Michael Crichton KONGO Ebook oleh : Hendri K & Dewi KZ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ http://cerita-silat.co.cc/ http://kang-zusi.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 1 SUATU tim ekspedisi Amerika ke Kongo mengalami musibah. Semua tewas secara mengerikan. Pembunuh mereka hanya tampak sebagai sosok buram di rekaman gambar yang dikirim ke kantor pusat. Maka dikirimlah tim kedua, di bawah pimpinan Dr. Karen Ross, untuk memecahkan misteri ini. Bersama Dr. Ross ikut pula Dr. Peter Elliot dan Amy, gorila betina yang bisa berbahasa isyarat. Apa yang mereka temukan di Kongo ternyata sangat mengejutkan dan luar biasa. Michael Crichton KONGO Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 1995 CONGO by Michael Crichton © Copyright (19951) 1980 by Michael Crichton. All rights reserved including the rights of reproduction in whole or in part in any form. Cover art copyright © 1995 by United International Pictures All rights reserved KONGO Alihbahasa: Hendarto Setiadi GM 402 95.309 Hak cipta terjemahan Indonesia: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Jl. Palmerah Selatan 24-26 Jakarta 10270 Diterbitkan pertama kali oleh Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 2 Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, anggota IKAPI, Jakarta. Juli 1995 Cetakan kedua: Oktober 1995 Terima kasih kepada pihak United International Pictures atas izin penggunaan cover art Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) CRICHTON, Michael Kongo/Michael Crichton; alihbahasa, Hendarto Setiadi.-- Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1995. 544 him.; 18 cm. Judul asli: Congo ISBN 979-605-309-8 1. Kongo - Deskripsi I. Judul. II. Setiadi, Hendarto 967.24 Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta Isi di luar tanggung jawab Percetakan PT Gramedia Untuk Bob Gottlieb Semakin banyak pengalaman dan pemahaman yang saya peroleh mengenai sifat manusia, semakin yakin saya bahwa sebagian besar diri manusia sepenuhnya bersifat binatang. Henry Morton Stanley, 1887 Gorila jantan yang besar itu menarik perhatian saya.... Sosoknya memancarkan kesan berwibawa serta kekuatan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 3 tersembunyi, anggun dan penuh percaya diri. Saya sangat ingin berkomunikasi dengannya.... Perasaan ini tak pernah saya alami sebelumnya. Sementara kami saling pandang dari lembah yang berseberangan itu, saya bertanyatanya, apakah ia merasakan pertalian jenis yang mengikat kami. George B. Schaller, 1964 DAFTAR ISI Pendahuluan Prolog : Tempat Tulang-Belulang HARI 1 : HOUSTON HARI 2 : SAN FRANCISCO HARI 3 : TANGIER HARI 4 : NAIROBI HARI 5 : MORUTI HARI 6 : LIKO HARI 7 : MUKENKO HARI 8 : KANYAMAGUFA HARI 9 : ZINJ HARI 10 : ZINJ HARI 11 : ZINJ HARI 12 : ZINJ HARI 13 : MUKENKO Epilog : Tempat Api Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 4 PENDAHULUAN HANYA karena prasangka serta ketidaksempurnaan peta dengan proyeksi Mercator kita gagal menyadari dimensi benua Afrika. Dengan luas mendekati 18 juta kilometer persegi, Afrika hampir sebesar Amerika Utara ditambah Eropa, atau dua kali lebih besar daripada Amerika Selatan. Selain keliru mengenai dimensinya, kita pun keliru mengenai kondisi alamnya. Sebagian besar Benua Hitam itu berupa gurun panas dan hamparan sabana terbuka. Sesungguhnya hanya ada satu alasan mengapa Afrika memperoleh sebutan Benua Hitam, yaitu hutan tropis luas di daerah khatulistiwa di kawasan tengahnya. Inilah cekungan salir Sungai Kongo, yang meliputi sepersepuluh luas seluruh benua - 2,25 juta kilometer persegi rimba belantara yang hening, lembap, dan gelap, hampir setengah luas daratan Amerika Serikat. Hutan raya ini telah lebih dari 60 juta tahun berada di muka bumi, tanpa mengalami perubahan maupun gangguan. Sampai sekarang pun hanya ada setengah juta orang bermukim di Cekungan Kongo, dan hampir semuanya hidup di desa-desa di tepi sungai lebar dan berlumpur itu, yang mengalir pelan membelah hutan. Sebagian besar rimba belantara tersebut tetap merupakan hutan perawan, dan sampai hari ini pun masih ada ribuan kilometer persegi yang belum pernah dijelajahi. Ini terutama berlaku bagi kawasan timur laut Cekungan Kongo, tempat hutan belantara bertemu barisan gunung berapi Virunga, di tepi Great Rift Valley. Akibat tiadanya jalur perdagangan maupun daya tarik khusus, sampai Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 5 hampir seratus tahun lalu Virunga belum pernah terlihat oleh mata orang Barat. Lomba yang memperebutkan “temuan terpenting dalam dasawarsa 1980-an” di Kongo berlangsung selama enam minggu pada tahun 1979. Buku ini menceritakan kisah ekspedisi terakhir Amerika di Kongo, yang berlangsung selama tiga belas hari pada bulan Juni 1979 - hanya sekitar seratus tahun setelah Henry Morton Stanley pertama menjelajahi Kongo antara tahun 1874-1877. Pembandingan antara kedua ekspedisi tersebut mengungkapkan bahwa dalam kurun waktu satu abad yang memisahkan keduanya terdapat banyak hal dalam penjelajahan Afrika yang berubah - dan tidak berubah. Stanley biasanya dikenang sebagai wartawan yang berhasil melacak Livingstone pada tahun 1871, tapi peran sesungguhnya terletak dalam sepak terjang sesudahnya. Moorehead menyebutnya “jenis manusia baru di Afrika... pengusaha-penjelajah. Kehadiran Stanley di Afrika bukan untuk mereformasi masyarakatnya atau membangun kerajaan niaga, dan ia juga tidak didorong oleh minat khusus pada antropologi, botani, maupun geologi. Singkat kata, ia bertekad mengukir nama bagi dirinya”. Ketika Stanley bertolak dari Zanzibar pada tahun 1874, ia kembali disponsori oleh sejumlah harian. Dan ketika ia kemudian muncul dari hutan di tepi Samudra Atlantik, setelah selama 999 hari mengalami penderitaan luar biasa dan kehilangan dua pertiga dari rombongan awalnya, baik ia maupun koran-koran penyokongnya memperoleh salah satu berita terbesar sepanjang abad kesembilan belas: Stanley berhasil menyusuri Sungai Kongo dari hulu sampai hilir. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 6 Tapi dua tahun setelah itu, Stanley kembali ke Afrika dalam kondisi yang sama sekali berbeda. Ia menggunakan nama samaran; ia menempuh berbagai perjalanan tamasya yang semata-mata bertujuan untuk mengelabui mata-mata; segelintir orang yang mengetahui kehadirannya di Afrika pun hanya dapat menduga-duga bahwa ia menyimpan suatu “rencana komersial berskala besar” dalam benaknya. Sesungguhnya perjalanan Stanley kali ini dibiayai oleh Raja Leopold II dari Belgia, yang bermaksud memperoleh wilayah luas di Afrika sebagai pribadi. Ini bukan soal mendirikan koloni-koloni Beigia, Leopold menulis dalam suratnya pada Stanley. Ini soal membentuk negara baru, sebesar mungkin. Kami, sebagai perorangan, berkehendak memiliki tanah di Afrika. BeIgia tidak berminat pada koloni maupun wilayah kekuasaan. Oleh karena itu, Mr. Stanley harus membeli tanah, atau mengupayakan agar tanah tersebut diserahkan padanya.... Rencana yang luar biasa ini kemudian dijalankan. Pada tahun 1885, seorang warga Amerika berkomentar bahwa Leopold “memiliki Kongo seperti Rockefeller memiliki Standard Oil”. Perbandingan ini tepat dalam beberapa hal, sebab penjelajahan Afrika telah didominasi oleh kepentingan bisnis. Dan keadaan tersebut masih bertahan sampai dewasa ini. Stanley tentu akan menyetujui cara kerja ekspedisi Amerika tahun 1979, yang bergerak secara diam-diam dengan mengutamakan aspek kecepatan. Tapi perbedaan-perbedaan yang ada pasti akan membuatnya tercengang. Ketika Stanley lewat di dekat Virunga pada tahun 1875, ia telah menghabiskan hampir satu tahun untuk mencapai tempat itu; pihak Amerika hanya membutuhkan sekitar satu minggu untuk hal yang sama. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 7 Dan Stanley yang membawa pasukan sebesar empat ratus orang, pasti akan terheran-beran melihat rombongan dengan dua belas anggota saja – salah satunya seekor monyet. Wilayah yang dilewati ekspedisi Amerika seabad kemudian merupakan negara-negara berdaulat, Kongo telah menjadi Zaire, dan Sungai Kongo kini dikenal sebagai Sungai Zaire. Pada tahun 1979, kata “Kongo” hanya digunakan sebagai istilah teknis untuk cekungan salir Sungai Zaire, meskipun Kongo tetap dipakai dalam dunia geologi karena telah memasyarakat, dan karena konotasi romantik yang dimilikinya. Walaupun terdapat perbedaan-perbedaan mencolok, kedua ekspedisi tersebut memperoleh hasil serupa. Sama seperti Stanley, ekspedisi Amerika juga kehilangan dua pertiga anggota rombongannya, dan mereka pun keluar dari hutan dalam keadaan patah arang, tak ubahnya anak buah Stanley satu abad sebelumnya. Dan sama seperti Stanley, mereka kembali dengan membawa kisah-kisah menakjubkan mengenai suku kanibal dan pygmy, peradaban hutan yang telah hancur, serta harta karun yang hilang. Saya hendak menyampaikan ucapan terima kasih pada R.B. Travis dari Earth Resources Technology Services di Houston, atas izin untuk menggunakan rekaman video berisi laporan mengenai ekspedisi ERTS; pada Dr. Karen Ross, dari ERTS, atas informasi latar belakang lebih lanjut; pada Dr. Peter Elliot dari Department of Zoology, University of California, Berkeley, serta staf Proyek Amy, termasuk Amy sendiri; pada Dr. William Wens dari Kasai Mining & Manufacturing, Zaire; pada Dr. Smith Jefferson dari Department of Medical Pathology, University of Nairobi, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 8 Kenya; serta pada Kapten Charles Munro dari Tangier, Maroko. Saya juga berutang budi pada Mark Warwick di Nairobi, atas minatnya terhadap proyek ini; pada Alan Binks di Nairobi, atas kesediaannya mengantar saya ke daerah Virunga di Zaire; pada Joyce Small atas bantuannya mengatur urusan transportasi, biasanya secara mendadak, ke daerah-daerah terpencil di muka bumi; dan akhirnya saya ingin mengucapkan terima kasih secara khusus kepada asisten saya, Judith Lovejoy, yang melalui usaha-- usahanya yang tak kenal lelah di masa-masa sulit mempunyai peran menentukan dalam penyelesaian buku ini. M.C. PROLOG TEMPAT TULANG-BELULANG FAJAR menyingsing di rimba belantara Kongo. Berangsur-angsur matahari mengusir hawa pagi yang dingin serta kabut yang lembap. Berangsur-angsur pula sebuah dunia raksasa yang sunyi tampak di depan mata. Pohon-pohon besar dengan batang berdiameter dua belas meter menjulang setinggi enam puluh meter. Atap dedaunan yang lebat menutupi langit. Air menetes tanpa henti. Tirai-tirai lumut berwarna kelabu, serta tumbuhan rambat dan liana bergelantungan dari pohon-pohon yang juga menjadi induk semang bagi anggrek-anggrek parasit. Di bawah, pakis-pakis yang berkilau karena lembap Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 9 tumbuh lebih tinggi daripada dada pria dewasa dan mengungkung kabut tanah. Di sana-sini terlihat setitik warna cerah: merahnya kembang acanthema yang mengandung racun mematikan, serta birunya tumbuhan rambat dicindra yang mekar hanya di pagi hari. Tapi secara keseluruhan tempat itu memberi kesan sebagai dunia raksasa berwarna hijau-kelabu-tempat yang asing dan tidak ramah bagi manusia. Jan Kruger meletakkan senapannya, lalu meregangkan otot-ototnya yang kaku. Fajar datang dengan cepat di daerah khatulistiwa; tak lama lagi hari sudah cukup terang, meskipun kabut tipis masih bertahan. Ia mengamati perkemahan ekspedisi yang dijaganya: delapan tenda nilon berwarna jingga manyala, tenda mes berwarna biru, peti-peti perlengkapan yang ditutupi terpal - usaha sia-sia untuk menjaga perlengkapan tersebut dari kelembapan. Kruger melihat penjaga yang satu lagi, Misulu, sedang duduk di atas batu; tubuh Misulu tampak berayun-ayun karena serangan kantuk. Peralatan pemancar berada di dekatnya: antena parabola berwarna perak, kotak pemancar berwarna hitam, serta kabel-kabel koaksial yang meliuk-liuk ke kamera video portabel yang dipasang pada tripod yang dapat dilipat. Orang-orang Amerika menggunakan peralatan ini untuk mengirim laporan harian melalui satelit ke kantor pusat mereka di Houston. Kruger bertindak sebagal bwana mukubwa. Ia disewa untuk membawa ekspedisi itu ke Kongo - pekerjaan yang sudah sering ditanganinya. Di antara klien-kliennya terdapat perusahaan-perusahaan minyak, rombongan-rombongan survei pemetaan, tim-tim perkayuan dan pertambangan, serta rombongan-rombongan geologi seperti yang ini. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 10 Perusahaan-perusahaan yang mengirim tim ke lapangan memerlukan orang yang memahami adat-istiadat serta bahasa setempat untuk menangani para pengangkut dan mengatur perjalanan. Kruger cocok untuk pekerjaan ini: ia menguasai bahasa Kiswahili dan Bantu serta sedikit Bagindi, ia pun telah berkali-kali mengunjungi Kongo, meskipun belum pernah sampai ke Virunga. Kruger tak bisa membayangkan mengapa ahli-ahli geologi dari Amerika hendak pergi ke daerah Virunga di Zaire, yang terletak di bagian timur laut rimba belantara Kongo. Zaire merupakan negara terkaya di Afrika Hitam dalam hal mineral. Sebagai penghasil kobalt dan intan kualitas industri, Zaire menduduki peringkat pertama dunia; sebagai penghasil tembaga, Zaire menempati urutan ketujuh. Selain itu masih terdapat cadangan emas, timah, seng, tungsten, dan uranium. Tapi sebagian besar cadangan bahan galian tersebut berada di Shaba dan Kasai, bukan di Virunga. Kruger terlalu berpengalaman untuk menanyakan tujuan orang-orang Amerika itu mengunjungi Virunga, dan rasa ingin tahunya pun segera terpenuhi dengan sendirinya. Begitu ekspedisi melewati Danau Kivu dan memasuki hutan raya, para ahli geologi mulai melakukan penelitian pada alur-alur sungai dan kali. Mereka mencari endapan letakan, dan Kruger tahu itu berarti mereka mencari emas atau intan mentah. Dan ternyata intanlah yang mereka incar. Tapi bukan sembarang intan. Para ahli geologi mencari intan yang mereka sebut Tipe IIb. Setiap percontoh baru langsung menjalani pengujlan sifat kelistrikan. Percakapan yang menyertai pengujian-pengujian tersebut berada di luar jangkauan pemahaman Kruger - pembicaraan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 11 mengenai dielectric gaps, lattice ions, resistivity. Tapi ia akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa sifat-sifat kelistrikan intan-intan itulah yang menarik perhatian para ahli geologi. Yang jelas, percontoh-percontoh yang mereka kumpulkan tidak mempunyai nilai sebagai batu perhiasan. Kruger sempat memeriksa beberapa, dan semuanya berwarna biru akibat kontaminasi zat lain. Selama sepuluh hari ekspedisi itu menelusuri alur-alur sungai tempat mereka menemukan endapan letakan. Ini prosedur standar: jika menemukan emas atau intan di suatu alur sungal, kita harus bergerak ke arah hulu, menuju tempat yang diduga merupakan sumber mineral-mineral tersebut. Ekspedisi itu lalu mulai mendaki lereng-lereng di sisi barat barisan gunung berapi Virunga. Semuanya berjalan secara rutin, sampai suatu hari para pengangkut menolak meneruskan perjalanan. Bagian Virunga ini, kata mereka, bernama kanyamagufa, yang berarti “tempat tulang belulang”. Para pengangkut berkilah bahwa siapa pun yang nekat maju lebih jauh akan tewas dengan tulang-belulang remuk, terutama tulang tengkorak. Mereka menepuk-nepuk tulang pipi sambil berkeras bahwa tulang tengkorak mereka akan diremukkan. Para pengangkut merupakan anggota suku Arawani berbahasa Bantu, dan berasal dari Kisangani, kota besar terdekat. Seperti lazimnya orang pribumi yang berdiam di kota, mereka percaya segala macam takhayul mengenal rimba belantara Kongo. Kruger segera memanggil pemimpin mereka. “Suku apa yang tinggal di sini?” ia bertanya sambil menunjuk hutan di hadapan mereka. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 12 “Tak ada suku yang tinggal di sini,” jawab pemimpin para pengangkut. “Tak ada? Bagaimana dengan suku Bambuti?” Kruger menanyakan kelompok pygmy terdekat. “Orang tidak datang ke sini,” si pemimpin menyahut. “Ini kanyamagufa.” “Kalau begitu, siapa yang meremukkan tengkorak?” “Dawa,” balas si pemimpin, menyebutkan istilah Bantu untuk kekuatan gaib. “Dawa hebat di sini. Orang tidak berani datang.” Kruger menghela napas. Seperti kebanyakan orang kulit putih, ia sudah muak dengan dawa. Dawa ada di mana-mana, di dalam tumbuhan, bebatuan, badai, dan musuh dalam segala bentuk. Tapi kepercayaan mengenai dawa tersebar di sebagian besar Afrika, dan telah mendarah daging di kawasan Kongo. Kruger terpaksa menghabiskan sisa hari itu dengan negosiasi yang melelahkan. Baru setelah ia melipatduakan upah mereka dan menjanjikan senjata api saat mereka kembali ke Kisangani, para pengangkut akhirnya setuju untuk meneruskan perjalanan. Kruger menganggap insiden tersebut sebagai siasat pribumi yang menjengkelkan. Begitu suatu ekspedisi sudah kepalang berada di lapangan, sehingga tergantung kepada para pengangkut, mereka umumnya akan menyinggung takhayul setempat untuk memaksakan kenaikan upah. Kruger telah mencadangkan dana untuk menghadapi kemungkinan ini dan, setelah menyetujui tuntutan mereka, ia segera melupakan kejadian tersebut. Dalam perjalanan selanjutnya, mereka menjumpai Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 13 beberapa tempat di mana pecahan-pecahan tulang remuk berserakan. Para pengangkut segera dilanda ketakutan, tapi Kruger tetap tidak ambil pusing. Ketika mengadakan pemeriksaan, ia menemukan bahwa tulang-belulang tersebut bukan tulang manusia, melainkan tulang kera colobus, makhluk cantik berbulu hitam-putih yang hidup di pepohonan di atas mereka. Memang benar amat banyak tulang berserakan, dan Kruger pun tidak tahu bagaimana tulang-belulang itu bisa sampai remuk, tapi ia sudah cukup lama berada di Afrika dan telah melihat banyak hal yang tak dapat dijelaskan. Ia juga tidak terkesan oleh susunan batu-batu yang telah tertutup tetumbuhan, tanda bahwa pernah ada kota di daerah itu. Sebelumnya Kruger pernah menjumpai reruntuhan yang belum diketahui orang. Baik di Zimbabwe, di Broken Hill, maupun di Maniliwi terdapat reruntuhan kota-kota dan kuil-kuil yang belum pernah dilihat dan diteliti oleh ilmuwan abad kedua puluh. Malam pertama ia berkemah di dekat reruntuhan. Para pengangkut dicekam ketakutan. Mereka berkeras akan diserang kekuatan jahat pada malam hari. Ketakutan orang-orang pribumi lalu menular kepada para ahli geologi dari Amerika. Untuk menenangkan mereka, Kruger menempatkan dua penjaga pada malam itu: ia sendiri dan pengangkut yang paling dapat diandalkan, Misulu. Kruger menganggap semuanya omong kosong belaka, tapi ia pun sadar bahwa tindakan itulah yang paling bijaksana. Dan persis seperti yang diduganya, malam itu berlalu tanpa gangguan, meskipun sekitar tengah malam memang ada sesuatu bergerak-gerak di tengah semak belukar. Kruger juga sempat mendengar bunyi mendesis, yang ia Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 14 duga berasal darl seekor macan tutul. Kucing besar sering kali mengalami gangguan pernapasan, terutama di rimba belantara. Tapi selain itu tidak terjadi apa-apa, dan kini fajar telah menyingsing; malam telah berlalu. Bunyi “bip” berulang-ulang menarik perhatiannya. Misulu juga mendengar bunyi itu, dan ia menatap Kruger sambil mengerutkan kening. Sebuah lampu merah pada peralatan pemancar tampak berkedap-kedip. Kruger bangkit dan melintasi perkemahan untuk menghampirl peralatan tersebut. Ia tahu cara mengoperasikannya; orang-orang Amerika berkeras agar ia mempelajarinya, sebagai “prosedur keadaan darurat”. Kruger jongkok di depan kotak pemancar dengan LED hijau berbentuk persegi panjang. Ia menekan beberapa tombol, dan huruf-huruf TX HX muncul pada layar monitor. Artinya ada transmisi dari Houston. Ia menekan sandi balasan, lalu melihat tulisan CAMLOK pada layar. Ini berarti Houston meminta transmisi video. Kruger melirik ke arah kamera pada tripod dan melihat lampu merah pada kotaknya telah menyala. Ia menekan tombol pemancar dan layar monitor memperlihatkan tulisan SATLOK, yang menandakan proses untuk membentuk hubungan satelit sudah dimulai. Kini ia harus menunggu enam menit, sampai sinyal yang ditransmisikan melalui satelit berhasil dikunci. Driscoll, si kepala tim geologi, sebaiknya dibangunkan, Kruger berkata dalam hati. Driscoll pasti memerlukan beberapa menit sebelum siap mengadakan hubungan. Kruger geli melihat orang-orang Amerika selalu berganti kemeja bersih dan menyisir rambut dulu sebelum maju ke depan kamera. Persis reporter TV. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 15 Di atas mereka, kawanan kera colobus menjerit-jerit dan berteriak-teriak sambil menggoyang-goyangkan dahan-dahan pohon. Kruger mendongakkan kepala dan sempat bertanya-tanya, mengapa kera-kera itu tiba-tiba ribut. Tapi ia tidak menaruh perhatian lebih lanjut, karena tahu kera-kera colobus memang biasa bertengkar pada pagi hari. Tiba-tiba sesuatu membentur dadanya. Mula-mula ia menyangka itu serangga, tapi setelah menatap kemejanya, ia melihat noda merah. Sepotong buah berwarna merah jatuh ke tanah berlumpur. Kera-kera brengsek itu menimpuknya dengan buah. Kruger membungkuk untuk memungutnya. Saat itulah ia menyadari bahwa benda tersebut bukan buah. Yang disangkanya buah itu ternyata bola mata manusia yang licin dan putih kemerahan. Sebagian saraf penglihatan yang telah putus masih menempel di bagian belakang. Ia langsung membalik sambil membidikkan senapan, lalu memandang ke tempat Misulu duduk di atas batu. Misulu tidak kelihatan. Kruger melintasi perkemahan. Kera-kera colobus di pepohonan mendadak membisu. Perlahan-lahan ia melewati tenda-tenda berisi orang-orang yang masih tidur lelap. Sekonyong-konyong bunyi mendesis itu kembali terdengar. Bunyi yang janggal, terbawa oleh kabut pagi yang bergulung-gulung. Kruger mulai ragu, apakah bunyi itu memang berasal dari macan tutul. Dan kemudian ia melihat Misulu. Laki-laki itu tergeletak dalam posisi telentang, di tengah genangan darah. Tengkoraknya telah diremukkan dari kedua sisi. Wajahnya menyempit dan memanjang. Mulutnya menganga, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 16 seakan-akan menguap, dan sebelah matanya membelalak. Mata satunya telah mencelat ke luar akibat benturan keras. Jantung Kruger berdebar-debar ketika ia memeriksa mayat Misulu. Sambil terheran-heran ia bertanya, apa yang sanggup menyebabkan cedera seperti itu. Tiba-tiba ia kemball mendengar bunyi mendesis, dan kali ini ia yakin itu bukan suara macan tutul. Kemudian kera-kera colobus mulai memekik-mekik. Kruger melompat berdiri dan menjerit. HARI 1 HOUSTON 13 Juni 1979 HARI 1 ERTS HOUSTON ENAM BELAS RIBU KILOMETER dari perkemahan di tengah Kongo, di ruang data utama yang dingin dan tanpa jendela di kantor pusat Earth Resources Technology Services, Inc., di Houston, Karen Ross duduk membungkuk di hadapan terminal komputernya, ditemani secangkir kopi. Ross adalah penyelia Proyek Kongo ERTS. Ia sedang mengamati citra-citra Landsat terbaru yang memperlihatkan benua Afrika. Sambil memanipulasi Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 17 citra-citra satelit itu dengan warna-warna kontras artifisial - biru, ungu, dan hijau - ia berulang kali melirik jam tangannya. Ia sedang menanti transmisi lapangan berikut dari Afrika. Arlojinya menunjukkan pukul 22.15 waktu Houston, tapi ruangan tempat ia berada tidak memberikan indikasi mengenai waktu maupun tempat. Baik siang maupun malam, suasana di fasilitas data utama ERTS tidak berubah. Di bawah lampu-lampu kalon khusus, regu-regu programmer berbaju sweater bekerja pada deretan terminal komputer. Mereka sibuk memberi masukan real-time bagi tim-tim lapangan yang dikirim ERTS ke berbagai pelosok dunia. Suasana yang mengabaikan kenyamanan itu merupakan keharusan bagi komputer-komputer yang menuntut suhu konstan 15,5 derajat Cekius, serta saluran listrik dan lampu khusus yang tidak berinterferensi dengan piranti elektronik. Lingkungan tersebut memang diciptakan untuk mesin-mesin; manusia dipersilakan menyesuaikan diri. Tapi sebenarnya masih ada pertimbangan lain yang mendasari desain fasilitas data utama itu. ERTS menginginkan para programmer di Houston merasa senasib dengan tim-tim lapangan, dan sedapat mungkin hidup sesuai jadwal mereka. Memantau pertandingan baseball serta acara-acara lokal diharamkan; tak ada jam yang menunjukkan waktu Houston, meski pada dinding di ujung ruangan ada delapan jam digital besar yang menunjukkan waktu setempat untuk berbagal tim lapangan. Jam bertanda TIM LAPANGAN KONGO menunjukkan pukul 06.15 ketika pesawat interkom di langit-langit mengumumkan, “Dr. Ross, ada transmisi di RPK.” Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 18 Karen Ross meninggalkan terminal komputernya setelah menekan sandi pengunci digital. Setiap terminal ERTS memiliki kata sandi tersendiri, yang berfungsi seperti kunci kombinasi. Sandi tersebut merupakan bagian dari suatu sistem pengamanan canggih, yang mencegah orang luar menyadap bank data mereka. ERTS memperdagangkan informasi, dan seperti sering dikatakan R.B. Travis, pimpinan ERTS, cara termudah untuk memperoleh informasi adalah dengan mencurinya. Ross melintasi ruangan dengan langkah panjang. Tingginya hampir 180 senti. Ia wanita berpenampilan menarik, meski agak kaku. Usianya 24 tahun, lebih muda daripada sebagian besar programmer. Tapi, walaupun masih muda, ia memiliki kemampuan mengendalikan diri yang oleh hampir semua orang dianggap menakjubkan - bahkan cenderung meresahkan. Karen Ross merupakan anak ajaib dalam bidang matematika. Pada usia dua tahun, ketika menemani ibunya berbelanja di pagar swalayan, ia telah sanggup berhitung di luar kepala, apakah kaleng ukuran sepuluh ons seharga 19 sen lebih murah daripada kaleng 1,7 kilogram seharga 79 sen. Pada usia tiga tahun, ia mengejutkan ayahnya dengan menyatakan bahwa angka nol, berbeda dengan angka-angka lain, mempunyai arti berbeda-beda dalam posisi berbeda-beda. Pada usia delapan tahun, ia telah menguasai aljabar dan geometri; pada usia sepuluh tahun, ia telah mempelajari kalkulus secara mandiri; ia diterima di M.I.T. ketika berusia tiga belas, dan selanjutnya mencapai sejumlah hasil gemilang dalam matematika abstrak. Puncak sukses diraihnya dengan karya tulis berjudul Prediksi Topologis dalam Ruangn, yang berguna untuk matriks pengambilan keputusan, analisis jalur kritis, serta Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 19 pemetaan multidimensional. Minat inilah yang menarik perhatian ERTS, tempat ia kemudian diangkat sebagai penyelia lapangan termuda dalam perusahaan. Tidak semua orang menyukainya. Tahun-tahun yang dilewatinya dalam suasana terisolasi, sebagai orang termuda seruangan, telah menimbulkan sikap suka menyendiri dan menjaga jarak. Salah satu rekannya menggambarkannya sebagai “terlampau mengandalkan nalar”. Pembawaannya yang dingin menghasilkan julukan “Gletser Ross” baginya, meminjam nama suatu formasi es di Kutub Selatan. Dan sampai sekarang pun usianya yang muda masih menjadi penghalang - paling tidak, faktor usia itulah yang dijadikan alasan oleh Travis ketika menolak permintaan Ross untuk memimpin tim lapangan ke Kongo. Padahal Ross-lah yang menyusun seluruh database Kongo, dan sebenarnya berhak menjadi pemimpin tim lapangan. “Maaf,” kata Travis ketika itu, “tapi kontrak ini terlalu penting, dan aku tak bisa memberikannya padamu.” Ross tidak mau menyerah begitu saja. Ia terus mendesak dan mengingatkan Travis akan keberhasilannya memimpin tim lapangan ke Pahang dan Zambia pada tahun sebelumnya. Akhirnya Travis menandaskan, “Begini, Karen, lokasi itu berjarak enam belas ribu kilometer dari Houston dan tertetak di medan empat-plus. Kita membutuhkan orang yang bukan sekadar jago komputer di sana.” Ross sempat dibuat berang oleh ucapan yang menyiratkan bahwa ia tak lebih dari jago komputer, hanya pandai memainkan tombol-tombol. Ia ingin membuktikan diri dalam situasi lapangan empat-plus, dan bertekad memaksa Travis membiarkannya pergi pada kesempatan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 20 berikut. Ross menekan tombol lift lantai tiga yang ditandai “Akses Terbatas CX”. Ia sadar akan lirikan iri para programmer ketika menunggu pintu lift membuka. Di ERTS, status tidak diukur berdasarkan gaji, jabatan, luas ruang kerja, maupun indikator-indikator kekuasaan yang lazim dalam suatu perusahaan. Status di ERTS semata-mata ditentukan oleh akses terhadap informasi - dan Karen Ross merupakan satu dari delapan orang yang setiap saat memiliki akses ke lantai tiga. Ia memasuki lift lantai tiga, lalu menatap lensa pelarik yang dipasang di atas pintu. Di ERTS, lift-lift hanya menghubungkan dua lantai berdekatan, dan semuanya dilengkapi pelarik pasif, ini salah satu cara ERTS memantau pergerakan personil di dalam bangunan. Ross mengucapkan “Karen Ross” untuk monitor suara, lalu berputar 360 derajat untuk pelarik visual. Ia mendengar bunyi “bip” efektronik, kemudian pintu lift membuka di lantai tiga. Ia melangkah ke ruangan kecil berbentuk bujur sangkar dengan monitor video di langit-langit, lalu berpaling ke pintu tanpa ciri khusus yang menuju RPK, Ruang Pengendali Komunikasi. Ia kembali mengucapkan “Karen Ross”, kemudian memasukkan kartu identitas elektroniknya ke celah di samping pintu. Ujung-ujung jarinya dibiarkan menempel pada tepi kartu yang terbuat dari logam, agar komputer dapat mengukur potensial galvanik kulitnya. (Ini merupakan langkah penyempurnaan yang diberlakukan tiga bulan sebelumnya, setelah Travis memperoleh informasi bahwa eksperimen-eksperimen dinas medis Angkatan Darat dengan pembedahan pita suara berhasil mengubah ciri-ciri suara seseorang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 21 sedemikian tepat, sehingga dapat mengelabui program-program identifikasi suara.) Ross menunggu sejenak sampai komputer selesai memproses informasi yang diterimanya. Kemudian terdengar bunyi berdengung dan pintu membuka. Dengan penerangan malamnya yang memancarkan cahaya merah, suasana di Ruang Pengendali Komunikasi terasa lembut dan hangat, bagaikan di dalam rahim. Kesan ini diperkuat oleh keadaan ruangan yang penuh sesak dengan peralatan. Puluhan monitor video dan LED yang menumpuk dari lantai sampai langit-langit tampak berkerlap kerlip dan berpendar, sementara para teknisi berbicara pelan sambil memutar dan menekan tombol- tombol. RPK merupakan pusat saraf elektronik ERTS: seluruh komunikasi dari tim-tim lapangan di seantero dunia disalurkan melalui tempat ini. Segala sesuatu di RPK direkam, baik data yang masuk maupun tanggapan para teknisi, sehingga percakapan yang terjadi pada malam tanggal 13 Juni 1979 diketahui pasti. Salah satu teknisi berkata pada Ross, “Transponder-nya segera siap. Mau minum kopi dulu?” “Tidak,” jawab Ross. “Kau ingin bisa keluar dari sini, ya?” “Aku pantas memperoleh kesempatan itu,” Ross menyahut. Ia menatap layar-layar monitor dan memperhatikan bayangan-bayangan membingungkan yang berputar dan bergeser ketika para teknisi mulai membacakan “mantra” untuk mengunci transmisi dari satelit yang mengitari bumi 480 kilometer di atas kepala mereka. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 22 “Signal key.” “Signal key. Password mark.” “Password mark.” “Carrier fix.” “Carrier fix. “ Ross nyaris tidak memperhatikan ungkapan-ungkapan yang sudah sangat akrab bagi telinganya itu. Pandangannya tetap melekat pada layar-layar monitor yang memperlihatkan bintik-bintik kelabu yang bergerak-gerak bagaikan semut. “Siapa yang buka hubungan? Kita atau mereka?” ia bertanya. “Kita,” jawab seorang teknisi. “Kita dijadwalkan mengadakan kontak pada waktu fajar setempat. Karena mereka diam saja, kita yang buka hubungan.” “Hmm, aneh,” ujar Ross. “Kenapa mereka menunggu sampai kita bertindak? Jangan-jangan ada yang tidak beres.” “Rasanya tidak. Pemicu awal yang kita pancarkan ditangkap dan dikunci dalam waktu lima belas detik oleh mereka, lengkap dengan sandi-sandi yang sesuai. Ah, ini dia,” Pukul 06.22 pagi waktu Kongo, mereka berhasil mengadakan kontak visual: bintik-bintik kelabu pada layar lenyap, dan layar menjadi bersih. Mereka melihat sebagian perkemahan di Kongo melalui gambar yang tampaknya diambil dari kamera video yang dipasang pada tripod: dua tenda, api unggun yang hampir padam, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 23 gumpalan-gumpalan kabut pagi. Tak ada orang maupun tanda-tanda kehidupan. Salah satu teknisi tertawa. “Sepertinya mereka masih asyik bermimpi. Kelihatannya mereka memang membutuhkanmu di sana.” Ross memang dikenal berdisiplin tinggi. “Aktifkan pengendali jarak jauh,” ia berkata. Teknisi itu mengetikkan sandi yang sesuai. Kamera lapangan di suatu tempat berjarak 16.000 kilometer kini berada di bawah kendali Houston. “Putar ke samping,” Ross memberi instruksi. Teknisi yang duduk menghadapi konsol pengendali menggerakkan joystick. Mereka memperhatikan gambar video bergeser ke kiri, sehingga memperlihatkan lebih banyak lokasi perkemahan itu. Kondisinya hancur berantakan: tenda-tenda roboh dan terkoyak-koyak, terpal pelindung perlengkapan tersingkap, peralatan berserakan di lumpur. Satu tenda masih dilalap api. Asap hitam bergulung-guiung ke angkasa. Mereka melihat sejumlah mayat bergelimpangan. “Ya Tuhan!” salah satu teknisi berkata. “Putar ke arah berlawanan,” ujar Ross. “Resolusi enam-enam.” Pandangan kamera kembali menyapu perkemahan, sampai mengarah rimba belantara. Namun tetap tak ada tanda-tanda kehidupan. “Arahkan ke bawah. Putar ke arah sebaliknya.” Kamera mulai menunduk dan memperlihatkan piringan antena portable berwarna perak, serta kotak pemancar Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 24 berwarna hitam. Di dekatnya ada mayat lain, salah satu ahli geologi, tergeletak dalam posisi telentang. “Ya Tuhan, itu Roger ......” “Zoom dan T-lock,” Ross memerintahkan. Pada pita rekaman, suaranya terdengar tenang dan datar, seakan-akan tidak terpengaruh. Wajah yang dibidik kamera tampak membesar pada layar. Gambar yang terlihat membuat mereka terkesima: kepala ahli geologi itu remuk, dari mata dan hidungnya mengalir darah, sementara mulutnya menganga lebar. “Apa yang terjadi?” Sekonyong-konyong sebuah bayangan melintas pada wajah mayat di layar monitor. Seketika Ross melompat maju, menyambar gagang joystick, dan menekan tombol pengendali zoom. Gambar pada layar segera melebar; mereka dapat melihat bayangan itu secara keseluruhan.. Bayangan seseorang - seseorang yang bergerak. “Ada orang di sana! Dia masih hidup!” “Dia pincang. Sepertinya cedera.” Ross mengamati bayangan itu. Ia merasa bayangan tersebut bukan bayangan orang pincang; ia mempunyai firasat ada sesuatu yang tidak beres, namun tak dapat memastikan apa. “Dia akan melangkah ke depan kamera,” ia berkata. Tapi sebenarnya ia sendiri tidak berani berharap terlalu banyak. “Aduh, dari mana asalnya gangguan audio ini?” Mereka mendengar bunyi janggal, menyerupai bunyi mendesis atau tarikan napas. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 25 “Ini bukan gangguan, ini memang ada dalam transmisi.” “Coba diperjelas,” ujar Ross. Si teknisi menekan beberapa tombol dan mengubah-ubah frekuensi audio, tapi bunyi itu tetap terdengar janggal dan samar-samar. Kemudian bayangan tadi bergerak, dan orang itu maju ke depan kamera. “Diopter,” Ross berkata cepat-cepat, namun terlambat. Wajah itu sudah muncul, dekat sekali dengan lensa. Terlampau dekat untuk difokus tanpa lensa tambahan. Mereka hanya melihat bayangan gelap yang buram. Dan sebelum mereka sempat mengaktifkan diopter, wajah itu sudah menghilang lagi. “Orang pribuml?” “Ini bagian Kongo yang tidak berpenghuni,” Ross berkomentar. “Tapi ada sesuatu di sana.” “Putar ke samping,” kata Ross. “Barangkali dia masih ada di sekitar situ.” Kamera mulai bergerak. Ross membayangkannya berputar di atas tripod di tengah hutan, dengan motor berdesir-desir. Kemudian gambarnya mendadak miring dan jatuh ke samping. “Dia menjatuhkan kamera.” “Brengsek!” Garis-garis gangguan yang bergeser-geser muncul pada layar monitor. Gambarnya semakin buram. “Diperjelas! Diperjelas!” Mereka masih sempat melihat sebuah wajah besar dan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 26 tangan gelap sebelum piringan antena dihancurkan. Gambar video dari Kongo mengecil sampai hanya berupa titik, kemudian titik itu pun lenyap. 2 COLOK INTERFERENSI PADA bulan Juni 1979, sejumlah tim Earth Resources Technology tengah berada di lapangan. Penelitian mereka meliputi cadangan uranium di Bolivia, cadangan tembaga di Pakistan, pendayagunaan lahan pertanian di Kashmir, pergerakan gletser di Eslandia, sumber daya hutan di Malaysia, dan cadangan intan di Kongo. Ini bukan sesuatu yang luar biasa bagi ERTS; pada umumnya mereka mempunyai enam sampai delapan tim di lapangan pada waktu bersamaan. Karena tim-tim mereka sering berada di kawasan- kawasan berbahaya atau secara politik tidak stabil, mereka selalu sangat waspada terhadap tanda-tanda pertama dari “colok interferensi”. (Dalam terminologi pengindraan jarak jauh, “colok” merupakan tampilan karakteristik dari objek atau ciri geologis tertentu pada sebuah foto atau gambar video.) Sebagian besar interferensi bersifat politis. Pada tahun 1977 terjadi pemberontakan komunis di suatu negara Asia, sehingga ERTS terpaksa mengevakuasi sebuah tim melalui udara. Hal yang sama terulang setahun kemudian, ketika terjadi kudeta militer di Nigeria. Sesekali ada colok yang bersifat geologis; pada tahun 1976 ERTS sempat menarik sebuah tim dari Guatemala setelah terjadi gempa bumi di sana. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 27 Menurut R.B. Travis, yang dibangunkan tengah malam buta pada tanggal 13 Juni 1979, rekaman video dari Kongo merupakan “colok interferensi terparah yang pernah ada”, tapi asal-usul colok tersebut tetap diselubungi misteri. Mereka hanya tahu perkemahan itu dihancurkan dalam waktu enam menit saja, yaitu dalam tenggang waktu antara pengiriman sinyal awal dari Houston dan penerimaan di Kongo. Selang waktu singkat ini sungguh menakutkan. Travis segera memberi instruksi untuk mencari tahu apa yang terjadi di sana. Travis adalah pria gempal berusia 48 tahun yang telah terblasa menghadapi krisis. Ia berpendidikan insinyur, pernah terlibat dalam pembuatan satelit untuk RCA, dan kemudian Rockwell; pada usia tiga puluhan ia beralih ke jalur manajemen, lalu menduduki posisi yang di kalangan insinyur ruang antariksa dikenal sebagai “Pawang Hujan”. Perusahaan-perusahaan pembuat satelit menandatangani kontrak peluncuran satelit antara 18 sampai 24 bulan di muka - selanjutnya mereka hanya bisa berharap satelit yang terdiri atas setengah juta elemen penyusun akan selesai pada tanggal yang telah ditentukan. Jika tidak, satu-satunya alternatif adalah memohon cuaca buruk untuk menunda peluncuran. Travis berhasil mempertahankan rasa humornya setelah selama satu dasawarsa menghadapi masalah-masalah high-tech; falsafah manajemennya terangkum pada suatu piagam besar di dinding di belakang mejanya. Piagam itu bertulisan “S.A.S.Y.T.B.”, yang berarti “Selalu Ada Sesuatu Yang Tidak Beres”. Namun pada malam tanggal 13 Juni, rasa humor Travis pun tak dapat membantu. Ia telah kehilangan satu ekspedisi. Semua anggota rombongan ERTS tewas - delapan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 28 anak buahnya, berikut entah berapa pengangkut setempat yang menyertai mereka. Delapan orang! Musibah terburuk dalam sejarah ERTS, bahkan lebih buruk daripada peristiwa Nigeria tahun 1978. Travis merasa letih, terkuras secara mental, ketika membayangkan telepon-telepon yang menantinya - bukan telepon untuk menyampaikan berita duka, melainkan telepon yang menanyakan para anggota ekspedisi. Apakah si anu akan pulang sebelum putrinya diwisuda, sebelum putranya tampil dalam pertandingan final Little League? Hal-hal seperti itulah yang akan ditanyakan pada Travis, dan ia akan terpaksa mendengarkan suara-suara riang penuh harap, lalu jawaban-jawabannya sendiri yang bernada hati-hati - ia belum tahu pasti apa yang terjadi, ia akan berusaha sekuat tenaga, tentu, tentu.... Sekarangpun la sudah merasa lelah ketika membayangkan kebohongan-kebohongan yang mau tak mau akan diucapkannya untuk menenangkan pihak keluarga para korban. Sebab ia belum dapat memberi keterangan mengenai apa yang sesungguhnya terjadi di sana; ia harus menunggu paling tidak dua minggu, mungkin bahkan satu bulan. Kemudian giliran ia yang akan sibuk menelepon. Ia akan mengunjungi keluarga para korban, menghadiri upacara-upacara pemakaman tanpa peti jenazah, menghadapi pertanyaan-pertanyaan dari kerabat orang-orang yang tewas - pertanyaan-pertanyaan yang takkan sanggup ia jawab - sementara mereka mengamati wajahnya, seakan-akan berharap bisa menemukan penjelasan di sana. Apa yang dapat ia katakan pada mereka? Itulah satu-satunya hiburan baginya: dalam beberapa minggu, ia mungkin sudah bisa memberikan keterangan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 29 lebih lengkap. Satu hal sudah jelas: seandainya ia menelepon mereka malam ini juga, ia tak dapat menceritakan apa pun kepada mereka, sebab pihak ERTS sendiri memang belum tahu musibah apa yang menimpa rombongan mereka. Hal ini semakin menambah beban yang dipikul Travis. Lalu masih ada detail-detall yang harus diselesalkan: Morrisl akuntan yang menangani urusan asuransi di ERTS, masuk ke ruang kerja Travis dan berkata, “Bagaimana dengan polis-polis mereka?” ERTS selalu- membell polis asuransi jiwa berjangka untuk setiap anggota ekspedisi, termasuk untuk para pengangkut setempat. Masing-masing pengangkut Afrika diasuransikan senilai 15.000 dolar AS - jumlah yang terasa sepele jlka kita tidak menyadari bahwa pendapatan per kapita di Afrika hanya 180 dolar AS per tahun. Tapi sejak awal Travis berpendapat anggota-anggota rombongan dari kalangan pribumi patut menerima imbalan sesual dengan risiko yang mereka tanggung - biarpun untuk itu ERTS harus memberikan uang dalam jumlah besar, menurut ukuran Afrika, kepada para janda mereka. Biarpun itu berarti ERTS terpaksa mengeluarkan uang banyak untuk asuransi. “Tahan dulu,” jawab Travis. “Untuk polis-polis itu, pengeluaran kita per hari...” “Tahan dulu,” Travis menegaskan. “Sampai kapan?” “Tiga puluh hari_lagi,” ujar Travis. “Tiga puluh hari lagi?” “Ya.” Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 30 “Tapi kita sudah tahu para tertanggung tewas semua!” Jiwa aktuaris Morris tak bisa menerima penghamburan uang seperti itu. “Memang,” kata Travis. “Tapi sebaiknya kauberikan sejumlah uang ada keluarga-keluarga para pengangkut, agar mereka tetap tutup mulut.” “Ya ampun. Seberapa banyak?” “Masing-masing lima ratus dolar.” “Dan bagaimana kita akan mencantumkannya dalam pembukuan?” “Cantumkan saja sebagai biaya legal,” jawab Travis. “Biaya legal, pengeluaran setempat.” “Dan bagaimana dengan orang-orang Amerika yang jadi korban?” “Mereka punya Master Charge,” Travis menyahut. “Sudahlah, jangan khawatir.” Roberts, petugas penghubung pers ERTS kelahiran Inggris, menyusul. “Apa yang harus kukatakan pada pers?” “Jangan katakan apa-apa,” balas Travis. “Kuminta kau merahasiakan kejadian ini.” “Seberapa lama?” “Tiga puluh hari.” “Gila! Stafmu sendiri takkan sanggup menjaga rahasia ini selama tiga puluh hari,” ujar Roberts. “Aku jamin itu.” “Kalau sampai ada kebocoran, kaulah yang harus membungkam orang-orang pers,” sahut Travis. “Aku butuh tiga puluh hari lagi untuk menyelesaikan kontrak ini.” Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 31 “Kita sudah tahu apa yang terjadi di sana?” “Belum,” jawab Travis. “Tapi kita akan mengetahuinya. “ “Caranya?” “Dari rekaman video.” “Rekaman video ltu kacau-balau.” “Sampai saat ini,” kata Travis. Kemudian ia memanggil tim-tim khusus yang terdiri atas jago-jago komputer. Travis telah lama menyadari bahwa meskipun ERTS dapat menghubungi penasihat-penasihat politik di seluruh dunia, kemungkinan terbesar untuk memperoleh informasi tetap berada di markas mereka sendiri. “Segala sesuatu yang kita ketahui tentang ekspedisi lapangan Kongo,” ia berkata, “ada dalam rekaman video terakhir. Kuminta kalian segera melakukan pemullhan data video dan audio dengan tujuh bidang frekuensi. Sebab rekaman itulah satu-satunya pegangan yang kita miliki.” Tim-tim khusus segera mulai bekerja. 3 PEMULIHAN ERTS menggunakan istilah recovery, kadang-kadang juga salvage, untuk proses pemullhan data. Kedua istilah tersebut lebih lazim digunakan untuk operasi pengangkatan kapal karam, tapi ternyata juga cocok untuk konteks pengolahan data. Memulihkan atau menyelamatkan data berarti Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 32 menyelami penyimpanan informasi elektronik guna menarik makna yang koheren ke permukaan. Dan sama seperti operasi penyelamatan di tengah laut, proses tersebut harus dikerjakan secara pelan-pelan dan hati-hati. Satu langkah keliru dapat mengakibatkan kerusakan fatal pada elemen-elemen yang hendak dipulihkan. ERTS mempunyai sejumlah tim penyelamatan yang terampil dalam seni pemulihan data, dan salah satunya segera mulai mengerjakan pemulihan data audio, sementara tim lain menangani pemulihan data visual. Tapi Karen Ross juga tidak tinggal diam. Ia pun berupaya memulihkan data visual melalui prosedur-prosedur sangat canggih yang hanya dapat dilakukan di ERTS. Earth Resources Technology merupakan perusahaan yang relatif muda. Perusahaan tersebut didirikan tahun 1975 sebagai tanggapan atas ledakan informasi mengenai bumi dan sumber dayanya. Jumlah informasi yang ditangani ERTS sungguh mencengangkan: citra-citra dari satelit Landsat saja berjumlah lebih dari 500.000; setiap jam diperoleh enam belas citra baru, 24 jam sehari. Dengan tambahan fotografi udara, fotografi inframerah, serta radar pandangan samping dengan rana artifisial, informasi total yang tersedia bagi ERTS melebihi dua juta citra, dengan masukan baru sebanyak tiga puluh citra per jam. Seluruh informasi ini perlu dipilah dan disimpan, dan harus dapat dipanggil kembali dengan seketika. ERTS menyerupai perpustakaan yang memperoleh tujuh ratus buku baru setiap hari. Tak mengherankan kalau para petugas perpustakaan harus bekerja keras siang-malam. Orang-orang yang berkunjung ke ERTS pada umumnya tidak menyadari bahwa sepuluh tahun sebelumnya, dengan bantuan komputer sekalipun, kapasitas penanganan data Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 33 seperti itu merupakan sesuatu yang mustahil. Para tamu juga mempunyai persepsi keliru mengenai sifat informasi di ERTS - mereka menyangka gambar-gambar yang terlihat pada layar-layar monitor merupakan foto biasa, padahal itu tidak benar. Fotografi merupakan sistem kimiawi abad kesembilan belas untuk merekam informasi dengan menggunakan senyawa-senyawa perak yang peka cahaya. ERTS memanfaatkan teknologi elektronik abad kedua puluh untuk tujuan yang sama. Teknologi itu analog dengan fotografi kimiawi, namun sekaligus sangat berbeda. Sebagai pengganti kamera, ERTS menggunakan pelarik multispektrum; sebagai pengganti film, mereka menggunakan CCTs - computer compatible tapes. ERTS tidak mengurusi “gambar” seperti yang dikenal. dalam teknologi fotografi yang kuno. ERTS membeli “larikan data”, yang kemudian diubah menjadi “tampilan data” saat dibutuhkan. Citra-citra dalam bank data ERTS sesungguhnya berupa sinyal-sinyal listrik yang direkam pada pita magnet, dan dengan demikian dapat dimanipulasi secara elektonik. ERTS memiliki 837 program komputer untuk mengubah suatu citra: untuk mempertajamnya, untuk menghapus elemen-elemen yang tidak diinginkan, untuk menonjolkan detail-detail tertentu. Ross menggunakan empat belas program untuk menangani rekaman video dari Kongo - terutama bagian penuh garis gangguan yang memperlihatkan wajah dan tangan itu, tepat sebelum piringan antena dihancurkan. Ia mulai dengan menjalankan program yang disebut “siklus pencucian”, guna menghapus garis-garis gangguan tersebut. Mula-mula ia memberi instruksi pada komputer untuk memantau garis-garis tersebut. Hasil Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 34 pemantauannya menunjukkan bahwa semuanya. timbul pada posisi tertentu, dan memiliki nilai tertentu pula pada skala keabu-abuan. Kemudian ia menyuruh komputer membatalkan garis-garis itu. Citra yang dibasilkan memperlihatkan bidang-bidang kosong di tempat garls-garis gangguan dihilangkan. Ross lalu menjalankan proses “pengisian-bidang-kosong”. Ia menginstruksikan komputer untuk menambahkan pixel-pixel yang sesuai dengan keadaan di sekitar bidang-bidang kosong. Dalam operasi ini, komputer melakukan tebakan logis mengenai apa yang seharusnya mengisi bidang-bidang kosong tersebut. Ross kini memiliki citra yang bebas gangguan, namun gambarnya buram dan kurang jelas. Karena itu, ia melakukan high-priced spread, yaitu mengintensifikasi citra dengan memperbesar rentang nilai pada skala keabu-abuan. Tapi proses tersebut ternyata menimbulkan distorsi fasa yang harus diatasinya, dan ini menghasilkan spiking glitches yang semula teredam, sedangkan untuk menghilangkan glitches ini ia terpaksa menjalankan tiga program lagi. Selama satu jam ia disibukkan oleh detail-detail teknis, sampai citra itu mendadak tampak jelas dan terang pada layar. Ross menahan napas. Gambar di layar memperlihatkan sebuah wajah gelap dengan alis menonjol, mata menyorot tajam, hidung pesek, dan bibir tebal. Yang tampak pada layar video adalah wajah seekor gorila jantan. Travis menatap gambar pada layar sambil menggelengkan kepala. “Pemulihan audio untuk bunyi Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 35 desis itu sudah selesai. Komputer memastikannya sebagai suara napas manusia, dengan paling tidak empat sumber berbeda. Tapi ada satu keanehan. Manusia biasanya menimbulkan suara saat mengembuskan napas, sedangkan menurut analisis komputer, bunyi itu timbul pada saat menarik napas.” “Komputernya keliru,” ujar Ross. “Bunyi ini tidak berasal dari manusia.” Ia menunjuk wajah gorila yang tampak di layar. Sedikit pun Travis tidak memperlihatkan tanda heran maupun bingung. “Gambar buatan,” ia berkomentar singkat. “Ini bukan gambar buatan.” “Kau melakukan pengisian bidang kosong, dan kau memperoleh gambar buatan. Kelihatannya anak-anak mengotak-atik software lagi pada waktu makan siang.” Anak-anak - nama julukan untuk para programmer muda - memang gemar mengubah-ubah data untuk bermain pinball versi canggih. Kadang-kadang permainan mereka secara tak sengaja merambat ke program-program lain. Ross sendiri sudah sering kali mengeluhkan kebiasaan mereka. “Tapi citra ini bukan hasil otak-atik,” ia berkeras sambil kembali menunjuk ke layar. “Karen,” ujar Travis, “minggu lalu Harry melakukan pengisian-bidang-kosong pada Pegunungan Karakorum dan kau tahu apa yang diperolehnya? Permainan pendaratan di bulan! Kita diminta mendarat di samping Restoran McDonald's. Lucu, bukan?” Ia berjalan ke arah pintu. “Lebih balk kau bergabung dengan yang lain di ruang kerjaku. Kita akan menyusun jadwal untuk ekspedisi berikut.” Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 36 “Aku yang akan memimpin ekspedisi berikut.” Travis menggelengkan kepala. “Tidak bisa.” “Tapi bagaimana dengan lnl?” Ross bertanya sambil menunjuk ke layar. “Aku tidak percaya gambar itu,” balas Travis. “Tingkah laku gorila bukan seperti itu. Itu pasti gambar buatan.” Ia melirik jam tangannya. “Sekarang ini, satu-satunya hal yang kupikirkan adalah seberapa cepat kita bisa memberangkatkan tim susulan ke Kongo.” 4 EKSPEDISI SUSULAN SEJAK awal sudah jelas bagi Travis bahwa mereka harus kemball ke Kongo. Sejak pertama melihat rekaman video dari sana, satu-satunya pertanyaan dalam benaknya hanyalah bagaimana cara yang terbaik. Malam itu juga ia memanggil semua kepala seksi: pembukuan; hubungan luar negeri, pengindraan jarak jauh, geologi, logistik, legal. Semuanya tampak mengantuk, menguap, dan menggosok-gosok mata. Travis membuka pertemuan dengan berkata, “Sembilan puluh enam jam dari sekarang, kita sudah harus berada di Kongo lagi.” Kemudian ia duduk bersandar dan membiarkan mereka menjelaskan mengapa itu tidak mungkin. Alasan-alasannya memang tidak sedikit. “Unit-unit kargo udara tak mungkin siap dalam waktu Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 37 kurang dari 160 jam,” ujar Cameron, ahli logistik. “Kita bisa menunda keberangkatan tim Himalaya, dan memakai unit-unit mereka,” balas Travis. “Tapi itu ekspedisi pegunungan. “ “Unit-unit mereka bisa dimodifikasi dalam sembilan jam.” “Kita tak mungkin menyewa pesawat secepat itu untuk mengangkut semuanya ke Afrika,” kata Lewis, yang bertanggung jawab atas urusan transportasi. “Korean Airlines punya jet kargo 747 yang siap terbang di SFX. Mereka bilang pesawat itu bisa sampai di sini dalam waktu sembilan jam.” “Mereka punya pesawat menganggur di sana?” tanya Lewis sambil terheran-heran. “Kabarnya ada pembatalan mendadak dari pelanggan lain,” Travis menjelaskan. Irwin, kepala pembukuan, mengerang tertahan. “Berapa biayanya?” ia bertanya perlahan sambil geleng-geleng kepala. “Kita takkan sempat memperoleh visa dari Kedutaan Zaire di Washington,” kata Martin, kepala seksi hubungan luar negerl. “Dan aku sangsi mereka bersedia mengeluarkan visa baru. Visa-visa untuk ekspedisi pertama didasarkan atas hak eksplorasi mineral yang kita peroleh dari Pemerintah Zaire, dan HEM kita bersifat nonekslusif. Kita dlizinkan memasuki wilayah mereka, tapi begitu pula pihak Jepang, Jerman, dan Belanda, yang membentuk konsorsium pertambangan. Persoalannya: siapa cepat, dia dapat. Pihak mana pun yang lebih dulu menemukan bahan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 38 galian yang dicari, juga akan memperoleh kontraknya. Jika pihak Zaire tahu ekspedisi kita mengalami masalah, mereka akan mencabut HEM kita dan memberi kesempatan pada konsorsium Euro-Jepang. Saat ini ada tiga ratus utusan perdagangan Jepang di Kinshasa, dan mereka sibuk menghambur-hamburkan yen di sana. “ “Memang, HEM kita bisa saja dicabut,” kata Travis, “tapi hanya kalau sampai ketahuan ekspedisi kita dalam kesulitan.” “Mereka akan segera tahu begitu kita mengajukan permohonan visa baru.” “Kita takkan mengajukan permohonan. Setahu mereka,” ujar Travis, “kita masih punya ekspedisi di Virunga. Jika kita bergerak cepat dan segera menerjunkan tim kedua yang kecil, takkan pernah ada yang tahu itu bukan tim semula.” “Tapi bagaimana dengan visa-visa pribadi untuk melintasi perbatasan, manifes-manifes...” “Soal sepele,” kata Travis. “Apa gunanya minuman?” Yang dimaksudnya adalah pelicin, yang sering berbentuk minuman keras. Di banyak bagian dunia, tim-tim ekspedisi membawa berpeti-peti minuman keras dan berkotak-kotak pelicin favorit lainnya, yaitu radio transistor dan kamera Polaroid. “Soal sepele? Bagaimana mereka bisa melintasi perbatasan tanpa visa?” “Nah, untuk itu kita butuh orang yang bisa diandalkan. Mungkin Munro “ “Munro? Wah, jangan cari perkara. Pemerintah Zaire membenci Munro.” Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 39 “Dia banyak akal, dan dia kenal daerah itu.” Kepala seksi hubungan luar negeri, Martin, berdeham dan berkata, “Mungkin lebih baik kalau aku tidak menglkuti diskusi ini. Sepertinya kau bermaksud memasuki negara berdaulat dengan rombongan ilegal, di bawah pimpinan bekas tentara bayaran Kongo.” “Sama sekali bukan,” balas Travis. “Aku perlu mengirim tim pendukung untuk membantu orang-orangku yang sudah ada di lapangan. Ini soal biasa. Tak ada alasan untuk menduga bahwa ada masalah; ini hanya tim pendukung rutin. Aku cuma tak punya waktu untuk melewati jalur resmi, itu saja. Oke, aku mungkin agak sembrono dalam memilih tenaga sewaan, tapi itu pun bukan kesalahan serius.” Pukul 23.45 tanggal 13 Juni, jadwal, pokok ekspedisi ERTS berikut telah selesal disusun dan dikonfirmasi oleh komputer. Pukul 20.00 keesokan malamnya, tanggal 14 Juni, pesawat 747 bermuatan penuh sudah bisa bertolak dari Houston; tanggal 15 pesawat itu akan tiba di Afrika untuk menjemput Munro “atau orang lain seperti dia”; dan tanggal 17 seluruh tim sudah bisa berada di Kongo. Dalam waktu 96 jam. Dan ruang data utama, Karen Ross bisa memandang melalui dinding-dinding kaca ruang kerja Travis dan melihat perdebatan yang terjadi. Dengan jalan pikirannya yang selalu berlandaskan nalar, ia menyimpulkan bahwa Travis menarik kesimpulan keliru berdasarkan data yang tidak lengkap. Ross merasa tak ada gunanya kembali ke Kongo sebelum diketahui apa yang akan mereka hadapi di sana. Ia tetap duduk di depan komputer, memeriksa citra Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 40 yang telah dipulihkannya. Ross percaya citra itu bukan gambar buatan, tapi bagaimana ia dapat meyakinkan Travis? Dalam dunia pengolahan data yang canggih di ERTS, selalu ada bahaya bahwa informasi yang berhasil disaring akan mulai “mengambang” - citra-citra tersebut akan terlepas dari kenyataan, bagaikan kapal terlepas dari tempat tambatan. Bahaya ini semakin besar jika suatu database telah berulang kali mengalami manipulasi - jika 106 pixel dirotasikan dalam hyper space yang diciptakan oleh komputer. Menyadari bahaya itu, ERTS lalu mengembangkan cara-cara lain untuk menguji keabsahan citra-citra yang diperoleh melalui komputer. Ross menjalankan dua program uji untuk memeriksa gambar gorila itu. Program pertama dinamakan APNF, singkatan untuk Animation Predicted Next Frame. Rekaman video dapat ditangani seperti film bioskop, sebagai serangkaian gambar diam yang sambung-menyambung. Ross memperlihatkan sejumlah “gambar diam” berturut-turut pada komputer, lalu memberi instruksi agar komputer meramalkan gambar berikut. Gambar prediksi ini kemudian dibandingkan dengan gambar berikut sesungguhnya. Delapan kali ia menjalankan proses ini, dan setiap kali ia memperoleh hasil yang cocok. Seandainya terdapat kesalahan dalam pengolahan data, paling tidak kesalahan tersebut bersifat konsisten. Temuan ini menambah semangat Ross. Ia lalu melakukan “simulasi kasar tiga dimensi”. Dalam simulasi ini, gambar video yang datar diasumsikan memiliki Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 41 karakteristik tiga dimensi tertentu, yang didasarkan atas pola skala keabu-abuan. Intinya, komputer menentukan bayangan sebuah hidung, atau barisan pegunungan, menunjukkan bahwa hidung atau barisan pegunungan tersebut menonjol dari permukaan di sekelilingnya. Gambar-gambar berurutan dapat dibandingkan dengan asumsi-asumsi ini. Ketika gorila itu bergerak, komputer memastikan gambar datar tersebut bersifat koheren dan tiga dimensi. Ini membuktikan secara tuntas bahwa gambar tersebut memang nyata. Ross menemui Travis. “Andai kata aku percaya,” ujar Travis sambil mengerutkan kening, “aku tetap tidak melihat alasan mengapa harus kau yang memimpin ekspedisi berikut.” Ross menyahut, “Apa yang ditemukan tim yang satu lagi?” “Tim yang satu lagi?” Travis bertanya, seakan-akan tidak tahu apa yang dimaksud. “Kau menyerahkan rekaman video itu pada tim pemulihan lain untuk mengkonfirmasi temuanku,” kata Ross. Travis melirik jam tangannya. “Mereka belum mendapatkan apa-apa.” Dan ia menambahkan, “Kita semua juga tahu kau cekatan menangani database.” Ross tersenyum. “Karena itulah kau membutuhkan aku sebagai pemimpin ekspedisi,” ia berkata. “Aku cekatan menangani database, karena aku yang menyusunnya. Dan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 42 kalau kau berniat segera mengirim tim lain sebelum urusan gorila ini dibereskan, satu-satunya harapan yang kaumiliki adalah pemimpin timnya cekatan menangani data di lapangan. Kali ini kau butuh jago komputer di luar sana. Atau ekspedisi berikut akan berakhir seperti yang pertama. Sebab kau tetap belum tahu, apa yang terjadi dengan mereka.” Travis duduk di balik mejanya, menatap Ross untuk waktu lama. Ross mengartikan kebimbangan bosnya sebagai pertanda baik. “Dan aku ingin minta bantuan orang lain.” “Orang luar?” “Ya. Seseorang dari daftar penerima sumbangan kita.” “Berbahaya,” ujar Travis. “Aku enggan melibatkan orang luar dalam keadaan seperti ini. Pihak konsorsium pasti memantau setiap langkah kita. Kau memperbesar risiko kebocoran.” “Ini penting,” Ross berkeras. Travis menghela napas. “Baiklah, kalau kaupikir ini penting.” Sekali lagi ia menghela napas. “Pokoknya, jangan sampai persiapan timmu terganggu .” Ross sudah mulai mengemasi berkas-berkas yang dibutuhkannya. Setelah ditinggal pergi oleh Ross, Travis mengerutkan kening dan merenungkan keputusannya. Kalaupun ekspedisi Kongo berikutnya bergerak cepat, masuk dan keluar dalam kurang dari lima belas hari, biaya tetap mereka masih akan melebihi 300.000 dolar. Dewan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 43 pimpinan akan marah-marah -mengirim anak muda berumur 24 tahun yang belum berpengalaman, perempuan lagi, ke lapangan dengan beban tanggung jawab sebesar ini. Apalagi menyangkut proyek sepenting ini, di mana begitu banyak yang dipertaruhkan, dan di mana mereka telah melanggar semua tolok waktu serta perkiraan biaya. Apalagi Ross begitu dingin, sehingga besar kemungkinan ia akan gagal sebagai pemimpin di lapangan, karena tak dapat bekerja sama dengan yang lain. Tapi Travis mempunyai firasat mengenai si Gletser Ross. Falsafah manajemen Travis, yang terbentuk semasa ia aktif sebagai “pawang hujan”, adalah menyerahkan proyek pada siapa pun yang paling banyak meraih keuntungan jika berhasil, atau menderita kerugian terbesar jika gagal. Ia berputar dan menghadap komputer yang dipasang di samping mejanya. “Travis,” ia berkata, dan layarnya langsung menyala. “Arsip psikografi,” ia berkata. Layar monitor memperlihatkan prompt. “Ross, Karen,” ujar Travis. Kalimat SABAR SEJENAK tampak berkedap-kedip pada layar. Itu tanggapan standar untuk menunjukkan bahwa komputer sedang menggali informasi. Travis menunggu. Kemudian rangkuman psikografi yang dimintanya tampil pada layar. Setiap pegawai ERTS telah menjalani tes psikologi intensif selama tiga hari, bukan hanya untuk menentukan kemampuan masing-masing, melainkan juga untuk mengungkapkan kecenderungan-kecenderungan negatif yang mungkin ada. Travis yakin analisis kemampuan Ross akan menenangkan Dewan Pimpinan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 44 SANGAT CERDAS RASIONAL / FLEKSEBEL / PANJANG AKAL MEMILIKI INTUISI TERHADAP DATA / PROSES BERPIKIR COCOK UNTUK MENGHADAPI KONTEKS-KONTEKS YANG BERUBAH-UBAH SECARA CEPAT / BERMOTIVASI TINGGI UNTUK MENCAPAI TUJUAN YANG TELAH DITENTUKAN / MAMPU MEMPERTAHANKAN KONSENTRASI UNTUK JANGKA WAKTU PANJANG / Kelihatannya seperti gambaran ideal untuk pemimpin tim Kongo berikut. Perhatian Travis lalu beralih pada aspek-aspek negatif, yang ternyata kurang meyakinkan. CENDERUNG TERLALU PRAGMATIS / SUKAR MENJALIN HUBUNGAN ANTARMANUSIA / MEMILIKI KEBUTUHAN UNTUK BERKUASA / ANGKUH KARENA KEMAMPUAN INTELEKTUAL / KASAR / BERSEDIA MENGGUNAKAN SEGALA CARA UNTUK MENCAPAI TUJUAN / Arsip psikografi Karen Ross ditutup dengan catatan flopover. Konsep pembalikan watak ini dikembangkan melalui pengujian di ERTS. Konsep tersebut menyatakan bahwa setiap aspek watak yang dominan dapat membalik secara mendadak dalam kondisi stres: pribadi-pribadi yang matang bisa tiba-tiba menampilkan tingkah kekanak-kanakan, pribadi-pfibadi yang histeris bisa bersikap luar biasa tenang - pribadi-pribadi yang rasional pun bisa mendadak bersikap irasional. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 45 MATRIKS FLOPOVER: DOMINAN (CENDERUNG TIDAK MENGUNTUNGKAN) OBJEKTIVITAS MUNGKIN HILANG JIKA TUJUAN YANG HENDAK DICAPAI DIANGGAP TELAH BERADA DI DEPAN MATA / KEINGINAN MERAIH SUKSES DAPAT MEMICU TINDAKAN IRASIONAL YANG BERBAHAYA / FIGUR BERWIBAWA DIPANDANG SEBAGAI ANCAMAN YANG HARUS DILAWAN / SUBJEK HARUS DIAWASI DALAM TAHAP AKHIR PROSES MENCAPAI TUJUAN / Travis menatap layar dan memutuskan bahwa kondisi seperti itu kemungkinannya kecil akan timbul dalam ekspedisi Kongo berikut. Karen Ross serasa berada di awang-awang karena wewenangnya yang baru. Beberapa saat sebelum tengah malam, ia minta komputer menampilkan daftar penerima sumbangan pada layar monitornya. ERTS secara berkala memberikan bantuan dana kepada ahli-ahli binatang di berbagai bidang melalui suatu yayasan nirlaba bernama Earth Resources Wildlife Fund. Daftar sumbangan tersebut disusun secara taksonomi. Dalam kategori “Primata”, Ross menemukan empat belas nama, termasuk beberapa orang di Borneo, Malaysia, Afrika, serta Amerika Serikat. Di Amerika Serikat hanya ada satu periset gorila, ahli primata bernama Dr. Peter Elliot, yang bekerja di University of Califomia di Berkeley. Arsip yang tampak pada layar monitor menunjukkan bahwa Elliot berusia 29 tahun, bujangan, dan menduduki jabatan profesor pada Departemen Zoologi. Sebagai pokok risetnya tercantum “Komunikasi Primata (Gorila)”. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 46 Sumbangan dana diberikan kepada proyek bernama Proyek Amy. Ross melirik jam tangannya. Tengah malam di Houston berarti pukul 22.00 di California. Ia menghubungi nomor telepon rumah yang tercetak pada layar. “Halo?” sebuah suara pria menyahut dengan hati-hati. “Dr. Peter Elliot?” “Ya...” Suara itu tetap bernada waspada, ragu-ragu. “Anda wartawan?” “Bukan,” jawab Ross. “Saya Dr. Karen Ross di Houston. Saya berhubungan dengan Earth Resources Wildlife Furid, yang membiayai riset Anda.” “Oh ya...” Nada suara Elliot tidak berubah. “Anda - betul-betul bukan wartawan? Saya rasa Anda perlu tahu bahwa saya merekam percakapan ini untuk digunakan sebagai dokumen legal jika diperlukan.” Karen Ross mendadak merasa telah membuat kesalahan dengan menelepon Elliot. Ia tak mungkin membeberkan rahasia ERTS kepada ilmuwan sinting yang akan merekam percakapan mereka. Karena itu ia diam saja. “Anda orang Amerika?” tanya Elliot. “Tentu saja.” Karen Ross menatap layar komputer yang menampilkan pesan KONFIRMASI IDENTIFIKASI SUARA: ELLIOT, PETER, 29 TAHUN. “Ada perlu apa?” ujar Elliot. “Ehm, kami akan mengirim ekspedisi ke daerah Virunga di Kongo, dan...” Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 47 “Betul? Kapan Anda berangkat?” Suara itu mendadak penuh semangat. “Kami akan berangkat dua hari lagi, dan...” “Saya mau ikut,” kata Elliot. Ross begitu terkejut, sehingga tidak tahu harus berkata apa. “Terus terang, Dr. Elliot, bukan itu tujuan saya menelepon Anda. Sebenarnya...” “Saya toh sudah berencana pergi ke sana,” Elliot memotong. “Bersama Amy.” “Siapa Amy?” “Amy seekor gorila,” jawab Peter Elliot. HARI 2 SAN FRANCISCO 14 Juni 1979 1 PROYEK AMY PENDAPAT bahwa Peter Elliot “terpaksa meninggalkan kota” pada bulan Juni 1979, seperti yang kemudian dikemukakan beberapa ahli primata lain, sesungguhnya tidak berdasar. Alasan-alasannya, serta perencanaan di balik keputusan untuk pergi ke Kongo, dapat diketahui Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 48 pasti. Paling tidak dua hari sebelum dihubungi oleh Ross, Profesor Elliot dan stafnya telah memutuskan untuk melakukan perjalanan ke Afrika. Di pihak lain, tak dapat disangkal bahwa Peter Elliot tengah menghadapi serangan dari berbagai arah: dari kelompok-kelompok luar, pihak pers, rekan-rekan ilmuwan, bahkan dari anggota-anggota departemennya sendiri di Berkeley. Ia sampai dituding sebagai “penjahat Nazi” yang terlibat dalam “penyiksaan binatang tak berakal [sic]”. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa Elliot, pada musim semi 1979, sedang berjuang untuk menyelamatkan kehidupan profesionalnya. Padahal risetnya boleh dibilang berawal dari suatu kebetulan, saat Peter Elliot masih mahasiswa pascasarjana berumur 23 tahun pada Departemen. Antropologi di Berkeley. Ketika itulah ia untuk pertama kali membaca berita mengenai seekor gorila berusia satu tahun yang menderita disentri amuba, dan diterbangkan darl kebun binatang Minneapolis guna menjalani perawatan di Sekolah Kedokteran Hewan San Francisco. Itu terjadi pada tahun 1973, masa awal riset bahasa primata. Gagasan bahwa primata dapat diajari bahasa sesungguhnya sudah tua. Pada tahun 1661, Samuel Pepys melihat seekor simpanse di London, lalu menulis dalam buku hariannya bahwa “dalam banyak hal, dia begitu mirip manusia, sehingga saya percaya dia sedikit-banyak sudah memahami bahasa Inggris, dan rasa-rasanya dia dapat dilatih berbicara atau memberi isyarat.” Penulis abad ketujuh belas lainnya melangkah lebih jauh lagi dengan mengatakan, “Monyet dan kera sesungguhnya dapat bertutur kata, namun enggan melakukannya karena takut dipekerjakan oleh manusia.” Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 49 Meski demikian, selama tiga ratus tahun berikutnya segala usaha melatih monyet agar dapat berbicara ditandai oleh kegagalan demi kegagalan. Gelombang percobaan tersebut mencapai puncaknya dalam usaha ambisius sepasang suami-istri asal Florida, Keith dan Kathy Hayes. Selama enam tahun di awal dasawarsa 1950-an, mereka membesarkan seekor simpanse bernama Vicki bagaikan anak manusia. Dalam masa itu, Vicki mempelajari empat kata - “mama”, “papa”, “cangkir”, dan “naik”. Namun pengucapannya tersendat-sendat dan kemajuannya pun lamban. Kesulitan yang dialaminya seakan-akan memperkuat keyakinan yang berkembang di kalangan ilmuwan, yaitu bahwa manusialah satu-satunya binatang yang mampu berbahasa. Keyakinan itu tercermin dalam pernyataan George Gaylord Simpson: “Bahasa merupakan faktor utama untuk membedakan manusia dari makhluk hidup lain.” Pendapat tersebut seakan-akan tak tergoyahkan, dan selama lima belas tahun berikut tak seorang pun mencoba mengaJarkan bahasa kepada monyet. Lalu, tahun 1966, sepasang suami-istri asal Reno, Nevada, mempelajari film-film yang memperlihatkan Vicki sedang berbicara. Menurut pengamatan mereka, Vicki bukannya tak mampu berbahasa, melainkan tak mampu berbicara. Memang benar gerakan bibirnya kaku, namun isyarat-isyarat tangannya lancar dan ekspresif. Bulan Juni 1966, suami-istri Gardner mulai mengajarkan American Sign Language (Ameslan), bahasa isyarat standar kaum tuna rungu di Amerika Serikat, kepada bayi simpanse bernam Washoe. Washoe ternyata mencapai kemajuan pesat dengan ASL; pada tahun 1971, simpanse betina itu telah menguasai 160 isyarat, dan mampu menggunakan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 50 semuanya dalam percakapan. Ia juga sanggup menyusun berbagai kombinasi kata baru untuk hal-hal yang tak dikenalnya; ketika pertama melihat semangka, ia memberi isyarat “buah air”. Riset suami-istri Gardner itu tidak terlepas dari kontroversi; ternyata banyak ilmuwan berkepentingan untuk mempertahankan pendapat bahwa monyet tidak mampu berbahasa. (Komentar salah satu periset lain, “Ya Tuhan, bayangkan semua nama besar yang dipasang pada demikian banyak karya tulis ilmiah selama berpuluh-puluh tahundan semuanya sependapat bahwa hanya manusia yang mampu berbahasa. Ini betul-betul kacau.”) Keterampilan Washoe memicu berbagai eksperimen lain dalam bidang pengajaran bahasa. Seekor simpanse bernama Lucy diajari berkomunikasi melalui komputer; simpanse lain, Sarah, dilatih menggunakan tanda-tanda plastik pada papan magnet. Monyet-monyet lain pun dipelajari. Seekor orang utan bernama Alfred mulai menjalani pelatihan pada tahun 1971; gorila dataran rendah bernama Koko menyusul pada tahun 1972; dan pada tahun 1973, Peter Ellio mengawali eksperimennya dengan seekor gorila pegunungan, yaitu Amy. Ketika pertama berkunjung ke rumah sakit untuk menjumpai Amy, Elliot menemukan makhluk kecil tak berdaya yang tampak grogi akibat pengaruh obat bius, dengan kaki dan tangan terkekang tali pengikat. Ia langsung membelai-belai kepalanya dan berkata dengan lembut, “Halo, Amy, aku Peter.” Amy serta-merta menggigit tangan Elliot sampai berdarah. Kejadian yang tidak mengenakkan ini menjadi awal dari Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 51 program riset yang luar biasa berhasil. Pada tahun 1973, teknik pengajaran dasar yang dinamakan pembentukan telah dipahami secara mendalam. Seorang periset menunjukkan sebuah benda kepada binatang yang ditelitinya, sekaligus mengatur tangan binatang itu agar membentuk isyarat yang tepat. Ini dilakukan berulang-ulang, sampai hubungan antara lsyarat dan benda tersebut betul-betul dimengerti. Kemudian dilakukan pengujian lebih lanjut, guna memastikan apakah isyarat bersangkutan telah benar-benar dipahami. Metodologi dasar ini diterima secara luas, namun aplikasinya diwarnai persaingan ketat. Para periset berlomba-lomba dalam hal tingkat pemahaman isyarat baru, atau dengan kata lain, penambahan kosakata. (Di antara manusia, kosakata dianggap cara terbaik untuk mengukur kecerdasan.) Tingkat pemahaman isyarat baru dapat dipandang sebagai tolok ukur kecakapan si periset atau kecerdasan binatang bersangkutan. Saat itu juga telah diketahui bahwa monyet-monyet memiliki kepribadian berlain-lainan. Salah satu periset berkomentar, “Studi tentang kera mungkin satu-satunya bidang di mana gosip akademik yang beredar terfokus kepada para murid, bukan kepada para guru.” Dalam dunia riset primata yang semakin kompetitif dan penuh perselisihan, Lucy dikabarkan sebagai pemabuk, Koko dianggap bertabiat buruk, Lana dituduh besar kepala karena ketenarannya (“dia mau bekerja hanya kalau ada wartawan”), sementara Nim dikatakan begitu bodoh, sehingga seharusnya diberi nama Dim - dungu. Sepintas lalu rasanya aneh bahwa justru Peter Elliot yang menghadapi serangan gencar, sebab selama bekerja dengan Amy, pria tampan dan cenderung pemalu ini malah Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 52 berupaya menghindari kontroversi. Laporan-laporan Elliot bernada hati-hati dan moderat; kemajuannya bersama Amy terdokumentasi dengan baik; ia tidak menunjukkan minat terhadap publisitas, dan tidak termasuk periset yang menampilkan monyet-monyet mereka di acara TV Carson atau Griffin. Namun sikap Elliot yang tenang bukan saja menyembunyikan otak yang cerdas, melainkan juga ambisi menyala-nyala. Ia menghindari kontroversi semata-mata karena tak punya waktu untuk berdebat kusir. Bertahun-tahun ia bekeria sampai larut malam dan pada akhir pekan, dan ia memaksa stafnya serta Amy untuk memperlihatkan ketekunan yang sama. Ia pun piawai dalam menangani segi bisnis ilmu pengetahuan, yaitu mencari dana. Jlka periset-periset lain muncul dengan jeans dan kemeja flanel bermotif kotak-kotak setiap kali ada konferensi ahli perilaku binatang, Elliot tampil dengan setelan jas lengkap. Elliot bertekad menjadi peneliti monyet paling disegani, dan ia berniat menjadikan Amy monyet paling menonjol. Elliot begitu mahir menggalang dana, sehingga pada tahun 1975 ia telah sanggup mempekerjakan empat orang secara purnawaktu untuk Proyek Amy. Tahun 1978 Proyek Amy mempunyai anggaran tahunan sebesar $160.000 AS serta staf delapan orang, termasuk ahli psikologi anak dan programmer komputer. Salah satu anggota staf Bergren Institut kemudian berkomentar bahwa Elliot tidak mengalami kesulitan mencari penyandang dana untuk risetnya karena ia merupakan “investasi yang baik; sebagai contoh, Proyek Amy memperoleh lima puluh persen lebih banyak waktu komputer untuk uang kami, karena Elliot menggunakan komputer pada malam hari dan pada akhir Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 53 pekan, saat tarifnya lebih rendah. Ia memanfaatkan setiap sen secara efektif. Dan, tentu saja, ia juga berdedikasi tinggi: Elliot tampaknya tidak menaruh perhatian pada apa pun selain pekerjaannya dengan Amy. Terus terang, ini memang berdampak negatif pada pergaulan sosialnya, namun sangat menguntungkan bagi kami. Mencari orang yang benar-benar cemerlang sangat sukar; jauh lebih mudah mencari orang berdedikasi tinggi, yang untuk jangka panjang mungkin lebih penting. Kami mengantisipasi hal-hal besar dari Elliot.” Kesulitan Peter Elliot dimulai pada pagi tanggal 2 Februari 1979. Amy tinggal dalam karavan di kampus Berkeley; ia melewatkan malam hari sendirian, dan biasanya memberikan sambutan meriah pada keesokan paginya. Namun pagi itu staf Proyek Amy menemukan Amy dalam keadaan murung yang tidak lazim; ia mudah tersinggung, matanya berair, dan ia bersikap seakan-akan ada sesuatu yang mengganggu perasaannya. Elliot merasa suatu kejadian pada malam sebelumnyalah yang membuat Amy bersikap demikian. Ketika ditanya, Amy memberi isyarat untuk “kotak tidur”, suatu gabungan kata yaug tidak dipahami Elliot. Itu sebenarnya biasa; Amy selalu membuat gabungan kata baru yang sering kali sulit dimengerti. Baru beberapa hari sebelumnya ia sempat mengejutkan Elliot dan timnya dengan berbicara mengenai “susu buaya”. Akhirnya mereka menemukan bahwa susu yang diberikan pada Amy sudah asam. Karena Amy tidak menyukai buaya (yang dikenalnya hanya dari buku-buku bergambar), ia lalu memutuskan bahwa sebutan yang cocok untuk susu asam adalah “susu buaya”. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 54 Kini ia berbicara mengenai “kotak tidur”. Mula-mula mereka menyangka yang dimaksudnya adalah tempat tidurnya yang menyerupai sarang. Tapi ternyata Amy menggunakan kata “kotak” seperti blasa, untuk menunjuk pesawat TV. Segala sesuatu di dalam karavan Amy, termasuk pesawat TV, dikendalikan oleh komputer, baik siang maupun malam. Mereka segera memeriksa apakah TV sempat dinyalakan pada malam sebelumnya, sehingga mengganggu tidur Amy. Berhubung Amy gemar menonton TV, tidak tertutup kemungkinan ia berhasil menghidupkannya sendiri. Namun Amy tampak kesal ketika mereka memeriksa pesawat TV di dalam karavan. Rupanya bukan itu maksudnya. Akhirnya mereka berhasil menentukan bahwa yang dimaksud dengan “kotak tidur” adalah “gambar tidur”. Ketika ditanya lebih lanjut, Amy memberi isyarat “gambar jahat” dan “gambar lama”, lalu menjelaskan bahwa gambar-gambar itu “membuat Amy menangis”. Ternyata ia bermimpi. Amy-lah primata pertama yang melaporkan mimpinya, dan ini tentu saja memacu semangat staf Elliot. Tapi luapan, semangat mereka tidak bertahan lama. Meskipun tetap bermimpi pada malam-malam selanjutnya, Amy tidak bersedia membahas mimpi-mimpi itu; sepertinya malah menyalahkan para periset atas gangguan yang membuatnya bingung. Yang lebih parah lagi, perilakunya saat terjaga semakin memburuk. Tingkat pemahaman isyarat baru turun dari 2,7 kata baru per minggu menjadi 0,8 kata per minggu; tingkat pembentukan kata baru secara spontan turun dari 1,9 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 55 menjadi 0,3. Jangka waktu konsentrasinya berkurang lima puluh persen. Ia sering murung tanpa sebab jelas; tindak-tanduknya sukar diramalkan; temper tantrum terjadi setiap hari. Tinggi badan Amy 135 sentimeter, sementara berat badannya mencapai 65 kilogram. Ia binatang yang sangat kuat. Staf Elliot mulai ragu, apakah mereka dapat mengendalikannya. Mereka juga dibuat frustrasi oleh penolakan Amy untuk membicarakan mimpi-mimpinya. Mereka mencoba berbagai metode penyelidikan: mereka memperlihatkan gambar-gambar dari buku-buku dan majalah-majalah; mereka menyalakan monitor video di langit-langit secara terus-menerus, kalau-kalau Amy memberi isyarat yang patut diperhatikan saat ia sendirian (sama seperti anak kecil, Amy sering “berbicara sendiri”); mereka bahkan melakukan serangkaian tes neurologik, termasuk EEG. Akhirnya mereka menyuruh Amy melukis dengan jari. Cara ini langsung membawa hasil. Amy suka melukis dengan jari, dan setelah cat-cat khusus itu dicampur dengan bubuk cabe, ia pun jera menjilat jari-jemarinya. Ia melukis dengan tangkas, menghasilkan gambar yang berulang-ulang, dan sepertinya ketegangannya agak berkurang, pembawaannya mulai kembali seperti sediakala. David Bergman, pakar psikologi anak dalam staf Elliot, memperhatikan bahwa lukisan-lukisan Amy sebenarnya merupakan gugus-gugus gambar yang tampaknya saling terkait: bentuk-bentuk bulan sabit terbalik, atau setengah lingkaran, yang selalu berhubungan dengan garis-garis vertikal berwarna hijau. Menurut Amy, garis-garis hijau itu Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 56 menggambarkan “hutan”, dan bentuk-bentuk setengah lingkaran disebutnya “rumah jahat” atau “rumah tua”. Selain itu, ia juga sering menggambar lingkaran-lingkaran hitam, yang ia sebut “lubang”. Bergman sempat memberi peringatan agar mereka jangan terburu-buru menarik kesimpulan bahwa Amy menggambar bangunan-bangunan tua di dalam hutan. “Amy berulang-ulang melukis hal yang sama, dan ini meyakinkan saya bahwa gambar-gambar tersebut bersifat obsesif dan pribadi. Amy terganggu oleh gambar-gambar itu, dan dia berusaha mengeluarkan, atau menuangkan, semuanya ke atas kertas.” Dengan demikian, makna gambar-gambar itu tetap merupakan misteri bagi seluruh staf. Menjelang akhir April 1979, mereka sepakat bahwa mimpi-mimpi Amy dapat dijelaskan dengan empat cara. Berdasarkan urutan keseriusan, cara-cara tersebut adalah sebagai berikut: 1. Mimpi-mimpi itu merupakan upaya merasionalisasi kejadian-kejadian sehari-hari dalam hidup Amy. Ini penjelasan yang lazim untuk mimpi (manusia), tapi Elliot serta stafnya sangsi apakah penjelasan tersebut juga berlaku dalam kasus Amy. 2. Mimpi-mimpi tersebut merupakan gejala sementara dalam perkembangan remaja. Pada usia tujuh tahun, Amy tergolong remaja untuk ukuran gorila. Sudah hampir satu tahun ia menunjukkan gejala-gejala khas remaja, termasuk mengamuk dan mengambek, perhatian berlebihan pada penampilan, serta perhatian pada lawan jenis. 