dirinya begitu penting untukku. Merenung dan terus merenung, itulah pekerjaanku sekarang. Apa yang selama ini selalu aku renungkan? Apakah Revo yang selalu menjadi bahan renunganku? Iya. Jawabku. Revo telah merubah segalanya, seistimewa apakah dirinya bagiku? Sampai membuatku selalu berusaha memikirkannya. Resah rasanya hatiku jika terus selalu dan harus menunggu semua kepastian, semua harapan yang telah ia berikan dan ciptakan untukku. aku terus mencari dan mencari tapi apakah aku dapat hasil? Tidak. Itulah jawab alamku. Apa yang telah aku lakukan untuk Revo? Kenapa aku telah 7 bertindak sejauh ini untuknya. Dia adalah sahabatku dan sekarang dia berusaha merubah status itu. kemampuannya membuatku ragu, apakah mungkin dia mampu merubah status itu? Revo itu lakilaki yang baik dan bertanggung jawab akan semua perbuatannya, tapi apakah dia mampu bertanggung jawab akan semua yang telah ia lakukan padaku. Dia harus bertanggung jawab karena dia telah merubahku mengalihkan perasaanku terhadapnya, dia telah merubahku untuk mencintai dan menyayangi dirinya lebih dari dulu. 6 5 Sudah tiga hari aku tidak bertutur sapa dengan Revo. Entah kenapa dia jadi bersikap dingin setiap bertemu denganku, dia berubah menjadi lebih pendiam jika berhadapan atau ada aku di sekitarnya, dia jadi salah tingkah jika aku menyapa atau mengajak berbicara padanya. Setelah 4 hari dari kejadian di warnet itu, dia sudah mulai berubah, jika aku ajak dia bicara dia selalu menjawab dengan jawaban yang singkat dan tidak menatap wajahku. Dia selalu mengalihkan wajahnya ke setiap sudut tapi bukan ke wajahku, terutama mataku. Apa dia takut denganku? Apa aku 5 melakukan kesalahan padanya? Sungguh aku tak mengerti dengan sikapnya. ?Kenapa sih Ran, akhir-akhir ini kau selalu saja melamun?? Tanya Ria ?Owh, kamu Ri. Aku sama sekali enggak ngelamun koq Ri? jawabku. ?Mikirin Revo lagi yah?? Senyum Ria kini berubah menjadi senyum tanda kekhawatiran. Dia memang sahabat yang terbaik bagiku, selalu dia yang ada di saat aku membutuhkan sandaran terhadap semua masalahku. ?Enggak mikirin apapun koq Ri? Kini akulah yang menyodorkan senyum kecil pada Ria. ?Kamu enggak bisa bohong sama aku Ran, aku tahu kamu sedang memikirkan 6 sesuatu, dan aku tahu cuma Revo yang bisa membuat kamu sering melamun seperti ini? ?Beneran deh Ri, aku enggak mikirin Revo? Aku tak ingin membuat Ria khawatir akan keadaanku. Kini hatiku sedang kalut. Kalau aku seperti benang entahlah sudah jadi apa aku ini, kusut diremas-remas. ?Apa perlu kamu membalas cintanya Ran?? Tanya Ria tiba-tiba. ?Menurutmu aku harus membalasnya Ri?? ?Ran, aku ini sedang bertanya padamu kenapa kamu malah tanya balik padaku?. 6 ?Habis aku bingung Ri, apa yang sedang aku rasa sekarang ini. Aku benarbenar bingung?. Keluhku. ?Ayo ikut aku!? ditariknya lenganku dan Ria pun membawaku ke kantin. Dia mengajak aku melihat sosok Revo yang sedang bercanda dengan seorang anak perempuan seusiaku. ?Apa yang kamu rasakan sekarang Ran?? Tanya Ria setelah aku melihat kejadian itu. ?Rasanya dadaku sesak Ri, Rasanya ada sesuatu yang mengganjal dari perasaanku? Jawabku. Dadaku terasa sesak sesaat meliht keasyikan Revo dengan perempuan itu. hanya ada satu 5 pertanyaan di hatiku saat itu. ?Apa yang sedang mereka lakukan?? ?Sekarang aku tahu jawaban atas pertanyaan mu Ran? ?Apa Ri? Apa yang sudah kau ketahui?? ?Kau harus membalas cintanya Ran, karena kau telah jatuh cinta terhadapnya. Kau merasa ada yang mengganjalkan setelah melihat Revo bercanda dengan anak perempuan