3. Mimpi-mimpi itu merupakan fenomena khas untuk seluruh spesies gorila. Ada kemungkinan semua gorila mengalami mimpi-mimpi seperti Amy. Di alam bebas, stres Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 57 yang ditimbulkan mungkin diatasi melalui perilaku kelompok. Kehidupan gorila di alam bebas telah dipelajari selama dua puluh tahun terakhir, namun sampai sekarang belum ada bukti yang mendukung teori ini. 4. Mimpi-mimpi Amy merupakan gejala awal penurunan daya pikir. Inilah kemungkinan yang paling ditakuti. Agar seekor monyet dapat dilatih secara efektif, latihannya harus dimulai sejak masa kanak-kanak. Seiring berjalannya waktu, para periset menanti dengan cemas untuk melihat apakah binatang mereka akan tumbuh cerdas atau bodoh, keras kepala atau mudah dibujuk, sehat atau sakit-sakitan. Kesehatan seekor monyet selalu memperoleh perhatian khusus. Banyak program penelitian akhirnya terhenti setelah menghabiskan waktu dan biaya yang tidak sedikit, karena monyet-monyet bersangkutan mati akibat penyakit fisik maupun mental. Timothy, seekor simpanse di Atlanta, menjadi gila pada tahun 1976 dan melakukan coprophagia, bunuh diri dengan kematian akibat penyumbatan saluran pernapasan oleh tinjanya sendiri. Maurice, seekor orang utan di Chicago, mengalami gangguan jiwa dan mengembangkan berbagai fobia yang menghentikan proses riset pada tahun 1977. Ternyata selain kecerdasan yang menyebabkan mereka menarik untuk diteliti, monyet juga mudah goyah seperti manusia. Proyek Amy pun macet di tengah jalan. Bulan Mei 1979, Elliot dan stafnya mengambil keputusan yang kemudian terbukti sangat penting: mereka bersepakat menerbitkan gambar-gambar Amy dan ulengirimnya ke Journal of Behavioral Sciences. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 58 2 TEROBOSAN “PERILAKU Mimpi pada Seekor Gorila Pegunungan” akhirnya batal diterbitkan. Sesuai prosedur, kertas kerja tersebut diserahkan pada tiga ilmuwan yang duduk dalam dewan penyunting, dan salah satu salinan kemudian jatuh ke tangan Primate Preservation Agency (sampai sekarang tetap belum diketahui bagaimana hal itu bisa terjadi). PPA merupakan perkumpulan yang berkedudukan di New York, didirikan tahun 1975 dengan tujuan mencegah “eksploitasi primata cerdas tanpa hak dan secara melawan hukum dalam penelitian laboratorium yang tidak perlu”. [1] Tanggal 3 Juni, pihak PPA mulai melakukan unjuk rasa di Departemen Zoologi di Berkeley, menuntut “pembebasan Amy”. Sebagian besar demonstran adalah wanita, beberapa anak kecil ikut hadir. Rekaman video yang memperlihatkan anak laki-laki berusia delapan tahun mengacungkan poster dengan foto Amy sambil berseru-seru “Bebaskan Amy! Bebaskan Amy!” muncul dalam siaran berita stasiun TV lokal. Staf Proyek Amy lalu melakukan kesalahan taktis dengan memilih untuk tidak menanggapi protes-protes tersebut, hanya memberi pernyataan singkat bahwa pihak PPA “memperoleh informasi keliru”. Pernyataan ini dikeluarkan dengan menggunakan kop surat Berkeley Information Office. Tanggal 5 Juni, pihak PPA menyebarluaskan komentar-komentar sejumlah ahli primata lain mengenai riset Elliot. (Banyak di antara mereka kemudian Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 59 menyangkal komentar-komentar tersebut atau mengaku bahwa keterangan mereka dikutip dengan tidak benar.) Dr. Wayne Turman, dari University of Oklahoma di Norman, konon menyebut riset Elliot “mengada-ada dan tidak etis”. Dr. Felicity Hammond, dari Yerkes Primate Research Center di Atlanta, berpendapat bahwa “baik Elliot maupun risetnya tidak termasuk kelompok unggulan”. Sementara Dr. Richard Aronson dari University of Chicago menuding riset Elliot “jelas-jelas bersifat fasis”. Tak satu pun dari ilmuwan-ilmuwan itu membaca kertas kerja Elliot sebelum memberikan komentar; namun dampak negatif yang ditimbulkan, terutama oleh Aronson, sangat besar. Tanggal 8 Juni, Eleanor Vries, juru bicara PPA, mengecam “riset kriminal yang dilakukan oleh Dr. Elliot dan staf Nazi-nya”; ia menyalahkan riset Elliot sebagai penyebab mimpi buruk Amy, dan menuduh bahwa Amy mengalami penyiksaan dan diberi obat bius serta kejutan listrik. Tanggal 10 Juni, staf Proyek Amy akhirnya mengeluarkan keterangan pers secara panjang-lebar. Mereka menjelaskan posisi mereka secara detail dan menyinggung kertas kerja yang batal diterbitkan. Tapi Biro Informasi Universitas kini “terlampau sibuk” untuk mempublikasikan keterangan tersebut. Tanggal 11 Juni, staf pengajar Berkeley mengadakan rapat untuk membahas “masalah perilaku etis” di universitas itu. Eleanor Vries mengumumkan bahwa PPA menggunakan jasa pengacara terkemuka asal San Francisco, Melvin Belli, “untuk membebaskan Amy dari perbudakan”. Kantor Belli tidak bersedia memberikan komentar. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 60 Pada hari yang sama, staf Proyek Amy secara tak terduga membuat terobosan dalam memahami mimpi-mimpi Amy. Di tengah hiruk-pikuk dan sorotan masyarakat, mereka tetap melanjutkan kegiatan riset. Kegelisahan Amy - dan ledakan-ledakan kemarahannya - merupakan tanda bahwa masalah sesungguhnya belum berhasil diatasi. Mereka terus mencari-cari petunjuk, namun terobosan yang akhirnya diperoleh lebih banyak disebabkan oleh faktor kebetulan. Semuanya bermula ketika Sarah Johnson, salah satu periset junior, memutuskan menyelidiki situs-situs arkeologi prasejarah di Kongo. Gagasannya didasarkan atas kemungkinan bahwa semasa bayi Amy pernah melihat situs seperti itu (“bangunanbangunan tua di hutan”), sebelum ia dibawa ke kebun binatang Minneapolis. Johnson segera menemukan fakta-fakta mengenai Kongo: baru sekitar seratus tahun lalu wilayah tersebut untuk pertama kali dijelajahi oleh orang Barat. Dalam tahun-tahun terakhir, perang saudara serta suku-suku yang tidak bersahabat menyulitkan penelitian ilmiah; dan terakhir, lingkungan hutan tropis yang lembap berdampak buruk bagi kelestarian benda-benda purbakala. Ini berarti pengetahuan mengenai masa prasejarah Kongo sangat terbatas, dan Johnson pun menyelesalkan risetnya dalam waktu beberapa jam saja. Namun karena enggan mengakhiri tugasnya secepat itu, ia kemudian membaca buku-buku lain di perpustakaan antropologi - buku-buku etnografi, kisah-kisah sejarah, laporan-laporan perjalanan. Pengunjung-pengunjung pertama daerah pedalaman Kongo ternyata para pedagang budak dari Arab Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 61 serta saudagar-saudagar asal Portugal, dan beberapa di antara mereka membuat catatan mengenai segala sesuatu yang mereka lihat dan alami. Berhubung Johnson tidak dapat membaca bahasa Arab maupun Portugal, ia hanya mengamati gambar-gambar yang menyertai catatan-catatan itu. Kemudian ia melihat sebuah gambar yang dikatakannya “membuat saya merinding”. Gambar tersebut dibuat oleh orang Portugal pada tahun 1642, dan dicetak kembali tahun 1842. Meski tintanya sudah menguning pada kertas yang telah rapuh dan berjumbal-jumbai, Johnson langsung mengenali reruntuhan kota di tengah hutan, yang tertutup tumbuhan rambat dan pakis raksasa. Semua pintu dan jendela dibuat dengan lengkungan berbentuk setengah lingkaran, tepat seperti yang digambarkan Amy. “Kesempatan semacam itu,” Elliot belakangan berkomentar, “hanya datang satu kali dalam hidup seorang periset - itu pun kalau dia beruntung. Kami tidak memiliki informasi apa pun mengenai gambar tersebut; keterangan di bawahnya ditulis tangan dan sukar dibaca, tapi sepertinya ada kata 'Zinj' dan angka 1642. Kami segera menyewa penerjemah yang menguasai bahasa Arab kuno dan bahasa Portugal abad ketujuh belas. Masalahnya, kami memperoleh kesempatan untuk menjawab sebuah pertanyaan teoretis yang sangat mendasar. Gambar-gambar Amy tampaknya merupakan kasus ingatan genetik.” Konsep ingatan genetik diperkenalkan tahun 1911 oleh Marais, dan sejak itu menimbulkan perdebatan yang tak Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 62 kunjung selesai. Dalam bentuknya yang paling sederhana, teori tersebut menyatakan bahwa mekanisme pewarisan genetik, yang mengatur penurunan ciri-ciri fisik, tidak terbatas pada ciri-ciri fisik belaka. Perilaku jelas-jelas ditentukan secara genetik pada binatang-binatang primitif, yang dilahirkan dengan perilaku kompleks yang tidak perlu dipelajari lebih dulu. Binatang-binatang yang lebih tinggi, di pihak lain, memiliki perilaku lebih fleksibel. Pertanyaannya adalah: apakah sebagian perangkat psikis binatang-binatang yang lebih tinggi, terutama monyet dan manusia, telah ditentukan sejak lahir melalui gen-gen mereka. Elliot merasa dengan Amy ia kini mempunyai bukti mengenai ingatan seperti itu. Amy dibawa pergi dari Afrika ketika usianya baru tujuh bulan. Kecuali jika semasa bayi ia sempat melihat reruntuhan kota kuno tersebut, maka mimpi-mimpinya merupakan perwujudan ingatan genetik yang dapat dikonfirmasi dengan melakukan perjalanan ke Afrika. Pada malam tanggal 11 Juni, staf Proyek Amy telah mencapai kata sepakat. Andai kata mereka dapat mengatur segala sesuatu - juga membiayainya - mereka akan membawa Amy kemball ke Afrika. Keesokan harinya, tanggal 12 Juni, mereka menanti- nanti hasil terjemahan naskah-naskah kuno, yang diharapkan rampung dalam dua hari. Tapi perjalanan ke Afrika untuk Amy dan dua anggota staf akan menghabiskan paling tidak 30.000 dolar, jumlah yang cukup besar dibandingkan anggaran operasional tahunan mereka. Dan transportasi seekor gorila keliling dunia melibatkan prosedur perizinan yang amat rumit. Semuanya menyadari bahwa mereka membutuhkan bantuan ahli, namun tak seorang pun tahu ke mana dapat berpaling. Kemudian, tanggal 13 Juni, seseorang bernama Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 63 Dr. Karen Ross dari salah satu lembaga penyandang dana mereka, yaitu Earth Resources Wildlife Fund, menelepon dari Houston dan memberitahu mereka bahwa ia akan memimpin suatu ekspedisi ke Kongo, yang akan berangkat dua harl lagi. Dan meskipun ia tidak menunjukkan minat untuk membawa Peter Elliot maupun Amy, ia menimbulkan kesan - paling tidak melalui telepon - bahwa ia memahami seluk-beluk penyiapan dan pengelolaan, ekspedisi ke ujung dunia. Ketika ia bertanya apakah ia bisa datang ke San Francisco untuk menemui Dr. Elliot, Dr. Elliot langsung menyambut tawaran itu dengan senang hati. 3 MASALAH-MASALAH HUKUM PETER ELLIOT mengenang tanggal 14 Juni 1979 sebagai hari penuh kejutan. Ia memulai hari kerjanya pukul 08.00 pagi di kantor pengacara Sutherland, Morton & O'Connell di San Francisco, untuk membahas ancaman tuntutan hak asuh dari pihak PPA - ancaman yang menjadi sangat penting, berhubung ia berniat membawa Amy ke luar negeri. Ia menemui John Morton di ruang perpustakaan yang menghadap ke Grand Street. Morton membuat catatan pada kertas kuning. “Pertama-tama,” Morton membuka percakapan, “saya ingin memperoleh kepastian mengenai beberapa fakta. Amy seekor gorila?” “Ya, gorila pegunungan, betina.” Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 64 “Usia?” “Tujuh tahun.” “Berarti dia masih kanak-kanak?” Elliot menjelaskan bahwa gorila menjadi dewasa dalam enam sampai delapan tahun, sehingga Amy kini berada di akhir masa remaja, sebanding dengan gadis berumur enam belas tahun. Morton sibuk mencatat. “Apakah bisa dikatakan dia masih di bawah umur?” “Apakah perlu kita bilang begitu?” “Saya rasa ya.” “Kalau begitu ya, dia masih di bawah umur.” “Dari mana asalnya? Maksud saya, tempat kelahirannya.” “Dia ditemukan di Afrika oleh turis wanita bernama Swenson, di sebuah desa bernama Bagimindi. Induk Amy disembelih penduduk setempat untuk dimakan. Mrs. Swenson membeli Amy ketika masih bayl.” “Berarti dia tidak lahir dalam penangkaran,” Morton menyimpulkan sambil mencatat. “Tidak. Mrs. Swenson membawanya pulang ke Amerika Serikat, lalu menyumbangkannya pada kebun binatang Minneapolis.” “Dia melepaskan haknya atas Amy?” “Saya kira begitu,” jawab Elliot. “Kami sudah berusaha menghubungi Mrs. Swenson untuk menanyakan masa kecil Amy, tapi dia sedang di luar negeri. Rupanya dia selalu bepergian; saat ini dia ada di Borneo. Tapi kembali ke Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 65 pembicaraan kita, waktu Amy dikirim ke San Francisco, saya menelepon kebun binatang Minneaporis untuk menanyakan apakah saya boleh meminjamnya untuk melakukan riset. Mereka bilang ya, selama tiga tahun.” “Apakah Anda membayar untuk itu?” “Tidak.” “Apakah ada kontrak tertulis?” “Tidak, saya hanya menelepon pimpinan kebun binatang.” Morton mengangguk. “Kesepakatan lisan,” ia berkata sambil menulis. “Dan kapan masa tiga tahun itu berakhir?” “Musim semi tahun 1976. Saya minta perpanjangan waktu selama enam tahun, dan mereka menyetujuinya.” “Secara lisan lagi?” “'Ya. Saya menelepon mereka.” “Tidak ada surat-menyurat?” “Tidak. Kesan saya, mereka kurang tertarik waktu saya menelepon. Terus terang, saya kira mereka telah melupakan Amy. Mereka punya empat gorila di sana.” Morton mengerutkan kening. “Bukankah gorila binatang mahal? Maksud saya, jika orang mau membelinya sebagai binatang piaraan atau untuk sirkus. “ “Gorila termasuk daftar binatang yang terancarn punah, dan tidak bisa dibeli sebagai binatang piaraan. Tapi ya, mereka cukup mahal.” “Seberapa mahal?” “Hmm, tidak ada nilai pasar tertentu, tapi saya kira Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 66 antara 20 sampai 30 ribu dolar.” “Dan selama ini, Anda mengajarkan bahasa pada Amy?” “Ya,” jawab Peter. “American Sign Language. Amy sudah menguasai 620 kata sekarang.” “Apakah itu banyak?” “Lebih banyak dari primata mana pun yang diketahui.” Morton mengangguk dan menambah catatannya. “Dalam riset Anda, Anda setiap hari bekerja dengan Amy?” “Ya.” “Bagus,” ujar Morton. “Ini sangat penting dalam kasus-kasus yang menyangkut hak asuh binatang.” Sudah lebih dari seratus tahun negara-negara Barat mengenal gerakan-gerakan terorganisasi yang bertujuan menghentikan eksperimen-eksperimen dengan binatang percobaan. Mereka dipimpin oleh kelompok-kelompok penentang praktek pembedahan makhluk hidup untuk tujuan ilmiah, yaitu RSPCA dan ASPCA. Pada awalnya, organisasiorganisasi tersebut beranggotakan orang-orang eksentrik yang menyayangi binatang dan berniat menghentikan seluruh riset yang melibatkan binatang. Lambat laun para ilmuwan mengembangkan pembelaan standar yang dapat diterima oleh pihak pengadilan. Para periset mengaku bahwa eksperimen-eksperimen mereka bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan umat manusia, sebuah prioritas yang lebih tinggi daripada kesejahteraan binatang. Mereka berkilah bahwa tak seorang pun memprotes kalau hewan dimanfaatkan sebagai binatang pembawa beban, atau untuk membantu pertanian - kehidupan menjemukan yang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 67 sudah beribu-ribu tahun dijalani oleh binatang-binatang. Menggunakan binatang untuk eksperimen ilmiah semata-mata merupakan perluasan dari gagasan bahwa binatang harus mengabdi pada kepentingan manusia. Kecuali itu, binatang tidak memiliki perasaan. Mereka tidak memiliki kesadaran diri dan tidak merasa hadir di dunia. Dengan meminjam kata-kata ahli filsafat George H. Mead, ini berarti “binatang tidak mempunyai hak. Kita bebas mencabut nyawa mereka; mengakhiri hidup seekor binatang bukanlah dosa. Binatang itu tidak kehilangan apa pun.” Banyak orang keberatan dengan pandangan-pandangan seperti itu, tapi upaya-upaya untuk menyusun garis pedoman segera terhambat oleh masalah-masalah logika. Masalah paling nyata menyangkut persepsi binatang-binatang pada bagian bawah skala evolusi. Hanya segelintir periset mengoperasi anjing, kucing, serta binatang menyusui lainnya tanpa pembiusan, tapi bagaimana dengan cacing, udang, lintah, dan cumi-cumi? Mengabaikan makhluk-makhluk itu merupakan semacam “diskriminasi taksonomik”. Namun kalau binatang-binatang tersebut patut dipertimbangkan, bukankah melempar lobster hidup ke dalam panci berisi air mendidih seharusnya juga merupakan tindakan ilegal? Pertanyaan apa sebenarnya yang disebut kekejaman terhadap binatang menjadi kabur justru akibat ulah kelompok-kelompok pembela hak binatang sendiri. Di beberapa negara, mereka memprotes pemberantasan tikus; dan di tahun 1968 terjadi kasus farmasi yang aneh di Australia.[2] Dengan adanya ironi-ironi ini, pihak pengadilan bersikap ragu-ragu menghadapi eksperimen-eksperimen yang melibatkan binatang, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 68 sehingga dalam praktek para periset bebas melakukan apa saja. Volume riset dengan binatang percobaan sungguh mencengangkan: 64 juta binatang dibunuh setiap tahun dalam eksperimen-eksperimen di Amerika Sefikat. Namun lama-kelamaan sikap umum pun berubah. Penelitian bahasa pada lumba-lumba dan monyet membuktikan bahwa binatang-binatang tersebut bukan saja cerdas, melainkan juga memiliki kesadaran diri; mereka mengenali diri sendiri dalam cermin atau foto. Tahun 1974, kalangan ilmuwan membentuk International Primate Protection League untuk memantau riset yang melibatkan monyet dan kera. Bulan Maret 1978, Pemerintah India melarang ekspor monyet rhesus ke laboratorium-laboratorium riset di seluruh dunia. Dan ada kasus-kasus pengadilan yang menyimpulkan bahwa dalam keadaan tertentu, binatang memang mempunyai hak. Pandangan lama analog dengan perbudakan: binatang merupakan hak milik dan boleh diperlakukan sesuka hati. Tapi kini kepemilikan tidak lagi pertimbangan utama. Bulan Februari 1977 terjadi kasus yang menyangkut seekor lumba-lumba bernama Mary, yang oleh teknisi lab dilepaskan ke laut bebas. University of Hawaii menuntut orang itu dengan tuduhan menghilangkan binatang riset yang sangat berharga. Dua kali persidangan berakhir dengan juri yang tak dapat mencapai kata sepakat; kasus tersebut kemudian dibatalkan. Bulan November 1978 terjadi kasus hak asuh yang melibatkan seekor simpanse bernama Arthur, yang lancar menggunakan bahasa isyarat. Pemiliknya, John Hopkins University, memutuskan menjualnya dan menutup program itu. Pelatih Arthur, William Levine, mengajukan masalah tersebut ke pengadilan dan memperoleh hak asuh Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 69 atas dasar bahwa Arthur menguasai bahasa, dan karenanya bukan lagi simpanse. “Salah satu fakta menentukan,” ujar Morton, “adalah ketika Arthur dihadapkan dengan simpanse-simpanse lain. Dia menyebut mereka 'makhluk-makhluk hitam'. Dan sewaktu Arthur diminta dua kali untuk memilah-milah foto manusia dan foto simpanse, dia melakukan tugasnya dengan baik, hanya saja setiap kali dia memasukkan foto dirinya ke tumpukan foto manusia. Dia jelas-jelas tidak menganggap dirinya simpanse, dan pengadilan memutuskan dia harus tetap berada di bawah pengawasan pelatihnya, untuk mencegah ketegangan mental yang akan timbul jika dia dipisahkan secara paksa.” “Amy menangis kalau saya meninggalkannya,” kata Elliot. “Pada waktu hendak melakukan eksperimen, apakah Anda minta izin lebih dulu pada Amy?” “Selalu.” Elliot tersenyum. Morton rupanya tidak tahu-menahu tentang kehidupan sehari-hari bersama Amy. Untuk setiap tindakan, bahkan untuk perjalanan naik mobil pun, Elliot wajib minta persetujuan dulu. Amy sangat kuat, dan bisa bersikap keras kepala. “Apakah Anda mempunyai bukti tentang itu?” “Kami punya rekaman video.” “Apakah Amy memahami eksperimen-eksperimen yang Anda usulkan?” Elliot angkat bahu. “Dia mengaku begitu.” “Anda menggunakan sistem imbalan dan hukuman?” “Semua ahli perilaku binatang menggunakan sistem itu.” Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 70 Morton mengerutkan kening. “Hukuman dalam bentuk apa?” “Hmm, kalau dia nakal, saya menyuruhnya berdiri di pojok sambil menghadap ke dinding. Atau saya menyuruhnya tidur lebih cepat tanpa roti selai kacang sebagai snack.” “Bagaimana dengan penyiksaan dan kejutan listrik?” “Itu omong kosong.” “Anda tidak pernah memberikan hukuman secara fisik?” “Amy cukup besar. Biasanya saya justru was-was dia marah dan menghukum saya.” Morton tersenyum dan bangkit. “Anda tidak perlu cemas,” ia berkata. “Pengadilan mana pun akan memutuskan Anda yang paling berhak memutuskan nasib Amy.” Ia terdiam sejenak. “Saya tahu ini akan terdengar janggal, tapi dapatkah Amy ditampilkan sebagai saksi?” “Saya rasa bisa,” jawab Elliot. “Menurut Anda, kita perlu bertindak sejauh itu?” “Dalam kasus ini tidak,” kata Morton, “tapi cepat atau lambat itu akan terjadi. Perhatikan saja, dalam sepuluh tahun mendatang akan ada kasus hak asuh yang melibatkan primata dengan kemampuan berbahasa, dan monyet itu akan tampil sebagai saksi.” Elliot bersalaman, dan sambil pergi ia berkata, “Oh ya, apakah saya akan mengalami kesulitan kalau saya membawa Amy ke luar negeri?” “Kalau kasus Anda sampai diperkarakan, Anda akan mengalami kesulitan untuk membawanya melewati perbatasan negara bagian,” jawab Morton. “Anda punya Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 71 rencana untuk membawanya ke luar negeri?” “Ya.” “Kalau begitu, saya sarankan Anda bergerak cepat, dan jangan ceritakan pada siapa pun.” Pukul sembilan lewat beberapa menit, Elliot memasuki kantornya di lantai tiga gedung Departemen Zoologi. Sekretarisnya, Carolyn, berkata, “Tadi ada telepon dari Dr. Ross dari Wildlife Fund di Houston. Dia sedang dalam perjalanan ke San Francisco. Seseorang bernama Mr. Hakamichi menelepon tiga kali, katanya penting. Rapat staf Proyek Amy dimulai jam sepuluh nanti. Dan Windy ada di ruang kerja Anda.” “Oh ya?” James Weldon merupakan profesor senior di Departemen Zoologi. “Windy” Weldon biasa digambarkan dalam posisi mengacungkan jari telunjuk. Ia piawai dalam menentukan ke arah mana angin bertiup. Selama beberapa hari terakhir, ia terus menghindari Elliot dan stafnya. Elliot masuk ke ruang kerjanya. “Wah, Peter,” ujar Weldon sambil mengulurkan tangan untuk bersalaman, “pagi-pagi sudah sampai di sini?” Elliot langsung berjaga-jaga. “Saya pikir lebih baik saya datang sebelum ramai,” ia menyahut. Para pengunjuk rasa baru muncul pukul sepuluh, kadang-kadang bahkan lebih siang dari itu, tergantung kesepakatan mereka dengan tim peliputan dari TV. Begitulah kenyataannya zaman sekarang; demonstrasi berdasarkan perjanjian. “Mereka takkan datang lagi.” Weldon tersenyum. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 72 Ia menyerahkan harian Chronide edisi terakhir kepada Elliot. Salah satu artikel pada halaman pertama ditandai dengan tinta hitam. Eleanor Vries telah mengundurkan diri dari jabatan direktur regional PPA, dengan menyebutkan beban kerja berlebih serta pertimbangan pribadi sebagal alasan; sebuah pernyataan dari PPA di New York secara tersirat mengakui bahwa mereka keliru menilai maksud dan tujuan riset Elliot. “Apa artinya ini?” tanya Elliot. “Kantor Belli telah mempelajari kertas kerjamu serta pernyataan-pernyataan PPA, lalu menyimpulkan bahwa PPA terancam tuntutan hukum karena melakukan fitnah,” Weldon menjelaskan. “Kantor mereka di New York sedang kalang kabut. Mereka akan mengajukan tawaran untuk berdamai hari ini. Secara pribadi, saya berharap tawaran mereka bisa diterima.” Elliot duduk di kursinya. “Bagaimana dengan pertemuan staf pengajar minggu depan?” “Oh, itu penting sekali,” ujar Weldon. “Staf pengajar pasti akan membahas perilaku tidak etis dari pihak pers, lalu mengeluarkan pernyataan tegas untuk mendukungmu. Saya sendiri sedang menyusun pernyataan untuk dikeluarkan dari biro saya.” Elliot segera mencium maksud Weldon. “Anda tidak perlu repot-repot karena saya,” ia berkata. “Saya mendukungmu seribu persen, dan saya berharap kau menyadarinya,” sahut Weldon. Ia tampak gelisah, dan berjalan mondar-mandir sambil menatap dinding-dinding yang dipenuhi lukisan Amy. Kelihatan jelas masih ada sesuatu dalam pikiran Windy. “Dia masih membuat gambar-gambar yang sama?” ia akhirnya bertanya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 73 “Ya,” jawab Elliot. “Dan kalian tetap belum tahu apa artinya?” Elliot merenung sejenak, lalu memutuskan masih terlalu dini untuk memberitahu Weldon. “Begitulah,” ia menyahut. “Kau yakin?” Weldon mendesak sambil mengerutkan kening “Sebab saya rasa ada seseorang yang mengetahui arti gambar-gambar itu.” “Oh ya?” ”Ada kejadian aneh,” Weldon bercerita. “Ada tawaran dari seseorang yang berminat membeli Amy. “Membeli Amy? Apa maksudnya, beli?” “Kemarin sekretaris saya dihubungi pengacara di Los Angeles yang menawarkan 150.000 dolar untuk Amy.” “Pasti salah satu dermawan konyol yang ingin menyelamatkan Amy dari penyiksaan,” Elliot berkomentar. “Saya rasa bukan,” balas Weldon. “Soalnya, tawaran itu datang dari Jepang. Dari orang bernama Hakamichi - dia pengusaha elektronik di Tokyo. Saya mengetahuinya waktu si pengacara menelepon kembali tadi pagi, untuk menaikkan tawarannya menjadi 250.000.” “Dua ratus lima puluh ribu dolar?” Elliot mengulangi. “Untuk Amy?” Tentu saja ia tidak berminat. Ia takkan pernah menjual Amy. Tapi kenapa seseorang menawarkan uang sebanyak itu? Weldon telah siap dengan jawaban. “Uang sebanyak itu, seperempat juta dolar, pasti berasal dari pihak swasta. Industri. Tampaknya Hakamichi membaca laporan mengenai risetmu, dan menemukan cara untuk Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 74 memanfaatkan primata yang dapat berbahasa dalam konteks industri.” Windy memandang ke langit-langit, pertanda ia akan bicara panjang-lebar. “Saya kira ini bisa menjadi titik awal suatu bidang baru, pelatihan primata untuk aplikasi industri dalam dunia nyata.” Peter Elliot mengumpat dalam hati. Ia mengajarkan bahasa pada Amy bukan untuk menyuruhnya bekerja di pabrik, dan ia pun mengemukakan pendapatnya pada Weldon. “Coba pikirkan masak-masak,” ujar Weldon. “Bagaimana kalau kita sekarang berada di ambang bidang perilaku terapan pada monyet besar, suatu bidang yang sama sekali baru? Coba pikirkan apa artinya. Bukan saja sumber pendanaan bagi Departemen, dan kesempatan untuk melakukan riset terapan. Yang lebih penting lagi, kita akan mempunyai alasan untuk menjaga kelangsungan hidup binatang-binatang ini. Kau tahu sendiri, monyet-monyet besar terancam punah. Jumlah simpanse di Afrika terus berkurang. Habitat alami orang utan di Borneo semakin menyempit akibat penebangan hutan, dan dalam sepuluh tahun mereka akan lenyap dari muka bumi. Gorila di hutan tropis di pedalaman Afrika tinggal tiga ribu ekor. Binatangbinatang ini akan punah dalam waktu dekat kecuali kalau ada alasan untuk mempertahankan kelangsungan hidup mereka, sebagai spesies. Dan kaulah yang mungkin memberikan alasan itu, Peter. Pikirkan baik-baik.” Elliot merenungkan ucapan Weldon dan membahasnya dalam rapat staf Proyek Amy pada pukul sepuluh. Mereka memikirkan berbagai kemungkinan untuk memanfaatkan monyet dalam industri, serta keuntungan-keuntungan yang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 75 dapat diperoleh oleh pihak pemberi kerja, misalnya tidak adanya serikat pekerja dan keharusan untuk membayar aneka macam tunjangan. Pada akhir abad kedua puluh, ini merupakan pertimbangan-pertimbangan penting. (Pada tahun 1978, untuk setiap mobil yang dirakit di Detroit, komponen biaya berupa tunjangan kesehatan pekerja melebihi komponen biaya pembelian baja untuk mobil tersebut.) Namun mereka pun menyimpulkan bahwa visi mengenai “monyet-monyet industri” tidak dapat dipertanggungjawabkan. Monyet seperti Amy bukan versi murah dan bodoh dari pekerja manusia. Justru sebaliknya, Amy merupakan makhluk sangat cerdas dan kompleks, tidak cocok dengan dunia industri. Ia membutuhkan pengawasan ketat; ia angin-anginan dan tidak dapat diandalkan, kesehatannya pun mudah terganggu. Jika Hakamichi membayangkan monyet-monyet dengan solder di tangan untuk merakit pesawat TV dan stereo, ia telah disesatkan oleh informasi yang keliru. Satu-satunya orang yang memberi peringatan untuk berhati-hati adalah Bergman, si ahli psikologi anak. “Seperempat juta dolar bukan jumlah kecil,” ia berkata, “dan Mr. Hakamichi pasti bukan orang bodoh. Kemungkinan besar dia mendapat informasi mengenai Amy melalui lukisan-lukisannya, yang menunjukkan Amy menderita neurosis. Kalau dia tertarik pada Amy, itu pasti karena lukisan-lukisannya. Tapi aku tak bisa membayangkan apa.yang membuat lukisan-lukisan itu dinilai seharga seperempat juta dolar.” Para anggota staf yang lain juga tak habis pikir, dan diskusi mereka lalu beralih pada lukisan-lukisan Amy serta naskah-naskah yang baru selesai diterjemahkan. Sarah Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 76 Johnson, yang ditugaskan melakukan riset, mengawali percakapan dengan komentar “Aku bawa berita buruk tentang Kongo.” [3] Sepanjang sebagian besar sejarah tercatat, ia menjelaskan, tak ada yang diketahui mengenai Kongo. Orang Mesir kuno di hulu Sungai Nil hanya tahu mata air sungai itu terletak jauh di selatan, di suatu daerah yang mereka sebut Negeri Pohon-pohon. Di tempat misterius tersebut terdapat hutan rimba yang begitu lebat sehingga selalu gelap gulita, baik siang maupun malam. Makhluk-- makhluk aneh menghuni kegelapan abadi itu, termasuk orang kecil berekor, dan binatang yang setengah hitam setengah putih. Selama hampir empat ribu tahun berikut tak ada kemajuan berarti dalam pengetahuan mengenai pedalaman Afrika. Pada abad ketujuh, orang Arab mendarat di Afrika Timur untuk mencari emas, gading, rempah-rempah, serta budak. Tapi mereka bangsa saudagar-pelaut dan tidak melakukan penjelajahan di darat. Daerah pedalaman mereka sebut Zinj - Negeri Orang Hitam - kawasan yang menjadi sumber dongeng dan legenda. Ada kisah-kisah tentang hutan lebat dan bangsa kerdil berekor; kisah-kisah mengenai gunung yang menyemburkan api dan mengubah langit menjadi hitam; kisah-kisah tentang desa-desa pribumi yang diserang kawanan monyet, yang lalu berhubungan badan dengan para wanita; kisah-kisah tentang raksasa-raksasa berbulu dengan hidung pesek; kisah-kisah mengenai makhluk setengah macan setengah manusia; kisah-kisah mengenai pasar-pasar pribumi, tempat mayat manusia dipotong-potong dan dijual sebagai hidangan lezat. Kisah-kisah semacam itu cukup ampuh untuk membuat Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 77 orang-orang Arab membatasi gerak-gerik mereka pada daerah pesisir, meski ada pula kisah-kisah yang tak kalah memukau: gunung-gunung emas berkilau-kilau, alur-alur sungai penuh intan, binatang-binatang yang dapat berbicara dengan manusia, peradaban-peradaban hutan rimba yang megah tak terbayangkan. Satu kisah, khususnya, terus diulang-ulang: kisah tentang Kota Hilang Zinj. Menurut legenda, sebuah kota yang dikenal bangsa Yahudi pada masa Raja Solomon merupakan sumber kekayaan intan yang luar biasa. Rahasia jalur perdagangan ke kota itu dijaga ketat dan diteruskan dari ayah ke anak selama bergenerasi-generasi. Tapi tambang-tambang intan tersebut telah terkuras habis dan kota itu kini tinggal reruntuhan di pedalaman Afrika. Jalur perdagangan yang penuh bahaya sudah lama ditelan oleh hutan, dan pedagang terakhir yang mengingatnya membawa rahasia itu ke kubur, beratus-ratus tahun silam. Tempat misterius dan memukau ini dinamakan “Kota Hilang Zinj” oleh orang-orang Arab.[4] Namun, meski kemasyhurannya tak lekang dimakan waktu, Johnson tidak berhasil menemukan informasi mendetail mengenai kota itu. Tahun 1187, Ibn Baratu, orang Arab yang tinggal di Mombasa, mencatat bahwa “kaum pribumi setempat bercerita tentang kota hilang bernama Zinj di pedalaman. Bangsa hitam yang menghuni kota itu pernah hidup makmur dan mewah, dan para budak pun menghiasi diri dengan permata, terutama intan biru, sebab intan terdapat dalam jumlah besar di sana.” Tahun 1292, pangeran Persia bernama Mohammed Zaid menyatakan bahwa “intan besar (seukuran) kepalan tangan laki-laki dewasa dipertontonkan di Zanzibar, dan semua Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 78 orang berkata intan itu berasal dari pedalaman, dari reruntuhan sebuah kota bernama Zinj, dan di sinilah intanintan sejenis ditemukan berserakan di tanah, juga di alur-alur sungai”. Tahun 1334, orang Arab lainnya, Ibn Mohammed, menulis bahwa “rombongan kami bersiap-siap mencari kota Zinj, namun berubah pikiran setelah mendengar kota itu sudah lama ditinggalkan dan telah hancur. Kabarnya kota tersebut sungguh aneh, sebab pintu-pintu dan jendelajendela dibuat dengan lengkungan bulan sabit, dan para penghuninya telah ditaklukkan oleh bangsa berbulu yang kejam, yang berbicara dengan berbisik dalam bahasa tak dikenal.” Kemudian orang-orang Portugis, bangsa penjelajah yang tak kenal lelah, tiba. Tahun 1544 mereka telah memasuki pedalaman dari pantai barat, dengan menyusuri Sungai Kongo yang lebar. Tapi mereka segera menemui rintangan-rintangan yang kemudian menghambat penjelajahan pedalaman Afrika selama ratusan tahun. Sungai Kongo tidak dapat dilayari setelah jeram pertama (di suatu tempat yang dulu dikenal dengan nama Leopoldville, dan kini bernama Kinshasa). Daerah tersebut dihuni suku-suku kanibal yang tidak bersahabat. Dan hutan yang panas dan lembap merupakan sumber penyakit - malaria, penyakit tidur, bilharzia, blackwater fever - yang membinasakan para pendatang asing. Orang-orang Portugis akhirnya gagal mencapai pedalaman Kongo. Orang-orang Inggris, di bawah kepemimpinan Kapten Brenner di tahun 1644, mengalami nasib sama; seluruh rombongannya hilang. Selama dua ratus tahun berukutnya wilayah Kongo tetap merupakan titik putih pada peta-peta dunia beradab. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 79 Namun para penjelajah zaman itu pun mengulangi legenda-legenda mengenai daerah pedalaman, termasuk kisah tentang Zinj. Tahun 1642, seniman Portugis bernama Juan Diego de VaIdez membuat gambar terkenal dari Kota Hilang Zinj. “Tapi,” Sarah Johnson menambahkan, “dia juga menggambar manusia berekor, dan monyet yang berhubungan badan dengan wanita pribumi.” Seseorang terdengar mengerang. “Valdez rupanya penyandang cacat,” Johnson melanjutkan. “Sepanjang hidupnya dia tinggal di kota Setubal. Hari-harinya dihabiskan dengan minum-minum bersama para pelaut dan membuat gambar berdasarkan cerita-cerita mereka.” Baru pada pertengahan abad kesembilan belas Afrika dijelajahi secara serius oleh Burton dan Speke, Baker dan Livingstone, dan terutama oleh Stanley. Tak seorang pun dari mereka berhasil menemukan jejak Kota Hilang Zinj. Dan selama seratus tahun berikut pun tidak diperoleh petunjuk tentang kota yang keberadaannya diragukan itu. Suasana rapat staf Proyek Amy terasa suram. “Aku sudah bilang beritanya buruk,” ujar Sarah Johnson. “Maksudmu,” kata Peter Elliot, “gambar ini didasarkan atas cerita dari mulut ke mulut, dan kita tidak tahu pasti apakah kota itu benar-benar ada.” “Kelihatannya begitu,” jawab Sarah Johnson. “Tak ada bukti bahwa kota dalam gambar ini memang ada. Ini hanya cerita.” Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 80 4 PEMECAHAN KETERGANTUNGAN Peter Elliot pada data keras abad kedua puluh - fakta, diagram, grafik - membuatnya tidak siap menghadapi kemungkinan bahwa sebuah gambar mendetail dari tahun 1642 tak lebih dari perkiraan seniman. Kenyataan itu merupakan pukulan berat bagi dirinya. Rencana mereka untuk membawa Amy ke Kongo tiba-tiba terasa kekanak-kanakan. Kemiripan antara gambarnya dan gambar Valdez dari tahun 1642 rupanya tak lebih dari kebetulan. Bagaimana mereka bisa sampai berharap Kota Hilang Zinj bukan sekadar legenda? Di dunia abad ketujuh belas yang ditandai oleh perluasan cakrawala, kisah mengenai kota seperti itu memang masuk akal. Tapi di abad kedua puluh yang serba terkomputerisasi, keberadaan Kota Hilang Zinj sama meragukannya seperti keberadaan Camelot atau Xanadu. Mereka telah membodohi diri sendiri dengan menganggap serius kisah itu. “Kota hilang itu tidak ada,” Elliot mendesah. “Oh, kota itu memang ada,” seorang wanita menyangkal. “Soal itu sudah pasti.” Elliot segera menoleh dan melihat bahwa bukan Sarah Johnson yang mengatakannya. Seorang wanita muda berusia awal dua puluhan yang jangkung dan langsing berdiri di bagian belakang ruangan. Ia cantik, namun sikapnya dingin dan menjaga jarak. Wanita itu mengenakan setelan jas untuk kantor, dan membawa tas kerja yang diletakkannya di meja, lalu dibuka. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 81 “Saya Dr. Ross,” ia memperkenalkan diri, “dari Wildlife - Fund, dan saya ingin minta pendapat Anda sekalian mengenai foto-foto ini.” Ia membagikan sejumlah foto, yang kemudian memancing siulan dan desahan saat diamati oleh para anggota staf. Di ujung meja, Elliot sudah tak sabar menunggu giliran. Foto-foto itu ternyata foto-foto hitam-putih dengan garis-garis honizontal, diambil dari monitor video. Tapi objek yang diperlihatkan tetap sangat jelas: reruntuhan sebuah kota di tengah hutan, dengan pintu dan jendela berbentuk bulan sabit terbalik. 5 AMY “MELALUI satelit?” Elliot mengulangi. Suaranya bernada tegang. “Ya, gambar-gambar ini ditransmisikan melalui satelit dari Afrika dua harl lalu.” “Berarti Anda mengetahui lokasi reruntuhan ini?” “Tentu saja.” “Dan ekspedisi Anda akan berangkat dalam beberapa jam?” “Tepatnya, dalam 6 jam dan 23 menit,” jawab Ross sambil menatap jam digitalnya. Elliot menutup rapat staf dan berbicara empat mata Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 82 dengan Ross selama lebih dari satu jam. Belakangan Elliot mengaku bahwa Ross mengelabuinya dengan menyamarkan tujuan ekspedisi serta bahaya-bahaya yang menanti mereka. Tapi Elliot memang ingin berangkat, dan kemungkinan besar ia tidak terlalu peduli pada alasan-alasan di balik ekspedisi Ross, maupun bahaya-bahaya yang mengancam. Sebagai ahli mencari bantuan dana, ia sudah lama terbiasa menghadapi situasi di mana kepentingan orang lain dan motivasinya sendiri tidak sejalan. Inilah sisi hina kehidupan akademik: entah berapa banyak riset yang dibiayai karena mungkin dapat menyembuhkan kanker? Seorang periset akan menjanjikan apa saja untuk memperoleh uang. Rupanya tak pernah terlintas dalam benak Elliot bahwa Ross memanfaatkan dirinya seperti halnya ia memanfaatkan Ross. Sejak awal Ross tidak sepenuhnya berterus terang; ia menerima instruksi dari Travis untuk menjelaskan misi Kongo ERTS dengan “data terbatas”. Pembatasan data telah mendarah daging dalam diri Ross. Semua orang di ERTS telah terlatih untuk mengatakan tidak lebih dari yang diperlukan. Elliot memperlakukan Ross sebagai wakil lembaga penyandang dana biasa, dan itu merupakan kesalahan besar. Bisa dikatakan Ross dan Elliot sama-sama keliru menilai yang lain, sebab masing-masing menampilkan diri secara menyesatkan. Elliot tampak begitu canggung dan tertutup, sehingga anggota staf pengajar Berkeley pernah ada yang berkomentar, “Pantas saja dia membaktikan hidupnya untuk meneliti monyet-monyet; dia tidak punya keberanian untuk berbicara dengan orang.” Sebenarnya Elliot merupakan pemain football yang tangguh ketika masih di college, dan di balik perilaku akademiknya yang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 83 seakan-akan dilandasi rasa kurang percaya diri sesungguhnya terdapat ambisi menyala-nyala. Sama halnya dengan Karen Ross. Kecerdasan dan keuletannya seakan-akan bersembunyl di balik kecantikan dan logat Texas-nya yang lembut dan memesona. (Ia menjadi dewasa dengan cepat, dan pernah disebut “contoh sempurna wanita Texas yang tangguh” oleh salah satu guru high-schoolnya.) Ross merasa bertanggung jawab atas ekspedisi ERTS sebelumnya, dan ia bertekad untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan. Elliot dan Amy mungkin dapat membantunya setelah mencapai lokasi; itu saja sudah cukup sebagai alasan untuk mengajak mereka. Ross juga khawatir karena pihak konsorsium berusaha menghubungi Elliot melalui Hakamichi. Jika Elliot dan Amy bergabung dengan rombongan ERTS, pihak konsorsium akan kehilangan salah satu faktor keunggulan potensial - itu pun merupakan alasan kuat untuk membawa Elliot dan monyetnya. Sebagai pertimbangan terakhir, Ross membutuhkan samaran seandainya rombongan mereka dicegat di salah satu perbatasan-seorang ahli primata dan seekor monyet cocok sekali untuk maksud tersebut. Tapi sesungguhnya tujuan utama Karen Ross tetap intan-intan Kongo, dan ia bersedia mengatakan apa pun, melakukan apa pun, dan mengorbankan apa pun untuk mencapai tujuannya. Dalam foto-foto yang diambil di bandara San Francisco, Elliot dan Ross menampilkan diri sebagai dua ilmuwan muda penuh senyum yang hendak bertolak ke Afrika untuk melakukan ekspedisi. Namun sebenarnya motivasi mereka bertolak belakang dan sama-sama ditutup-tutupi. Elliot tidak mau berterus terang bahwa tuiuannya bersifat teoretis Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 84 dan ilmiah; sedangkan Ross enggan mengakui bahwa tujuannya jauh lebih pragmatis. Tapi bagaimanapun, pada siang hari tanggal 14 Juni, Karen Ross dan Peter Elliot melewati lapangan olahraga universitas di Hallowell Road naik Fiat tua milik Elliot. Ross agak was-was. Mereka hendak menemui Amy. Elliot membuka kunci pada pintu bertanda merah JANGAN MENGGANGGU, EKSPERIMEN DENGAN BINATANG SEDANG BERLANGSUNG. Di balik pintu itu, Amy sedang mendengus-dengus sambil menggaruk-garuk badan. Elliot berhenti sejenak. “Pada waktu berhadapan dengan Amy,” ia ber-pesan, “Anda harus ingat dia gorila, bukan manusia. Gorila mempunyai aturan tingkah laku tersendiri. Jangan bicara keras-keras atau bergerak mendadak, sampai dia terbiasa dengan kehadiran Anda. Jangan perlihatkan gigi Anda kalau tersenyum, sebab itu dianggap ancaman. Dan tundukkan kepala, sebab tatapan langsung dari orang yang tak dikenal merupakan isyarat menantang. Jangan berdiri terlalu dekat dengan saya dan jangan sentuh saya, sebab dia sangat pencemburu. Kalau Anda bicara dengan Amy, jangan bohong. Biarpun menggunakan bahasa isyarat, dia memahami sebagian besar bahasa manusia, dan kami biasa bicara dengannya. Dia tahu kalau seseorang membohonginya, dan dia tidak suka.” “Tidak suka?” “Dia akan mengabaikan Anda, menolak berbicara dengan Anda, dan bertingkah.” “Ada lagi?” “Tidak, saya kira cukup.” Elliot tersenyum menenangkan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 85 “Kami punya acara penyambutan rutin, walaupun sebenarnya dia sudah terlalu besar untuk itu.” Ia membuka pintu, mempersiapkan diri, dan berkata, “Selamat pagi, Amy.” Sebuah sosok hitam besar melompat ke pelukannya. Elliot terhuyung-huyung ke belakang. Ross tercengang melihat ukuran binatang itu. Ia membayangkan monyet yang lebih kecil dan lebih lucu. Amy sebesar wanita dewasa. Amy mengecup pipi Elliot dengan bibirnya yang tebal. Kepalanya yang hitam tampak besar sekali di samping kepala pria itu. Embusan napasnya membuat kacamata Elliot berembun. Ross mencium bau manis, dan ia memperhatikan Elliot melepaskan lengan Amy yang melingkar pada pundaknya. “Amy senang pagi ini?” Elliot bertanya. Jari-jemari Amy bergerak cepat di dekat pipinya, seakan-akan mengusir lalat. “Ya, aku terlambat hari ini,” ujar Elliot. Amy kembali menggerak-gerakkan jari, dan Ross menyadari bahwa binatang itu sedang memberi isyarat. Kecepatannya sungguh mengejutkan; semula Ross menduga gerak-gerik Amy akan jauh lebih lamban dan kikuk. Ross juga menyadari bahwa pandangan Amy terus melekat pada wajah Elliot. Segenap perhatian Amy tertuju pada periset itu. Sepertinya ia berusaha menyerap segala sesuatu, mulai dari sikap tubuh Elliot, ekspresi wajahnya, nada suaranya, sampai kata-kata yang diucapkannya. “Aku ada pekerjaan tadi,” Elliot menjelaskan. Amy kembali memberi isyarat dengan cepat. “Ya, orang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 86 harus bekerja,” Elliot membenarkan sambil menuntun Amy masuk ke karavan. Setelah berada di dalam, ia memperkenalkan tamunya, “Amy, ini Dr. Ross.” Amy memandang Karen Ross dengan curiga. “Halo, Amy,” Karen-Ross menyapanya. Ia tersenyum sambil menundukkan kepala. Sebenarnya ia merasa agak konyol bersikap seperti itu, tapi di pihak lain ia pun tidak berani mengambil risiko dengan monyet sebesar Amy. Amy menatap Ross sejenak, lalu melintasi karavan, dan menghampiri standar melukis. Ia sedang melukis saat Elliot dan Ross datang, dan kini ia melanjutkan kegiatan itu tanpa menggubris mereka. “Apa artinya ini?” tanya Ross. Ia merasa Amy bermaksud menghinanya. “Kita tunggu saja,” jawab Elliot. Tak lama kemudian Amy kembali sambil merangkak. Ia langsung menghampiri Karen Ross, lalu mengendus-endus selangkangannya dan mengamatinya dengan saksama. Sepertinya ia sangat tertarik pada tas kulit Ross yang dihiasi gesper kuningan mengilap. Belakangan Ross berkomentar bahwa “kejadiannya persis seperti di pesta-pesta di Houston. Saya diteliti wanita lain. Saya mendapat kesan dia akan bertanya, di mana saya membeli pakaian saya.” Namun bukan itu hasilnya. Amy mengangkat tangan dan menorehkan cat hijau ke baju Ross. “Sepertinya acara perkenalan ini kurang berhasil,” ujar Ross. Elliot mengikuti perkembangan pertemuan pertama itu Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 87 dengan rasa was-was, meski tidak memperlihatkannya. Memperkenalkan orang baru pada Amy sering kali sulit, terutama kalau orang itu wanita. Dalam kurun waktu beberapa tahun, Elliot telah melihat sejumlah ciri khas wanita pada diri Amy. Amy bisa bersikap manja, senang dipuji-puji, menaruh perhatian besar pada penampilannya, suka memakai makeup, dan sangat cerewet mengenai warna baju hangat yang dipakainya di musim dingin. Ia lebih menyukai pria daripada wanita, dan secara terang-terangan menunjukkan sikap cemburu pada teman-teman wanita Elliot. Elliot jarang mengajak mereka menemui Amy, tapi di pagi hari Amy sering mengendus-endus untuk mencium bau parfum, dan ia selalu berkomentar jika Elliot belum berganti baju. Situasi ini mungkin bisa dianggap lucu, kalau saja Amy tidak suka menyerang wanita yang tak dikenalnya. Dan serangan oleh Amy bukan sesuatu yang menyenangkan. Amy kembali ke standar lukis, lalu berkata dengan bahasa isyarat, Tidak suka perempuan, tidak suka, Amy tidak suka, suruh pergi pergi. “Ayo, Amy, jangan nakal,” Peter berusaha membujuknya. “Apa katanya?” tanya Ross sambil menuju tempat cuci tangan, untuk membersihkan cat yang menempel di bajunya. Peter memperhatikan bahwa Ross tidak memekik dan menjerit seperti sebagian besar pengunjung yang memperoleh sambutan tidak bersahabat dari Amy. “Dia bilang suka baju Anda,” ujar Peter. Amy langsung -memelototinya. Ia selalu melotot jika Peter memberikan terjemahan yang keliru. Amy jangan bohong. Peter jangan bohong. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 88 “Jangan nakal, Amy,” Peter mengulangi. “Karen orang baik.” Amy mendengus, lalu kembali melukis dengan terburu-buru. “Bagaimana sekarang?” tanya Ross. “Beri dia waktu.” Peter tersenyum untuk menenangkan tamunya. “Dia butuh waktu untuk menyesuaikan diri.” Ia tidak berusaha menjelaskan bahwa tingkah laku simpanse lebih parah lagi. Simpanse biasa melempar tinja pada orang asing, bahkan pada orang-orang yang mereka kenal baik; kadang-kadang mereka menyerang untuk menentukan siapa yang lebih berkuasa. Untung saja gorila tidak seagresif itu, dan jauh lebih longgar dalam hierarki kekuasaan. Tiba-tiba Amy mencabut kertas pada standar lukis dan mulai mengoyak-ngoyaknya. Sobekan-sobekan kertas beterbangan ke segala arah. “Apakah ini termasuk proses penyesuaian?” Karen Ross bertanya. Ia tampak lebih banyak geli daripada takut “Amy, berhenti,” ujar Peter dengan nada suara sengaja dibuat jengkel. “Amy...” Amy duduk di tengah ruangan, dikelilingi kertas yang terus disobek-sobeknya sambil memberi isyarat, Perempuan ini. Perempuan ini. Amy memperlihatkan perilaku penggantian yang klasik. Jika seekor gorila enggan bertindak agresif secara langsung, ia mengambil tindakan simbolik. Dalam kasus iin, ia sedang mencabik-cabik Karen Ross. Semakin lama ia semakin marah, suatu pola yang oleh Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 89 staf Proyek Amy disebut “ancang-ancang”. Sama seperti manusia, yang mula-mula berwajah merah, lalu mengencangkan otot-otot, lalu berteriak dan melempar-lemparkan barang sebelum akhirnya terlibat bentrokan fisik, gorila pun melewati tahap-tahap tertentu sebelum menerjang. Mencabik-cabik kertas atau rumput, diikuti gerakan menyamping bagaikan kepiting, serta bunyi mendengus-dengus. Kemudian ia akan memukul-mukul lantai sambil bersuara sekeras mungkin. Dan setelah itu Amy akan menyerang - jika Elliot tidak menghentikan proses tersebut. “Amy,” ia berkata dengan tegas. “Karen perempuan kancing.” Seketika Amy berhenti. Dalam dunianya, “kancing” merupakan istilah untuk orang berkedudukan tinggi. Amy sangat peka terhadap sikap dan tingkah laku seseorang, serta tidak mengalami kesulitan dalam mengamati para anggota staf dan menentukan siapa membawahi siapa. Tapi jika menghadapi orang yang tak dikenalnya, Amy dihinggapi perasaan bingung; indikator-indikator utama yang menunjukkan status di kalangan manusia - pakaian, pembawaan, dan gaya bicara - tidak berarti apaapa baginya. Ketika masih kecil, ia acap kali menyerang petugas-petugas polisi tanpa sebab jelas. Setelah beberapa insiden yang disusul ancaman tuntutan hukum, staf Proyek Amy akhirnya sadar bahwa baju seragam polisi yang dilengkapi kancing-kancing mengilap dianggap menggelikan oleh Amy; ia berasumsi bahwa siapa pun yang berpakaian sekonyol itu pasti berkedudukan rendah, dan karena itu boleh diserang. Tapi sesudah mempelajari Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 90 konsep “kancing”, ia bersikap segan pada setiap orang berseragam. Amy kini menatap Ross “kancing” dengan penuh hormat. Di tengah-tengah sobekan kertas yang mengelilinginya, ia mendadak tampak salah tingkah, seakan-akan telah melakukan kesalahan yang bodoh. Tanpa perlu disuruh, ia bangkit dan pergi ke pojok sambil menghadap ke dinding. “Apa lagi ini?” tanya Ross. “Dia tahu dia nakal.” “Anda memaksanya berdiri di pojok, seperti anak kecil? Dia tidak bermaksud jahat.” Sebelum Elliot sempat berkata apa-apa, Ross sudah menghampiri Amy. Pandangan Amy tetap tertuju lurus ke depan. Ross melepaskan tas yang disandangnya di bahu dan meletakkannya di lantai, dalam jangkauan tangan Amy. Pertama-tama tidak terjadi apa-apa. Kemudian Amy meraih tas itu, menatap Karen, lalu menoleh ke arah Peter. Peter berkata, “Dia akan merusak segala sesuatu di dalam tas Anda.” “Tidak apa-apa.” Amy segera membuka gesper kuningan dan menumpahkan isi tas ke lantai. Ia mulai mencari-cari sambil memberi isyarat, Lipstik lipstik, Amy suka Amy mau lipstik mau. “Dia minta lipstik.” Ross membungkuk dan memungut lipstik. Amy mencabut tutupnya dan menorehkan lingkaran merah pada wajah Karen. Ia tersenyum dan mendengkur gembira, lalu menghampiri cermin yang dipasang di lantai. Di depan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 91 kaca, ia mengoleskan lipstik ke wajahnya sendiri. . “Nah, kelihatannya sudah ada kemajuan,” Karen Ross berkomentar. Di seberang ruangan, Amy jongkok di depan cermin sambil mencoreng-coreng wajahnya. Ia tersenyum lebar, lalu memoleskan lipstik ke giginya. Elliot merasa kesempatan ini cocok untuk mengajukan pertanyaan pada Amy. “Amy mau jalan-jalan?” ia berkata. Amy suka berpesiar, dan ia menganggapnya sebagai imbalan istimewa. Jika suatu eksperimen berjalan dengan baik, Elliot sering mengajaknya naik mobil ke drive-in. Di sana Amy minum sari jeruk dengan sedotan, dan menikmati kegaduhan yang ditimbulkannya di kalangan penonton. Ia memberi isyarat, Jalan-jalan mobil? “Bukan, bukan naik mobil. Jalan-jalan jauh. Lama.” Pergi rumah? “Ya, kita akan pergi dari rumah. Lama.” Ini membuatnya curiga. Amy baru beberapa kali meninggalkan rumah untuk waktu lama, dan setiap kali karena ia harus dirawat di rumah sakit akibat radang paru-paru dan infeksi saluran kencing; ia tidak menyukainya. Ia kembali memberi isyarat, Pergi mana? “Ke hutan rimba, Amy.” Amy terdiam agak lama. Mula-mula Elliot menyangka Amy tidak memahaminya, tapi Amy tahu kata “hutan” dan seharusnya mampu menyimpulkan maksud Elliot. Amy memberi isyarat berulang-ulang, seperti yang selalu dilakukannya kalau ia sedang merenung: Jalan-jalan hutan jalan-jalan hutan pergi jalan-jalan hutan. Ia meletakkan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 92 lipstik Ross. Kemudian ia menatap sobekan-sobekan kertas di lantai, yang lalu dipungutnya satu per satu dan dimasukkan ke keranjang sampah. “Apa artinya ini?” tanya Karen Ross. “Ini berarti Amy ingin jalan-jalan,” jawab Peter Elliot. 6 KEBERANGKATAN HIDUNG Boeing 747 kargo itu terbuka seperti rahang, sehingga bagian dalam pesawat yang luas dan terang benderang kelihatan jelas. Baru tadi sore pesawat tersebut diterbangkan dari Houston ke San Francisco. Kini pukul sembilan malam, dan sejumlah pekerja yang tampak heran sedang mengangkut kandang aluminium berukuran besar, berkotak-kotak pil vitamin, pispot, serta kardus-kardus berisi mainan. Salah seorang dari mereka mengambil cangkir berbentuk Mickey Mouse, lalu mengamatinya sambil geleng-geleng kepala. Elliot berdiri di apron bersama Amy, yang menutup kedua telinganya untuk menghalau suara mendesing mesin-mesin Jet. Amy memberi isyarat pada Peter, Burung ribut. “Kita terbang naik burung, Amy,” ujar Peter. Amy belum pernah terbang, dan belum pernah melihat pesawat dari dekat. Kita naik mobil, ia memutuskan, sambil mengamati Jumbo Jet di hadapan mereka. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 93 “Kita tidak bisa naik mobil. Kita terbang.” Terbang mana terbang? “Terbang hutan.” Jawaban ini rupanya membingungkan bagi Amy, tapi Elliot enggan menjelaskannya lebih lanjut. Seperti semua gorila, Amy tidak suka air, dan menolak menyeberangi sungai paling kecil pun. Elliot tahu Amy akan kalang kabut kalau mendengar mereka akan melintasi perairan luas. Karena itu ia segera mengallhkan pembicaraan dan mengajak Amy masuk ke pesawat untuk melihat-lihat. Ketika mereka menaiki ramp di hidung pesawat, Amy memberi isyarat, Mana perempuan kancing? Elliot pun belum melihat Ross selama lima jam terakhir, dan ia terkejut karena wanita itu ternyata sudah ada di pesawat. Ross sedang berbicara melalui telepon yang dipasang di dinding ruang kargo. Elliot mendengarnya berkata, “Hmm, Irving tampaknya yakin ini sudah cukup. Ya, kami punya empat unit 907. Kekurangannya bisa ditutupi dengan perlengkapan lain yang ada di sini. Dua HUD mikro, cuma itu. Ya, kenapa tidak?” la mengakhiri percakapannya, lalu berpaling pada Elliot dan Amy. “Semuanya beres?” tanya Elliot. “Ya. Mari saya antar Anda berkeliling.” Ia mengajak Elliot memasuki ruang kargo. Amy berjalan di samping mereka. Elliot menengok ke belakang dan melihat seorang petugas menaiki ramp sambil membawa sejumlah kotak logam bernomor yang diberi tanda INTEC, INC., diikuti nomor-- nomor seri. “Ini ruang kargo utama,” ujar Ross. Ruangan itu dipenuhi beberapa jip bergardan ganda, kendaraan-kendaraan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 94 amfibi, perahu-perahu karet, serta rak-rak berisi pakaian, perlengkapan, bahan makanan - semuanya ditandai dengan kode komputer dan disusun dalam modul-modul. Ross menjelaskan bahwa ERTS sanggup menyiapkan ekspedisi untuk kondisi geografis dan iklim apa pun dalam waktu beberapa jam saja. Ia terus menekankan kecepatan yang dimungkinkan berkat bantuan komputer. “Kenapa harus terburu-buru?” tanya Elliot. “Sebab ini bisnis,” jawab Karen Ross. “Empat tahun lalu belum ada perusahaan seperti ERTS. Sekarang ada sembilan di seluruh dunia, dan semuanya menjual keunggulan kompetitif, berarti kecepatan. Dulu, di tahun enam puluhan, sebuah perusahaan - katakanlah, perusahaan minyak - bisa menghabiskan berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun untuk menyelidiki lokasi tertentu. Tapi sekarang tak seorang pun mampu bersaing dengan cara seperti itu. Keputusan-keputusan bisnis diambil dalam waktu beberapa minggu atau hari. Segala sesuatu dikerjakan lebih cepat. Kami sudah bersiap-siap menghadapi tahun delapan puluhan, ketika kami akan memberikan jawaban-jawaban dalam beberapa jam. Saat ini jangka waktu kontrak ERTS rata-rata sedikit kurang dari tiga minggu, atau lima ratus jam. Tahun 1990, kami akan menyediakan data 'tutup kantor'. Seorang eksekutif bisa menghubungi kami pagi-pagi untuk minta informasi mengenai suatu lokasi di mana pun di dunia, lalu memperoleh laporan lengkap yang ditransmisikan melalui komputer ke mejanya - sebelum kantornya tutup malam itu, katakanlah dalam sepuluh sampai dua belas jam.” Ketika mereka kembali berkeliling, Elliot menyadari bahwa sebagian besar ruang kargo digunakan untuk menyimpan modul-modul aluminium bertanda “C31”. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 95 “Benar,” kata Ross. “Command-Control Communications and Intelligence - Komunikasi Pengendali Komunikasi dan Intelijen. Ini komponen-komponen mikronik, perlengkapan paling mahal yang dibawa. Waktu kami baru mulai dalam bisnis ini, 12 persen dari biaya total digunakan untuk perlengkapan elektronik. Sekarang sudah 31 persen, dan setiap tahun jumlahnya terus meningkat. Ada komunikasi lapangan, pengindraan jarak jauh, pertahanan, dan sebagainya.” Kemudian Ross mengajak mereka ke bagian belakang pesawat. Di sana ada modul hunian yang cukup nyaman, lengkap dengan konsol komputer dan beberapa tempat tidur tingkat. Amy memberi isyarat, Rumah bagus. “Ya, memang bagus.” Mereka diperkenalkan pada Jensen, ahli geologi muda yang memelihara janggut, dan kepada Irving Levine yang berkata bahwa ia bertugas sebagai “EY. Kedua pria itu sedang menjalankan studi probabilitas pada komputer, tapi mereka berhenti sejenak untuk bersalaman dengan Amy yang menatap mereka dengan serius, lalu mengalihkan perhatiannya ke layar monitor. Amy terpukau oleh gambar-gambar berwarna-warni yang tampak pada layar dan oleh lampu-lampu kecil yang berkerlap-kerlip. Ia terus mencoba menekan tombol-tombol dan memberi isyarat, Amy main kotak. “Jangan sekarang, Amy,” ujar Elliot sambil menyingkirkan tangan Amy dari keyboard. Jensen bertanya, “Apakah dia selalu seperti ini?” “Ya,” jawab Elliot. “Dia suka komputer. Dia kenal Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 96 komputer sejak kecil, dan semua komputer dianggapnya hak milik pribadi.” Kemudian ia menambahkan, “E3 itu singkatan apa?” “Expedition Electronics Expert,” Irving menyahut riang. Ia berperawakan pendek dan murah senyum. “Saya ahli elektronik untuk ekspedisl ini. Kami bawa beberapa peralatan dari Intec, sekadar untuk berjaga-jaga. Soalnya orang-orang Jepang dan Jerman itu pasti takkan tinggal diam.” “Oh-oh, dia mulai lagi,” ujar Jensen sambil tertawa, ketika Amy kembali menekan-nekan tombol. Elliot berseru, “Amy, jangan!” “Ini cuma permainan. Pasti tidak menarik untuk monyet,” kata Jensen. Kemudian ia menambahkan, “Tak ada yang bisa rusak.” Amy memberi isyarat, Amy gorila baik, lalu menekan tombol lagi. Ia tampak santai, dan Elliot bersyukur perhatian Amy beralih pada komputer. Ia selalu merasa geli melihat sosok Amy yang hitam besar di depan konsol komputer. Amy suka memegang bibir sambil merenung sebelum menekan tombol, seakan-akan mengolok-olok tingkah laku manusia. Ross, yang seperti biasa berpikiran pragmatis, kembali membahas masalah nyata yang mereka hadapi. “Apakah Amy mau tidur di ranjang?” Elliot menggelengkan kepala. “Tidak. Gorila menyiapkan tempat baru setiap malam. Berikan saja beberapa helai selimut. Dia akan membuat sarang di lantai dan tidur di sana.” Ross mengangguk. “Bagaimana dengan vitamin dan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 97 obat-obatan untuk dia? Dia mau minum pil?” “Biasanya dia harus dibujuk dulu, atau pilnya disembunyikan di dalam sepotong pisang. Dia biasa menelan pisang tanpa dikunyah dulu.” “Tanpa dikunyah dulu.” Ross menganggukangguk, seolah-olah baru menerima informasi penting. “Kami punya vitamin standar,” katanya. “Saya akan mengatur jatah khusus untuk Amy.” “Dia minum vitamin yang sama seperti manusia, hanya saja dia butuh vitamin C dalam jumlah besar.” “Kami menjatahkan tiga ribu unit per hari. Cukup? Bagus. Dan apakah dia tahan obat antimalaria? Obat itu harus diminum mulai sekarang.” “Secara umum,” ujar Elliot, “reaksi Amy terhadap obat-obatan sama seperti manusia.” Ross mengangguk. “Apakah tekanan udara di kabin akan mengganggu Amy? Tekanannya dibuat setara dengan ketinggian 1.500 meter.” Elliot menggelengkan kepala. “Dia gorila pegunungan, dan mereka hidup di ketinggian antara 1.500 sampai 2.700 meter, jadi dari segi itu tidak ada masalah. Tapi dia sudah terbiasa dengan iklim lembap, dan cepat mengalami dehidrasi. Kita harus menjaga agar dia jangan sampai kekurangan cairan.” “Apakah dia bisa menggunakan WC?” “Tempat duduknya mungkin terlalu tinggi,” balas Elliot. “Tapi saya membawa pispot untuk dia.” “Amy mau menggunakan pispot?” Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 98 “Tentu.” “Saya punya kalung baru untuk dia. Apakah dia mau memakainya?” “Asal Anda memberikannya sebagai hadiah.” Sewaktu mereka membahas detail-detail lain kebutuhan Amy, Elliot menyadari bahwa telah terjadi sesuatu dalam beberapa jam terakhir, nyaris tanpa diketahui: perilaku Amy yang neurotik dan tak menentu telah lenyap. Sepertinya perilaku yang ia tampilkan sebelumnya tidak lagi relevan; sejak diberitahu mereka akan menempuh perjalanan jauh, ia tidak lagi uring-uringan dan menutup diri; ia kembali menjadi gorila betina berusia muda. Elliot sempat bertanya-tanya, apakah mimpi-mimpi dan depresi Amy karena ia sudah begitu lama terkungkung dalam lingkungan laboratorium. Mula-mula suasana di lab memang menyenangkan, bagaikan tempat penitipan untuk anak kecil. Tapi setelah beberapa tahun, tempat itu mungkin terlalu sempit dan membosankan. Mungkin, Elliot berkata dalam hati, Amy hanya membutuhkan suasana yang lebih bergairah. Suasana menjelang keberangkatan mereka memang penuh gairah. Ketika berbicara dengan Ross, Elliot merasa sesuatu yang luar biasa akan terjadi. Ekspedisi bersama Amy merupakan contoh pertama suatu peristiwa yang sudah bertahun-tahun diramalkan oleh para periset primata - tesis Pearl. Frederick Pearl ahli teori perilaku binatang. Dalam suatu pertemuan American Ethnological Society di New York pada tahun 1972, ia berkata, “Primata telah mempelajarl bahasa isyarat, dan kini hanya masalah waktu sampai seseorang membawa seekor binatang ke lapangan, guna Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 99 membantu penelitian binatang liar dari spesies yang sama. Kita dapat membayangkan primata berkemampuan bahasa bertindak sebagai penerjemah, atau bahkan sebagai duta umat manusia, dalam kontak dengan makhluk-makhluk liar.” Tesis Pearl segera menarik perhatian serta pendanaan dari Angkatan Udara AS, yang telah menyokong riset linguistik sejak tahun 1960-an. Menurut salah satu cerita, Angkatan Udara mempunyai proyek rahasia bernama CONTOUR, yang menyangkut kemungkinan kontak dengan bentuk-bentuk kehidupan dari luar bumi. Secara resmi, pihak militer berpendapat bahwa penampakan UFO merupakan gejala alam, tapi mereka tidak menutup mata terhadap kemungkinan-kemungkinan lain. Seandainya terjadi kontak dengan kehidupan dari luar bumi, dasar-dasar linguistik jelas berperan sangat besar. Dan membawa pnmata ke lapangan dipandang sebagai contoh kontak dengan “kecerdasan asing”; karena itulah pihak Angkatan Udara bersedia menjadi penyandang dana. Pearl meramalkan bahwa penelitian lapangan akan dilakukan sebelum tahun 1976, tapi nyatanya belum ada yang memulainya. Masalahnya, setelah dipelajari lebih mendalam, tak seorang pun menemukan keuntungan yang dapat diraih - sebagian besar primata berkemampuan bahasa tak kalah bingung dibandingkan manusia jika menghadapi primata liar. Beberapa di antara monyet-monyet itu bahkan menyangkal hubungan apa pun dengan sesama mereka, seperti Arthur si simpanse, yang menyebut simpanse-simpanse lain “makhluk-makhluk hitam”. (Amy pernah diajak ke kebun binatang untuk melihat gorila lain. Ia mengenali mereka, namun bersikap angkuh dan menyebut mereka “gorila bodoh” setelah. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 100 menyadari mereka tidak menjawab ketika diajak berbicara dengan bahasa isyarat.) Berdasarkan pengamatan-pengamatan seperti itu, periset lain, John Bates, menyimpulkan di tahun 1977 bahwa “kita menciptakan kelompok elite binatang berpendidikan yang memperlihatkan sikap melecehkan yang serupa dengan sikap seorang doktor terhadap pengemudi truk. Kecil kemungkinan primata berkemampuan bahasa dapat dimanfaatkan sebagai duta di lapangan. Mereka terlalu tinggi hati.” Namun sesungguhnya tak seorang pun tahu apa yang akan terjadi jika seekor primata dibawa ke lapangan. Sebab belum pernah ada yang mencobanya: Amy merupakan kasus pertama. Pukul 23.00, pesawat kargo ERTS melaju di landasan bandara internasional San Francisco, lepas landas dengan susah payah, lalu membelah kegelapan malam ke arah timur, untuk memulai penerbangan ke Afrika. HARI 3 TANGIER 15 Juni 1979 1 DATA BUMI Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 101 PETER ELLIOT mengenal Amy sejak Amy masih bayi. Ia bangga akan kemampuannya meramalkan reaksi-reaksi Amy, meskipun ia mengenalnya hanya dalam lingkungan laboratorium. Kini, ketika dihadapkan pada situasi-situasi baru, perilaku Amy membuat Elliot tercengang. Elliot menduga Amy akan ketakutan saat pesawat mereka lepas landas, dan ia telah menyiapkan alat suntik berisi obat penenang Thoralen. Tapi ternyata Amy tak perlu disuntik. Amy memperhatikan Jensen dan Levine memasang sabuk pengaman masing-masing, lalu segera mengikuti contoh mereka. Sepertinya prosedur itu dianggapnya lucu, meski agak kekanak-kanakan. Amy memang sempat membelalakkan mata saat mendengar suara mesin Jet menderu-deru, tapi berhubung orang-orang di sekitarnya kelihatannya tidak terganggu, ia pun ikut bersikap acuh tak acuh dan jemu. Namun setelah lepas landas, Amy memandang ke luar jendela dan langsung panik. Ia membuka sabuk pengamannya dan mulai mondar-mandir di ruang penumpang, berpindah-pindah dari satu jendela ke jendela berikut, menabrak-nabrak orang sambil memberi isyarat, Mana tanah tanah mana tanah? Di luar, permukaan bumi kelihatan gelap dan samar-samar. Mana tanah? Elliot menyuntik Amy dengan Thoralen, lalu mulai membelai-belainya. Kemudian ia mendudukkan Amy dan menarik-narik bulunya. Di alam bebas, primata menghabiskan beberapa jam setiap hari dengan saling merapikan bulu dan mencari kutu. Kegiatan itu memegang peranan penting dalam mengatur struktur sosial kelompok. Ada pola khas yang menentukan siapa membelai siapa, dan seberapa sering. Selain itu, kegiatan tersebut tampaknya bersifat Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 102 menenangkan. Dalam beberapa menit saja kegelisahan Amy telah berkurang banyak. Ia memperhatikan bahwa yang lain sedang minum, dan langsung minta “minuman buah hijau” - istilahnya untuk martini dengan buah zaitun - serta sebatang rokok. Amy biasa mengajukan permintaan ini jika ada acara istimewa, misalnya pesta departemen, dan kali ini pun Elliot memenuhi keinginannya. Tapi segala hiruk-pikuk di sekitar keberangkatan mereka ternyata terlalu menegangkan bagi Amy. Satu jam kemudian, ketika sedang memberi isyarat Gambar bagus pada dirinya sendiri, Amy mendadak muntah. Ia langsung minta maaf, Amy maaf Amy berantakan Amy Amy maaf. “Tidak apa-apa, Amy,” ujar Elliot sambil membelai-belai kepalanya Tak lama setelah itu Amy memberi isyarat Amy tidur sekarang. Ia menyusun beberapa helai selimut hingga membentuk sarang di lantai, lalu merebahkan diri. Dalam wak.tu singkat ia telah tertidur sambil mendengkur keras. Elliot, yang berbaring di sampingnya, merasa heran bagaimana gorila-gorila lain bisa tidur di tengah kebisingan seperti itu. Elliot mempunyai reaksi tersendiri terhadap perjalanan mereka. Ketika pertama kali bertemu Karen Ross, ia menganggap wanita itu sebagai sesama ilmuwan. Tapi pesawat raksasa yang berisi segala macam peralatan komputer, serta kerumitan seluruh operasi yang penuh akronim itu menunjukkan bahwa ERTS didukung oleh sumber daya yang sangat besar, atau mungkin bahkan terkait dengan pihak militer. Karen Ross terLawa. “Cara kerja kami terlalu rapi untuk organisasi militer.” Kemudian ia menceritakan latar belakang perhatian ERTS kepada Virunga. Sama seperti staf Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 103 Proyek Amy, Karen Ross pun mengetahui legenda Kota Hilang Zinj. Namun ia menarik kesimpulan yang sangat berlainan dari kisah itu. Selama tiga ratus tahun terakhir ada sejumlah usaha untuk mencapai kota hilang tersebut. Tahun 1692, John Marley, seorang petualang asal Inggris, membawa ekspedisi dengan dua ratus anggota ke Kongo; kabar ekspedisi itu tak pernah terdengar lagi. Tahun 1744, sebuah ekspedisi Belanda mencoba peruntungan mereka; tahun 1804, rombongan Inggris lain di bawah pimpinan bangsawan Skotlandia, Sir James Taggert, mendekati Virunga dari utara dan berhasil mencapai tikungan Rawana di Sungai Ubangi. Taggert lalu mengutus tim pendahuluan ke selatan, tapi tim itu tak pernah kembali. Tahun 1872, Stanley lewat di dekat daerah Virunga, namun tidak memasuki kawasan itu; tahun 1899, sebuah ekspedisi Jerman sampai di Virunga, tapi lebih dari setengah rombongannya binasa dalam perialanan. Sebuah ekspedisi Itali yang dibiayai sendirl menghilang tanpa jejak pada tahun 1911. Sejak itu tak ada lagi yang berusaha mencarl Kota Hilang Zinj. “Berarti tak ada yang berhasil menemukan kota itu”' ujar Elliot. Ross menggelengkan kepala. “Saya kira ada lebih dari satu ekspedisi yang sampai di Zinj,” ia berkata. “Hanya saja tak ada yang berhasil meninggalkannya lagi.” Hasil seperti itu tidak mengherankan. Di masa silam, penjelajahan benua Afrika memang sarat bahaya. Ekspedisi-ekspedisi yang diselenggarakan secara hati-hati pun sering kali kehilangan lebih dari setengah anggota rombongan. Mereka yang tidak tumbang akibat malaria, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 104 penyakit tidur, dan blackwater fever harus menghadapi sungai-sungai penuh buaya dan kuda nil, hutan rimba yang dihuni binatang buas, serta suku-suku kanibal yang tidak bersahabat. Dan meski tumbuh subur, hutan rimba ternyata hanya menyediakan sedikit bahan makanan bagi manusia. Sejumlah ekspedisi bernasib naas dan mati kelaparan. “Saya berangkat dari asumsi bahwa kota itu memang ada,” Ross berkata kepada Elliot. “Lalu saya berpikir, di mana harus mencarinya?” Legenda Kota Hilang Zinj berkaitan erat dengan tambang intan, dan intan dapat ditemukan di daerah gunung berapi. Karena itu, Ross memfokuskan pencariannya, di sepanjang Great Rift Valley - sebuah patahan raksasa selebar 45 kilo meter, yang membelah bagian timur benua Afrika sejauh 2.250 kilometer. Rift Valley sedemikian besar, hingga keberadaannya baru diketahui pada tahun 1890-an. Seorang ahli geologi bernama Gregory-lah yang pertama menyadari bahwa tebing-tebing yang terpisah 45 kilo terbuat dari bebatuan yang sama. Great Rift Valley sesungguhnya merupakan contoh proses pembentukan samudra yang gagal. Sekitar 200 juta tahun silam, bagian timur benua mulai memisahkan diri dari sisa daratan Afrika; namun karena suatu sebab yang belum jelas, proses tersebut berhenti di tengah jalan. Pada peta, cekungan Great Rift ditandai oleh dua ciri: serangkalan danau vertikal yang sempit - Malawi, Tanganylka, Ki'vu, Mobultu - dan serangkaian gunung berapi, termasuk satu-satunya kawasan gunung berapi aktif di Afrika, yaitu Virunga. Tiga gunung berapi di barisan Pegunungan Virunga masih aktif: Mukenko, Mubuti, dan Kanagarawi. Gunung-gunung itu menjulang antara Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 105 3.300-4.500 meter di atas Rift Valley di timur dan Cekungan Kongo di barat. Dengan demikian, Virunga tampaknya cocok sebagai tempat mencari intan. Langkah berikut yang ditempuh Ross adalah menydidiki data bumi. “Apa itu data bumi?” tanya Peter. “Di ERTS; kami terutama menangani pengindraan jarak jauh,” Ross menjelaskan. Foto-foto satelit, foto-foto udara, larikan radar samping. Kami memiliki jutaan citra pengindraan jarak jauh, tapi tak ada yang dapat menggantikan data bumi, yaitu data yang dikumpulkan langsung di lapangan. Saya mulai dengan mempelajari laporan ekspedisi pendahuluan yang kami utus untuk mencari emas. Ternyata mereka juga menemukan intan.” Ia menekan beberapa tombol, dan gambar pada layar segera berubah. Elliot melihat lusinan titik cahaya di monitor. “Titik-titik ini memperlihatkan lokasi endapan letakan pada alur-alur sungai di Virunga. Anda bisa melihat bahwa lokasi-lokasi itu membentuk pola setengah lingkaran yang berpusat pada gunung-gunung berapi. Kesimpulannya, intan-intan tersebut terbawa arus sungai dari lereng gunung berapi sampai ke lokasi sekarang.” “Jadi, Anda mengirim ekspedisi untuk mencari sumbernya?” “Ya.” Ross menunjuk ke layar. “Tapi jangan terkecoh oleh apa yang tampak di sini. Citra satelit ini meliputi kawasan hutan seluas 50.000 kilometer persegi. Sebagian besar belum pernah didatangi orang Barat. Medannya berat. Jarak pandangnya ke segala arah hanya beberapa meter. Sebuah ekspedisi bisa menyelidiki daerah tersebut selama bertahun-tahun, dan lewat dalam jarak 180 meter dari kota itu tanpa menemukannya. Karena itu, saya merasa perlu Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 106 mempersempit sektor pencarian. Saya berusaha manemukan kota itu.” “Menemukan kota itu? Berdasarkan citra satelit?” “Ya,” balas Ross. “Dan saya berhasil.” Hutan tropis merupakan kawasan sulit untuk teknologi pengindraan jarak jauh. Pohon-pohon raksasa membentuk atap vegetasi yang tak dapat ditembus dan menutupi segala sesuatu yang berada di bawahnya. Hutan tropis Kongo tampak seperti karpet hijau yang monoton pada foto-foto udara atau satelit. Sungai-sungai selebar lima belas, atau bahkan tiga puluh meter pun tetap tersembunyi di balik kanopi dedaunan dan tidak kelihatan dari udara. Karena itu, kecil kemungkinannya Ross dapat menemukan petunjuk mengenai sebuah kota hilang pada foto-foto udara. Tapi Ross mempunyai gagasan lain: justru vegetasi yang menghalangi pandangan itulah yang hendak dimanfaatkannya. Penelitim vegetasi merupakan prosedur biasa di daerah-daerah beriklim sedang, tempat kelebatan dedaunan berubah-ubah sesuai musim. Tapi hutan tropis di daerah khatulistiwa tidak mengenal perubahan musiman: kelebatannya selalu sama, baik pada musim panas maupun musim dingin. Karena itu, Ross mengalihkan perhatiannya pada aspek, yaitu perbedaan albedo pada vegetasi. Secara teknis, albedo didefinisikan sebagai perbandingan antara energi elektromagnetik yang dipantulkan suatu permukaan dan jumlah energi yang mengenai permukaan tersebut. Untuk spektrum kasatmata, albedo merupakan ukuran seberapa “mengilap” suatu permukaan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 107 Sungai memiliki albedo tinggi, karena air memantulkan hampir seluruh sinar matahari yang menerpanya. Vegetasi sebaliknya menyerap cahaya, sehingga mempunyai albedo rendah. Mulai tahun 1977, ERTS telah mengembangkan program-program komputer yang sanggup mengukur albedo secara teliti. Ross lalu bertanya pada dirinya sendiri: Jika memang ada kota hilang, tanda-tanda seperti apa yang akan terlihat pada vegetasi? Jawabannya sudah jelas: hutan sekunder tua. Hutan tropis yang belum terjamah disebut hutan primer. Hutan primerlah yang terbayang oleh sebagian besar orang saat membayangkan hutan tropis: pohon-pohon raksasa berkayu keras, mahoni, jati, dan kayu hitam; di bawahnya, lapisan pakis dan palem. Hutan primer memang gelap dan menyeramkan, namun sesungguhnya mudah diterobos. Tapi jika hutan primer ditebang oleh manusia dan kemudian ditinggalkan, tempatnya akan diisi tumbuhan sekunder yang sama sekali berlainan - terutama tumbuhan kayu lunak dan pohon yang tumbuh dengan cepat, bambu dan tanaman rambat berduri - yang lalu membentuk tirai yang tak dapat ditembus. Tapi Ross tidak ambil pusing soal itu. Perhatiannya semata-mata tertuju pada aspek albedo hutan tropis. Karena tumbuhan sekunder berbeda, albedo hutan sekunder pun berbeda dengan albedo hutan primer. Dan hutan sekunder bisa diklasifikasi berdasarkan usia. Berlainan dengan pohon-pohon kayu keras pada hutan primer yang bisa hidup selama ratusan tahun, usia tumbuh-tumbuhan kayu lunak pada hutan sekunder hanya Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 108 sekitar dua puluh tahun. Jadi, dengan berjalannya waktu, hutan sekunder digantikan hutan sekunder dalam bentuk lain, begitu seterusnya. Dengan mengamati daerah-daerah tempat hutan sekunder biasa ditemukan - misalnya di tepi sungai-sungai besar, tempat hutan kerap dibuka untuk permukiman manusia, yang kemudian ditinggalkan lagi - Ross memastikan bahwa komputer ERTS mampu membaca perbedaan-perbedaan reflektivitas yang sangat kecil. Ia lalu memberi perintah pada komputer untuk mencari perbedaan albedo sebesar 0,03 atau kurang dari itu, dengan unit pencarian sebesar seratus meter atau kurang, di kawasan hutan tropis seluas 50.000 kilometer persegi pada lereng-lereng barat barisan gunung berapi Virunga. Tugas tersebut akan menghabiskan 31 tahun jika dikerjakan oleh tim analis foto udara dengan lima puluh anggota. Komputer ERTS melarik 129.000 foto satelit dan udara dalam waktu kurang dari sembilan jam. Dan berhasil menemukan kota yang dicari. Bulan Mei 1979, Ross telah memperoleh citra komputer yang memperlihatkan hutan sekunder sangat tua yang membentuk pola geometris menyerupai kisi-kisi. Pola tersebut ditemukan pada posisi dua derajat lintang utara dan tiga puluh derajat bujur timur, pada lereng barat gunung berapi Mukenko yang masih aktif. Menurut taksiran komputer, usia hutan sekunder tersebut antara lima ratus dan delapan ratus tahun. “Jadi, Anda mengirim ekspedisi ke sana?” ujar Elliot. Ross mengangguk. “Tiga minggu lalu, di bawah pimpinan orang Afrika Selatan bernama Kruger. Ekspedisi itu mengkonfirmasi endapan letakan intan mentah, kemudian Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 109 mencari sumbernya, dan menemukan kota itu.” “Dan setelah itu?” Elliot bertanya. Ia mengamati rekaman video itu untuk kedua kali. Pada layar tampak gambar hitam-putih yang memperlihatkan perkemahan yang porak-poranda dan berasap. Beberapa mayat dengan tengkorak remuk bergelimpangan. Kemudian sebuah bayangan melintas pada mayat-mayat itu. Pandangan kamera segera melebar, dan mereka melihat bayangan itu dengan jelas. Elliot sependapat bahwa bayangan tersebut menyerupai bayangan gorila, namun ia berkeras, “Gorila tidak mungkin berbuat begini. Gorila bukan binatang agresif. Mereka hanya makan tanaman.” Mereka menyaksikan rekaman itu sampai habis, kemudian mengamati citra terakhir yang telah diolah dengan komputer oleh Ross. Citra tersebut jelas-jelas memperlihatkan kepala seekor gorila jantan. “Inilah data bumi,” ujar Ross. Elliot belum yakin. Ia memutar-ulang tiga detik terakhir dari rekaman video, dan mengamati kepala gorila yang tampak di layar. Gambarnya kurang jelas dan berbayang, tapi Elliot merasa ada yang tidak beres. Ia tak sanggup memastikannya. Perilaku binatang yang terekam memang menyimpang dari perilaku gorila pada umumnya, tapi selain itu masih ada lagi. Ia menekan tombol freeze frame dan menatap citra yang tak bergerak. Wajah dan bulu binatang itu berwarna kelabu. “Apakah kontrasnya bisa ditingkatkan?” ia bertanya pada Ross. “Gambar ini terIalu buram.” “Entahlah,” ujar Ross sambil memainkan tombol-tombol. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 110 “Menurut saya, gambar ini cukup baik.” Ia tidak berhasil membuatnya lebih gelap. “Ini terIalu kelabu,” Elliot berkomentar. “Gorila jauh lebih gelap.” “Hmm, rentang kontrasnya sudah tepat untuk video.” Elliot yakin makhIuk tersebut terIalu terang untuk gorila pegunungan. Ia yakin mereka sedang menatap ras binatang baru, atau spesies baru. Spesies monyet besar yang baru berwarna kelabu, berperilaku agresif, ditemukan di bagian timur Kongo. Elliot bergabung dengan ekspedisi ini untuk menyelidiki kebenaran mimpi-mimpi Amy - suatu langkah besar dalam bidang psikologi - tapi kini taruhannya mendadak berlipat ganda. Ross berkata, “Menurut Anda, ini bukan gorila?” “Ada beberapa cara untuk memastikannya,” jawab Elliot. Ia mengerutkan kening dan kembali menatap layar monitor, sementara pesawat mereka terus membelah kegelapan malam. 