lain? Itu adalah bukti perasaanmu terhadap Revo? ?Apa yang kamu maksud Ri? Aku sama sekali tidak mengerti? ?Kau terlanjur menyukainya, bukan lebih dari itu kau telah mencintainya. Kau merasa iri dengan perempuan itu karena 6 dia telah membuat Revo tersenyum dan tertawa bahagia. Kamu cemburu!? Jelas Ria. ?Aku cemburu ?? ?Yalah kau pasti cemburu sama dia. Karena kau merasa dia telah merebut perhatian Revo. Dengarkan aku Ri. Cinta itu membuat kita akan menjadi lebih egois dari biasanya. Kamu tahu kenapa?? ?Enggak. Bisakah kau jelaskan itu padaku?? ?Cinta membuat kita ingin memiliki orang yang kita cintai sendirian, tanpa memikirkan orang lain yang juga butuh orang yang kita cintai. Itulah sebabnya ada perasaan cemburu dalam dirimu. Karena kau sudah mencintai Revo, dan kau sudah 6 beranggapan bahwa Revo adalah milikmu dan enggak ada orang lain yang boleh memiliki perhatian Revo selain dirimu, itulah sebab bahwa cinta itu egois.? Perkataan terakhir Ria memang benar, aku merasa bahwa Revo adalah milikku semua tentang Revo hanya untukku, tanpa memperdulikan orang lain yang juga butuh dan berhak mendapatkan perhatian Revo. Bodohnya aku, aku egois karena telah membiarkan Revo menjadi milikku. Padahal aku tahu bahwa setiap orang yang dekat denganku seperti Sirtan dan Revo, enggak akan bisa mendapatkan kebahagiaan dariku, karena kebahagiaanku tak pernah bisa aku wariskan dan aku turunkan kepada orangorang yang aku cintai, jangankan mereka 6 aku saja belum bisa merasakan kebahagiaan itu dalam hidupku. Aku harus bagaimana tuhan?? Apakah perbedaan keyakinan antara aku dan Revo belum cukup menjadi alasan tak dapat bersatunya kami? Apa perbedaan keyakinan itu yang membuat kau meragukan tulusnya cinta kami, tuhan? Kenapa kau buat aku dan mengijinkan aku mencintainya dan menganggapnya bagian terpenting dalam hidupku? Apakah cintaku ini yang telah membuat persahabatan aku dan Revo menjadi renggang dan sulit untuk disatukan? Kenapa cinta itu tak seindah yang dikatakan para pujangga? Kenapa cinta selalu dijadikan tema sebuah cerita kalau cinta itu menyakitkan? Kenapa cinta selalu 7 di jadikan alasan lahirnya umat kalau cinta tak pernah melahirkan kebahagiaan? Kenapa cinta selalu dijadikan buah bibir kalau cinta selalu membuahkan kemalangan? Kenapa cinta selalu menghampiri insan kalau cinta itu tak pernah menghampiri kebahagiaan? Kenapa cinta dijadikan simbol ketulusan kalau cinta sendiri tak pernah bisa disimbolkan dalam hati? Kenapa cinta itu dianggap abadi kalau cinta hanya kebutaan semata? Yang aku tahu kalau cinta itu memang indah, cinta itu sebuah alasan, cinta itu memang sebuah tema, cinta itu buah bibir belaka, cinta itu menghampiri, cinta itu sebuah simbol, cinta itu abadi tapi aku juga tahu kalau cinta tak seindah yang aku bayangkan, cinta itu hanya sebuah alasan 8 yang membuat bibir kita tak henti berbicara bahwa cinta yang menghampiri dan sebuah simbol ketulusan yang bisa mengabadikan didalam hati kita. Hanya itu yang aku tahu. Ria mengajarkan satu hal lagi tentang arti cinta dan peranan cinta dalam hati kita. Cinta itu egois dan memaksa. Egoiskah kita saat kita melihat orang lain meminta haknya untuk mendapatkan perhatian orang yang kita cintai? Egoiskah kita saat kita merasa bahwa orang yang kita cintai adalah milik kita seorang? Terpaksakah kita jika kita menangis demi orang yang kita cintai? Memaksakah cinta yang haus akan kasih sayang setiap insan. Apakah aku jahat karena telah menodai persahabatanku dan Revo 9 dengan cinta? Apakah Revo juga merasakan kebimbangan yang sama sepertiku, ataukah aku terlanjur mencintainya? Aku tak mengerti dengan semua ini, adakah orang yang mampu mengajari dan memberitahu aku tentang semua ini. Kubuka lembaran baru dalam buku harianku. Setiap kata aku goreskan penuh kebimbangan dapatkah aku melalui semua ini? Salahkah aku bila aku mencintaimu? Dosakah aku bila tuk memilikimu? Mungkinkah aku harus meninggalkanmu? 6 Setelah aku mencintaimu, kau memang bukan cinta pertamaku, tapi kaulah yang selalu ada di hatiku Kau buat aku lebih mencintai cinta Dan kaulah pinta terakhirku. Revo tak pernah memberikan keputusan yang pasti padaku, dia tak kunjung menembakku dan mengatakan cintanya padaku secara langsung, apakah yang membuat dia ragu akan kepastian itu? Aku tak yakin mampu menunggunya terlalu lama, karena hasrat manusiawiku yang haus akan cinta selalu keluar setiap saat. Mampukah aku bertahan selalu dan menegakkan tiang cintaku terhadapa 5 Revo? Aku tak yakin tiang itu akan terus berdiri. Waktuku terus berjalan dan tak pernah hiraukan aku yang selalu berharap waktu dapat dihentikan seperti Nabi Muhammad yang dapat memberhentikan matahari. Aku tak dapat melagukan nyanyian cinta dengan merdu seperti Nabi Daud yang mampu bernyanyi dengan merdu. Aku tak dapat menafsirkan setiap mimpi-mimpiku seperti Nabi Musa. Aku tak dapat setabah Nabi Ayub yang telah tabah menerima semua cobaan Allah. Aku juga tak setegar Maryam yang mampu menerima gunjingan dari orang lain. Aku bukanlah orang yang hebat dan mampu melakukan hal yang banyak. 6 Dua kebahagiaan yang selal menyertaiku adalah keluarga dan sahabatsahabatku. Dua kebahagiaan yang mampu membuat ku dan menjadi alasanku bertahan sampai sekarang ini, aku mendapatkan cinta yang tulus dari mereka tetapi aku tak pernah memberikan dan merasakan cinta yang sesungguhnya pada pria. Pengalaman cintaku selalu gagal dan tak pernah bahagia. Akhir cerita cintaku selalu begini, tak ada sedikitpun keindahan di dalamnya. Dalam segi material aku tak pernah sedikitpun merasakan kekurangan, apapun yang aku perlukan selalu tersedia dalam rumahku, apapun yang aku pinta selalu dikabulkan oleh orang tuaku tapi dalam segi mental sejujurnya aku selalu merasa kekurangan, apapun yang aku perlu tak pernah ada untuk kepuasan 7 batinku, apapun yang aku pinta tak pernah dikabulkan dalam hatiku. 6 Didalam segala kebimbanganku pun handphone ku tiba-tiba berdering dan terlihat satu pesan baru untukku. Dari 8 Revokah pesan itu? ternyata dugaanku salah. Tak tertera nama pengirim di pesan itu, hanya sebuah nomor baru yang belum ada di contact handphone ku. Dan isinya salam kenal dari dia. Langsung kubalas dan kutanya namanya tapi dia hanya balas ?Vino?. Mungkinkah namanya Vino? Atau hanya nama samaran? Tak berapa lama pesan baru pun dari Vino tiba. Kamu Ran kan? Aku sering melihatmu disekolah, tapi aku tak pernah berani menyapamu dan asal kau tahu aku telah mencintaimu saat pertama aku melihatmu! Vino, 6 Astaga! Apa lagi yang akan terjadi? Belum selesaikah masalah dalam hidupku. Siapa lagi yang akan datang dan membuat aku bingung? Haruskah aku kembali menata dan merasakan kepahitan tentang cinta? Haruskah kejadian antara Sirtan dan Revo terulang kembali? Vino ? siapakah dia? Apakah aku mengenalnya. Tak pernah sedikitpun aku dengar nama itu di sekolahku, tak pernah ada temanku yang mengenal nama itu. aku tahu Vino hanyalah nama samarannya. Apakah Ria, Revi atau Rally yang sedang mengerjaiku. Tidak. Mereka tidak mungkin bertindak bodoh seperti itu terhadapku, mereka tidak akan setega itu melakukan itu padaku. Kalau memang Vino adalah mereka, haruskah pernyataan cinta itu keluar dari mulut mereka sebagai seorang wanita? 5 Haruskah pernyataan yang harusnya diungkapkan oleh pria di ungkapkan oleh mereka. Tidak mungkin. Vino bukanlah salah satu dari mereka. Siapa sebenarnya sosok Vino, aku begitu tersanjung ketika mendengar bahwa ia jatuh cinta kepadaku sejak pertama kali bertemu denganku. Setelah beberapa hari, aku coba mencari-cari informasi tentang keberadaan Vino, tapi pencarianku tak membuahkan hasil sama sekali. Yang aku tahu Vino adalah kakak kelasku dan dia teramat mencintaiku, hanya itu yang aku ketahui tentang dia. Sosok Vino yang kini hadir dalam hariharikupun mampu menghilangkan semua kegelisahanku kepada akhir cerita cinta antara aku dan Revo. Revo masih sering 6 kirim pesan singkat yang berisi dia masih mencintaiku dan masih berusaha merebut hatiku, tapi pesan itu tak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, Revo sama sekali tak menghiraukan aku selama di sekolah, dia berusaha menjauhi aku dan berusaha tak melihat mataku. Kalau Revo benar-benar mencintaiku, dia harusnya lebih gigih mempertahankan cintanya untukku. aku terus berusaha menunggunya, menunggu kepastian yang belum pasti darinya. Menunggu dan terus menunggu, dia selalu membiarkan aku melakukan hal yang membosankan seperti itu. tak bisakah dia lebih cepat memberikan keputusan yang pasti padaku? 7 Kualihkan perhatianku pada layar handphone yang tertulis pesan baru dari Vino. Setitik sinar yang mewarnaiku, walau dikit namun pasti. Kamu adalah malaikat yang dititipkan tuhan kepadaku, untuk mewarnai hariku. Aku beruntung mencintaimu Vino, So sweet! Pesan itu indah sekali, baru pertama kali aku dikirimkan pesan yang begitu romantis dari seseorang, seseorang yang benar-benar mencintaiku. Tapi sosoknya yang belum bisa ku temukan pun membuat aku tak pernah menghiraukannya, karena dia tak dapat ku lihat. Seandainya aku dapat menepis 5 kehadirannya, aku pasti tak akan pernah menghiraukannya dan tak akan sedikitpun perduli dengannya. Tapi entah kenapa aku bisa selalu perduli dengannya, aku juga tak bisa membohongi perasaanku sendiri kalau aku terlanjur kagum kepadanya. Aku lihat banyak harapan yang tersimpan dan tercipta darinya untukku, dan untuk semua cinta tulusnya padaku. Kini dihidupku terdapat dua orang pria yang sangat mencintaiku dan berusaha merebut hatiku, Vino dan Revo. tapi dihatiku masih tersimpan sisa cinta untuk Revo, tak sedikitpun hatiku berniat untuk berpaling darinya. Vino pun berusaha keras mendapatkan hatiku dan berusaha mengambil semua perhatianku dari Revo, dia banyak mengirimkan kata-kata 6 romantis padaku lewat pesan singkat, tapi andai dia tahu bahwa semakin dia berusaha merebut hatiku melalui kata-kata itu justru aku semakin ingin menjauhinya. Karena aku tak begitu menyukai laki-laki yang romantis seperti Vino. Aku suka lakilaki yang biasa saja. Aku berusaha memberikan pengertian kepada Vino agar dia tak terlalu berharap banyak dariku, aku berusaha agar dia tidak mencintaiku lagi. Tapi semakin aku berusaha, semakin dia mencintaiku bahkan lebih dari sebelumnya. Mungkin dia sangat mencintaiku dan tak ingin aku pergi darinya. Semakin aku coba mencari informasi tentang dirinya tapi semakin aku tak mendapatkannya. Aku telah mengajaknya 7 bertemu tapi ketika waktu pertemuan tiba, aku malah ada keperluan mendadak dan akhirnya pertemuan itupun batal. Tak adakah jalan untukku bertemu dan mengetahui jati dirinya yang sebenarnya. Kata-kata yang diungkapkan Vino pada malam itu berhasil menawanku di antara masa lalu dan masa depanku. Bagaikan disambar petir ditengah-tengah samudera yang menerpaku. Kata-kata itu membangunkan aku dari tidur masa lalu berikut semua kepedihan yang membawaku ke sebuah panggung yang penuh dengan sandiwara kehidupan. Kau tahu apa yang membuatku sulit melupakanmu? 8 Matamu, matamu begitu indah saat kau melihatku. Senyummu, senyummu yang manis membuat hatiku terpaku Pikiranmu, pikiranmu yang luas membuat aku kagum akan kedewasaanmu Rambutmu, rambut panjangmu bagaikan sutra yang lembut Dekapanmu, meski jauh dekapanmu terasa hangat bagaikan selimut untukku. Hatimu, aku rasakan dalam hatimu begitu terang, sejuk, damai, membuat aku jatuh cinta padamu 5 Wajahmu, begitu ayu, cantik jelita membuat hati pria tergila-gila begitu juga diriku Bibirmu, merahnya bibirmu membuat aku sakit bila tak melihatnya Semua yang ada pada dirimu membuat aku jatuh cinta dan sulit melupakanmu Vino, Aku tak dapat berkata apapun, semua ungkapan Vino mampu membuat kepercayaan diriku bangkit kembali. Ka Vino, makasih karena kakak telah mencintaiku begitu dalam, meskipun aku tak tahu siapa kakak, aku harap kakak tak akan pernah mengecewakanku. 5 Ran, Aku tak akan mengecewakanmu Ran, aku janji dengan semua cintaku yang begitu besar padamu, akan kuubah kepedihan hatimu dengan segala kemampuanku. Vino, Aku percaya kalau kakak tak akan mengecawakanku, dan aku akan mencoba percaya akan semua kemisteriusan sosok kakak. Ran, Terima kasih, karena kau telah mempercayaiku tak akan aku siasiakan kepercayaanmu. Vino, 5 Kenapa kakak masih mengharapkanku, padahal kakak tahu aku telah mencintai orang lain? Ran, Pertanyaan bodoh. Vino Kenapa pertanyaan bodoh? Ran, Kau bertanya tentang sesuatu yang sudah pasti, aku terlanjur mencintaimu Ran, dan aku akan berusaha meraih cintamu dan akan terus berdiri dengan kokoh untuk bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku. Hanya itu harapanku Ran. 5 Vino, Arrgggh? rasanya aku ingin teriak sekencang-kencangnya agar seluruh isi dunia ini tahu kalau aku membutuhkan seseorang yang mampu tenangkan pikiranku. Sungai dalam batinkupun kian membeku dengan kehadiran sebuah batu es yang didatangkan tuhan tepat diatas aliran sungai dalam hatiku. Kehadiran batu es itu tak kuasa menahan setiap waktuku untuk terus mengalir mengikuti alunan lagu yang selalu diperdengarkan ditepian sungai hatiku. Kuambil sebuah komik detective conan yang ku yakin dapat menenangkan hatiku dan untuk mengistirahatkan seluruh 6 sel-sel otakku. Setelah ku baca komik itu entah kenapa hatikupun mulai tenang dan mulai terlupa dengan seluruh kejadian yang telah terjadi. Zzzz? kutaruh komik itu tepat diatas mukaku berusaha menutupi wajahku yang mulai lesu dan terlihat menggendong semua beban yang tak pernah berakhir, ku tutup mataku dan mencoba pejamkan semua pandangan yang dapat menyilaukan mataku. Untuk beberapa waktu aku terlelap. Adzan Maghrib pun telah menggema dan membangunkanku dari tidurku, huammm? astaga! Sudah maghrib, aku belum shalat ashar. Waduh.. aku harus cepat-cepat ambil air wudhu neh agar tak terlewat lagi kesempatan untukku menyembah tuhanku. 6 Kabar Revo pun telah jarang aku dengar, aku tak tahu sebenarnya apa yang telah terjadi padanya. Dia memang sekelas denganku tapi aku jarang sekali tutur sapa dengannya. Tawa khasnya pun tak pernah aku dengar lagi, sebenarnya ada apa dengan Revo?. Apa aku menyakitinya? 6