2 MASALAH B-8 “AKU harus apa?” ujar Tom Seamans. Ia menjepit gagang telepon dengan bahu, lalu berguling ke samping untuk menatap jam di samping tempat tidurnya. Ternyata baru pukul 03.00 dini hari. “Pergi ke kebun binatang,” Elliot mengulangi. Suaranya Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 111 kurang jelas, seakan-akan berasal dari bawah air. “Peter, kau telepon dari mana?” “Kami ada di atas Samudra AtIantik. sekarang,” jawab Elliot. “Menuju Afrika.” “Semuanya baik-baik saja?” “Ya, semuanya baik-baik saja,” kata Elliot. “Tapi kuminta kau pagi-pagi sekali pergi ke kebun binatang.” “Terus, apa yang harus kulakukan di sana?” “Rekam gorila-gorila dengan kamera video. Lebih balk kalau mereka sedang bergerak. Ini sangat penting untuk program pembedaan.” “Tunggu, biar kucatat dulu,” ujar Seamans. – ia menangani pemrograman komputer untuk staf Proyek Amy dan sudah terbiasa menerima permintaan aneh-aneh, tapi bukan di tengah malam buta. “Program pembedaan apa?” “Sekalian putar semua film tentang gorila yang ada di perpustakaan - gorila apa saja, liar atau di kebun binatang. Makin banyak makin baik, asal dalam keadaan bergerak. Dan sebagai pembanding, kau sebaiknya pakai simpanse. Apa saja yang kita miliki tentang simpanse. Pindahkan ke pita video dan gunakan programmu untuk menganallsisnya.” “Program apa?” Seamans menguap. “Program yang akan kautulis,” balas Elliot. “Aku butuh program pembedaan multivariabel yang didasarkan atas tampilan visual.” “Maksudmu, program pengenalan pola?” Seamans telah menyusun program pengenalan pola yang memungkinkan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 112 mereka memantau penggunaan bahasa Amy selama 24 jam setiap hari. Program itu merupakan karya kebanggaan Seamans. “Terserah kau saja,” Elliot menyahut. “Pokoknya, aku butuh program yang mampu membedakan gorila dari primata lain, misalnya simpanse. Program pembedaan spesies.” “Gila!” seru Seamans. “Itu masalah B-8.” Dalam bidang program komputer untuk pengenalan pola, suatu bidang baru yang sedang berkembang, masalah Big merupakan masalah paling sulit; sejumlah tim riset telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mengajarkan perbedaan antara “B” dan “8” kepada komputer - justru karena perbedaannya begitu jelas. Namun apa yang jelas bagi mata manusia belum tentu jelas bagi pelarik komputer. Alat itu harus diberitahu, dan instruksi spesifik tersebut ternyata lebih rumit dari yang dijuga, terutama untuk aksara-aksara yang ditulis tangan. Kini Elliot minta program yang sanggup membedakan gorila dan simpanse yang berpenampilan serupa. Seamans tak dapat menyembunyikan rasa herannya. “Untuk apa? Perbedaannya sudah jelas. Gorila ya gorila dan simpanse ya simpanse.” “Kerjakan saja,” kata Elliot. “Apa aku bisa memakai ukuran tubuh?” Gorila dan simpanse bisa dibedakan secara akurat berdasarkan ukuran tubuh. Tapi program-program visual tak dapat menentukan ukuran, kecuali jika jarak antara subjek dan alat perekam, serta jarak titik api lensa bersangkutan diketahui. “Tidak, ukuran tubuh tidak bisa dipakai,” jawab Elliot. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 113 “Hanya morfologi elemen.” Seamans menghela napas. “Baiklah. Resolusinya?” “Aku butuh tingkat kepastian 95 persen untuk penentuan spesies, berdasarkan rekaman video hitam-putih kurang dari tiga detik.” Seamans mengerutkan kening. Rupanya Elliot mempunyai rekaman video sepanjang tiga detik dari seekor binatang, dan ia tidak yakin binatang tersebut gorila atau bukan. Pengalaman Elliot dengan gorila lebih dari cukup untuk mengetahui perbedaannya: gorila dan simpanse sangat berlainan, baik dari segi ukuran tubuh, penampilan, cara gerak, maupun perilaku. Kedua spesies itu berbeda seperti lumba-lumba dan paus. Mata manusia jauh lebih jeli dibandingkan program komputer mana pun dalam melakukan pembedaan seperti itu. Meski demikian, Elliot tampaknya tidak mempercayai penglihatannya. Ada apa sebenarnya? “Akan kuusahakan,” ujar Seamans, “tapi aku butuh waktu. Program seperti ini tidak bisa ditulis dalam semalam.” “Waktu kita hanya satu malam,” balas Elliot. “Aku akan menelepon lagi dalam 24 jam.” 3 DI DALAM PETI MAYAT DI salah satu pojok modul hunian di dalam pesawat 747 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 114 terdapat kotak serat kaca kedap suara, dengan tutup berengsel dan layar CRT berukuran kecil; kotak itu dijuluki “peti mayat” karena menimbulkan perasaan terkungkung pada orang-orang yang bekerja di dalamnya. Pesawat mereka sedang berada di atas bagian tengah Samudra Atlantik ketika Ross masuk ke peti mayat itu. Sekilas ia menatap Elliot dan Amy - keduanya sedang tidur sambil mendengkur keras - serta Jensen dan Levine yang sedang asyik menekuni permainan komputer. Kemudian ia merapatkan tutup peti mayat. Ross letih, tapi ia tahu - takkan memperoleh istirahat cukup selama dua minggu berikut, sampai ekspedisi mereka berakhir. Dalam 14 hari - 336 jam - tim yang dipimpin Ross harus berhasil mengalahkan konsorsium Euro-Jepang atau gagal total, sehingga hak eksplorasi mineral di Virunga, Zaire, terlepas dari tangan mereka. Perlombaan telah dimulai, dan Karen Ross bertekad keluar sebagai pemenang. Ia memasukkan koordinat Houston, menyebutkan identitas pengirim, lalu menunggu sampai alat pengacak menyala. Mulai saat itu akan terjadi penundaan sinyal selama lima detik di kedua ujung, sebab ia dan Houston akan mengirim pesan-pesan sandi terpenggal-penggal untuk mengecoh pihak-pihak yang mungkin ikut menguping. Sebuah kata muncul pada monitor: TRAVIS. Ross mengetikkan namanya sendiri. Kemudian ia mengangkat gagang telepon. “Situasinya gawat,” Travis membuka percakapan, walaupun yang terdengar bukan suara Travis, melainkan sinyal audio komputer yang datar dan tanpa ekspresi. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 115 “Tolong jelaskan,” ujar Ross. “Rombongan mata sipit sudah mulai beraksi,” suara tiruan Travis berkata. Ross telah hafal gaya bicara Travis: semua pesaing disebut “mata sipit” oleh atasannya itu. Selama empat tahun berakhir, sebagian besar pesaing mereka memang berasal dari Jepang. (Travis sering berkomentar, “Di tahun delapan puluhan, saingan kita orang-orang Jepang. Di tahun sembilan puluhan, kita akan menghadapi orang-orang Cina. Mereka sama-sama sipit, sama-sama bekerja pada hari Minggu, dan tidak peduli soal pertandingan football. Jadi, kita terpaksa mengikuti contoh mereka.”) “Detail….” ujar Ross, lalu menunggu lima detik. Ia bisa membayangkan Travis duduk di RPK di Houston sambil mendengarkan suara komputer. Suara datar itu menuntut penyesuaian pola bicara. Hal-hal yang biasanya sudah cukup jelas dengan menggunakan intonasi dan gaya bicara kini perlu diterangkan secara eksplisit. “Mereka tahu kalian sedang dalam perjalanan,” Travis melaporkan. “Jadwal mereka langsung diperketat. Ini pekerjaan orang-orang Jerman - temanmu, si Richter. Aku sedang menyiapkan umpan untuk mengecoh mereka. Ini berita baiknya.” “Dan yang buruk?” “Kongo jadi neraka dalam sepuluh jam terakhir,” kata Travis. “Kita dapat GPU yang gawat.” “Print,” sahut Ross. Ia melihat tulisan GEOPOLITICAL UPDATE pada layar, diikuti paragraf yang padat: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 116 KEDUBES ZAIRE WASHINGTON NYATAKAN PERBATASAN TIMUR VIA RWANDA TERTUTUP / TANPA PENJELASAN / PERKIRAAN PASUKAN IDI AMIN LARI KE ZAIRE TIMUR MENYUSUL SERBUAN TANZANIA KE UGANDA / TIMBUL KERUSUHAN / TAPI FAKTA BERBEDA / SUKU-SUKU SETEMPAT (KIGANI) MEMBERONTAK / DILAPORKAN TERJADI TINDAK KEKEJAMAN DAN KANIBALISME DSB / SIKAP PYGMY PENGHUNI HUTAN TIDAK MENENTU / BUNUH SEMUA PENGUNJUNG HUTAN TROPIS KONGO / PEMERINTAH ZAIRE UTUS JENDERAL MUGURU (ALIAS PEMBANTAI STANLEYVILLE) / PATAHKAN PEMBERONTAKAN KIGANI “DENGAN SEGALA CARA” / SITUASI GAWAT / JALAN MASUK SAH KE ZAIRE HANYA LEWAT KINSHASA DI BARAT / TAK DAPAT MEMBANTU / HARUS BISA TARIK MUNRO TAK PEDULI BIAYA / JANGAN SAMPAI DIKONTRAK KONSORSIUM MAU BAYAR BERAPA SAJA / SITUASI KALIAN SANGAT BERBAHAYA / HARUS MANFAATKAN MUNRO AGAR SELAMAT / Karen Ross menatap layar. Inilah berita terburuk yang dapat mereka terima. Ia berkata, “Sudah ada tolok waktu?” KONSORSIUM EURO-JEPANG KINI TERDIRI ATAS HAKAMICHI (JEPANG) / GERLICH (JERMAN) / VOORSTER (AMSTERDAM) / BERHASIL ATASI PERBEDAAN PANDANGAN DAN KERJA SAMA KINI LANCAR / MEMANTAU KITA TIDAK BISA JAMIN TRANSMISI AMAN MULAI SEKARANG / ANTISIPASI TINDAKAN BALASAN ELEKTRONIK DAN TAKTIK PERANG UNTUK MENCAPAI Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 117 SASARAN B-DUA / MEREKA AKAN MASUK KONGO (SUMBER. LAYAK DIPERCAYA) DALAM WAKTU 48 JAM KINI MENCARI MUNRO / “Kapan mereka akan sampai di Tangier?” tanya Ross. “Enam jam lagi. Kalian?” “Tujuh jam. Dan Munro?” “Kita belum tahu soal Munro,” ujar Travis. “Kau bisa menjebaknya?” “Tentu,” balas Ross. “Jebakannya akan kusiapkan sekarang juga. Kalau Munro tidak bisa diajak bekerja sama, kujamin dia akan tertahan 72 jam sebelum diizinkan ke luar negeri.” “Apa rencanamu?” “Senapan mesin dari Ceko. Ditemukan di rumah Munro, lengkap dengan sidik jarinya. Mestinya cukup.” “Ya, mestinya cukup,” Travis sependapat. “Bagaimana dengan para penumpangmu?” Yang dimaksudnya adalah Elliot dan Amy. “Mereka baik-baik saja,” jawab Ross. “Mereka tidak tahu apa-apa.” “Jaga agar tetap begitu,” Travis berpesan, lalu meletakkan gagang telepon. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 118 4 MEMBERI UMPAN “SUDAH waktunya memberi umpan,” Travis berseru riang. “Siapa saja yang siap mencaploknya?” “Ada lima penguping di saluran Beta,” jawab Rogers. Ia ahli pengawasan elektronik di ERTS. “Ada yang kita kenal?” “Aku kenal semuanya,” balas Rogers, agak jengkel. “Saluran Beta adalah saluran utama kita di sini, jadi siapa pun yang mau menyadap sistem kita pasti memilih saluran itu. Tapi tentu saja pemakaian saluran Beta terbatas pada urusan yang tidak pakai sandi-pajak, daftar gaji, dan sebagainya. “ “Kita harus menyiapkan umpan,” ujar Travis. Memberi umpan berarti memberi informasi palsu melalui saluran yang disadap. Prosedur itu harus dilakukan dengan hati-hati. “Rombongan mata sipit juga ada?” “Tentu. Apa yang akan kita umpankan pada mereka?” “Koordinat kota yang hilang,” kata Travis. Rogers mengangguk sambil mengusap alis. Ia berbadan gemuk dan mudah berkeringat. “Seberapa teliti?” “Sangat teliti,” sahut Travis. “Mereka bukan anak ingusan yang tidak tahu apa-apa.” “Tapi bukan koordinat sesungguhnya?” “Ya Tuhan, jangan. Tapi cukup dekat. Katakanlah, dalam radius dua ratus kilometer.” Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 119 “Beres,” ujar Rogers. “Pakai sandi?” tanya Travis. “Tentu saja.” “Ada sandi yang bisa dipecahkan dalam dua belas sampai lima belas jam?” Rogers mengangguk. “Ada. Sepintas lalu kelihatannya rumit sekali, tapi setelah dipelajari dengan teliti, semuanya langsung jelas. Ada kelemahan dalam mengaburkan frekuensi pemakaian huruf. Pihak penerima pasti menyangka kita membuat kesalahan.” “Asal jangan terlalu mudah,” Travis mewanti-wanti. “Oh, jangan khawatir. Mereka tetap harus memeras keringat. Dan mereka takkan menyangka ini cuma umpan. Kita pernah mencoba sandi ini dengan Angkatan Darat, dan mereka muncul di sini sambil tersenyum lebar untuk menguliahi kita. Mereka tak pernah tahu itu memang disengaja.” “Oke,” ujar Travis. “Siapkan datanya, lalu beri umpan pada mereka. Aku butuh sesuatu yang bisa membuat mereka merasa aman selama 48 jam berikut atau lebih - sampai mereka sadar kita mengelabui mereka.” “Dengan senang hati,” balas Rogers, kemudian pindah ke terminal Beta. Travis menghela napas. Pemberian umpan akan segera dimulai, dan ia berharap bahwa siasat itu dapat melindungi timnya di lapangan - cukup lama agar mereka dapat menemukan intan-intan itu lebih dulu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 120 5 COLOK-COLOK BAHAYA IA terbangun akibat suara-suara yang bergumam-- gumam. “Seberapa pasti colok ini?” “Sangat pasti. Ini pissup-nya, sembilan hari lalu, dan bukan di atas titik pusat.” “Itu lapisan awan?” “Bukan, bukan lapisan awan, warnanya terlalu gelap. Itu semburan dari colok kita.” “Gila.” Elliot membuka mata dan melihat garis merah tipis di cakrawala melalui jendela pesawat. Fajar telah menyingsing. Arlojinya menunjukkan 05.11 - pukul lima pagi, waktu San Francisco. Ia hanya tidur dua jam setelah menelepon Seamans. Ia menguap, lalu melirik ke arah Amy yang tidur meringkuk di selimut-selimut di lantai. Amy mendengkur keras. Ranjang-ranjang yang lain kosong. Ia kembali mendengar suara bergumam, dan menoleh ke konsol komputer. Jensen dan Levine sedang menatap layar monitor sambil berbicara pelan-pelan, “Kelihatannya berbahaya. Apakah kita punya proyeksi komputer untuk itu?” “Sedang disusun. Ini akan makan waktu. Aku minta data untuk lima tahun terakhir, juga semua pissup yang lain.” Elliot turun dari tempat tidur dan ikut memperhatikan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 121 layar. “Apa itu pissup?” “PSOP adalah singkatan untuk prior significant orbital passes oleh satelit,” Jensen menjelaskan. “Kami sebut pissup, sebab biasanya data itu baru diminta kalau sudah ada kekacauan. Kami sedang mengamati colok vulkanik ini,” Jensen berkata sambil menunjuk layar. “Kelihatannya tidak terlalu bagus. “ “Colok vulkanik yang mana?” tanya Elliot. Mereka menunjukkan gumpalan-gumpalan asap hijau tua dalam warna-warna artifisial buatan komputer - yang menyembur dari kawah Mukenko, salah saru gunung berapi aktif pada barisan Virunga. “Mukenko meletus rata-rata tiga tahun sekali,” ujar Levine. “Letusan terakhir terjadi Maret 1977, tapi tampaknya gunung itu sedang mengambil ancang-ancang untuk meletus lagi dalam minggu ini. Kami sedang menunggu perhitungan probabilitas.” “Ross sudah tahu?” Levine dan Jensen angkat bahu. “Sudah, tapi sepertinya dia tidak terlalu risau. Dua jam lalu dia dapat GPU mendesak dari Houston, dan langsung masuk ke ruang kargo. Setelah itu, dia belum kelihatan lagi.” Elliot menyusul ke ruang kargo, yang remang-remang. Ruang kargo tidak diinsulasi dan udaranya dingin sekali. Permukaan-permukaan logam dan kaca pada truk-truk tertutup lapisan es tipis, dan setiap embusan napas Elliot segera mengembun. Ia menemukan Karen Ross sedang bekerja di sebuah meja. Wanita itu sedang membelakanginya, tapi ketika Elliot mendekat, ia langsung menghentikan pekerjaannya dan berbalik. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 122 “Saya pikir Anda sedang tidur,” kata Ross. “Saya tidak bisa tidur lagi. Ada apa?” “Cuma memeriksa perlengkapan. Ini unit teknologi canggih yang akan kita bawa,” ujar Ross sambil mengangkat ransel berukuran kecil. “Kami telah mengembangkan unit mini untuk penggunaan di lapangan; perlengkapan seberat sepuluh kilo yang dapat memenuhi segala kebutuhan selama dua minggu: makanan, air, pakaian, semuanya.” “Air juga?” tanya Elliot. Air merupakan zat berat: tujuh persepuluh tubuh manusia adalah air, dan sebagian besar berat makanan adalah air; karena itulah makanan yang didehidrasi begitu ringan. Namun air jauh lebih penting bagi manusia daripada makanan. Manusia bisa bertahan selama berminggu-minggu tanpa makanan, tapi tanpa air, dia akan tewas dalam beberapa jam. Dan air berat. Ross tersenyum. “Manusia rata-rata memakai empat sampai enam liter per hari, yang merupakan beban seberat empat sampai enam setengah kilo. Pada ekspedisi dua minggu ke daerah gurun, kami seharusnya menyediakan seratus kilo air untuk setiap orang. Tapi kami punya unit daur ulang air dari NASA, yang memurnikan semua cairan tubuh, termasuk air seni. Beratnya hanya enam ons. Itulah cara yang kami pakai.” Melihat ekspresi Elliot, Ross segera menambahkan, “Jangan berprasangka buruk. Air kami lebih bersih dari air leding di rumah Anda.” “Baiklah, kalau Anda bilang begitu.” Elliot meraih kacamata hitam berbentuk janggal. Kacamata itu gelap Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 123 sekali dan tebal, pada bingkainya terdapat lensa yang aneh. “Kacamata holografik untuk pandangan malam,” ujar Ross. “Berlensa khusus, dengan lapisan tipis untuk membelokkan sinar.” Ia lalu menunjukkan lensa kamera bebas getaran dengan sistem optik yang dapat mengkompensasi gerakan, lampu strobe inframerah, serta laser mini seukuran penghapus pensil. Selain itu masih ada sejumlah tripod yang dilengkapi motor serta bracket untuk memasang sesuatu, tapi Ross tidak memberi penjelasan selain mengatakan bahwa tripod-tripod itu termasuk “unit-unit pertahanan”. Elliot menghampiri meja di ujung ruangan, tempat ia menemukan enam senapan mesin berderet di bawah lampu. Ia mengangkat salah satu; senjata itu berat dan mengilap karena dipoles dengan minyak. Sejumlah magasin peluru menumpuk di dekatnya. Elliot tidak memperhatikan huruf-huruf pada gagang; semua senjata tersebut merupakan senapan Rusia bertipe AK-47 yang dirakit di Ceko, di bawah lisensi. Elliot menoleh ke arah Ross. “Sekadar untuk berjaga-jaga,” Ross berkata. “Ini perlengkapan standar untuk semua ekspedisi. Tenang saja.” Elliot menggelengkan kepala. “Bagaimana dengan GPU yang Anda terima dari Houston?” “Saya tidak khawatir soal itu,” ujar Ross. “Saya yang khawatir,” balas Elliot. Ross lalu menjelaskan bahwa GPU itu sekadar laporan teknis. Pemerintah Zaire telah menutup perbatasan timur Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 124 dalam dua puluh jam terakhir. Lalu lintas pariwisata dan niaga tidak dapat memasuki Zaire dari Rwanda maupun Uganda. Semua orang kini harus masuk dari arah barat, melalui Kinshasa. Tak ada penjelasan resmi mengapa perbatasan timur ditutup, namun sumber-sumber di Washington menduga pasukan Idi Amin, yang melarikan diri melintasi perbatasan Zaire akibat serbuan Tanzania ke Uganda, mungkin menyebabkan “kerusuhan lokal”. Di Afrika Tengah, kerusuhan lokal biasanya berarti kanibalisme dan tindak kekejaman lainnya. “Anda percaya itu?” tanya Elliot. “Kanibalisme dan tindak kekejaman?” “Tidak,” ujar Ross. “Itu berita bohong. Itu ulah rombongan Belanda, Jerman, dan Jepang - kemungkinan besar teman Anda, Hakamichi. Konsorsium Euro-Jepang tahu ERTS sebentar lagi akan menemukan cadangan intan di Virunga, dan mereka ingin menghambat kita. Mereka bekerja sama dengan orang dalam, kemungkinan besar di Kinshasa, dan menutup perbatasan timur. Itu saja.” “Kalau begitu, untuk apa Anda membawa senapan mesin?” “Sekadar berjaga-jaga,” Ross mengulangi. “Senjata- senjata itu takkan digunakan dalam perjalanan ini, percayalah. Nah, sebaiknya Anda beristirahat saja sekarang. Tidak lama lagi kita akan mendarat di Tangier.” “Tangier?” “Kapten Munro ada di sana.” Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 125 6 MUNRO NAMA ”Kapten” Charles Munro tidak tercantum pada daftar pemimpin ekspedisi yang biasa digunakan oleh tim-tim lapangan. Ada beberapa alasan untuk itu, terutama reputasinya yang sangat buruk. Munro dibesarkan di Provinsi Perbatasan Utara yang liar di Kenya. Ia anak haram petani asal Skotlandia dan pembantunya yang berasal dari India. Ayah Munro bernasib naas dan terbunuh oleh gerilyawan Mau Mau pada tahun 1956. [5] Tak lama kemudian ibu Munro meninggal akibat TBC. Munro lalu mengembara ke Nairobi, tempat ia bekerja sebagai pemandu bagi turis-turis yang hendak berburu. Saat itulah Munro menganugerahkan pangkat “Kapten” untuk dirinya sendiri, meskipun ia tak pernah menjadi anggota militer. Rupanya Kapten Munro tidak cocok dengan pekerjaan mengantar-antar wisatawan. Pada tahun 1960, ia dilaporkan menyelundupkan senjata dari Uganda ke Kongo yang baru saja merdeka. Setelah Moise Tshombe dikirim ke pengasingan pada tahun 1963, kegiatan Munro menimbulkan masalah politik, dan menjelang akhir 1963 ia terpaksa menghilang dari Afrika Timur. Setahun setelah itu, ia muncul kembali sebagai salah satu tentara bayaran Jenderal Mobutu di Kongo, di bawah pimpinan Kolonel “Mad Mike” Hoare. Hoare menilai Munro sebagai “orang yang keras dan tangguh, mampu bertempur secara efektif di hutan rimba, asal bisa dijauhkan dari perempuan”. Setelah penaklukan Stanleyville dalam OpeTiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 126 rasi Dragon Rouge, nama Munro dikaitkan dengan tindak kekejaman tentara bayaran di sebuah desa bernama Avakabi. Munro kembali menghilang selama beberapa tahun. Pada tahun 1968 ia diketahui berada di Tangier, hidup mewah sebagai tokoh setempat. Sumber kekayaan Munro tak pernah terungkap dengan pasti, namun menurat kabar burung ia menyediakan senjata ringan asal Jerman Timur untuk para pemberontak komunis Sudan di tahun 1971, ikut terlibat dalam pemberontakan kubu Royalis di Etiopia tahun 1974-1975, dan membantu pasukan payung Prancis yang diterjunkan di Provinsi Shaba di Zaire pada tahun 1978. Sepak tedang Munro yang cenderung mengabaikan hukum menjadikan dirinya kasus istimewa di Afrika pada dasawarsa 1970-an. Meskipun berstatus persona nongrata di setengah lusin negara Afrika, ia tetap bebas melakukan perjalanan keliling benua dengan menggunakan berbagai paspor. Semua petugas perbatasan mengenal tampang Munro, namun sukar bagi mereka untuk memutuskan apakah ia harus dicekal atau dibiarkan memasuki wilayah mereka. Perusahaan-perusahaan pertambangan asing, yang peka terhadap perasaan setempat, enggan menyewa Munro sebagai pemimpin ekspedisi untuk rombongan-rombongan mereka. Selain itu, Munro juga mematok tarif tertinggi di kalangan pemandu. Di pihak lain, ia dikenal sebagai orang yang sanggup mengerjakan tugas-tugas sulit. Dengan menggunakan nama samaran, ia berhasil membawa dua ekspedisi pertambangan timah dari Jerman ke Kamerun pada tahun 1974; dan ia pernah membawa rombongan ERTS ke Angola semasa puncak bentrokan senjata pada Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 127 tahun 1977. Tahun benkutnya ia meninggalkan ekspedisi ERTS bertujuan Zambia, karena Houston menolak bayaran yang dimintanya. Houston akhirnya membatalkan ekspedisi tersebut. Singkat kata, Munro diakui sebagai pemandu terbaik untuk perjalanan berbahaya. Karena itulah pesawat ERTS mampir di Tangier. Di bandara Tangier, pesawat kargo ERTS beserta seluruh isinya ditahan di kawasan berikat, tapi semua anggota rombongan selain Amy melewati pabean sambil membawa barang-barang milik pribadi masing-masing. Jensen dan Levine lalu dibawa ke kantor bea cukai untuk digeledah; pada barang bawaan mereka ditemukan heroin dalam jumlah sangat kecil. Kejadian mengejutkan ini merupakan mata rantai terakhir dalam serangkaian peristiwa. yang secara tak langsung saling terkait. Tahun 1977 para petugas pabean AS mulai menggunakan alat pelacak pantulan netron, serta detektor uap yang bekerja secara kimiawi. Peralatan elektronik itu dirakit berdasarkan pesanan oleh Hakamichi Electronics di Tokyo. Setahun kemudian timbul pertanyaan mengenai ketelitian. peralatan tersebut. Hakamichi lalu mengusulkan. agar peralatan mereka diuji coba di sejumlah bandara di seluruh dunia, antara lain di Singapura Bangkok, Delhi, Munich, dan Tangier. Dengan demikian, kemampuan detektor-detektor di bandara Tangier telah diketahui oleh pihak Hakamichi, dan mereka juga tahu bahwa bubuk biji opium serta serpihan lobak akan memicu alarm palsu pada sensor-sensor di bandara. Kekisruhan yang timbul baru dapat diatasi setelah Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 128 melalui penelitian yang memakan waktu 48 jam. (Belakangan terbukti bahwa terdapat serpihan-serpihan lobak pada tas keda kedua anggota ekspedisi tersebut.) Baik Irving maupun Jensen menyangkal terlibat penyelundupan zat terlarang, dan memohon bantuan Konsulat AS. Tapi kasus mereka tetap mengambang selama beberapa hari; Ross lalu menelepon Travis di Houston, yang menduga kejadian itu merupakan “siasat mata sipit”. Tak ada yang dapat mereka lakukan selain melanjutkan rencana dan meneruskan ekspedisi dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. “Mereka pikir ini bakal menghentikan kita,” ujar Travis, “tapi mereka salah perhitungan.” “Siapa yang akan menangani urusan geologi?” tanya Ross. “Kau,” jawab Travis. “Dan urusan elektronik?” “Kaulah ahlinya,” Travis menyahut. “Pokoknya, kalian harus mendapatkan Munro. Dia kunci semuanya.” Suara azan magrib terdengar sayup-sayup di atas rumah-rumah berwarna pastel di kawasan Kasbah di Tangier. Di masa lampau, sang muazin naik ke menara untuk melantunkan panggilan. salat, tapi kini ia telah digantikan oleh rekaman yang dikumandangkan melalui pengeras suara. Karen Ross duduk di teras rumah Kapten Munro yang menghadap ke Kasbah, sambil menunggu kesempatan bertatap muka dengan orang tersebut. Peter Elliot duduk di Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 129 sampingnya. Pria itu rupanya kelelahan akibat penerbangan lama, sebab ia tertidur pulas sambil mendengkur keras. Mereka telah menunggu tiga jam, dan Ross merasa cemas. Rumah Munro bergaya Moor, terbuka ke arah luar. Dari bagian dalam, terbawa oleh angin yang bertiup pelan, terdengar suara-suara berbicara dalam suatu bahasa Asia. Salah satu pelayan Munro muncul di teras sambil membawa telepon. Gadis itu membungkuk sopan, dan Ross melihat ia bermata ungu; sangat cantik, usianya pasti tak lebih dari enam belas tahun. Ia berbicara dengan hati-hati dalam bahasa Inggris, “Ini sambungan Anda ke Houston. Acara tawar-menawar akan segera dimulai.” Karen membangunkan Elliot yang tampaknya masih enggan membuka mata. “Acara negosiasi sudah dimulai,” ia memberitahukan. Sejak pertama menginjakkan kaki di rumah Munro, Elliot sudah terkesima. Semula ia menduga mereka akan menemui hunian bersuasana militer, dan ia tercengang ketika melihat lengkungan-lengkungan indah serta air mancur berkilau-kilau dalam cahaya matahari. Kemudian ia melihat orang-orang Jepang dan Jerman di ruangan sebelah. Mereka menatap tajam ke arah Ross dan dirinya. Sorot mata mereka berkesan sangat tidak bersahabat, namun Ross malah berkata, “Permisi sebentar,” lalu menghampiri pemuda Jerman berambut pirang dan memeluknya hangat. Mereka saling mengecup pipi dan mengobrol riang, seperti layaknya dua teman akrab. Elliot sempat merasa curiga, tapi jadi lebih tenang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 130 setelah melihat bahwa orang-orang Jepang yang semuanya bersetelan jas hitam-juga tampak tidak senang. Ia langsung tersenyum ramah, seakan-akan menyetujui adegan reuni tersebut. Namun ketika Ross kembali, ia segera bertanya, “Siapa itu?” “Itu Richter,” jawab Ross. Pakar topologi paling cemerlang di Eropa Barat; bidang keahliannya adalah ekstrapolasi ruang-n. Pemikirannya sangat eleegan.” Ia tersenyum. “Hampir sama elegan dengan pemikiran saya.” “Tapi dia bekerja untuk pihak konsorsium?” “Tentu saja. Dia orang Jerman.” “Dan Anda mengobrol dengan dia?” “Saya senang sekali mendapat kesempatan ini,” balas Ross. “Karl punya kelemahan fatal. Dia hanya mampu menangani data yang telah ada. Dia mengambil data yang diberikan, lalu menjungkirbalikkan semuanya dalam ruang-n. Tapi dia tak sanggup membayangkan sesuatu yang baru. Saya pernah punya pembimbing seperti itu di M.I.T. Terikat pada fakta, disandera kenyataan.” Ross menggeleng-gelengkan kepala. “Apakah dia bertanya tentang Amy?” “Tentu.” “Dan Apa yang Anda katakan padanya?” “Saya memberitahunya bahwa Amy sakit keras dan mungkin akan mati.” “Dan dia percaya itu?” “Kita lihat saia. Ah, itu Munro.” Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 131 Kapten Munro muncul di ruangan sebelah sambil memegang cerutu. Ia bertubuh tinggi dan berpenampilan keras, dengan kumis tebal dan mata berwarna gelap yang awas. Ia berbicara sejenak dengan orang-orang Jepang dan Jerman, yang tampaknya tidak senang mendengar apa yang dikatakannya. Segera setelah itu ia menemui Ross dan Elliot sambil tersenyum lebar. “Saya dengar Anda akan pergi ke Kongo, Dr. Ross.” “Kita yang akan pergi, Kapten Munro,” balas Ross. Munro tersenyum. “Sepertinya semua orang menuju ke sana.” Basa-basi itu diikuti percakapan yang tidak dipahami oleh Elliot. Karen Ross berkata, “Lima puluh ribu dolar AS dalam franc Swiss dan 0,02 dari hasil bersih penggalian tahun pertama.” Munro menggelengkan kepala. “Seratus dalam franc Swiss tambah 0,06 dari hasil tahun pertama untuk bahan galian utama, perhitungan crudegrade, tanpa diskon.” “Seratus dalam dolar AS dan 0,01 dari hasil tahun pertama untuk semua bahan galian, diskon penuh dari titik asal.” “Dari titik asal? Di tengah-tengah Kongo? Diberi tiga tahun pun saya belum tentu mau. Bagaimana kalau kegiatan Anda dihentikan?” “Kalau Anda menginginkan bagian, Anda harus berani bertaruh. Mobutu bukan orang bodoh.” “Posisi Mobutu sedang goyah, dan saya masih hidup karena saya tidak pernah bertaruh,” balas Munro. “Seratus tambah 0,04 hasil tahun pertama untuk bahan galian Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 132 utama, diskon frontloading. Atau 0,02 dari bagian Anda.” “Kalau Anda tidak mau bertaruh, bagaimana dengan dua ratus tunai untuk bagian Anda?” Munro menggelengkan kepala. “Untuk mendapatkan HEM di Kinshasa saja Anda bayar lebih dari itu. “ “Harga-harga di Kinshasa sedang melambung, termasuk harga hak eksplorasi mineral. Dan menurut perhitungan komputer, batas eksplorasinya saat ini jauh di bawah seribu.” “Hmm, begitu?” Munro tersenyum dan kembali ke ruangan sebelah, tempat orang-orang Jepang dan Jerman sedang menunggunya. Ross cepat-cepat menambahkan, “Soal yang terakhir, mereka tidak perlu tahu.” “Oh, saya yakin mereka sudah mengetahuinya,” balas Munro, lalu menemui para wakil pihak konsorsium. “Bajingan,” Ross menggerutu. Ia merendahkan suara ketika bicara melalui telepon. “Dia takkan menerima tawaran kita. Tidak, tidak, dia takkan mau. Mereka berusaha keras menarik dia.” Elliot berkata, “Anda menawar tinggi sekali untuk jasa dia.” “Dia yang terbaik,” Ross menjawab singkat, lalu kembali berbisik-bisik lewat telepon. Munro kembali menghampiri Karen Ross. “Bagaimana perhitungan batas eksplorasi Anda tadi?” “Di bawah seribu.” “Hmm, begitu. Tapi Anda tetap yakin proyek ini Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 133 menguntungkan?” “Saya tidak pernah bilang proyek ini menguntungkan.” “Kalau begitu, Anda hanya membuang-buang uang pergi ke Kongo,” Munro berkomentar. Karen Ross tidak menyahut. Pandangannya beralih ke langit-langit. “Suasana di Virunga saat ini tak bisa dikatakan nyaman. Suku Kigani sedang berperang, dan mereka kanibal. Orang-orang pygmy juga tidak lagi bersahabat. Bisa-bisa Anda akan berakhir dengan anak panah di punggung. Ada gunung berapi yang slap meletus. Lalat tsetse. Air jelek. Pejabat-pejabat korup. Bukan tempat yang patut didatangi tanpa alasan kuat, hmm? Mungkin lebih baik perjalanan Anda ditunda sampai suasananya kembali tenang.” Peter Elliot setuju sekali, dan ia langsung mengutarakan pendapatnya. “Pilihan bijaksana,” ujar Munro dengan senyum lebar yang membuat jengkel Ross. “Tampaknya,” kata Karen Ross, “kita takkan berhasil mencapai kata sepakat.” “Kelihatannya begitu.” Munro mengangguk-angguk. Elliot menyimpulkan bahwa proses negosiasi telah berakhir. Ia segera bangkit untuk bersalaman dengan Munro dan pergi, tapi sebelum ia sempat mengulurkan tangan, Munro sudah pindah ke ruang sebelah dan mulai berunding dengan orangorang Jepang dan Jerman. “Sudah ada titik terang,” kata Ross. “Titik terang?” Elliot bertanya heran. “Menurut saya, dia Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 134 justru membuat Anda tak berkutik.” “Bukan. Dia percaya kita tahu lebih banyak mengenai lokasi daripada mereka, dan kita mempunyal peluang lebih besar untuk berhasil, sehingga dia bisa ikut mendapat keuntungan.” Di ruang sebelah, rombongan orang Jepang dan Jerman mendadak berdiri dan menuju pintu depan. Sebelum mereka keluar, Munro bersalaman dengan orang-orang Jerman dan membungkuk kepada orang-orang Jepang. “Kelihatannya Anda benar,” Elliot berkata pada Ross. “Dia menyuruh mereka pergi.” Tapi Ross malah mengerutkan kening dan pasang tampang geram. “Brengsek!”' ia menggerutu. “Mereka tidak boleh pergi begitu saja.” Elliot kemball terheran-heran. “Saya pikir justru itu yang Anda harapkan.” “Sial,” Ross mengumpat. “Kita ditipu mentah-mentah.” Ia menempelkan gagang telepon ke telinga dan berbisik-bisik dengan Houston. Elliot benar-benar bingung. Dan ia semakin terbengong- bengong ketika Munro, mengunci pintu setelah tamu-tamunya pergi, lalu menghampiri Ross dan Elliot sambil mengumumkan bahwa makan malam sudah siap. Mereka makan dengan gaya Maroko, sambil duduk di lantai dan menggunakan tangan. Hidangan pertama adalah masakan daging burung dara, disusul daging rebus. “Jadi, Anda menolak tawaran orang-orang Jepang itu?” tanya Ross. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 135 “Oh, bukan,” jawab Munro. “Itu melanggar tata krama. Saya katakan pada mereka bahwa saya akan mempertimbangkan usulan mereka. Dan itu bukan sekadar basa-basi.” “Kalau begitu, kenapa mereka pergi?” Munro angkat bahu. “Bukan karena kehendak saya, percayalah. Saya rasa mereka mendengar sesuatu lewat telepon yang mengubah seluruh rencana mereka.” Karen Ross melirik jam tangannya, lalu menghafalkan waktu saat itu. “Masakan ini lezat sekali,” ia berkomentar untuk beramah-tamah. “Syukurlah. Ini tajin. Daging unta.” Karen Ross tersedak. Selera makan Peter Elliot pun mendadak berkurang. Munro berpaling padanya. “Kabarnya Anda punya gorila, Profesor Elliot?” “Dari mana Anda tahu itu?” “Saya diberitahu orang-orang Jepang tadi. Mereka tak habis pikir, kenapa gorila diikutsertakan dalam ekspedisi. Seorang pria muda dengan seekor gorila, dan seorang wanita muda yang mencari...” “Intan kualitas industri,” ujar Karen Ross. “Ah, intan kualitas industri.” Munro, berpaling pada Elliot. “Saya suka percakapan terbuka. Intan? Menarik.” Ia bersikap seolah-olah mereka sekadar mengobrol untuk mengisi waktu. Ross berkata, “Anda harus mengantar kami ke sana, Munro.” “Dunia penuh dengan intan kualitas industri,” balas Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 136 Munro. “Intan seperti itu ada di Afrika, India, Rusia, Brazil, Kanada, bahkan di Amerika Serikat - Arkansas, New York, Kentucky - di mana-mana. Tapi Anda mau ke Kongo.” Karen Ross menangkap pertanyaan yang tersirat dalam ucapan Munro. “Kami mencari intan biru berlapis boron Tipe IIb,” ia menjelaskan. “Intan jenis itu memiliki sifat-sifat semikonduktor yang penting untuk aplikasi mikroelektronik.” Munro mengusap-usap kumisnya. “Intan biru,” ia berkata sambil mengangguk-angguk. “Pantas Anda begitu ngotot.” Ross diam saja. “Apakah intan jenis itu tidak bisa dibuat secara artifisial?” “Tidak. Memang pernah ada proses pelapisan boron dalam skala komersial, tapi prosesnya ternyata tak bisa diandalkan. Pihak Amerika sempat mengembangkan proses seperti itu, begitu pula pihak Jepang. Tapi akhirnya semuanya angkat tangan.” “Jadi, Anda harus menemukan sumber alami?” “Betul. Dan saya ingin secepat mungkin sampai di sana,” Ross berkata dengan nada datar sambil menatap Munro. “Tentu,” sahut Munro. “Bisnis di atas segala-galanya, bukan begitu, Dr. Ross?” Ia melintasi ruangan, bersandar pada sebuah lengkungan, dan. memandang ke kegelapan malam yang menyelubungi Tangier. “Tapi saya tidak heran,” ia melanjutkan. “Sebenarnya...” Begitu senapan mesin mulai memberondong, Munro langsung tiarap untuk berlindung. Gelas-gelas di meja Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 137 pecah berantakan, salah satu pelayan menjerit, Elliot dan Ross menjatuhkan dini ke lantai marmer sementara peluru-peluru berdesing-desing di atas kepala mereka. Berondongan itu berlangsung sekitar tiga puluh detik, kemudian suasana kembali hening. Setelah yakin keadaan sudah aman lagi, mereka bangkit pelan-pelan dan berpandangan. Pihak konsorsium tidak main-main.” Munro nyengir lebar “Saya suka orang seperti itu.” Ross menepis serpihan plesteran dinding yang menempel di bajunya, lalu berpaling pada Munro. “Lima koma dua untuk dua ratus pertama, tanpa deduksi, dalam franc Swiss, disesuaikan.” “Lima koma tujuh.” “Lima koma tujuh. Oke.” Munro bersalaman dengan mereka, lalu berkata bahwa ia membutuhkan beberapa menit untuk mengemasi barang-barangnya sebelum bertolak ke Nairobi. “Begitu saja?” tanya Ross. Ia mendadak tampak cemas, dan kembali melirik jam tangannya. “Ada masalah?” tanya Munro. “AK-47 asal Ceko,” ujar Ross. “Di gudang Anda.” Munro tenang-tenang saja. “Sebaiknya dipindahkan dulu dari sana,” ia berkomentar. “Pihak konsorsium pasti menggunakan siasat serupa, padahal masih banyak yang harus kita kerjakan dalam beberapa jam berikut- ini.” Sirene polisi terdengar meraung-raung di kejauhan. Munro berkata, “Kita lewat tangga belakang saja.” Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 138 Satu jam setelah itu, mereka telah lepas landas dan menuju Nairobi. HARI 4 NAIROBI 16 Juni 1979 1 TOLOK WAKTU JARAK melintasi Afrika dari Tangier ke Nairobi lebih jauh dibandingkan jarak melintasi Samudra Atlantik dari New York ke London - 5.400 kilometer, atau penerbangan selama delapan jam. Ross menghabiskan waktu di depan komputer, dengan mengerjakan sesuatu yang disebutnya hyperspace probability lines. Layar monitor memperlihatkan peta Afrika yang dilintasi garis-garis dengan berbagai warna. “Ini semua tolok waktu,” Ross menjelaskan. “Kita bisa membandingkan semuanya dari segi waktu tempuh dan faktor-faktor penghambat.” Di bawah layar terdapat penunjuk waktu tempuh total, dengan angka-angka yang terus berubah-ubah. “Apa maksudnya ini?” tanya Elliot. “Komputer sedang memilih jalur tercepat. Anda bisa lihat, komputer baru saja menemukan tolok waktu yang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 139 akan membawa kita ke lokasi dalam 6 hari 18 jam dan 51 menit. Mau tak mau Elliot tersenyum. Ia merasa geli ketika membayangkan komputer meramalkan sampai ke hitungan menit kapan mereka akan tiba di lokasi di Kongo. Tapi Ross tampak serius sekali. Di depan mata mereka, angka yang terlihat pada jam komputer berubah lagi menjadi 5 hari 22 jam 24 menit. “Lumayan,” ujar Ross sambil mengangguk. “Tapi tetap kurang baik.” Ia menekan sebuah tombol dan garis-garis pada layar mulai bergeser-geser dan merentang, bagaikan terbuat dari karet. “Ini perkiraan jalur konsorsium,” Ross berkata, “berdasarkan asumsi-asumsi kita tentang ekspedisi mereka. Mereka menggunakan tim besar - tiga puluh orang atau lebih. Dan mereka belum mengetahui lokasi kota itu secara tepat. Paling tidak, kami menduga mereka belum tahu. Tapi mereka menang waktu, paling tidak dua belas jam, sebab pesawat mereka sudah mulai dipersiapkan di Nairobi.” Jam di bawah layar memperlihatkan waktu tempuh total: 5 hari 9 jam 19 menit. Ross menekan tombol bertulisan TANGGAL, dan angka-angka pada jam tadi berubah menjadi 06 21 79 0814. “Menurut ini, mereka akan mencapai lokasi di Kongo beberapa menit setelah pukul delapan pagi tanggal 21 Juni.” Komputer di hadapannya berdengung pelan; garis-garis di layar terus bergeser dan merentang, dan jam waktu tempuh menunjukkan angka-angka baru: 06 21 79 1224. “Hmm,” ujar Ross, “ini perkiraan waktu tiba kita. Kalau sama-sama tidak ada hambatan, plhak konsorsium akan tiba di lokasi sekitar empat jam lebih cepat dari kita, lima Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 140 hari dari sekarang.” Munro lewat. Ia sedang makan sandwich. “Sebaiknya cari jalur lain,” ia berkata. “Atau perketat waktu tempuh.” “Dengan membawa monyet? Saya kira sulit.” Munro angkat bahu. “Tak ada piliban lain, dengan tolok waktu seperti itu.” Elliot mendengarkan mereka sambil terheran-heran. Ross dan Munro sedang membicarakan perbedaan beberapa jam, lima hari ke depan. “Tapi ia berkata, “dalam beberapa hari berikut bisa terjadi macam-macam, di Nairobi, di tengah hutan tentunya Anda tidak terlalu mengandalkan angka-angka itu, bukan?” “Ini bukan seperti penjelajahan Afrika di masa lampau,” Ross menanggapinya, “ketika suatu ekspedisi menghilang selama berbulan-bulan. Perhitungan komputer paling-paling meleset beberapa menit katakanlah, sekitar setengah jam untuk proyeksi lima hari ke depan.” Ia menggelengkan kepala. “Kita jelas-jelas punya masalah, dan kita harus melakukan sesuatu. Taruhannya terlalu besar.” “Maksud Anda, intan-intan itu.” Ross mengangguk, lalu menunjuk bagian bawah layar. Elliot membaca kata-kata KONTRAK BIRU, dan langsung bertanya apa yang dimaksud dengan Kontrak Biru. “Setumpuk uang,” jawab Ross. Kemudian ia menambahkan, “Moga-moga.” Sebab sesungguhnya ia sendiri tidak tahu pasti. Setiap kontrak baru di ERTS segera memperoleh nama sandi. Nama perusahaan pemberi kontrak diketahui hanya oleh Travis dan komputer pusat. Semua orang lain di ERTS, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 141 mulai dari para programmer komputer sampai tenaga-tenaga lapangan, mengenal suatu proyek hanya dengan nama sandi yang didasarkan atas warna: Kontrak Merah, Kontrak Kuning, Kontrak Putih. Langkah ini ditempuh untuk melindungi kepentingan bisnis dari perusahaan-perusahaan yang terlibat. Tapi para pakar matematika di ERTS tetap asyik bermain tebak-tebakan mengenai asal-usul suatu kontrak, dan ini menjadi pokok pembicaraan sehari-hari di kantin. Kontrak Biru diperoleh bulan Desember 1978. ERTS diminta mencari sumber alamiah intan-intan kualitas industri di negara sahabat atau negara netral. Intan-intan tersebut harus merupakan Tipe IIb, - yaitu kristal-kristal dengan kandungan nitrogen rendah. Tidak ada spesifikasi mengenai dimensi, sehingga ukuran kristal tidak berpengaruh. Kuantitas minimal yang harus bisa ditambang juga tidak ditentukan. Pihak pemberi kontrak bersedia menerima hasil sesedikit apa pun. Dan yang paling tidak lazim, kontrak tersebut tidak dilengkapi UECL. Hampir semua kontrak yang diperoleh ERTS disertai unit extraction cost limit - batas biaya ekstraksi per unit. Menemukan cadangan bahan galian belum cukup; bahan galian itu harus dapat diekstraksi dengan memenuhi persyaratan biaya per unit yang telah ditentukan. Biaya per unit ini sebaliknya mencerminkan besar-kecilnya cadangan bahan galian, tingkat keterpencilan lokasi bersangkutan, ketersediaan tenaga kerja setempat, kondisi politik, keharusan membangun lapangan terbang, jalan, rumah sakit, sekolah, tambang, atau instalasi pengilangan. Kontrak Biru tidak disertai UECL, dan itu berarti pihak pernberi kontrak sangat membutuhkan intan biru dan tidak peduli soal biaya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 142 Kelompok diskusi kantin ERTS membutuhkan 48 jam untuk menelaah Kontrak Biru. Ternyata intan Tipe IIb berwarna biru akibat kontaminasi unsur boron dalam jumlah sangat kecil, sehingga tidak memiliki nilai sebagai batu permata. Namun kandungan boron juga mengubah karakteristik elektronik jenis intan tersebut, sehingga bersifat semikonduktor dengan resistivitas sekitar 100 Ohm sentimeter. Selain itu, intan Tipe IIb juga memiliki sifat meneruskan cahaya. Seseorang lalu menemukan artikel singkat dalam Electronic News tanggal 17 November 1978: “Proses McPhee Gagal”. Artikel itu menjelaskan bahwa perusahaan Silec, Inc., di Waltham, Massachusetts, telah menghentikan penggunaan teknik McPhee untuk membuat intan berlapis boron secara artifisial. Teknik yang masih dalam tahap uji coba itu dinilai terlalu mahal dan tidak konsisten dalam menghasilkan “sifat semikonduktor yang diinginkan”. Artikel tersebut juja melaporkan bahwa 11 perusahaan-perusahaan lain pun terlalu menyepelekan masalah-masalah yang terkait dengan proses pelapisan boron; Hakamichi (Tokyo) menghentikan proses Nagaura bulan September tahun ini.” Dengan bekeria mundur, kantin ERTS lalu berusaha merangkai semakin banyak bagian teka-teki yang menyelubungi Kontrak Biru. Di tahun 1971, Intec, sebuah perusahaan mikroelektronik berkedudukan di Santa Clara, menjadi pihak pertama yang meramalkan bahwa intan-intan bersifat semikonduktor akan memegang peranan penting dalam generasi berikut komputer superkonduktor pada dasawarsa 1980-an. Generasi pertama komputer elektronik, ENIAC dan UNIVAC, yang dibuat secara rahasia semasa perang tahun Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 143 1940-an, menggunakan tabung-tabung hampa udara. Usia rata-rata tabung hampa udara sebenarnya dua puluh jam, tapi dengan ribuan tabung yang panas membara di dalam satu mesin, beberapa komputer terpaksa dimatikan setiap tujuh sampai dua belas menit. Akibat kendala tersebut, ukuran dan kemampuan komputer-komputer generasi kedua, yang saat itu sedang dalam perencanaan, menjadi terbatas. Tapi ternyata komputer-komputer generasi kedua tidak menggunakan tabung hampa udara. Munculnya transistor - lempengan bahan padat seukuran kuku ibu jari yang sanggup menjalankan semua fungsi tabung hampa udara - pada tahun 1947, mengantar dunia ke era piranti elektronik solid state yang lebih sedikit memakai listrik dan menghasilkan panas, serta lebih kecil dan lebih andal dibandingkan tabung hampa udara yang digantikan. Selama dua puluh tahun berikut, teknologi silikon dijadikan dasar untuk tiga generasi komputer yang semakin kecil, andal, dan murah. Namun pada dasawarsa 1970-an, para perancang komputer mulai menghadapi batasan-batasan teknologi silikon. Meskipun sirkuit-sirkuit telah diperkecil sampai ke ukuran mikroskopik, kecepatan komputasi tetap tergantung pada panjang sirkuit. Upaya untuk semakin memperkecil sirkuit-sirkuit, di mana jarak telah diukur dalam sepersejuta inci, terbentur pada persoalan lama: panas. Sirkuit-sirIcuit yang lebih kecil lagi akan meleleh akibat panas yang dihasilkan. Yang dibutuhkan adalah cara untuk meniadakan panas, sekaligus mengurangi tahanan listrik. Sejak tahun 1950-an telah diketahui bahwa logam-logam tertentu bersifat superkonduktor jika didinginkan sampai Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 144 suhu sangat rendah, sehingga memungkinkan arus elektron tanpa hambatan. Tahun 1977 IBM mengumurnkan bahwa mereka sedang mengembangkan komputer berkecepatan ultratinggi seukuran buah jeruk, yang didinginkan dengan nitrogen cair. Jenis komputer ini menuntut teknologi yang sama sekali baru, serta bahan-bahan konstruksi mutakhir untuk suhu rendah. Intan-intan artifisial akan dimanfaatkan secara ekstensif. Beberapa hari kemudian, kantin ERTS mengemukakan penjelasan alternatif. Menurut teori baru ini, tahun 1970-an merupakan dasawarsa dengan tingkat pertumbuhan komputer yang belum pernah terjadi sebelumnya. Meskipun pembuat-pembuat komputer di tahun 1940-an meramalkan bahwa seluruh dunia dapat dilayani oleh empat komputer saja di masa mendatang, para ahli mengantisipasi bahwa pada tahun 1990 akan terdapat satu miliar komputer - sebagian besar berhubungan melalui jaringan komunikasi. Jaringan-jaringan seperti itu belum ada, dan secara teoretis mungkin bahkan mustahil diwujudkan. (Suatu penelitian oleh Hanover Institut pada tahun 1975 menyimpulkan bahwa jumlah logam yang terdapat di kerak bumi tidak cukup untuk membangun saluran-saluran transmisi komputer yang dibutuhkan.) Menurut Harvey Rumbaugh, dunia pada tahun 1980-an akan ditandal oleh kekurangan sistem transmisi data komputer. “Sama seperti kekurangan bahan bakar fosil mengejutkan dunia industri pada tahun 1970-an, kekurangan transmisi data akan mengejutkan dunia dalam sepuluh tahun berikut. Pada dasawarsa 1970-an, masyarakat dunia mengalami pembatasan kebebasan gerak; pada dasawarsa 1980-an mereka akan menghadapi pembatasan akses terhadap informasi, dan kita hanya bisa Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 145 menunggu untuk melihat mana yang lebih menyulitkan.” Sinar laser merupakan satu-satunya harapan untuk menangani kebutuhan data yang terus meningkat pesat, sebab sinar laser memiliki kapasitas transmisi data 20.000 kali lebih besar daripada kabel koaksial biasa yang terbuat dari logam. Transmisi data dengan menggunakan sinar laser menuntut teknologi baru - termasuk serat optik, dan intan artifisial bersifat semikonduktor, yang menurut Rumbaugh akan “lebih berharga dibandingkan minyak bumi” dalam tahun-tahun mendatang. Lebih jauh lagi, Rumbaugh memperkirakan dalam waktu sepuluh tahun penggunaan listrik akan ditinggalkan. Komputer-komputer masa depan akan mengandalkan sirkuit-sirkult cahaya dan berhubungan dengan sistem-sistem transmisi data yang memanfaatkan cahaya pula. Alasannya adalah kecepatan. “Cahaya,” kata Rumbaugh, “bergerak dengan kecepatan cahaya. Listrik tidak. Kita berada dalam tahap akhir teknologi mikroelektronik.” Meski demikian, teknologi mikroelektronik tidak menampakkan tanda-tanda bahwa puncak kejayaannya telah terlewati. Tahun 1979, industri mikroelektronik merupakan salah satu cabang industri utama di seluruh negara maju, dengan omzet sebesar 80 miliar dolar per tahun di Amerika Serikat saja; enam dari dua puluh perusahaan peringkat teratas dalam daftar Fortune 500 bergerak dalam bidang mikroelektronik. Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki sejarah persaingan dan kemajuan luar biasa, dalam kurun waktu kurang dari tiga puluh tahun terakhir. Pada tahun 1958, satu chip silikon dapat menampung 10 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 146 komponen elektronik. Pada tahun 1970, chip berukuran sama sanggup mewadahi 100 komponen-peningkatan 10 kali lipat dalam waktu sekitar satu dasawarsa. Tapi pada tahun 1972, jumlah komponen yang dapat dipasang pada satu chip telah mencapai 1.000 unit, dan pada tahun 1074, 10.000 unit. Diperkirakan pada tahun 1980, satu chip seukuran kuku ibu jari dapat menampung 1 juta unit, tapi dengan menggunakan fotoproyeksi elektronik, sasaran ini telah tercapai pada tahun 1978. Pada musim semi 1979, sasaran baru untuk tahun 1980 ditetapkan sebesar 10 juta unit - atau, lebih baik lagi, 1 miliar unit - pada satu chip silikon. Namun tak seorang pun meragukan bahwa angka tersebut dapat dicapai pada bulan Juni atau Juli 1979. Kemajuan seperti itu dalam suatu industri belum pernah terjadi sebelumnya. Ini semakin jelas melalui perbandingan dengan teknologi-teknologi manufaktur yang lebih tua. Detroit cukup puas dengan menampilkan perubahan-perubahan desain produk yang sepele setiap tiga tahun, tapi industry elektronik secara rutin menuntut kemajuan dalam skala magnitude dalam kurun waktu sama. (Untuk mengimbangi kemajuan industri elektronik, para produsen mobil di Detroit seharusnya mengurangi pemakaian bahan bakar mobil-mobil mereka dari 12 kilometer per galon di tahun 1970-menjadi 120.000.000 kilometer per galon di tahun 1979. Ternyata Detroit hanya dapat mengurangi pemakaian BBM dari 12 menjadi 24 kilometer per galon antara tahun 1970 dan 1979, suatu petunjuk lagi bahwa industri otomotif akan tergeser dari posisi sebagai pusat perekonomian Amerika Serikat.) Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 147 Dalam pasar dengan persaingan sedemikian ketat, semua pihak khawatir mengenai kekuatan-kekuatan asing, terutama Jepang, yang sejak tahun 1973 telah mendirikan Pusat Kebudayaan Jepang di Santa Clara. Namun sesungguhnya pusat kebudayaan tersebut hanyalah tameng untuk menutup-nutupi kegiatan mata-mata iindustri yang dilakukan secara terang-terangan dan dengan dukungan dana besar. Kontrak Biru hanya dapat dipahami dalam konteks industri yang mencapai kemajuan-kemajuan besar setiap beberapa bulan sekali. Travis sempat berkomentar bahwa Kontrak Biru merupakan “kejadian terbesar yang akan kita lihat dalam sepuluh tahun berikut. Siapa pun yang menemukan intan-intan itu akan memiliki keunggulan teknologi selama paling tidak lima tahun. Lima tahun. Kau tahu apa artinya itu?” Ross tahu persis apa artinya. Dalam industri di mana suatu keunggulan akan terkikis dalam hitungan bulan, para produsen dapat meraih keuntungan luar biasa dengan memperkenalkan teknik atau peralatan baru beberapa minggu lebih dulu daripada saingan-saingan mereka. Syntel di Califomia adalah perusahaan pertama yang memproduksl chip dengan kapasitas memori sebesar 256K, sementara perusahaan-perusahaan lain masih membuat chip 16K dan mengangan-angankan chip 64K. Keunggulan Syntel bertahan hanya 16 minggu, namun perusahaan tersebut berhasil meraup keuntungan lebih dari 130 juta dolar. “Dan kita bicara tentang lima tahun,” ujar Travis. “Keunggulan itu bernilai miliaran dolar, mungkin bahkan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 148 puluhan miliar dolar. Kalau kita bisa mendapatkan intan-intan itu.” Itulah alasan-alasan di balik tekanan luar biasa yang dirasakan Ross ketika melanjutkan pekerjaannya dengan komputer. Pada usia 24, ia telah menjadi pemimpin tim dalam suatu perlombaan hightech yang melibatkan setengah lusin negara dari seluruh dunia, dan semuanya diam-diam mengerahkan sumber daya bisnis dan industri untuk menjegal lawan. Nilai yang dipertaruhkan membuat semua perlombaan biasa berkesan menggelikan. Sebelum keberangkatan Ross, Travis sempat berpesan, “Jangan takut kalau tekanannya membuatmu gila. Kau memikul beban sebesar miliaran dolar. Pokoknya, berusahalah sebaik mungkin.” Dan dengan berusaha sebaik mungkin, Ross berhasil mengurangi 3 jam dan 37 menit lagi dari perkiraan waktu tempuh ekspedisi mereka. Meski demikian, mereka tetap berada di belakang pihak konsorsium. Tidak terlalu jauh untuk mengejar lawan, terutama dengan adanya jalan-jalan pintas penuh risiko yang dapat ditempuh berkat bantuan Munro, namun tetap di belakang - dan ini bisa berarti bencana dalam perlombaan di mana hanya satu pihak akan keluar sebagai pemenang. Kemudian ia menerima berita buruk itu. Pada layar monitor tercetak PIGGYBACK-SLURP / SELURUH RENCANA BATAL. “Brengsek,” ujar Ross. Ia mendadak letih sekali. Sebab kalau memang telah terjadi penyadapan data, peluang mereka untuk memenangkan perlombaan telah lenyap, bahkan sebelum mereka menjejakkan kaki di hutan tropis di tengah-tengah Afrika. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 149 2 PENYEDOTAN DATA TRAVIS merasa seperti orang bodoh. Ia menatap pesan dari Goddard Space Flight Center di Greenbelt, Maryland.. ERTS UNTUK APA KALIAN KIRIM DATA MUKENKO KAMI TIDAK PERLU TERIMA KASIH SILAKAN AKHIRI PENGIRIMAN. Laporan itu tiba satu jam lalu dari GSFC/Maryland, tapi sebenarnya sudah terlambat lebih dari lima jam. “Brengsek!” Travis mengumpat sambil menatap teleks di tangannya. Travis mulai mencium gelagat bahwa ada yang tidak beres ketika orang-orang Jepang dan Jerman memutuskan negosiasi dengan Munro di Tangier. Mula-mula mereka bersedia membayar berapa pun; sesaat kemudian mereka sepertinya sudah tak sabar untuk segera pergi. Perubahan sikap secara mendadak itu mengisyaratkan bahwa komputer pihak konsorsium telah memperoleh data baru. Data baru dari mana? Hanya ada satu penjelasan, dan kini Travis telah Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 150 memperoleh konfirmasi dalam bentuk teleks dari GSFC di Greenbelt. ERTS UNTUK APA KALIAN KIRIM DATA MUKENKO Jawabannya sederhana saja: ERTS tidak mengirim data apa pun. Paling tidak, bukan secara sukarela. ERTS dan GSFC menjalin kerja sama dalam bentuk saling bertukar data baru. Travis menandatangani kesepakatan tersebut pada tahun 1978, agar dapat memperoleh citra-citra satelit Landsat dengan harga lebih rendah. Biaya untuk citra-citra satelit memang komponen biaya terbesar di perusahaannya. Sebagai imbalan atas hak untuk mendapatkan data olahan ERTS, GSFC setuju untuk menyediakan CCT satelit dengan potongan tiga puluh persen dari harga kotor. Saat itu perjanjian tersebut tampak menguntungkan bagi kedua belah pihak, dan kata-kata sandi yang akan digunakan pun ikut dicantumkan dalam naskah kerja sama. Namun kini semua risiko potensial kembali terbayang-bayang di depan mata Travis. Kekhawatirannya yang paling besar telah menjadi kenyataan. Mengadakan saluran sejauh tiga ribu kilometer dari Houston ke Greenbelt berarti mengundang piggyback data slurp - penyedotan data oleh terminal pembonceng. Seseorang telah menyambungkan terminal komputer di suatu tempat antara Texas dan Maryland - kemungkinan besar pada jaringan telepon - dan mulai menyedot data melalui terminal pembonceng itu. Inilah bentuk kegiatan mata-mata industri yang paling ditakuti. Terminal pembonceng disambungkan di antara dua Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 151 terminal sah, dan digunakan untuk memantau arus transmisi ke kedua arah. Setelah beberapa waktu, operator terminal tersebut memiliki pengetahuan memadai untuk mengadakan transmisi sendiri. Ia menyamar sebagat GSFC jika berhubungan dengan Houston, dan sebagai Houston saat mengontak GSFC. Kegiatan terminal pembonceng bisa terus berlangsung, sampai salah satu atau kedua terrminal sah menyadari data mereka disedot. Pertanyaannya sekarang, seberapa banyak data yang disedot dalam 72 jam terakhir? Travis telah mengadakan pemeriksaan alat-alat pemantau yang bekerja 24 jam sehari, tapi hasilnya tidak menggembirakan. Sepertinya komputer ERTS bukan saja menyerahkan elemen-elemen mentah dalam database, melainkan juga catatan transformasi data - runtunan prosedur manipulasi data oleh ERTS selama empat minggu terakhir. Kalau itu benar, berarti terminal pembonceng konsorsium Euro-Jepang telah mengetahui transformasi apa saja yang dilakukan ERTS dengan data Mukenko, dan dengan demikian mereka pun mengetahui lokasi kota hilang itu setepat-tepatnya. Tolok waktu terpaksa disesuaikan, dengan kerugian di pihak tim ERTS. Dan proyeksi-proyeksi komputer yang telah diperbarui tidak menyisakan sebersit keraguan pun: dengan atau tanpa Ross, peluang tim ERTS untuk mencapai lokasi sebelum orang-orang Jepang dan Jerman hampir sama dengan nol. Dari sudut pandang Travis, seluruh ekspedisl ERTS kini merupakan usaha sia-sia dan hanya membuang-buang waktu. Tak ada harapan untuk berhasil. Satu-satunya faktor Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 152 yang tak dapat diperhitungkan adalah Amy, si gorila, dan naluri Travis mengatakan gorila bernama Amy takkan berperan menentukan dalam pencarian cadangan intan di kawasan timur laut Kongo. Tak ada harapan sama sekali. Haruskah ia memanggil kembali tim ERTS? Ia menatap komputer di meja kerjanya. “Jalankan program waktu-biaya,” ia berkata. Layar monitor berkedap-kedip. WAKTU-BIAYA SIAP. “Survei Lapangan Kongo,” ujar Travis. Layar monitor menampilkan angka-angka untuk Survei Lapangan Kongo: pengeluaran per jam, biaya total saat ini, biaya yang masih akan ditagih, proyeksi biaya untuk pembatalan pada titik-titik tertentu, penghapusan titik-titik percabangan. Ekspedisi ERTS kini hampir tiba di Nairobi dan telah menghabiskan sekitar 189.000 dolar. Jika ekspedisi tersebut dibatalkan, pengeluaran ERTS akan berjumlah 227.455 dolar. “Faktor BF,” kata Travis. Layar berubah, dan Travis melihat serangkaian hasil perhitungan peluang baru. Faktor BF adalah bonafortuna, nasib baik - faktor tak terduga yang terdapat pada semua ekspedisi, terutama ekspedisi-ekspedisi ke kawasan terpencil berbahaya. SABAR SEJENAK, terbaca pada layar. Travis menunggu. Ia tahu komputer membutuhkan beberapa detik untuk melakukan perhitungan dengan memberl bobot pada faktor-faktor acak yang mungkin akan mempengaruhi ekspedisi, yang masih berada lima hari atau Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 153 lebih dari lokasi. Pager Travis berbunyi. Rogers, si ahli pengawasan elektronik, melaporkan, “Kami berhasil melacak terminal pembonceng itu. Letaknya di Norman, Oklahoma, di gedung kantor North Central Insurance Corporation of America. Lima puluh satu persen saham NCIC dikuasai oleh perusahaan holding di Hawaii, Halekuli, Inc., yang sepenuhnya dimiliki pemodal-pemodal di Jepang. Bagaimana sekarang?” “Aku minta kebakaran hebat,” jawab Travis. “Beres,” ujar Rogers, lalu meletakkan gagang telepon. Layar monitor memperlihatkan tulisan PERHITUNGAN FAKTOR BF SELESAI, serta sebuah peluang: 449. Travis terkejut: angka itu berarti tim ERTS memiliki peluang yang hampir sama besar untuk mencapai lokasi sebelum pihak konsorsium. Travis tidak mempertanyakan cara perhitungannya; angka .449 sudah memadai. Ekspedisi ERTS ke Kongo akan dilanjutkan, paling tidak untuk sementara. Dan Travis akan berusaha sekeras mungkin untuk menghambat gerak maju pihak konsorsium. Saat itu juga satu-dua gagasan terlintas dalam benak Travis untuk mencapai tujuan tersebut. 3 DATA TAMBAHAN PESAWAT jet itu sedang melintas ke selatan di atas Danau Rudolf di bagian utara Kenya ketika Tom Seamans menghubungi Elliot. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 154 Seamans telah merampungkan analisis komputernya untuk membedakan gorila dari monyet-monyet lain, terutama simpanse. Dari Houston ia lalu memperoleh rekaman video sepanjang tiga detik, bergambar buram, sepertinya memperlihatkan seekor gorila yang sedang menghancurkan antena parabola sambil memandang ke kamera. “Bagaimana?” tanya Elliot. Ia menatap layar monitor di hadapannya. Datanya segera muncul: PROGRAM PEMBEDAAN GORELA / SIMPANSE DISTRIBUSI PENGELOMPOKAN FUNGSIONAL SEBAGAI BERIKUT: GORILA: .9934 SIMPANSE: .1132 SUBJEK PADA REKAMAN VIDEO (HOUSTON): .3349 “Brengsek,” Elliot mengumpat. Dengan angka-angka seperti itu, studi tersebut tidak memberikan kesimpulan tuntas. “Sori,” Seamans berkata melalui telepon. “Sebagian masalahnya terletak pada rekaman videonya sendiri. Kami terpaksa memperhitungkan derivasi komputer dari gambar itu. Gambarnya sudah dibersihkan dan dipertajam; bagian-bagian penting sudah hilang. Sebenarnya aku ingin bekerja dengan matriks digital yang asli. Bisa kauusahakan?” Karen Ross mengangguk-angguk. “Tentu,” balas Elliot. “Kalau begitu, kucoba sekali lagi,” ujar Seamans. “Tapi menurutku hasilnya takkan berbeda jauh. Kau tahu sendiri, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 155 struktur wajah gorila amat bervariasi, sama seperti manusia. Kalau kita menambah jumlah sampel, kita akan memperoleh variasi lebih banyak dan interval populasi lebih besar. Kelihatannya tak ada lagi yang bisa dilakukan. Kau takkan bisa membuktikan ini bukan gorilla - tapi menurutku bukan.” “Maksudnya?” tanya Elliot. “Ini sesuatu yang baru,” jawab Seamans. “Kalau memang gorila, dengan programku seharusnya menghasilkan angka .89 atau .94. Pokoknya di antara itu. Tapi ini angkanya .39. Binatang ini bukan gorila, Peter.” “Kalau begitu, apa?” “Suatu bentuk transisi. Aku sempat menjalankan program lain untuk menentukan perbedaannya. Kau tahu apa perbedaan paling utama? Warna kulit. Pada gambar hitam-putih pun binatang ini kurang gelap untuk gorila, Peter. Percayalah, ini jenis binatang baru.” Elliot menoleh ke arah Ross. “Bagaimana pengaruhnya terhadap tolok waktu Anda?” “Untuk sementara belum ada,” jawab Ross. “Elemen-elemen lain lebih menentukan, dan data yang ini tidak bisa diperhitungkan.” Pilot di kokpit menyalakan interkom. “Sebentar lagi kita akan mendarat di Nairobi,” ia mengumumkan. 4 NAIROBI Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 156 TUJUH SETENGAH KILOMETER di luar kota Nairobi, makhluk-makhluk penghuni sabana Afrika Timur masih bebas berkeliaran. Dan tidak sedikit warga Nairobi yang masih mengingat masa ketika binatang-binatang tersebut dapat ditemui lebih dekat lagi - kijang, banteng, dan jerapah berlalu lalang di pekarangan-pekarangan, dan sesekali ada macan kumbang menyusup ke kamar tidur orang. Di zaman itu, kota Nairobi masih menampilkan diri sebagai pos kolonial yang liar; di masa jayanya, Nairobi merupakan tempat bersuasana seronok. “Sudah menikah atau tinggal di Nairobi?” adalah pertanyaan yang lazim diajukan. Kaum prianya berperangai kasar dan gemar minum-minum, kaum wanitanya cantik-cantik dan berpikiran bebas, dan kehidupan sehari-hari sama tak terduganya seperti perburuan rubah yang malang melintang melintasi daerah pedesaan setiap akhir pekan. Tapi Nairobi modern bisa dibilang tidak mempunyai kemiripan apa pun dengan masa kolonial dulu. Hanya segelintir bangunan bergaya Victoria yang masih bertahan di kota berpenduduk setengah juta jiwa, yang tak luput dari tanda-tanda kemajuan zaman seperti kemacetan, lampu lalu lintas, gedung pencakar langit, pasar swalayan, binatu layanan satu hari, restoran masakan Prancis, dan polusi udara. Pesawat kargo ERTS mendarat dini hari tanggal 16 Juni di Nairobi International Airport. Munro segera mencari kuli dan asisten untuk ekspedisi mereka. Semula mereka bermaksud meninggalkan Nairobi dalam waktu dua jam - sampai Travis menelepon dari Houston untuk memberitahukan bahwa Peterson, salah satu ahli geologi dari ekspedisi Kongo pertama, berhasil kembali ke Nairobi. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 157 Ross menyambut berita itu dengan gembira. “Di mana dia sekarang?” tanyanya. “Di kamar mayat,” jawab Travis. Elliot meringis ketika mendekat. Mayat yang tergeletak di meja stainless steel itu pria pirang yang sebaya dengannya. Kedua lengan pria itu remuk, kulitnya menggembung dan berwarna ungu tua. Elliot melirik ke arah Ross. Wanita itu tampak tenang. Ia tidak berkedip maupun memalingkan wajah. Ahli patologi yang menyertai mereka menginjak sebuah pedal untuk menyalakan mikrofon yang tergantung dari langit-langit. “Tolong sebutkan nama Anda.” “Karen Ellen Ross.” “Kebangsaan dan nomor paspor Anda?” “Amerika, F 1413649.” “Apakah Anda dapat mengidentifikasi pria di hadapan Anda, Miss Ross?” “Ya,” jawab Ross. “Itu James Robert Peterson.” “Apa hubungan Anda dengan almarhum James Robert Peterson?” “Kami rekan kerja,” ujar Ross. Sepertinya ia sedang memeriksa sebuah spesimen geologi, mengamatinya tanpa emosi. Wajahnya tidak memperlihatkan reaksi apa pun. Ahli patologi itu menghadap ke mikrofon. “Identitas dipastikan sebagai James Robert Peterson, pria ras Kaukasia, usia 29 tahun, warga negara Amerika.” Ia kembali berpaling pada Ross. “Kapan Anda terakhir melihat Mr. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 158 Peterson?” “Bulan Mei tahun ini. Ketika itu dia hendak bertolak ke Kongo.” “Anda tidak melihatnya dalam bulan terakhir?” “Tidak,” ujar Ross. “Apa yang terjadi?” Si ahli patologi menyentuh luka-luka memar berwarna ungu pada lengan Peterson. Ujung jarinya meninggalkan bekas dalam, bagalkan bekas gigitan. “Ceritanya sungguh aneh,” ahli patologi itu berkata. Pada hari sebelumnya, tanggal 15 Juni, Peterson diterbangkan ke bandara Nairobi dengan pesawat kargo carteran. Ia berada dalam tahap akhir terminal shock, dan meninggal beberapa jam kemudian tanpa sempat sadar kembali. “Terus terang, saya heran dia berhasil sampai di sini. Pesawat itu rupanya mengalami gangguan mekanis, sehingga terpaksa mendarat di Garona, lapangan terbang perintis di Zaire. Tahu-tahu orang ini muncul dari hutan dan ambruk di depan kaki mereka.” Si ahli patologi lalu mengungkapkan bahwa tulang kedua lengan Peterson remuk. Luka-luka itu tidak baru, ia menjelaskan. Cedera tersebut berusia paling tidak empat hari, mungkin lebih. “Dia pasti menderita sekali.” Elliot bertanya, “Apa yang dapat menyebabkan cedera seperti itu?” Si ahli patologi ternyata belum pernah melihat luka-luka seperti yang dialami Peterson. “Sepintas lalu kelihatannya seperti trauma mekanis, cedera akibat benturan mobil atau truk. Kami sering menangani cedera seperti itu di sini. Tapi korban tabrakan tak pernah mengalami remuk tulang pada kedua sisi tubuh, seperti dalam kasus ini.” Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 159 “Berarti bukan trauma mekanis?” tanya Karen Ross. “Penyebabnya belum bisa dipastikan. Ini kasus unik,” si ahli patologi menjawab ketus. “Kami juga menemukan darah di bawah kuku korban, dan beberapa helai rambut kelabu. Kami sedang melakukan pemeriksaan di lab sekarang.” Di seberang ruangan, ahli patologi lain yang duduk menghadapi mikroskop menoleh ke arah mereka. “Rambutnya pasti bukan rambut manusia. Irisan penampangnya tidak cocok. Ini bulu binatang, mirip manusia.” “Irisan penampang?” Karen Ross mengulangi. “Indeks terbaik untuk menentukan asal-usul rambut,” ahli patologi itu menyahut. “Misalnya, irisan penampang bulu kemaluan manusia lebih lonjong dibandingkan bulu tubuh lainnya, termasuk bulu wajah. Ciri-ciri ini cukup khas, bisa diterima sebagai barang bukti di pengadilan. Tapi di lab ini, kami juga biasa menangani bulu hewan, dan kami cukup ahli.” Sebuah alat analisis berukuran besar yang terbuat dari baja tahan karat mengeluarkan bunyi berdenting. “Pemeriksaan darahnya sudah selesai,” si ahli patologi berkata. Mereka melihat dua pola garis-garis berwarna pastel pada sebuah layar video. “Ini pola elektroforesis,” si ahli patologi menjelaskan. “Untuk menentukan protein-protein serum. Yang sebelah kiri adalah darah manusia. Yang di sebelah kanan adalah darah yang kami temukan di bawah kuku korban. Kelihatan jelas ini bukan darah manusia.” “Bukan darah manusia?” ujar Ross sambil melirik ke Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 160 arah Elliot. “Contoh darah ini mirip darah manusla,” si ahli patologi berkomentar sambil mengamati pola yang tampak di layar. “Tapi bukan. Mungkin darah binatang piaraan atau ternak - darah babi, misalnya. Atau darah primata. Secara serologis, monyet dan kera sangat dekat dengan manusia. Sebentar lagi analisis komputer sudah selesai.” Sesaat kemudian layar video menampilkan hasil analisis komputer: PENCOCOKAN GLOBULIN SERUM ALPHA DAN BETA: DARAH GORILA. Si ahli patologi berkata, “Inilah yang terdapat di bawah kuku korban. Darah gorila.” 5 PEMERIKSAAN “DIA takkan menyakiti Anda,” Elliot berkata kepada mantri kesehatan yang tampak was-was. Mereka berada di ruang penumpang pesawat kargo 747 itu. “Nah, lihat saja, dia tersenyum kepada Anda.” Amy memang sedang memasang senyumnya yang paling menawan, berusaha tidak memperlihatkan giginya. Tapi mantri dari klinik swasta di Nairobi itu tidak memahami seluk-beluk tata krama gorila. Tangannya gemetaran ketika meraih alat suntik. Nairobi merupakan kesempatan terakhir bagi Amy untuk menjalani pemeriksaan menyeluruh. Tubuhnya yang besar dan kuat tidak mencerminkan kesehatannya yang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 161 rapuh; roman mukanya yang menyeramkan pun bertolak belakang dengan sifatnya yang lembut. Di San Francisco, kesehatan Amy dipantau secara ketat oleh staf Proyek Amy - sampel urine diperiksa setiap dua hari, contoh tinja setiap minggu, pemeriksaan darah lengkap dilakukan setiap bulan, dan tiga bulan sekali Amy mengunjungi dokter gigi untuk menghilangkan lapisan hitam yang terkumpul di giginya. Amy sudah terbiasa menjalani pemeriksaan, namun itu tidak diketahul oleh si mantri yang gemetar ketakutan. Ia menghampiri Amy sambil memegang alat suntik seperti senjata. “Anda yakin dia tidak menggigit?” Amy, yang berusaha membantu, memberi isyarat Amy janji tidak gigit. Ia menggerak-gerakkan tangannya dengan pelan, seperti biasa jika menghadapi orang yang tidak menguasai bahasanya. . “Dia berjanji tidak menggigit Anda,” ujar Elliot. “Itu kata Anda,” balas si mantri. Elliot tidak berusaha menjelaskan bahwa bukan ia yang berjanji demikian, melainkan Amy. Setelah selesai mengambil sampel, si mantri tampak lebih tenang. Ia membereskan peralatannya dan berkata, “Dia benar-benar jelek.” “Anda membuatnya tersinggung,” ujar Elliot. Dan ternyata Amy sibuk memberi isyarat, Apa jelek? “Tidak apa-apa, Amy,” Elliot menenangkannya. “Dia cuma belum pernah melihat gorila.” “Bagaimana?” si mantri bertanya bingung. “Anda membuatnya tersinggung. Sebaiknya Anda minta Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 162 maaf.” Si mantri menutup kotak peralatan medis yang dibawanya. Ia menatap Elliot, lalu Amy. “Minta maaf pada dia?” Elliot mengangguk. “Ya. Bagaimana perasaan Anda kalau Anda dibilang jelek?” Elliot bersungguh-sungguh. Setelah bertahun-tahun menekuni bidangnya, ia telah hafal prasangka manusia terhadap monyet: simpanse dianggap seperti bocah lucu, orang utan dilihat sebagai orang tua yang bijak, dan gorila sebagai makhluk liar berbahaya. Sesungguhnya semua prasangka itu keliru. Masing-masing binatang itu bersifat unik, dan tidak dapat dikotak-kotakkan begitu saja. Gorila, misalnya, lebih berperasaan halus dibandingkan simpanse. Karena simpanse berwatak ekstrovert, simpanse yang marah jauh lebih berbahaya dibandingkan gorila yang marah; di kebun binatang, Elliot acap kali tercengang melihat kaum ibu membiarkan anak-anak mengamati simpanse dari jarak dekat, namun segera menarik mereka jika mereka mendekati- gorila. Para ibu itu rupanya tidak tahu bahwa simpanse liar suka menculik dan memangsa anak manusia - sesuatu yang tak pernah dilakukan gorila. Elliot sudah berulang kali menjadi saksi prasangka manusla terhadap gorila, dan ia menyadari pengaruhnya terhadap Amy. Amy mau tak mau harus menerima kenyataan bahwa ia berbadan besar dan hitam, serta berwajah menyeramkan. Namun di balik wajah yang oleh manusia dianggap jelek itu terdapat kesadaran diri yang cerdas dan peka serta penuh simpati pada orang-orang di sekitarnya. Amy sakit hati kalau orang berlari menjauhinya, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 163 menjerit ketakutan, atau memberi komentar melecehkan. Si mantri mengerutkan kening. “Maksud Anda, monyet jantan ini mengerti bahasa Inggris?” “Dia betina,” Elliot meralat. Ini pun sudah acap kali dialaminya. Orang yang takut pada Amy langsung berasumsi bahwa ia jantan. Si mantri menggelengkan kepala. “Saya tidak percaya.” “Amy, antar orang ini ke pintu.” Amy menuju pintu dan membukanya untuk si mantri, yang melangkah keluar sambil membelalakkan mata. Amy menutup pintu lagi. Orang bodoh, Amy memberi isyarat. “Biar saja,” kata Elliot. “Sini, Peter gelitik Amy.” Dan selama lima belas menit berikut ia menggelitik Amy yang berguling-guling di lantai sambil menikmati perlakuan istimewa itu. Elliot tidak menyadari bahwa pintu di belakangnya membuka. Ia tidak memperhatikan bayangan yang melintasi lantai, sampai terlambat. Ketika ia menoleh, dillhatnya sebuah tabung gelap diayunkan ke bawah. Kepalanya seakan meledak, diiringi cahaya putih menyilaukan, lalu semuanya gelap gulita. 6 DICULIK IA siuman dan mendengar bunyi melengking tinggi. “Jangan bergerak, Sir,” sebuah suara berkata. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 164 Elliot membuka mata dan menatap cahaya terang yang menyorot ke arahnya. Ia masih tergeletak di dalam pesawat terbang; seseorang sedang membungkuk di atasnya. “Lirik ke kanan... sekarang ke kiri... Anda bisa menggerakkan jari?” Elliot menuruti instruksi-instruksi itu. Cahaya tadi berpindah, dan ia melihat pria hitam dengan jas putih berjongkok di sampingnya. Pria itu menyentuh kepala Elliot. Ketika la menarik tangannya, ujung-ujung jarinya merah karena darah. “Tak ada yang perlu dikhawatirkan,” orang itu berkata. “Lukanya tidak serius.” Ia menoleh ke arah lain. “Kira-kira berapa lama dia tidak sadar?” “Paling-paling beberapa menit,” jawab Munro. Bunyi melengking tadi terdengar lagi. Elliot melihat Ross mondar-mandir di ruang penumpang, sambil menyandang sebuah kotak dan memegang tongkat di depannya. Sekali lagi terdengar bunyi melengking. “Brengsek,” Ross mengumpat tertahan, lalu mencabut sesuatu dari balik penutup jendela. “Ini yang kelima. Mereka benar-benar bekerja keras.” Munro menatap Elliot. “Bagaimana keadaan Anda?” ia bertanya. “Sebaiknya dia diobservasi selama 24 jam, pria hitam di samping Elliot berkata. “Sekadar berjaga-jaga.” “Dua puluh empat jam!” ujar Ross sambil terus berkeliling. Elliot bertanya, “Di mana Amy?” “Mereka membawanya,” sahut Munro. “Mereka kabur lewat pintu belakang, sebelum ada yang sadar apa yang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 165 terjadi. Kami menemukan ini di sebelah Anda.” Munro menyerahkan botol obat berukuran kecil dengan tulisan Jepang. Sisi botol itu tergores-gores; pada ujung yang satu ada tonjolan karet menyerupai piston pada katup ban mobil, pada ujung yang satu lagi jarum suntik yang patah. Elliot langsung duduk. “Pelan-pelan,” si dokter mewanti-wanti. “Saya tidak apa-apa,” jawab Elliot, padahal kepalanya berdenyut-denyut. Ia mengamati botol obat di tangannya. “Apakah ada bunga es pada botol ini waktu Anda menemukannya?” Munro mengangguk. “Dingin sekali.” “CO2,” ujar Elliot. Botol itu merupakan anak panah dari pistol gas. Ia menggelengkan kepala. “Mereka mematahkan jarumnya.” Ia bisa membayangkan jerit kemarahan Amy yang telah terbiasa diperlakukan dengan halus dan lembut. Ini mungkin salah satu kekurangan dalam penelitian Elliot; ia tidak mempersiapkan Amy dengan baik untuk menghadapi dunia nyata. Ia mengendus-endus botol itu dan mencium bau menyengat. “Lobaxin. Obat soporific yang bekerja cepat, dalam lima belas detik. Cocok dengan mereka.” Lobaxin jarang digunakan pada binatang, karena menyebabkan kerusakan hati. Dan mereka mematahkan jarum suntik yang masih menempel.... Elliot bangkit dan bersandar pada Munro, yang segera menopangnya. Si dokter kembali memprotes. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 166 “Saya tidak apa-apa,” Elliot menegaskan. Di seberang ruangan terdengar bunyi melengking lagi, kali ini lebih keras dan lama. Ross sedang menggerakkan tongkatnya melewati lemari obat, melewati botol-botol berisi pil. Sepertinya ia salah tingkah karena bunyi itu; ia langsung mundur dan menutup pintu lemari. Kemudian ia melintasi ruang penumpang; kotak yang dibawa-bawanya kembali mengeluarkan bunyi melengking. Ross melepaskan alat kecil berwarna hitam dari bawah salah satu kursi. “Coba lihat ini. Mereka pasti membawa satu orang khusus untuk memasang alat-alat penyadap. Kita butuh waktu berjam-jam untuk membersihkan pesawat ini. Kita tidak bisa menunggu selama itu.” Ia langsung menghampiri konsol komputer dan mulai mengetik. Elliot berkata, “Di mana mereka sekarang? Rombongan konsorsium, maksud saya?” “Rombongan utama mereka bertolak enam jam lalu dari Bandara Kubala di luar Nairobi,” jawab Munro. “Berarti mereka tidak membawa Amy.” “Tentu saja tidak.” Ross berkomentar dengan nada jengkel. “Amy tidak bermanfaat bagi mereka. “ “Mungkinkah mereka membunuhnya?” Tanya Elliot. “Mungkin saja,” ujar Munro. “Oh, ya Tuhan ...... “Tapi saya meragukannya,” Munro melanjutkan. “Mereka tidak menginginkan publisitas, sedangkan Amy terkenal - di kalangan tertentu dia sama terkenalnya Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 167 seperti duta besar atau kepala negara. Dia gorila yang bisa bicara, dan jumlah gorila seperti itu tidak banyak. Dia pernah tampil di TV, fotonya pernah dimuat di koran-koran. Mereka lebih mungkin membunuh Anda daripada membunuh Amy.” “Yang penting mereka tidak menyakitinya,” kata Elliot. “Mereka takkan menyakitinya,” Ross berkomentar dengan tegas. “Pihak konsorsium tidak tertarik pada Amy. Mereka bahkan tidak tahu kenapa kita membawanya ke sini. Mereka hanya ingin mengacaukan tolok waktu kita - tapi mereka takkan berhasil “ Nada suaranya menyiratkan bahwa ia bermaksud meninggalkan Amy. Elliot tentu saja keberatan. “Kita harus membebaskan dia,” ia berkata. “Amy tanggung jawab saya. Saya tidak bisa meninggalkannya di sini.” “Tujuh puluh dua menit”' ujar Ross sambil menunjuk ke layar. “Kita punya waktu satu jam dua belas menit sebelum kita melanggar tolok waktu.” Ia berpaling pada Munro. “Dan kita terpaksa beralih ke alternatif dua.” “Baik,” kata Munro. “Saya akan menyuruh orang-orang mempersiapkan semuanya.” “Dengan pesawat baru,” Ross menambahkan. “Yang ini tidak bisa dipakai, karena sudah terkontaminasi.” Ia menekan sejumlah tombol pada konsol komputer. “Setelah ini kita langsung ke titik M,” kata Ross. “Oke?” “Setuju,” balas Munro. Elliot berkata, “Saya tidak akan meninggalkan Amy. Kalau dia tidak ikut, saya juga tidak ikut...” Ia terdiam. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 168 Pada layar muncul pesan: LUPAKAN GORILA LANJUTKAN KE CHECKPOINT BERIKUT SEGERA MONYET TIDAK PENTING UNTUK HASIL AKHIR VERIFIKASI KOMPUTER ULANGI LANJUTKAN TANPA AMY. “Anda tidak boleh meninggalkan dia,” kata Elliot. “Saya juga akan tinggal di sini.” “Asal tahu saja,” ujar Ross. “Dari awal saya sudah beranggapan ekspedisi ini tidak membutuhkan Amy atau Anda. Dia sekadar saya manfaatkan untuk mengecoh pihak lawan. Waktu datang ke San Francisco, saya diikuti orang. Berkat Anda dan Amy, saya bisa mengelabui mereka. Anda membuat pihak konsorsium kebingungan, dan sekarang tugas Anda sudah selesai. Kami akan meninggalkan Anda dan Amy, kalau memang perlu. Saya takkan ambil pusing.” 7 ALAT PENYADAP “PERSETAN,” Elliot mengumpat, “maksud Anda, saya dan Amy...” “Ya,” Ross membalas dengan dingin. “Anda dan Amy tidak diperlukan lagi.” Namun sambil bicara, ia meraih lengan Elliot dan menariknya keluar dari pesawat sambil menempelkan jari telunjuk ke bibir. Elliot menyadari bahwa Ross hendak berdamai dengan mengadakan pembicaraan empat mata, tapi Elliot bertekad untuk mempertahankan posisinya. Amy memang tanggung jawabnya. Persetan dengan segala intan dan intrik-Intrik Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 169 internasional. Setelah keluar ke apron, ia mengulangi dengan tegas, “Saya takkan pergi tanpa Amy.” “Saya juga.” Dengan langkah panjang Ross melintasi pelataran parkir pesawat, dan menuju ke helikopter polisi yang sudah menunggu. Elliot pun mempercepat langkahnya. “Apa?” “Masa Anda belum mengerti juga?” tanya Ross. “Pesawat kita tidak bersih, penuh alat penyadap. Pihak konsorsium bisa mendengar pembicaraan kita. Ucapan saya tadi sekadar untuk mengelabui mereka.” “Tapi siapa yang membuntuti Anda di San Francisco?” “Tidak ada yang membuntuti saya, tapi mereka akan menghabiskan waktu berjam-jam untuk menyelidikinya.” “Jadi, Amy dan saya bukan sekadar siasat?” “Sama sekali bukan,” kata Ross. “Begini, kita tidak tahu apa yang terjadi dengan tim Kongo sebelumnya, tapi apa pun yang dikatakan oleh Anda, Travis, atau semua orang lain, saya yakin kejadian itu berhubungan dengan gorila. Dan saya percaya Amy bisa membantu kita setelah kita sampai di sana.” “Sebagai duta?” “Kita butuh informasi,” ujar Ross. “Dan dia tahu lebih banyak tentang gorila daripada kita.” “Tapi apakah kita bisa menemukannya dalam waktu satu jam sepuluh menit?” “Tenang saja,” Ross berkata sambil menatap arlojinya. “Urusan ini akan selesai dalam dua puluh menit.” Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 170 “Turun lagi! Turun lagi!” Ross berseru-seru melalui headset sambil duduk di samping pilot helikopter polisi. Heli itu mengelilingi menara Government House, lalu membelok dan bergerak ke utara, ke arah Hotel Hilton. “Maaf, Madam,” si pilot berkata sopan, “tapi itu tidak dibenarkan. Kita akan melanggar batas ketinggian minimum.” “Ini terlalu tinggi!” Ross berkeras. Ia menatap kotak di pangkuannya, yang dilengkapi empat penunjuk arah digital, lalu menekan-nekan sejumlah switch. Sementara itu, protes-protes keras dan menara pengawas bandara Nairobi berderak-derak melalui radio. “Sekarang ke timur, ke timur,” Ross berkata. Helikopter yang ditumpanginya langsung miring dan membelok ke timur, ke daerah pinggiran yang kumuh. Elliot duduk di bangku belakang. Setiap kali helikopter membelok tajam, perut Elliot serasa diaduk-aduk. Kepalanya berdenyut-denyut, tapi ia sendiri yang memaksa ikut. Ia satu-satunya orang yang sanggup menolong Amy, seandainya Amy membutuhkan tindakan medis. Ross berkata, “Saya menangkap sinyal,” dan menunjuk ke arah timur laut. Helikopter mereka melintas di atas gubuk-gubuk, bangkai-bangkai mobil, dan jalan-jalan tanpa aspal. “Pelan-pelan sekarang, kurangi kecepatan.” Angka-angka pada kotak di pangkuannya berubah-ubah, sampai akhirnya serempak menunjukkan angka nol. “Turun!” Ross berseru, dan helikopter itu mendarat di tengah-tengah tempat pembuangan sampah yang luas. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 171 Si pilot tidak beranjak dari tempat duduknya; komentarnya pun tidak membesarkan hati. “Di mana ada sampah, di situ ada tikus.” “Saya tidak takut tikus,” balas Ross. Ia langsung melompat turun sambil membawa kotak tadi. “Di mana ada tikus, di situ ada kobra,” si pilot menambahkan. “Oh,” ujar Ross. Ia melintasi tempat pembuangan sampah bersama Elliot. Anginnya cukup kencang; kertas-kertas dan plastik bekas beterbangan. Elliot merasa pening, bau-bauan yang tercium membuatnya mual. “Kita sudah dekat,” Ross berkata sambil. menatap kotaknya. “Ini dia!” Ia membungkuk dan mulai mengobrak-abrik sampah, menggali-gali sampai lengannya terbenam ke sampah sampai sebatas siku. Akhirnya ia berhasil menemukan sebuah kalung - kalung yang diberikannya pada Amy ketika mereka menaiki pesawat di San Francisco. Ia segera memeriksa lempengan plastik dengan nama Amy yang terpasang pada kalung itu. Bagian belakangnya ternyata tergores-gores. Baru sekarang Elliot memperhatikan bahwa lempengan tersebut agak tebal. “Sial,” ujar Ross. “Enam belas menit hilang sia-sia.” Ia langsung kembali ke helikopter. Elliot menyusulnya. “Tapi bagaimana kita bisa menemukan Amy kalau pemancar di kalungnya sudah dibuang?” Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 172 “Orang selalu memasang lebih dari satu pemancar,” jawab Ross. “Yang ini hanya umpan. Saya sudah memperkirakan mereka akan menemukannya.” Ia menunjuk goresan-goresan di bagian belakang. “Tapi mereka cerdik. Mereka mengubah frekuensinya.” “Jangan-jangan pemancar kedua juga sudah dibuang,” ujar Elliot. “Tidak mungkin,” balas Ross. Helikopter mereka lepas landas lagi, angin yang ditimbulkan oleh baling-balingnya membuat kertas-kertas dan plastik di bawah beterbangan ke segala arah. Ross menempelkan mikrofonnya ke mulut dan berkata pada si pilot, “Bawa saya ke tempat penimbunan besi tua paling besar di Nairobi.” Sembilan menit kemudian mereka menangkap sinyal yang sangat lemah dari sebuah tempat penimbunan bangkai mobil. Helikopter mereka mendarat di jalanan di luar tempat itu, dan segera dikelilingi lusinan anak kecil yang riuh. Ross dan Elliot masuk ke tempat penimbunan, melewati tumpukan bangkai mobil dan truk. “Anda yakin dia ada di sini?” tanya Elliot. “Saya jamin itu. Mereka pasti menahan Amy di tengah-tengah tumpukan logam, itu satu-satunya cara. “ “Kenapa begitu?” “Karena logam meredam sinyal dari pemancarnya.” Ross berjalan di antara bangkai-bangkai mobil. Sebentar-sebentar ia berhenti untuk menatap kotak eiektroniknya. Kemudian Elliot mendengar bunyi mendengus. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 173 Bunyi itu berasal dari dalam bus Mercedes tua yang telah dimakan karat. Elliot membuka pintu bus yang nyaris copot dari engselnya, lalu meltangkah masuk. Ia menemukan Amy di bangku paling belakang, terikat pita perekat. Amy tampak grogi, tapi memprotes keras ketika Elliot melepaskan pita perekat yang menempel pada bulunya. Kemudian Elliot menemukan ujung jarum suntik yang patah di dada kiri Amy, dan mencabutnya dengan tang. Amy memekik, lalu memeluk Elliot. Di kejauhan terdengar sirene polisi meraung-raung. “Tenang saja, Amy. Tenang saja,” ujar Elliot, lalu memeriksanya dengan lebih saksama. Kondisi Amy tampaknya baik-baik saja. Dan akhirnya ia bertanya, “Mana pemancar yang satu lagi?” Ross cengar-cengir. “Dia menelannya.” Kini, setelah Amy dalam keadaan aman, Elliot mulai naik darah. “Anda menyuruh dia menelannya? Menelan alat pemancar elektronik? Apa Anda tidak sadar bahwa Amy sangat rapuh dan kesehatannya harus dijaga terus?” “Jangan marah dulu,” balas Ross. “Masih ingat pil vitamin yang saya berikan pada Anda? Anda juga menelan satu.” Ia menatap arlojinya. “Tiga puluh dua menit,” ia berkata. “Lumayan. Masih ada waktu empat puluh menit sebelum kita harus bertolak dari Nairobi.” Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 174 8 POSISI SEKARANG MUNRO duduk di dalam pesawat 747 sambil menekan tombol-tombol komputer. Ia mengamati garis-garis yang saling menyilang pada peta-peta, memperhatikan tolok-tolok waktu dan koordinat-koordinat yang muncul pada layar. Komputernya sedang membandingkan semua rute yang mungkin ditempuh oleh ekspedisi mereka, dan setiap rute selesai dianalisis dalam waktu sepuluh detik. Hasil. perhitungannya kemudian ditampilkan pada layar biaya, kesulitan logistik, masalah suplai, waktu tempuh total dari Houston, dari Posisi Sekarang (Nairobi), tempat mereka kini berada. Mencari-cari alternatif terbaik. Zaman telah berubah, kata Munro dalam hati. Lima tahun lalu, ekspedisi-ekspedisi masih didasarkan atas dugaan-dugaan dan nasib baik. Tapi kini semua ekspedisi melakukan perencanaan realtime dengan bantuan komputer; mau tak mau Munro pun harus mempelajari BASIC dan TW/GESHUND serta berbagai bahasa interaktif lainnya. Tak ada lagi yang mengandalkan naluri semata- mata. Zaman memang telah berubah. Perubahan-perubahan itulah yang mendorong Munro bergabung dengan ekspedisi ERTS, meski dengan demikian ia terpaksa bekerja sama dengan Karen Ross yang keras kepala dan belum berpengalaman. Tapi ERTS memillki database paling lengkap serta program-program Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 175 perencanaan yang paling canggih. Munro percaya bahwa untuk jangka panjang, program-program tersebut akan merupakan faktor penentu antara sukses dan kegagalan. Ia juga lebih menyukai tim kecil. Setelah pihak konsorsium sampai di lapangan, rombongan mereka yang berjumlah tiga puluh orang akan terbukti merepotkan. Tapi ia harus mencari jalur yang dapat ditempuh dalam waktu lebih singkat. Ia menentukan berbagai lintasan, persimpangan, dan titik pertemuan. Lalu, dengan mata terlatih, ia mulai mencoret alternatif demi alternatif. la mencoret jalan setapak, menutup bandara, menghapus jalur truk, menghindari penyeberangan sungai. Tolok waktu hasil perhitungan komputer terus dipersingkat, namun dari Posisi Sekarang (Nairobi), hasilnya tetap terlalu lama. Pada alternatif terbaik, mereka akan tiba 37 menit lebih dulu dari pihak konsorsium -selisih yang tidak berarti. Munro mengerutkan kening dan menyalakan cerutu. Barangkali kalau mereka menyeberang Sungai Liko di Mugana... Munro menekan sejumlah tombol. Ternyata sia-sia. Upaya menyeberangi Sungai Liko justru membuat mereka lebih lambat. Munro mencoba jalur melalui Lembah Goroba, meskipun ia sadar jalur itu terlalu berbahaya untuk ditempuh. JALUR USULAN TERLALU BERBAHAYA. “Ternyata kita sependapat,” ujar Munro sambil Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 176 mengepulkan asap cerutu. Namun dalam hati ia mulai bertanya-tanya, adakah alternatif-alternatif lain, alternatif-alternatif tidak lazim, yang luput dari perhatian mereka? Dan tiba-tiba saja sebuah ide muncul dalam benaknya. Yang lain pasti takkan suka, tapi siapa tahu berhasil. Munro menampilkan daftar perlengkapan logistik pada layar komputer. Ya, perlengkapan yang dibutuhkan ternyata tersedia. Kemudian ia memasukkan data jalur baru, dan sambil tersenyum ia memperhatikan sebuah garis lurus melintasi benua Afrika, beberapa kilometer dari tempat tujuan mereka. Munro segera minta perhitungan waktu tempuh. JALUR USULAN TIDAK DAPAT DITERIMA. Ia menekan tombol override dan memperoleh perhitungan yang dimintanya. Hasilnya ternyata persis seperti yang diduganya - mereka dapat mengalahkan pihak konsorsium dengan selisih waktu empat puluh jam. Hampir dua hari! Komputernya menampilkan pernyataan semula: JALUR USULAN TIDAK DAPAT DITERIMA / FAKTOR KETINGGIAN / RISIKO TERHADAP PERSONIL / PELUANG SUKSES DI BAWAH BATAS MINIMUM / Kali ini Munro tidak sependapat. Ia percaya mereka Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 177 memiliki peluang cukup besar untuk berhasil, terutama jika cuaca mendukung. Faktor ketinggian takkan jadi masalah; medan yang dilalui memang berat, namun dapat dilewati. Malahan, semakin lama memikirkannya, Munro semakin yakin cara itu akan berhasil. 9 KEBERANGKATAN BOEING 747 kargo bermesin jet dan pesawat Fokker S-144 bermesin baling-baling yang diparkir berdampingan itu tampak seperti induk dan anak. Dua pelataran kargo bergerak naik-turun tanpa henti, orang-orang sibuk memindahkan peralatan dari pesawat yang lebih besar ke pesawat yang lebih kecil. Ketika kembali ke bandara, Ross memberitahu Elliot bahwa mereka akan menggunakan pesawat yang lebih kecil, karena 747 itu harus dibersihkan dari alat penyadap, dan juga “terlalu besar” untuk kebutuhan mereka sekarang. “Tapi pesawat jet pasti lebih cepat,” ujar Elliot. “Belum tentu,” balas Ross, tanpa memerinci maksudnya. Elliot sendiri tidak menuntut penjelasan lebih lanjut. Ia segera menuntun Amy naik ke pesawat Fokker, lalu memeriksanya dengan teliti. Sepertinya seluruh tubuh Amy memar-memar - ia mengeluh semuanya terasa sakit saat Elliot menyentuhnya - tapi tak ada tulang yang patah, dan ia pun tidak tampak lesu. Beberapa laki-laki hitam sedang mengangkut Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 178 perlengkapan ke dalam pesawat sambil tertawa-tawa dan saling menepuk punggung. Amy tertarik pada mereka, dan bertanya Apa lucu? Tapi mereka tidak menggubrisnya dan tetap berkonsentrasi pada pekerjaan mereka. Karena masih di bawah pengaruh obat bius, tak lama kemudian Amy tertidur. Ross mengawasi kegiatan bongkar-muat, dan Elliot menuju ekor pesawat, tempat Ross sedang berbincang-bincang dengan seorang laki-laki hitam yang riang gembira. Ross memperkenalkannya sebagai Kahega. “Ah,” kata Kahega sambil bersalaman dengan Elliot. “Dr. Elliot. Dr. Ross dan Dr. Elliot, dua dokter, bagus sekali.” Elliot tidak langsung menangkap maksudnya. “Apanya yang bagus sekali?” Kahega tertawa berderai-derai. “Samarannya!” ia berseru. “Lain sekali dengan Kapten Munro dulu. Sekarang dua dokter - misi kemanusiaan, ya? Bagus, bagus. Mana 'obat-obatan' yang akan Dokter bawa?” Ia mengedipkan sebelah mata. “Kami tidak bawa obat-obatan.” Ross menghela napas. “Oh, bagus sekali, Dokter. Saya suka cara Dokter,” ujar Kahega. “Dokter dari Amerika, ya? Apa kita bawa M-16? Senapan bagus, M-16. Saya paling suka.” “Kahega pikir kita menyelundupkan senjata,” Ross memberitahu Elliot. “Dia tak mau percaya kita bukan pedagang senjata.” Kahega tertawa. “Dokter ikut Kapten Munro,” ia berkomentar, seakan-akan itu menjelaskan semuanya. Kemudian ia pergi untuk menemui para pekerja yang lain. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 179 “Anda yakin kita tidak membawa senjata selundupan?” Elliot bertanya setelah Kahega berlalu “Kita mencari sesuatu yang lebih berharga daripada senapan,” ujar Ross. Ia sedang menyusun kembali perlengkapan yang akan mereka bawa. Elliot menawarkan bantuan, tapi Ross menggelengkan kepala. “Ini harus saya kerjakan sendiri. Beratnya harus dikurangi sampai dua puluh kilo per orang.” “Dua puluh kilo? Untuk semuanya?” “Itu batas maksimum yang diizinkan komputer. Munro menyewa Kahega dan tujuh pengangkut lainnya. Semuanya anggota suku Kikuyu. Dengan kita bertiga, itu berarti sebelas orang, ditambah Amy - dia juga akan membawa dua puluh kilo. Jadi, beban keseluruhan yang bisa dibawa adalah 240 kilo.” Ross kembali menimbang paket-paket berisi bahan makanan. Elliot agak khawatir setelah mendengar penjelasan itu. Rencana mereka kembali berubah, dan sepertinya semakin berbahaya. Ia sempat mempertimbangkan untuk mengundurkan diri, namun berubah pikiran ketika teringat makhluk berbulu kelabu yang menyerupai gorila, makhluk yang diduga merupakan jenis binatang baru yang belum dikenal. Elliot merasa pantas mengambil risiko untuk penemuan seperti itu. Ia menatap para pengangkut yang tampak di luar jendela. “Mereka orang Kikuyu?” “Ya,” jawab Ross. “Mereka ulet, walaupun cerewet. Orang Kikuyu gemar mengobrol. Oh ya, mereka semua kakak-beradik, jadi hati-hati kalau bicara. Moga-moga Munro tidak perlu bercerita terlalu banyak.” “Pada orang-orang Kikuyu itu?” Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 180 “Bukan, pada NCNA.” “NCNA,” Elliot mengulangi. “Orang-orang Cina. Mereka sangat tertarik pada komputer dan teknologi elektronik,” ujar Ross. “Munro harus memberitahukan sesuatu pada mereka, sebagai imbalan atas informasi yang mereka berikan padanya.” Ross menunjuk ke jendela. Elliot memandang ke luar dan melihat Munro sedang berdiri di bawah sayap pesawat kargo, berbicara dengan empat laki-laki Cina. “Nih,” kata Ross, “tolong simpan ini di pojok sana.” Ia menunjuk tiga karton styrofoam berukuran besar dengan tulisan AMERICAN SPORT DIVERS, LAKE ELSINORE, CALIF. “Kita akan bekerja di bawah air?” Elliot bertanya sambil terheran-heran. Tapi Ross tidak memperhatikannya. “Kalau saja saya bisa tahu apa yang dikatakannya pada mereka,” ia bergumam. Ternyata Ross tidak perlu khawatir, sebab, Munro membayar orang-orang Cina dengan sesuatu yang jauh lebih berharga bagi mereka dibandingkan informasi mengenai peralatan elektronik. Pesawat Fokker itu lepas landas pukul 14.24, tiga menit lebih cepat daripada jadwal mereka yang baru. Dalam enam belas jam setelah pembebasan Amy, ekspedisi ERTS menempuh perjalanan sejauh 840 kilometer - melintasi perbatasan empat negara - Kenya, Tanzania, Rwanda, dan Zaire. Mereka terbang dari Nairobi ke Hutan Barawanda, di tepi hutan raya Kongo. Masalah logistik yang menyertai perjalanan ltu takkan dapat diatasi tanpa bantuan pihak luar. Munro bercerita bahwa ia memTiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 181 punyai “teman-teman di tempat rendah”, dan kali ini ia berpaling pada Dinas Rahasia Cina di Tanzania. Sudah sejak awal tahun 1960-an orang-orang Cina hadir di Afrika. Saat itu jaringan mata-mata mereka berusaha mempengaruhi jalannya perang saudara Kongo, karena Cina mengharapkan akses terhadap cadangan uranium di negara tersebut. Gerakan-gerakan di lapangan dikendalikan melalui Bank of China atau, lebih sering, lewat New China News Agency. Munro sempat berurusan dengan sejumlah “koresponden perang” NCNA ketika menyelundupkan senjata antara tahun 1963 dan 1968, dan ia terus memellhara kontak-kontaknya. Komitmen keuangan Cina terhadap Afrika lumayan besar. Di akhir tahun 1960-an, lebih dari setengah dana bantuan Cina, yang berjumlah dua miliar dolar, mengalir ke negara-negara Afrika. Jumlah yang sama besarnya diberikan secara rahasia; tahun 1973, Mao Tse-tung sempat mengeluh di depan umum tentang uang yang hilang sia-sia dalam usaha menggulingkan pemerintahan Zaire di bawah kepemimpinan Presiden Mobutu. Kehadiran Cina di Afrika sesungguhnya bertujuan untuk mengimbangi pengaruh Rusia, tapi sejak Perang Dunia II hubungan Cina-Jepang tak bisa dikatakan mulus, dan keinginan Munro untuk mengalahkan konsorsium Euro-Jepang pun disambut dengan tangan terbuka. Untuk merayakan persekutuan itu, Munro membawa tiga kardus bernoda minyak dari Hong Kong. Kedua pimpinan Dinas Rahasia Cina di Afrika, Li Tao dan Liu Shu-wen, sama-sama berasal dari Provinsi Hunan. Mereka kurang suka ditempatkan di Afrika, karena masakan Afrika tidak cocok dengan lidah mereka. Dengan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 182 senang hati mereka menerima pemberian Munro berupa sekotak jamur kuping, sekotak tauco pedas, dan sekotak sambal ulek dengan bawang putih. Hadiah itu menciptakan suasana mendukung untuk berbincang-bincang secara informal. Orang-orang NCNA membantu Munro dengan mengurus surat-surat, mencarikan peralatan yang sukar diperoleh, dan informasi. Mereka memiliki peta-peta yang sangat akurat, serta informasi mendetail tentang kondisi di sepanjang perbatasan timur laut Zaire - sebab mereka turut membantu pasukan Tanzania yang menyerbu Uganda. Mereka juga memberitahu Munro bahwa sungai-sungai di hutan sedang banjir, dan menyarankan ia membawa balon untuk menyeberang. Tapi Munro tidak mengikuti nasihat mereka; sepertinya ia sudah menyiapkan rencana untuk mencapai tempat tujuannya tanpa perlu menyeberangi sungai mana pun. Namun caranya tetap merupakan tanda tanya bagi orang-orang Cina itu. Pukul 22.00 tanggal 16 Juni, pesawat yang membawa rombongan ERTS mendarat di Bandara Rawamagena, di dekat Kigali di Rwanda, untuk mengisi bahan bakar. Petugas pengatur lalu lintas udara setempat menaiki pesawat Fokker itu dengan membawa clipboard dan sejumlah formulir, dan menanyakan tujuan berikut mereka. Munro menjawab Bandara Rawamagena, yang berarti mereka akan lepas landas, lalu kembali tanpa singgah di tempat lain. Elliot mengerutkan kening. “Tapi kita akan mendarat di suatu tempat di...” “Ssst,” Ross mendesis sambil menggelengkan kepala. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 183 “Biarkan saja.” Petugas itu tampak puas dengan jawaban Munro; ia segera pergi setelah pilot pesawat Fokker menandatangani formulir-formulir yang disodorkan padanya. Ross kemudian menjelaskan bahwa para petugas pengatur lalu lintas udara di Rwanda sudah terbiasa menghadapi laporan rencana penerbangan yang tidak lengkap. “Dia hanya ingin tahu kapan kita kembali ke sini. Selebihnya bukan urusannya.” Pelayanan di Bandara Rawamagena ternyata lamban. Mereka harus menunggu dua jam sebelum bahan bakar siap diisi, namun Ross yang biasanya serba tidak sabar, menunggu dengan tenang. Munro pun tidur-tiduran tanpa menghiraukan penundaan itu. “Bagaimana dengan tolok waktu kita?” Tanya Elliot. “Tak ada masalah,” sahut Ross. “Kita toh baru bisa lepas landas tiga jam lagi. Kita harus menunggu sampai hari terang di atas Mukenko.” “Lapangan terbang yang kita tuju ada di sana?” Elliot kembali bertanya. “Istilah lapangan terbang terlalu gagah,” Munro berkomentar. Ia menutup wajah dengan topinya dan tidur lagi. Elliot langsung curiga. Tapi Ross kemudian menjelaskan bahwa sebagian besar lapangan terbang perintis di Afrika hanya berupa lintasan tanah di tengah hutan. Para pilot tak bisa mendarat pada malam hari, karena landasan sering kali terhalang binatang-binatang liar, perkemahan suku pengembara, atau pesawat lain yang mendarat lebih dulu dan tidak bisa lepas landas lagi. “Kita harus menunggu Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 184 sampai terang,” Ross menegaskan. “Karena itulah kita menunggu di sini. Jangan khawatir, semuanya sudah diperhitungkan.” Elliot menerima penjelasan itu, lalu pergi untuk memeriksa keadaan Amy. Ross menghela napas. “Bukankah dia perlu diberitahu?” ia bertanya pada Munro. “Untuk apa?” Munro menyahut tanpa menggeser topinya. “Barangkali akan ada masalah dengan Amy.” “Saya yang akan menangani Amy,” ujar Munro. “Elliot pasti kaget kalau mendengar rencana kita,” kata Ross. “Tentu saja dia akan kaget,” jawab Munro. “Tapi tak ada gunanya membuat dia kaget dari sekarang. Dan jangan lupa, dengan cara ini kita bisa menghemat waktu banyak.” “Paling tidak empat puluh jam. Memang berbahaya, tapi perhitungan waktu tempuh jadi berubah total. Kita masih punya kesempatan untuk mengalahkan mereka.” “Nah, apa lagi yang perlu dipikirkan?” tanya Munro. “Sebaiknya Anda diam saja dan beristirahat sekarang.” Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 185 HARI 5 MORUTI 17 Juni 1979 1 ZAIRE LIMA JAM setelah mereka bertolak dari Rawamagena, pemandangan mulai berubah. Sesudah Goma, di dekat perbatasan Zaire, mereka mulai melintasi ujung timur hutan raya Kongo. Elliot memandang ke luar jendela, terkagum-kagum. Dalam cahaya pagi,yang suram, ia melihat gumpalan- gumpalan kabut tipis menyelubungi atap dedaunan. Sesekali ada sungai berlumpur yang meliuk-liuk, atau jalan tanah yang menyerupal garis merah. Tapi sebagian besar pemandangan yang kelihatan di bawah berupa hutan lebat, membentang sejauh mata memandang. Pemandangannya membosankan, tapi sekaligus membuat hati kecut. Siapa pun akan merasa jeri jika menghadapi alam yang demikian luas dan monoton. Siapa pun akan mengakui bahwa hutan raya itu membuat kota-kota terbesar di bumi serta semua ciptaan umat manusia lainnya jadi tampak kecil dan tak berarti. Masing-masing pohon memiliki batang berdiameter dua belas meter, yang menjulang setinggi enam puluh meter; ruang yang ternaungi oleh dahan-dahannya dapat Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 186 menampung sebuah gereja katedral. Dan Eillot tahu bahwa hutan itu membentang hampir tiga ribu kilometer, sampai ke tepi Samudra Atlantik di pesisir barat Zaire. Sejak awal Elliot telah mengantisipasi reaksi Amy saat pertama melihat hutan, habitatnya yang asli. Amy memandang ke luar jendela tanpa berkedip. Ia memberi isyarat Ini hutan tanpa memperlihatkan emosi, seakan-akan sedang memperhatikan kartu-kartu berwarna atau benda-benda yang disebarkan di lantai karavannya di San Francisco. Ia mengenali hutan dan memberi isyarat yang tepat, tapi sepertinya hutan itu tidak mempunyai arti khusus baginya. Elliot bertanya, “Amy suka hutan. Ini hutan, balas Amy. Hutan sini. Elliot terus mendesak, menggali-gali konteks emosional yang ia yakin terdapat dalam diri Amy. Amy suka hutan? Hutan sini. Ini hutan. Tempat hutan sini Amy lihat hutan sini. Elliot mencoba cara lain. “Amy tinggal hutan sini'?” Tidak. Tanpa ekspresi. “Amy tinggal mana?” Amy tinggal rumah Amy. Yang dimaksudnya adalah karavan di San Francisco. Amy mengendurkan sabuk pengaman dan memandang ke luar sambil bertopang dagu. Ia memberi isyarat, Amy mau rokok. - Rupanya ia melihat Munro sedang mengepulkan asap cerutu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 187 “Nanti, Amy,” ujar Elliot. Pukul tujuh pagi, mereka terbang melintasi atap-atap seng di kompleks pertambangan timah dan tantalum di Masisi. Munro, Kahega, dan para pengangkut lain pergi ke bagian belakang pesawat. Mereka mengotak-atik perlengkapan ekspedisi sambil bercakap-cakap dalam bahasa Swahili. Amy, yang melihat mereka pergi, memberi isyarat, Mereka cemas. “Cemas tentang apa, Amy?” Mereka cemas orang cemas mereka cemas masalah. Tak lama kemudian Elliot menyusul ke ekor pesawat. Ia menemukan anak buah Munro setengah tertimbun di bawah tumpukan jerami. Mereka sedang memasukkan peralatan ke wadah-wadah kain katun berbentuk memanjang, menyerupai torpedo, lalu mengganjal semuanya dengan jerami. “Apa itu?” Elliot bertanya sambil menunjuk torpedo-torpedo kain tersebut. “Kontainer Crosslin,” jawab Munro. “Kuat sekali.” “Saya belum pernah melihat perlengkapan dipak seperti ini,” ujar Elliot sambil memperhatikan para pengangkut bekerja. “Tampaknya mereka berusaha keras melindungi perlengkapan kita.” “Memang itu maksudnya,” balas Munro singkat. Kemudian ia menuju kokpit untuk berbicara dengan pilot mereka. Amy memberi isyarat, Orang bulu hidung bohong Peter. Orang bulu hidung adalah julukannya untuk Munro, tapi Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 188 Elliot tidak menanggapi komentar itu. Ia berpaling pada Kahega. “Berapa lama sampai kita mendarat?” Kahega menoleh. “Mendarat?” “Di Mukenko.” Kahega berpikir sejenak. “Dua jam lagi,” ia menyahut. Kemudian ia tertawa cekikikan. Ia mengatakan sesuatu dalam bahasa Swahili, dan semua saudaranya ikut tertawa. “Oh, Dokter,” ujar Kahega sambil menepuk punggung Elliot. “Dokter ini memang lucu.” Pesawat mereka membelok. Kahega dan saudara-saudaranya memandang ke luar jendela, dan Elliot mengikuti contoh mereka. Mula-mula hanya ada hutan lebat, lalu ia melihat iring-iringan jip hijau yang sedang menyusuri jalan berlumpur, jauh di bawah mereka. Sepintas lalu kelihatannya seperti konvoi kendaraan militer. Ia mendengar kata. “Muguru” diucapkan beberapa kali. “Ada apa?” tanya Elliot. “Ini Muguru?” Kahega menggelengkan kepala. “Bukan. Pilot brengsek, saya harus kasih tahu Kapten Munro, pilot kita tersesat.” “Tersesat?” Elliot mengulangi. Kata itu membuatnya merinding. Kahega tertawa. “'Kapten Munro kasih unjuk arah nanti.” Pesawat mereka kini sedang terbang ke timur, menjauhi hutan raya dan mengarah ke daerah dataran tinggi berbukit-bukit. Kakak-adik Kahega asyik mengobrol dan saling menepuk punggung. Sepertinya mereka bergembira ria. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 189 Kemudian Ross muncul kembali. Ia berjalan dengan langkah panjang, roman mukanya tegang. Ia membongkar sejumlah kardus dan mengeluarkan beberapa bola kertas timah seukuran bola basket. Kertas timah itu mengingatkan Elliot pada hiasan pohon Natal. “Untuk apa itu?” ia bertanya. Sedetik kemudian ia mendengar ledakan pertama dan pesawat mereka terguncang keras. Elliot berlari ke jendela dan melihat jalur uap putih yang membentuk garis lurus, diakhiri awan asap hitam di sebelah kanan mereka. Pesawat Fokker itu membelok tajam dan miring ke arah hutan. Elliot melihat jalur uap kedua muncul dari tengah pepohonan di bawah. Sebuah rudal, ia menyadari. Sebuah peluru kendali. “Ross!” Munro berseru. “Siap!” balas Ross. Percakapan singkat itu diikuti ledakan merah, dan pandangan Elliot melalui jendela mendadak terhalang asap tebal. Pesawat mereka terguncang-guncang oleh ledakan itu, tapi terus membelok. Elliot tercengang. Seseorang sedang menembaki mereka dengan peluru kendali. “Mereka pakai radar!” Munro berseru. “Bukan sistem optikal! Radar!” Ross memungut dua bola kertas timah dan menuju ekor pesawat. Kahega membuka pintu belakang, dan seketika angin kencang mulai menerpa. “Ada apa ini?” tanya Elliot. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 190 “Jangan khawatir,” seru Ross. “Ini takkan mengacaukan jadwal kita.” Kemudian terdengar bunyi mendesis, diikuti ledakan ketiga. Ross membuka lapisan pembungkus bola-bola yang dibawanya, lalu melemparkan keduanya ke luar pesawat. Dengan mesin meraung-raung, pesawat Fokker itu membelok 12 kilometer ke selatan, naik ke ketinggian 3.600 meter, lalu berputar-putar di atas hutan. Setiap kali berputar, Elliot melihat potongan-potongan kertas timah mengapung di udara, bagaikan awan logam berkilau-kilau. Dua roket lagi meledak di tengah awan itu. Dari jauh pun kebisingan dan guncangan yang timbul terasa mengganggu bagi Amy; ia berayun maju-mundur di kursinya sambil mendengus-dengus pelan. “Itu chaff,” Ross menjelaskan. Ia sudah duduk menghadapi konsol komputernya dan menekan-nekan tombol. “Untuk mengecoh persenjataan yang menggunakan sistem radar. Rudal-rudal yang ditembakkan akan menyangka kita ada di tengah awan itu.” Elliot serasa sedang bermimpi. Kejadian yang mereka alami tidak masuk akal. “Tapi siapa yang menembaki kita?” “Kemungkinan besar FZA,” jawab Munro. “Forces Zairoises Armoises - angkatan bersenjata Zaire.” “Pasukan Zaire? Kenapa?” “Ini cuma kekeliruan,” Ross berkata tanpa menoleh. Ia masih sibuk menekan-nekan tombol. “Kekeliruan? Mereka menembaki kita dengan rudal darat-udara, dan Anda bilang ini kekeliruan? Kenapa Anda tidak menghubungi mereka melalui radio untuk memberitahu bahwa mereka keliru?” Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 191 “Tidak bisa,” sahut Ross. “Kenapa tidak?” “Sebab,” Munro angkat bicara, “kita tidak melaporkan rencana penerbangan sebelum berangkat dari Rawamagena. Artinya, secara teknis kita memang melanggar ruang udara Zaire.” “Ya Tuhan,” ujar Elliot. Ross diam saja. Ia terus mengotak-atik komputer untuk menghilangkan garis gangguan yang tampak pada layar. “Waktu saya memutuskan untuk bergabung dengan ekspedisi ini,” kata Elliot dengan nada meninggi, “saya tak menyangka pesawat yang saya tumpangi akan digempur dengan peluru kendali.” “Saya juga begitu,” balas Ross. “Kelihatannya kita senasib.” Sebelum Elliot sempat menyahut, Munro merangkul pundaknya dan menariknya menjauh. “Tenang saja,” ia berkata pada Elliot. “Mereka memakat rudal buatan tahun enam puluhan yang sudah ketinggalan zaman. Sebagian besar rudal-rudal itu meledak karena bahan bakar padat yang sudah kedaluwarsa. Kita tidak terancam bahaya. Sebaiknya Anda temani Amy saja, dia butuh bantuan Anda. Saya akan membantu Ross.” Ross berada di bawah tekanan luar biasa. Pesawat mereka terus berputar-putar dua belas kilometer dari awan chaff, dan ia harus segera mengambil keputusan. Padahal. serangan yang mereka alami merupakan pukulan berat yang sama sekali tak terduga. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 192 Sejak awal, konsorsium Euro-Jepang sudah berada di depan mereka, kira-kira delapan belas jam dan dua puluh menit. Sebelum bertolak dari Nairobi, Munro dan Ross berhasil menyusun rencana yang bukan saja menghapus keunggulan lawan, tapi juga memungkinkan tim ERTS mencapai lokasi empat puluh jam lebih cepat dari pihak konsorsium. Rencana ini - yang karena alasan-alasan tertentu tidak diberitahukan pada Elliot - mengharuskan mereka melakukan terjun payung ke lereng selatan Gunung Mukenko yang tandus. Menurut taksiran Munro, perjalanan dari Mukenko ke Kota Hilang dapat ditempuh dalam 36 jam; Ross memperkirakan mereka akan terjun pukul 14.00. Tergantung lapisan awan di atas Mukenko serta lokasi penerjunan, mereka dapat mencapai kota itu tengah hari tanggal 19 Juni. Rencana itu sangat berbahaya. Mereka akan menerjunkan orang-orang tak terlatih ke daerah liar yang berjarak lebih dari tiga hari berjalan kaki dari kota terdekat. Jika salah satu dari mereka mengalami cedera serius, kemungkinan besar orang bersangkutan takkan selamat. Lalu masih ada tanda tanya mengenai perlengkapan mereka: tahanan udara pada ketinggian 2.400-3.000 meter lebih rendah, sehingga kontainer-kontainer Crosslin mungkin tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai. Mula-mula Ross pun menganggap rencana Munro terlalu berbahaya, namun Munro berhasil meyakinkannya bahwa rencana tersebut layak dicoba. Ia menjelaskan bahwa parafoil mereka mernbuka secara otomatis karena dilengkapi altimeter; abu gunung berapi - di sekitar puncak Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 193 Mukenko seempuk pasir pantal; kontainer-kontainer Crosslin dapat diberi lapisan pelindung tarnbahan; dan ia bisa menggendong Amy saat terjun. Ross lalu menganalisis rencana Munro melalui kornputer di Houston, dan hasilnya ternyata meyakinkan. Peluang penerjunan mereka akan berhasil adalah .7980; berarti kemungkinan salah satu dari mereka akan. mengalami cedera parah adalah satu banding lima. Namun, jika penerjunan itu berhasil, peluang ekspedisi mereka akan sukses adalah .9943, sehingga hampir bisa dipastikan mereka akan tiba lebih dulu di lokasi daripada pihak konsorsium. Tak satu aitematif lain pun meraih nilai setinggi itu. Ross mengamati data yang terkumpul dan berkata, “Kelihatannya kita akan terjun.” “Kelihatannya begitu,” ujar Munro. Penerjunan itu memecahkan beberapa masalah sekaligus, sebab laporan-laporan dari Houston menunjukkan bahwa perkembangan terakhir semakin tidak menguntungkan. Pemberontakan suku Kigani telah dikonfirmasikan; sikap suku pygmy dilaporkan tidak menentu; angkatan bersenjata Zaire telah mengirim pasukan bersenjata berat ke perbatasan timur untuk menundukkan suku Kigani, dan pasukan tempur Afrika terkenal gemar menembak. Dengan terjun di atas Mukenko, mereka hendak melewati semua ancaman tersebut. Tapi itu sebelum rudal-rudal pasukan Zaire mulai meledak di sekitar mereka. Mereka masih berada 120 kilometer di sebelah selatan lokasi penerjunan, berputar-putar di atas wilayah kekuasaan suku Kigani, membuang-buang waktu dan bahan bakar. Rencana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 194 mereka yang berani, yang disusun secara hati-hati dan telah memperoleh konfirmasi komputer, mendadak mentah kembali. Ross semakin repot karena tak bisa berunding dengan Houston. Komputernya tidak berhasil mengadakan hubungan dengan satelit. Ia menghabiskan lima belas menit dengan mengotak-atik komputer, menambah daya, dan berganti-ganti sandi alat pengacak, sampai akhirnya ia menyadari bahwa transmisinya diblokir secara elektronik. Untuk pertama kali sepanjang ingatannya, Karen Ross ingin menangis. “Jangan panik,” Munro berkata pelan-pelan, sambil mengangkat tangan Ross dari keyboard. “Satu per satu saja. Tak ada gunanya Anda panik.” Ross memang tampak kalang kabut dan terus menekan-nekan tombol. Munro menyadari bahwa baik Elliot maupun Ross semakin kehilangan pegangan. Ia sudah pernah melihat kejadian serupa pada ekspedisi-ekspedisi lain yang melibatkan ilmuwan dan orang-orang berlatar belakang teknik. Para ilmuwan terbiasa bekerja di laboratorium, tempat segala sesuatu dapat diatur dan dipantau secara ketat. Cepat atau lambat mereka mulai percaya bahwa dunia luar pun dapat dikendalikan seperti laboratorium. Kenyataan bahwa dunia luar mengikuti aturan-aturannya sendiri dan tidak memedulikan mereka merupakan pukulan psikis berat bagi orang-orang itu. Munro sudah bisa melihat tanda-tandanya. “Tapi ini jelas-jelas bukan pesawat militer,” ujar Ross. “Kenapa mereka tetap menembaki kita?” Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 195 Munro, menatapnya tajam. Dalam perang saudara Kongo, pesawat-pesawat sipil secara rutin ditembak jatuh oleh semua pihak yang bertikai. “Hal-hal seperti ini bisa saja terjadi.” “Dan soal gangguan transmisi? Bajingan-bajingan itu tidak memiliki kemampuan memblokir saluran komunikasi canggih. Kita diblokir antara pemancar dan transponder satelit. Untuk itu dibutuhkan satelit lain, dan...” Ia terdiam dan mengerutkan kening. “Anda tidak menyangka pihak konsorsium akan diam saja, bukan?” kata Munro. “Masalahnya, apakah Anda bisa mengatasi gangguan ini? Apa yang akan Anda lakukan?” “Tentu saja saya bisa mengatasinya,” balas Ross. “Saya bisa menulis pesan sandi dan memancarkannya secara terpenggal-penggal, atau melakukan transmisi secara optikal melalui gelombang inframerah - tapi itu makan waktu, padahal kita butuh informasi sekarang. Rencana kita berantakan.” “Satu per satu,” Munro mengulangi. Ia melihat roman muka Ross yang tegang, dan ia tahu Ross tidak berpikir jernih. Ia juga tahu harus membiarkan Ross mengambil keputusan sendiri; ia harus membuatnya tenang kembali. Menurut Munro, ekspedisi ERTS sudah tamat - mereka tak mungkin mengalahkan pihak konsorsium dan lebih dulu sampai di lokasi di Kongo. Tapi ia belum mau menyerah. Sebagai pemimpin ekspedisi yang berpengalaman, ia tahu segala sesuatu bisa saja terjadi. Karena itu ia berkata, “Kita masih bisa mengejar waktu yang hilang di sini.” “Mengejar waktu yang hilang? Bagaimana caranya?” Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 196 Munro mengucapkan hal pertama yang terlintas dalam benaknya, “Kita gunakan perahu karet untuk menuju utara, lewat Sungai Ragora. Arusnya deras, persis yang kita perlukan.” “Sungai itu terlalu berbahaya.” “Kita lihat saja nanti,” jawab Munro, meski sadar bahwa Ross benar. Sungai Ragora memang terlalu berbahaya, terutama di bulan Juni, namun Munro sengaja bersikap tenang dan penuh keyakinan. “Yang lain perlu diberitahu?” ia akhirnya bertanya. “Ya,” ujar Ross. Untuk kesekian kali terdengar ledakan roket di kejauhan. “Tak ada gunanya berlama-lama di sini.” Dengan sigap Munro menuju bagian belakang pesawat dan berkata pada Kahega, “Siapkan orang-orang.” “Oke, Bos,” balas Kahega. Sebotol wiski diedarkan, dan masing-masing minum satu teguk panjang. Elliot bertanya, “Apa lagi ini?” “Mereka sedang mempersiapkan diri,” jawab Munro. “Mempersiapkan diri? Mempersiapkan diri untuk apa?” Elliot mendesak. Saat itu Ross muncul di belakang. Wajahnya tampak keras ketika ia mengumumkan, “Setelah ini, kita akan berjalan kaki.” Elliot memandang ke luar jendela. “Mana lapangan terbangnya?” “Tidak ada lapangan terbang,” Ross menyahut. “Maksud Anda?” “Maksud saya, tidak ada lapangan terbang.” Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 197 “Lalu di mana pesawat kita akan mendarat?” Elliot kembali bertanya. “Pesawat ini akan terus terbang,” ujar Ross. “Kalau begitu, bagaimana cara kita turun?” tanya Elliot, tapi saat mengucapkan pertanyaan itu lututnya mendadak lemas, sebab ia telah mengetahui jawabannya. “Jangan khawatir tentang Amy,” Munro berkata riang, sambil mengencangkan tali pengikat Amy yang melingkar pada dadanya. “Dia sudah saya beri suntikan Thoralen, jadi dia akan tenang-tenang saja. Tak ada masalah. Saya akan memegangnya erat-erat.” “Menahannya erat-erat?” tanya Elliot. “Dia terlalu kecil untuk tali pengikat ransel parasut,” Munro menjelaskan. “Saya terpaksa menggendongnya nanti.” Amy mendengkur keras dan meneteskan air liur ke pundak Munro, yang lalu menurunkannya ke lantai. “Nah,” kata Munro, “parafoil Anda akan membuka secara otomatis. Masing-masing tangan Anda menggenggam seutas tali. Tarik tali kiri dan Anda akan membelok ke kiri, tarik tali kanan dan Anda akan membelok ke kanan, dan...” “Bagaimana dengan dia?” Elliot bertanya sambil menunjuk Amy. “Saya yang akan menangani Amy. Perhatikan dulu sekarang. Kalau sampai ada masalah, Anda punya payung cadangan di sini, di dada Anda.” Ia menepuk buntalan kain dengan kotak digital kecil berwarna hitarn yang menunjukkan angka 4757. “Altimeter ini sekaligus berfungsi sebagai pengukur kecepatan luncur, dan akan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 198 membuka payung cadangan Anda secara otomatis jika Anda telah melewati ketinggian 1.080 meter dan masih meluncur dengan kecepatan melebihi setengah meter per detik. Anda tak perlu khawatir: semuanya serba otomatis.” Elliot bermandikan keringat dingin. “Bagaimana dengan pendaratannya?” “Itu juga tak perlu dipikirkan.” Munro nyengir lebar. “Anda akan mendarat dengan sendirinya. Santai saja, jangan tegang, redam benturannya dengan kaki Anda. Ini sama seperti melompat dari tembok setinggi tiga meter. Anda sudah sering melakukannya.” Elliot melihat pintu yang terbuka lebar di belakang Munro. Cahaya matahari yang masuk terasa menyilaukan, dan mereka langsung diterpa angin kencang. Satu per satu anak buah Kahega melompat ke luar. Elliot melirik ke arah Karen Ross yang tampak pucat. Bibirnya gemetaran ketika ia berpegangan pada tepi pintu. “Karen, Anda tentu tidak...” Ross melompat, dan segera lenyap dalam sinar matahari yang terang benderang. Munro berkata, “Giliran Anda sekarang.” “Saya belum pernah terjun payung,” ujar Elliot. “Malah kebetulan. Kalau begitu, Anda takkan takut. “ “Saya bukan sekadar takut, saya...” “Ah, itu soal mudah,” Munro memotong, lalu mendorong Elliot ke luar. Munro memperhatikan Elliot meluncur ke bawah, dan senyumnya langsung lenyap. Sikap riang gembira yang semula diperlihatkannya semata-mata bertujuan untuk Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 199 membesarkan hati Elliot. Belakangan ia mengomentari kejadian tersebut, “Jika seseorang harus melakukan hal berbahaya, ada baiknya kalau dia dalam keadaan marah. Sebenarnya itu untuk perlindungannya sendiri. Lebih baik marah daripada terkencing-kencing karena ngeri. Saya ingin Elliot tidak memikirkan apa pun selain dendamnya pada saya sampai saat mendarat.” Munro memahami risiko yang mereka ambil. Begitu melompat dari pesawat, mereka juga meninggalkan dunia beradab dengan segala kemudahannya. Mereka akan memasuki dunia yang berbeda, dunia yang lebih primitif dan berbahaya, yaitu alam Kongo yang telah ada ratusan tahun sebelum mereka. “Itulah kenyataan yang akan dihadapi,” ujar Munro, “tapi saya merasa tak ada gunanya membuat yang lain khawatir sebelum mereka melompat. Tugas saya adalah mengantar orang-orang itu ke Kongo, bukan menakut-nakuti mereka. Untuk itu masih banyak kesempatan lain.” Elliot meluncur, dan ia ketakutan setengah mati Perutnya seperti diaduk-aduk, dan ia merasakan pahitnya air empedu di lidah; angin berderu-deru di telinganya, mengacak-acak rambutnya; udara dingin sekali - dalam sekejap saja ia sudah menggigil. Hutan Barawana membentang di bawahnya, mengikuti kontur tanah yang bergelombang. Tapi ia tak dapat menikmati keindahan yang tampak di hadapannya, dan malah memejamkan mata karena meluncur begitu kencang. Terlalu banyak waktu yang telah berlalu. Elliot yakin parafoil-nya (apa pun itu) takkan membuka. Nyawanya kini tergantung pada parasut yang terpasang di dadanya. Ia Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 200 langsung menggenggamnya erat-erat, sebuah buntalan kain di dekat perutnya yang bergolak. Kemudian ia cepat-cepat menarik tangan. Ia tak ingin menghalangi parasut saat membuka. Samar-samar ia teringat pernah ada orang yang tewas karena melakukan kesalahan yang sama. Angin terus berderu-deru; tubuhnya tetap meluncur dengan kecepatan mengerikan. Ada apa dengan parasutnya? Ia merasakan angin menarik-narik kakinya, celananya, kemejanya. Ada apa dengan parasutnya? Paling tidak tiga menit telah berlalu sejak ia terjun dari pesawat. Ia tidak berani membuka mata, takut melihat pepohonan, tempat hidupnya akan berakhir dalam beberapa detik. Ia mau muntah. Air empedu mengalir dari mulutnya, tapi berhubung ia meluncur dengan kepala di bawah, cairan itu mengalir dari dagu ke tengkuk, lalu masuk ke kemejanya. Udara dingin membeku. Tubuhnya menggigil tak terkendali. Sekonyong-konyong ia tersentak ke posisi tegak. Sepintas lalu ia menyangka telah menghantam tanah, tapi kemudian ia sadar bahwa ia masih melayang-layang di udara, meskipun lebih pelan. Ia membuka mata dan menatap langit biru. Ketika menengok ke bawah, ia kaget karena masih berada ribuan meter di atas tanah. Rupanya ia baru meluncur selama beberapa detik saja. Ia memandang ke atas, tapi tak bisa melihat pesawat mereka. Pandangannya terhalang oleh sepotong kain raksasa dengan garis-garis merah, putih, dan biru: parafoil-nya. Karena merasa lebih tenang jika memandang ke atas daripada ke bawah, ia mengamati parafoil itu Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 201 dengan saksama. Bagian depannya melengkung dan mengembang; bagian belakangnya tampak tipis dan berkibar-kibar. Parafoil itu mirip sayap pesawat, dengan tali-tali tersambung ke tubuhnya. Ia menarik napas panjang dan menengok ke bawah. Ternyata ia masih jauh di atas tanah. Tapi kini, setelah kecepatannya sudah berkurang banyak, perasaannya pun sudah jauh lebih tenang, bahkan bisa dibilang tenteram. Kemudian ia sadar bahwa ia tidak meluncur turun; ia meluncur ke samping. Ia bisa melihat parafoil-parafoil lain di bawahnya - Kahega, anak buahnya, dan Ross. Ia berusaha menghitung jumlah mereka - sepertinya ada enam - tapi ia sukar berkonsentrasi. Sepertinya ia terus bergerak menyamping dan semakin menjauhi yang lain. Ia menarik tali-temali di tangan kirinya, dan seketika tubuhnya terbawa ke arah itu. Hmm, lumayan, ia berkata dalam hati. Sekali lagi ia menarik tali-temali sebelah kiri, kali ini lebih keras, tanpa menghiraukan bahwa kecepatannya pun bertambah lagi. Ia berusaha menjaga posisi sedekat mungkin dengan parafoil-parafoil yang turun di bawahnya. Ia mendengar angin berderu-deru di telinganya. Ia menengok ke atas untuk mencari Munro, namun yang terlihat hanyalah garis-garis parafoil-nya sendiri. Ia kembali menengok ke bawah, dan terkejut karena tanah kini sudah jauh lebih dekat. Sepertinya ia mendekati tanah dengan kecepatan yang membuat bulu roma berdiri. Ia terheran-heran, kenapa sampai bisa menyangka ia melayang-layang dengan pelan; ia merasa seperti terjun bebas. Parafoil pertama tampak mengempis ketika Kahega menyentuh tanah, lalu yang kedua, dan yang ketiga. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 202 Tak lama lagi Elliot pun akan mendarat. Ia mulai mendekati puncak pepohonan, namun gerakan menyampingnya masih sangat kencang. Ia menyadari bahwa tangan kirinya masih menarik tali-temali sebelah kiri. Ia melepaskan tangannya dan gerakan lateralnya berakhir. Ia melayang maju. Dua parafoil lagi mengempis. Elliot menengok ke bawah - , melihat Kahega dan anak buahnya sedang menggulung parafoil masing-masing. Mereka tampak baik-baik saja; itu cukup melegakan. Elliot bergeser ke kanan, menuju sekelompok pohon yang tumbuh rapat. Ia menarik tali-temali dan membelok ke kanan; seluruh tubuhnya ikut miring. Kecepatan luncurnya kini sangat tinggi. Ia takkan dapat menghindari pohon-pohon itu. Dahan-dahan pohon seakan-akan menjulur ke atas untuk menangkapnya. Ia memejamkan mata, merasakan wajah dan tubuhnya tergores-gores ketika ia menerobos atap dedaunan. Sebentar lagi ia akan membentur tanah dan berguling. Kakinya tak sempat menginjak tanah. Semuanya hening. Ia merasakan tubuhnya bergerak naik-turun dengan pelan. Ia membuka mata dan menyadari bahwa ia terayun-ayun 120 senti di atas permukaan. Parafoil-nya tersangkut di pohon. Ia mengotak-atik gesper pengikat parafoil, lalu melompat ke tanah. Kahega dan Ross segera menghampirinya untuk menanyakan keadaannya. “Saya tidak apa-apa,” jawab Elliot, dan ia memang merasa baik-baik saja. Belum pernah ia merasa lebih bergairah hidup dibandingkan sekarang. Sedetik kemudian ia mendadak ambruk dan langsung muntah-muntah. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 203 Kahega tertawa. “Selamat datang di Kongo,” katanya. Elliot menyeka dagu dan bertanya, “Mana Amy?” Segera setelah itu Munro mendarat. Telinganya berdarah akibat ulah Amy, yang menggigitnya karena ketakutan. Begitu dilepaskan, Amy segera mendatangi Elliot untuk memeriksa keadaannya. Kemudian ia memberi isyarat, Amy tak suka terbang. “Awas! “ Kontainer Crosslin pertama menghantam tanah. Wadah berbentuk torpedo itu langsung meledak bagaikan bom, menghamburkan perlengkapan dan jerami ke segala arah. “Ini satu lagi!” Elliot cepat-cepat berlindung. Bom kedua jatuh beberapa meter dari tempat ia tiarap; ia dihujani paket-paket berisi makanan dan beras. Jauh di atas terdengar bunyi mendengung pesawat Fokker yang masih berputar-putar. Elliot bangkit kembali dan sempat melihat dua kontainer terakhir jatuh ke tanah, sementara anak buah Kahega berlari tunggang-langgang untuk menyelamatkan diri. Ross berseru, “Hati-hati, yang itu berisi laser!” Elliot serasa terperangkap di tengah serangan bom, yang untung saja tidak berlangsung lama. Pesawat Fokker di atas mereka terbang menjauh, dan suasana menjadi hening. Kahega bersama anak buahnya mulai mengumpulkan perlengkapan yang berserakan dan mengubur semua parafoil, sementara Munro memberikan instruksi dalam bahasa Swahili. Dua puluh menit kemudian mereka mulai menembus hutan sambil berbaris satu per satu, mengawali perjalanan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 204 sejauh tiga ratus kilometer yang akan membawa mereka ke bagian timur Kongo yang belum pernah dijelajahi; di sana imbalan yang luar biasa telah menanti. Kalau mereka tidak terlambat tiba. 2 KIGANI SETELAH pulih dari ketegangan akibat pengalaman yang baru saja dilaluinya, Elliot mulai menikmati perjalanan menembus Hutan Barawana. Kawanan monyet berceloteh di pepohonan, burung-burung berkicau di udara sejuk. Para pengangkut Kikuyu berjalan di belakang sambil merokok dan bersenda gurau dalam bahasa yang asing. Elliot menyukai situasi yang tengah dihadapinya - terbebas dari peradaban yang konyol; terlibat dalam petualangan, di mana hal-hal tak terduga bisa terjadi setiap saat, dan bahaya mengintai di mana-mana. Segala sesuatu serba baru baginya. Ia asyik mendengarkan suara binatang-binatang penghuni hutan di sekeliling mereka, memperhatikan permainan cahaya dan bayangan-bayangan, merasakan tanah empuk di bawah kakinya, dan menatap ke arah Karen Ross yang ternyata tampak cantik dan anggun. Karen Ross tidak menoleh. Sambil berjalan, ia memutar-mutar tombol pada salah satu kotak elektronik berwarna hitam dan berusaha mengirim sinyal. Kotak elektronik lainnya tergantung pada tali yang disandangnya di bahu. Berhubung ia tidak menoleh, Elliot sempat mengamati bahwa punggung baju Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 205 Ross sudah mulai basah karena keringat dan rambutnya yang berwarna pirang gelap pun melekat pada bagian belakang kepalanya. Celananya tampak kelisut dan penuh noda tanah akibat pendaratan tadi. Wanita itu tetap tidak menoleh. “Nikmatilah hutan ini,” Munro menyarankan. “Ini terakhir kali kita berada di tempat sejuk dan kering untuk waktu lama.” Elliot sependapat bahwa hutan itu cukup menyenangkan. “Ya, sangat menyenangkan.” Munro mengangguk dengan ekspresi janggal pada wajahnya. Hutan Barawana bukan hutan perawan. Dari waktu ke waktu mereka melewati ladang-ladang dan tanda-tanda lain peradaban, namun tak pernah berjumpa dengan manusia. Ketika Elliot menyinggung hal itu, Munro hanya menggeleng-gelengkan kepala. Semakin jauh mereka memasuki hutan, Munro pun semakin diam dan menutup diri, meski tetap menaruh perhatian besar pada keadaan sekitar. Acap kali ia berhenti dan mendengarkan kicauan burung, sebelum memberi isyarat untuk melarutkan perjalanan. Pada kesempatan seperti itu, Elliot akan menoleh ke belakang dan melihat para pengangkut berjalan beriringan sambil membawa beban di atas kepala. Ia jadi merasa senasib dengan Livingstone, Stanley, dan para penjelajah lain yang mendatangi Afrika satu abad sebelumnya. Dan dalam hal ini, romantisme Elliot memang beralasan. Kehidupan di Afrika Tengah hanya berubah sedikit sejak Stanley menjelajahi Kongo di tahun 1870-an, dan sifat dasar ekspedisi-ekspedisi ke kawasan itu pun tetap sama. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 206 Penjelajahan secara serius tetap dilakukan dengan berjalan kaki; tenaga-tenaga pengangkut tetap dibutuhkan; biaya yang harus dikeluarkan tetap mengecilkan hati - begitu pula bahaya yang mengancam. Menjelang tengah hari kaki Elliot mulai lecet, dan ia sadar bahwa ia sangat lelah. Rupanya para pengangkut pun merasa letih, sebab mereka tak lagi merokok maupun bersenda gurau. Semuanya berjalan sambil membisu, sampai Elliot bertanya pada Munro, apakah mereka akan berhenti untuk makan siang. “Tidak,” jawab Munro. “Bagus,” Karen Ross berkomentar sambil menatap arlojinya. Beberapa menit setelah pukul satu, mereka mendengar suara helikopter. Munro dan para pengangkut segera bereaksi. Mereka cepat-cepat bersembunyi di bawah pohon-pohon besar dan menunggu sambil mendongakkan kepala. Sesaat setelah itu, dua helikopter besar berwarna hijau melintas di atas kepala; Elliot sempat membaca huruf-huruf berwarna putih: FZA. Munro memicingkan mata ketika mengamati kedua heli yang terbang menjauh. Kedua-duanya Huey buatan Amerika Serikat; ia tak sempat memperhatikan persenjataan yang dibawa. “Pasukan Zaire,” katanya. “Mereka mencari orang-orang Kigani.” Satu jam kemudian, mereka tiba di suatu lapangan terbuka yang digunakan sebagai ladang ubi kayu. Di tengah-tengah ada pondok kayu, dengan cerobong mengeluarkan asap pucat. Beberapa potong pakaian yang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 207 sedang dijemur tampak mengepak-ngepak karena tiupan angin lembut. Namun penghuni pondok itu tidak kelihatan. Sebelumnya mereka selalu menghindar jlka menemui rumah petani, tapi kali ini Munro mengangkat tangan sebagai isyarat untuk berhenti. Para pengangkut menurunkan bawaan masing-masing, lalu duduk di rumput. Tak sepatah kata pun diucapkan. Suasana terasa tegang, meski Elliot tidak tahu sebabnya. Munro dan Kahega berjongkok di tepi lapangan terbuka, mengawasi pondok serta ladang ladang yang mengelilinginya. Setelah dua puluh menit belum juga ada tanda-tanda kehidupan. Ross, yang meringkuk di dekat Munro, mulai tidak sabar. “Saya tidak mengerti kenapa kita...” Munro segera membungkamnya. Ia menunjuk ke arah pondok dan menggerakkan bibir tanpa bersuara - Kigani. Ross membelalakkan mata. Munro melepaskan tangannya. Semuanya memandang ke arah pondok. Tetap belum ada tanda-tanda kehidupan. Ross membuat gerakan melingkar dengan tangannya, mengisyaratkan agar mereka mengelilingi pondok itu dan melanjutkan perjalanan. Munro menggelengkan kepala dan menunjuk ke bawah, menyuruh Ross tetap duduk di tempat. Kemudian Munro menatap Elliot dengan pandangan bertanya-tanya, sambil menunjuk ke arah Amy yang sedang mencari makan di tengah rumput tinggi. Rupanya ia khawatir Amy akan bersuara. Elliot lalu memberi isyarat pada Amy untuk tetap diam. Tapi sebenarnya ia tak perlu repot-repot, sebab Amy pun merasakan suasana tegang itu dan sesekali melirik dengan was-was ke arah pondok tersebut. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 208 Selama beberapa menit berikut tetap tidak terjadi apa-apa. Mereka terus menunggu sambil mendengarkan suara jangkrik dan memperhatikan jemuran yang berkepak-kepak. Kemudian asap biru yang keluar dari cerobong berhenti. Munro dan Kahega berpandangan. Kahega menyelinap ke tempat anak buahnya, membongkar salah satu paket, dan mengeluarkan sepucuk senapan mesin. Dengan sebelah tangan ia menutup kunci pengamannya, untuk meredam bunyi klik yang terdengar saat kunci itu dibuka. Suasana sunyi sekali. Kahega kembali ke sisi Munro dan menyerahkan senapan mesin yang dibawanya. Munro memeriksa kunci pengaman, lalu meletakkan senjata itu di tanah. Mereka menunggu beberapa menit lagi. Elliot menoleh ke arah Ross, tapi wanita itu tidak membalas tatapannya. Tiba-tiba terdengar suara berderak, dan pintu pondok terlihat membuka. Munro segera meraih senapan. Tak seorang pun muncul. Semuanya menatap pintu yang terbuka, sambil menunggu dengan tegang. Dan akhirnya orang-orang Kigani melangkah keluar. Elliot menghitung dua belas laki-laki jangkung dan kekar, bersenjatakan busur dan anak panah. Masing-masing menggenggarn panga panjang. Kaki dan dada mereka bergaris-garis putih, dan seluruh wajah mereka dicat putih, sehingga menyerupai tengkorak menyeramkan. Hanya kepala orang-orang Kigani itu yang kelihatan ketika mereka menerobos di antara batang-batang ubi yang tumbuh tinggi. Setelah mereka pergi pun Munro tetap tidak beranjak dari tempatnya, mengawasi pondok selama sepuluh menit Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 209 lagi. Akhirnya ia berdiri dan menarik napas panjang. Ketika ia angkat bicara, suaranya berkesan keras sekali. “Itu orang-orang Kigani,” katanya. “Sedang apa mereka tadi?” tanya Ross. “Makan,” jawab Munro. “Mereka membunuh keluarga yang tinggal di pondok itu dan menyantap semuanya. Hampir semua petani telah mengungsi, karena suku Kigani sedang berperang.” Ia memberi isyarat agar Kahega menyiapkan anak buahnya untuk berangkat lagi, dan mereka melanjutkan perjalanan dengan mengelilingi pondok petani itu. Elliot bertanya-tanya, apa yang akan dilihatnya jika ia masuk. Munro tampak begitu tenang waktu menjelaskan: Mereka membunuh keluarga itu... dan menyantap semuanya. “Saya rasa,” Ross berkata sambil menoleh ke belakang, “kita termasuk orang yang beruntung. Kemungkinan besar kita termasuk orang terakhir yang sempat melihat hal-hal seperti ini.” Munro menggelengkan kepala. “Saya kira tidak,” ujarnya. “Kebiasaan lama tak mudah dihilangkan.” Selama berlangsungnya perang saudara Kongo di tahun 1960-an, dunia Barat dikejutkan oleh laporan-laporan mengenai kanibalisme dan tindak kekejaman lainnya. Tapi sesungguhnya kanibalisme sudah sejak dulu dipraktekkan secara terbuka di Afrika bagian tengah. Pada tahun 1897, Sidney Hinde menulis bahwa “hampir semua suku di Cekungan Kongo pernah, atau masih, terlibat kanibalisme; dan di daerah-daerah tertentu, praktek tersebut semakin berkembang.” Hinde terkesan oleh sifat kanibalisme di Kongo yang tidak ditutup-tutupi. “Saya sering mendengar cerita dari para nakhoda kapal uap Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 210 bahwa orang-orang pribumi selalu menuntut budak sebagai bayaran untuk kambing yang hendak dibeli. Orang-orang pribumi juga sering naik ke kapal dengan membawa gading untuk membeli budak, dan mereka mengeluh bahwa daging semakin sulit diperoleh di daerah mereka.” Di Kongo, kanibalisme tidak dikaitkan dengan upacara, kepercayaan, maupun perang. Kanibalisme di kawasan tersebut sekadar persoalan selera. Pendeta Holman Bentley, yang menghabiskan dua puluh tahun di kawasan itu, mengutip ucapan seorang pribumi, “Orang kulit putih menganggap daging babi paling lezat, tapi daging babi tidak bisa dibandingkan dengan daging orang.” Bentley merasa orang-orang pribumi tidak dapat memahami keberatan atas praktek itu. “Kalian makan unggas dan kambing, dan kami makan orang; kenapa tidak? Apa bedanya?” Sikap terus terang ini mengejutkan para saksi mata, dan menimbulkan kebiasaan-kebiasaan mencengangkan. Pada tahun 1910, Herbert Ward menulis tentang pasar-pasar tempat budak-budak di jual “sepotong demi sepotong, sementara mereka masih hidup. Kedengarannya tidak masuk akal, tapi para tawanan itu digiring dari satu tempat ke tempat lain, agar para pembeli dapat memberi tanda pada bagian yang hendak dipesan. Tanda tanda itu biasanya berupa coretan tanah liat berwarna, atau batang-batang rumput yang diikat dengan cara tertentu. Ketabahan para korban, yang ikut menyaksikan tawar-menawar atas bagian-bagian tubuh mereka, hanya bisa dibandingkan dengan sikap acuh tak acuh yang mereka perlihatkan saat menghadapi kematian.” Laporan-laporan seperti itu tak dapat dianggap sebagai histeria zaman Victoria-akhir belaka, sebab semua saksi Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 211 mata mengemukakan bahwa orang-orang kanibal bersikap ramah dan menyenangkan. Ward menulis bahwa “mereka (suku kanibal) bukan orang jahat berhati busuk. Berlawanan dengan kesimpulan masyarakat Barat pada umumnya, mereka justru termasuk ras manusia paling mulia.” Bentley menggambarkan mereka sebagai “orangorang yang riang dan jantan, sangat ramah, dan memperlihatkan persahabatan secara terbuka”. Di bawah Pemerintahan kolonial Belgia, praktek kanibalisme menyurut tajam. Di tahun 1950-an bahkan ditemukan sejumlah tempat pemakaman, namun tak seorang pun percaya tradisi itu sudah benar-benar lenyap. Di tahun 1956, H.C. Engert menulis, “Kanibalisme di Afrika belum mati. Saya pernah tinggal di desa suku kanibal selama beberapa waktu, dan menemukan sejumlah tulang (manusia). Orang-orang pribumi itu cukup ramah. Kanibalisme hanyalah kebiasaan yang sukar dihilangkan.” Munro menganggap pemberontakan Kigani tahun 1979 sebagai pembangkangan politik. Mereka memberontak karena Pemerintah Zaire menuntut mereka meninggalkan cara hidup sebagai pemburu dan beralih menjadi petani, seakan-akan perubahan seperti itu dapat dilakukan dalam sekejap. Suku Kigani merupakan masyarakat miskin dan terbelakang; pengetahuan mereka tentang kebersihan sangat terbatas; kadar gizi dalam makanan mereka tidak memadai karena kekurangan protein dan vitamin, dan mereka pun menjadi korban malaria, cacing-parasit, bilharzia, dan penyakit tidur. Satu dari empat bayi mati saat lahir, dan hanya sedikit orang Kigani yang mencapai usia melebihi 25 tahun. Mereka membutuhkan penjelasan mengenai kehidupan sulit yang mereka jalani, dan penjelasan itu diberikan oleh Angawa, atau dukun. Orang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 212 Kigani percaya bahwa sebagian besar kematian disebabkan oleh kekuatan gaib: korban bersangkutan dikutuk oleh dukun, atau melanggar larangan, atau dibunuh oleh arwah yang menaruh dendam. Perburuan pun memiliki aspek mistik: binatang-binatang buruan sangat dipengaruhi oleh dunia gaib. Bagi orang Kigani, dunia gaib justru jauh lebih nyata dibandingkan dunia sehari-hari yang mereka rasakan sebagai “mimpi di siang bolong”, dan mereka berupaya mengendalikan dunia gaib melalui mantra-mantra dan ramuan ramuan yang disiapkan oleh Angawa. Mereka juga menjalankan berbagai ritual, seperti mengecat putih wajah dan tangan, untuk menambah kesaktian dalam pertempuran. Orang Kigani percaya tubuh lawan pun menyimpan kekuatan gaib, sehingga mereka memakan musuh-musuh mereka untuk menangkal kutukan Angawa lain. Kekuatan gaib di dalam tubuh musuh menjadi milik mereka, sehingga mereka dapat menghalau kutukan dukun pihak musuh. “Dan kenapa mereka kembali makan orang sekarang?” Elliot bertanya pada Munro. “Mereka ingin mempertahankan hak mereka untuk berburu,” jawab Munro. “Sedangkan para birokrat di Kinshasa menginginkan sebaliknya.” Menjelang sore, ekspedisi itu menaiki sebuah bukit kecil. Dari situ mereka dapat melihat lembah-lembah di sebelah selatah. Di kejauhan tampak asap bergulung-gulung dan kobaran api. Samar-samar terdengar ledakan roket udara-darat, dan sejumlah helikopter berputar-putar di udara, bagaikan burung bangkai di atas mangsa. “Itu desa-desa Kigani,” Munro berkata sambil menengok Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 213 ke belakang. Ia menggeleng-gelengkan kepala. “Mereka tak punya harapan, apalagi semua awak heli dan seluruh pasukan di darat berasal dari suku Abawa, musuh bebuyutan suku Kigani.” Dunia abad kedua puluh tidak memberi tempat bagi keyakinan yang melibatkan kanibalisme. Pemerintah Zaire di Kinshasa, yang berjarak tiga ribu kilometer, juga telah memutuskan untuk “menghapus aib” berupa kanibalisme di dalam negeri. Bulan Juni, pihak pemerintah mengerahkan lima ribu tentara bersenjata, enam helikopter UH-2 buatan Amerika bersenjata roket, serta sepuluh kendaraan pengangkut pasukan berlapis baja guna mematahkan pemberontakan Kigani. Panglima yang membawahi pasukan tersebut, Jenderal Ngo Muguru, tahu persis apa yang diharapkan darinya: Kinshasa ingin membasmi seluruh suku Kigani. Dan ia bertekad untuk melaksanakan perintah itu dengan sebaik-baiknya. Ledakan mortir dan roket terus terdengar di kejauhan. Mau tak mau mereka membandingkan persenjataan modem itu dengan busur dan panah orang-orang Kigani yang sempat mereka lihat. Ross menganggap pembantaian itu menyedihkan, tapi Munro menyahut bahwa kejadian tersebut tak terelakkan. “Tujuan kehidupan ini,” katanya, “adalah bertahan hidup. Perhatikan binatang mana pun di alam bebas - mereka hanya berusaha bertahan hidup. Mereka tak peduli soal keyakinan atau falsafah. Jlka perilaku seekor binatang menjauhkannya dari kenyataan hidup yang dihadapinya, binatang itu akan punah. Orang-orang Kigani tidak sadar bahwa zaman telah berubah dan kepercayaan mereka tak Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 214 bisa dipertahankan. Karena itu, mereka akan punah.” “Barangkali ada tujuan yang lebih tinggi daripada sekadar bertahan hidup,” ujar Ross. “Tidak ada,” balas Munro. Mereka sempat melihat sejumlah rombongan Kigani, tapi hanya dari jarak beberapa mil. Menjelang majam, setelah menyeberangi jembatan gantung yang berayun-ayun di atas Ngarai Moruti, Munro mengumumkan bahwa mereka telah keluar dari wilayah Kigani dan kini mereka aman, paling tidak untuk sementara. 3 PERKEMAHAN MORUTI DI sebuah lapangan terbuka di atas Moruti, “tempat angin lembut”, Munro menyerukan instruksi dalam bahasa Swahili, dan anak buah Kahega segera mulai membongkar barang bawaan mereka. Karen Ross menatap arlojinya. “Kita sudah mau berhenti?” “Ya,” jawab Munro. “Tapi sekarang baru pukul lima. Masih ada waktu dua jam sebelum gelap.” “Kita berhenti di sini,” Munro menegaskan. Moruti terletak di ketinggian 450 meter; perjalanan selama dua jam lagi akan membawa mereka ke hutan tropis di bawah. “Di sini lebih sejuk dan nyaman.” Ross menyahut bahwa ia tak peduli soal kenyamanan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 215 “Percayalah, Anda pasti akan berubah pikiran,” balas Munro. Untuk menghemat waktu, Munro sedapat mungkin ingin menghindari hutan tropis. Perjalanan menembus hutan sangat berat dan melelahkan. Tak lama lagi mereka akan kenyang menghadapi lumpur, lintah, dan serangan demam. Kahega memanggil Munro dalam bahasa Swahili. Munro menoleh ke arah Ross dan berkata, “Dia ingin tahu, bagaimana caranya mendirikan tenda-tenda.” Kahega menatap bola dari bahan berwarna perak di tangan kanannya; anak buahnya pun tak kalah bingung. Sia-sia mereka membongkar barang bawaan untuk mencari tiang-tiang tenda maupun pasak-pasak yang biasa digunakan Perkemahan ERTS dirancang oleh sebuah tim NASA di tahun 1977, berdasarkan pengamatan bahwa perlengkapan ekspedisi alam liar pada dasarnya belum berubah sejak abad kedelapan belas. “Sudah waktunya ada rancangan baru untuk penjelajahan modern,” demikian pendapat ERTS. Mereka lalu memesan perlengkapan ekspedisi yang lebih ringan, lebih nyaman, serta lebih efisien, dan NASA merancang ulang segala sesuatu, mulai dari pakaian dan sepatu sampai tenda dan peralatan memasak, makanan dan menu, perlengkapan P3K, dan sistem-sistem komunikasi untuk tim lapangan ERTS. Tenda hasil rancang ulang tersebut merupakan contoh khas pendekatan NASA. Proses perancangan tim NASA bertolak dari fakta bahwa sebagian besar berat tenda berupa elemen-elemen penyokong. Selain itu, kemampuan insulasi tenda lapis-tunggal juga rendah. Jika faktor insulasi pada tenda-tenda dapat ditingkatkan, para anggota suatu Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 216 ekspedisi tidak membutuhkan pakaian dan kantong tidur tebal dan berat. Kebutuhan kalori harian pun akan berkurang, sehingga lebih sedikit bahan makanan yang harus dibawa untuk jangka waktu yang sama. Berhubung udara sangat efektif sebagai insulator, solusi terbaik adalah tenda pneumatik tanpa struktur penyokong. Tim NASA lalu merancang tenda dengan berat enam ons. Ross menggunakan pompa injak yang berdesis-desis untuk mengembangkan tenda pertama, yang terbuat dari bahan Mylar lapis-ganda berwarna perak dengan ketebalan 20-mil, menyerupai barak berbentuk setengah silinder. Para pengangkut bertepuk tangan gembira; Munro hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil menahan senyum. Kemudian Kahega mengeluarkan sebuah unit perak seukuran kotak sepatu dan bertanya, “Dan yang ini, Dokter? Apa ini?” “Kita takkan memerlukannya nanti malam. Itu unit AC,” jawab Ross. “Ya, jangan tinggalkan rumah tanpa AC,” Munro menanggapinya sambil bergurau. Ross langsung mendelik. “Penelitian menunjukkan bahwa faktor tunggal yang paling mempengaruhi efisiensi kerja adalah suhu, dengan gangguan tidur sebagai faktor kedua,” katanya. “Hmm, begitu?” Munro tertawa dan menoleh ke arah Elliot, tapi Elliot sedang asylk mengamati suasana senja di hutan tropis. Amy menghampirinya dan menarik lengan bajunya. Perempuan dan orang bulu hidung ribut, ia memberi isyarat. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 217 Sejak pertama Amy langsung menyukai Munro, begitu pula sebaliknya. Munro tak pernah menepuk-nepuk kepalanya dan memperlakukannya sebagal anak kecil, seperti orang-orang pada umumnya, melainkan bersikap seakan-akan menghadapi wanita. Namun di pihak lain, ia sudah cukup sering berhadapan dehgan gorila, sehingga sedikit-banyak memahami perilaku binatang-binatang itu. Meskipun tidak menguasai ASL, ia tahu Amy minta digelitik jika mengangkat lengan, dan ia akan menuruti keinginannya selama beberapa saat, sementara Amy berguling-guling kesenangan di tanah. Tapi Amy selalu merasa terganggu bila terjadi konflik, dan kini ia mengerutkan kening. “Mereka hanya bicara,” Elliot menenangkannya. Amy memberi lsyarat, Amy mau makan. “Sebentar lagi.” Elliot membalik dan melibat Ross sedang memasang peralatan pemancar. Ini akan menjadi upacara harian selama sisa ekspedisi, dan selalu membuat Amy terpesona. Secara keseluruhan, berat peralatan yang sanggup mengirim berita sejauh 15.000 kilometer melalui satelit hanya tiga kilogram, sementara berat peralatan ECM - electronic countermeasures - mencapai satu setengah kilogram. Pertama-tama Ross membuka antena parabola berwarna perak dengan diameter satu setengah meter, yang dapat dilipat seperti payung. (Inilah bagian yang paling disukai Amy; setiap hari ia bertanya pada Ross, kapan Ross akan “buka bunga logam”.) Kemudian Ross menghubungkan kotak pemancar dan menyambung baterai krylon-cadmium. Setelah itu ia memasang modul-modul antipemblokiran, serta terminal - komputer mini yang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 218 dilengkapi keyboard mungil dan layar video berukuran tiga inci. Komputer mini ini sangat canggih, dengan memori sebesar 189K dan sirkuit berangkap; kotaknya dibuat kedap udara dan tahan bantingan; keyboard-nya pun dioperasikan dengan prinsip impedansi, sehingga tak ada mekanisme yang bisa macet, atau kemasukan air maupun debu. Dan kekuatannya pun mencengangkan. Ross masih ingat semua “tes lapangan” yang mereka lakukan di pelataran parkir ERTS dulu. Setiap peralatan baru dibanting-banting, ditendang-tendang, dan dibiarkan terendam sepanjang malam dalam ember berisi air lumpur. Segala sesuatu yang masih berfungsi pada keesokan hari dinyatakan laik lapangan. Kini, saat matahari terbenam di Moruti, ia memasukkan koordinat sandi untuk mengunci transmisi ke Houston, memeriksa kekuatan sinyal, lalu menunggu enam menit sampai transponder satelit siap beroperasi. Namun layar komputernya tetap hanya memperlihatkan garis-garis kelabu, yang sesekali diselingi tampilan berwarna yang berlangsung sekilas saja. Itu berarti seseorang memblokir saluran komunikasi mereka dengan sebuah “simfoni”. Dalam peristilahan di ERTS, tingkat pemblokiran elektronik paling rendah disebut “tuba”. Sama seperti anak tetangga yang sedang berlatih dengan tubanya, gangguan ini sekadar menjengkelkan; bidang frekuensinya terbatas dan sering kali bersifat acak, tapi pada umumnya mudah diterobos. Tingkat berikut adalah “kuartet gesek”, di mana sejumlah frekuensi diblokir secara teratur; kemudian ada “big band', di mana gangguan elektronik meliputi bidang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 219 frekuensi yang lebih lebar; dan akhirnya “simfoni”, di mana nyaris seluruh bidang transmisi diblokir. Ross kini menghadapi sebuah “simfoni”. Upaya menerobosnya menuntut kerja sama dengan Houston, padahal ia justru tak mampu mengadakan hubungan. Tapi ERTS memiliki beberapa prosedur standar untuk mengatasi keadaan seperti itu. Ross mencoba semuanya satu per satu, dan akhirnya berhasil dengan teknik yang dinamakan interstitial coding. (Teknik ini memanfaatkan kenyataan bahwa musik yang padat pun diselingi saat-saat hening yang berlangsung sekian persejuta detik. Pihak yang mengalami pemblokiran dapat memantau sinyal gangguan, mengidentifikasi pola keheningan, dan melakukan transmisi sepenggal demi sepenggal pada sela-sela tersebut.) Ross bersyukur ketika melihat gambar berwarna-warni yang tampil pada layar mungilnya - sebuah peta yang menunjukkah posisi mereka di Kongo. Ia memasukkan data posisi mereka dan cursor di layar mulai berkedap-kedip. Kemudian muncul kata-kata dalam shortline, bahasa singkatan yang khusus diciptakan untuk aplikasi layar kecil. CK WKTU LOYL-PSISI: HRP KNFRMASI WKTU LOKL 18.04 H6/17/79. Ross lalu mengkonfirmasikan bahwa waktu setempat memang pukul 18.00 lewat beberapa menit. Seketika garis-garis yang tumpang-tindih membentuk suatu pola acak, sementara data Waktu Lokal-Posisi mereka dibandingkan dengan simulasi komputer yang dijalankan di Houston sebelum keberangkatan mereka. Ross sudah siap menerima berita buruk. Menurut taksirannya, mereka tertinggal sekitar tujuh puluh jam dari tolok waktu, dan berada sekitar dua puluh jam di belakang pihak konsorsium. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 220 Berdasarkan rencana semula, mereka seharusnya mendarat di lereng Mukenko pukul 14.00 tanggal 17 Juni, dan tiba di Zinj kurang-lebih 36 jam setelah itu, sekitar tengah hari tanggal 19 Juni. Tapi akibat serangan rudal, mereka terpaksa terjun 120 kilometer di sebelah selatan daerah penerjunan yang direncanakan. Medan yang akan mereka lewati sangat bervariasi, dan mereka dapat menghemat waktu dengan mengarungi sungai-sungai, namun mereka tetap akan membutuhkan paling tidak tiga hari untuk menempuh jarak sejauh itu. Itu berarti mereka tak lagi bisa berharap tiba lebih dulu di lokasi daripada pihak konsorsium. Jika semula mereka berpeluang tiba empat puluh jam lebih awal, kini mereka masib beruntung jika keterlambatan mereka hanya 24 jam. Di luar dugaan Ross, jawaban dari Houston ternyata: CEK WKTU-PSISI LAPNGN: - 09.04 H SLAMAT. Ternyata mereka hanya terlambat sembilan jam dibandingkan tolok waktu hasil simulasi. “Apa artinya ini?” Munro bertanya sambil menatap layar. Hanya ada satu penjelasan yang masuk akal. “Ada sesuatu yang menyebabkan pihak konsorsium terhambat,” ujar Ross. Pada layar terbaca KONSRSIM EURO NIPON MSLAH LEGL BNDRA GOMA ZAIR PSWT MREKA TRNYTA RADIOAKTIF NASB BURK. “Tampaknya Travis ikut sibuk di Houston,” Ross berkomentar. Ia bisa membayangkan besarnya biaya yang dikeluarkan ERTS untuk mengatur insiden di Bandara Goma itu. “Ini berarti kita masih punya peluang, kalau kita Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 221 bisa mengejar waktu sembilan jam.” “Pasti bisa,” kata Munro. Dalam cahaya matahari yang sedang terbenam, perkemahan Moruti tampak berkilau-kilau bagaikan sejumlah permata-sebuah antena parabola berwarna perak, serta lima tenda berwarna sama, semuanya memantulkan sinar matahari. Peter Elliot duduk bersama Amy di puncak, memperhatikan hutan tropis yang membentang di bawah mereka. Ketika malam tiba, kabut tipis mulai Menggumpal di sana-sini. Ketika langit semakin gelap dan uap air mengembun dalam udara yang kian dingin, hutan itu mulal diselubungi kabut tebal dan kelam. HARI 6 LIKO 18 Juni 1979 1 HUTAN TROPIS KEESOKAN paginya mereka memasuki hutan tropis Kongo yang senantiasa suram dan lembap. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 222 Munro menyadari perasaan-perasaan lama yang bangkit kembali dalam dirinya - perasaan tertekan dan terkungkung, ditambah keletihan yang luar biasa. Ketika bertugas sebagai tentara bayaran di Kongo pada tahun 1960-an, ia sedapat mungkin menghindari hutan raya. Sebagian besar pertempuran berlangsung di tempat-tempat terbuka - di kota-kota kolonial Belgia, di tepi sungai-sungai, di pinggir jalan-jalan tanah merah. Tak seorang pun ingin bertempur di hutan; para tentara bayaran membencinya, sedangkan orang-orang Simba yang percaya takhayul menganggapnya daerah terlarang. Jika pasukan tentara bayaran bergerak maju, kaum pemberontak sering melarikan diri ke hutan, namun tak pernah jauh-jauh, dan pasukan Munro pun tak pernah melakukan pengejaran. Mereka hanya menunggu sampai pihak musuh keluar lagi. Di tahun 1960-an pun hutan raya masih merupakan terra incognita, sebuah tempat asing yang mampu menghalau teknologi peperangan modern di luar perbatasannya. Dan itu tidak mengherankan, pikir Munro. Hutan raya tidak memberikan tempat bagi manusia. Munro tidak gembira karena harus kembali lagi. Elliot, yang belum pernah mendatangi hutan tropis, merasa takjub. Hutan belantara ternyata sangat berbeda dari bayangannya selama ini. Skala yang ditemuinya betul-betul mencengangkan-pohon-pohon raksasa menjulang tinggi di atas kepalanya; batang-batang tampak selebar rumah; akar-akar besar berlapis lumut meliuk-liuk di tanah. Saat berjalan di bawah pohon-pohon itu, ia serasa berada di dalam katedral yang sangat gelap. Sinar matahari sepenuhnya terhalang dedaunan, dan alat pengukur cahaya pada kameranya pun tidak dapat berfungsi. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 223 Semula ia juga menduga hutan tropis lebih lebat dari apa yang dilihatnya sekarang. Tapi nyatanya mereka dapat bergerak tanpa menemui hambatan berarti. Rimba belantara malah berkesan tandus dan sunyi. Sesekali memang terdengar kicauan burung dan teriakan monyet, tapi selain itu semuanya hening. Dan teramat monoton. Meskipun melihat warna hijau dalam segala corak pada dedaunan dan tumbuhan rambat, Elliot hampir tak pernah menjumpai bunga atau kembang. Anggrek-anggrek liar yang tumbuh di sana-sini pun tampak pucat dan redup. Ia menyangka mereka harus berjalan di atas lapisan tanaman mati yang telah membusuk, namun itu pun tidak benar. Tanah yang dipijaknya sering kali keras dan udaranya berbau netral, meskipun luar biasa panas. Semuanya serba lembap - dedaunan, tanah, batang-batang pohon, juga udara yang tak bergerak sedikit pun karena terperangkap di bawah pepohonan. . Elliot pasti akan setuju dengan deskripsi yang diberikan Stanley satu abad sebelumnya: “Dahan-dahan yang merentang lebar jauh di atas kepala kami tidak membiarkan sinar matahari menerobos. Kami terus berjalan dalam suasana ternaram. Embun menetes tanpa henti. Pakaian kami basah kuyup. Keringat membanjir dari semua pori-pori, karena udara yang menyesakkan napas. Betapa menyeramkan Tanah Asing yang kami hadapi kini!” Pada awal ekspedisi, Elliot sudah tak sabar untuk segera memasuki hutan tropis Afrika di garis khatulistiwa, namun kini ia sendiri heran betapa cepatnya ia mulai merasa tertekan, dan betapa cepatnya ia ingin meninggalkannya lagi. Padahal hutan tropis merupakan daerah asal sebagian besar bentuk kehidupan, termasuk manusia. Rimba belantara bukan ekosistem tunggal yang seragam, melainkan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 224 terdiri atas banyak ekosistem mikro yang tersusun secara vertikal seperti kue lapis. Masing-masing ekosistem mikro merupakan habitat flora dan fauna dengan keanekaragaman mencengangkan, tapi pada umumnya setiap spesies hanya diwakili beberapa anggota. Jumlah spesies binatang yang menghuni hutan tropis empat kali lebih besar daripada di hutan setara di daerah beriklim sedang. Elliot membayangkan hutan tropis sebagai rahim besar yang panas dan gelap, tempat spesies-spesies baru diberi kesempatan berkembang dalam lingkungan yang tak berubah, sampai mereka siap bermigrasi ke kawasan beriklim sedang yang lebih keras. Demikianlah keadaan selama beduta-juta tahun. Perilaku Amy berubah seketika setelah memasuki tempat asalnya yang panas dan lembap. Di kemudian hari Elliot berkomentar bahwa ia seharusnya dapat meramalkan reaksi Amy, seandainya ia lebih sungguh-sungguh memperhatikannya. Amy tidak lagi bergabung dengan rombongan ekspedisi. Ia sering mendului mereka, lalu berhenti dan duduk sambil mengunyah tunas-tunas tumbuhan dan rerumputan. Ia tidak mau dipaksa beranjak atau didesak-desak, dan permintaan Elliot untuk tidak memisahkan diri dari rombongan pun tidak digubrisnya. Ia makan pelan-pelan, dengan ekspresi santai pada wajahnya. Jika ada berkas sinar matahari yang berhasil menerobos sampai ke dasar, Amy akan berbaring di tanah, bersendawa dan menggeram-geram puas. “Ada apa dengan dia?” tanya Ross. Ia jengkel karena perjalanan mereka terhambat oleh tingkah laku Amy. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 225 “Dia jadi gorila lagi,” jawab Elliot. “Gorila pemakan tumbuhan. Hampir sepanjang hari mereka makan terus; mereka binatang besar dan membutuhkan banyak makanan.” Dalam sekejap Amy telah kembali memperlihatkan ciri-ciri tersebut. “Hmm, apakah Anda tidak bisa memaksanya mengikuti kita?” “Sudah saya coba,” balas Elliot, “tapi dia tidak memedulikan saya.” Dan ia juga tahu sebabnya - Amy akhirnya kembali ke dunia di mana Peter Elliot tidak penting, di mana ia bisa mengusahakan sendiri makanan dan perlindungan serta semua hal lain yang diinginkannya. “Masa sekolah sudah berakhir,” Munro menyimpulkan situasi yang mereka hadapi. Tapi ia punya pemecahannya. “Tinggalkan saja dia,” ia berkata, lalu melanjutkan perjalanan. Ia meraih lengan Elliot dan menariknya pergi. “Jangan tengok ke belakang,” ia berpesan. “Jangan perhatikan dia “ Selama beberapa menit mereka berjalan sambil membisu. Elliot berkata, “Bagaimana kalau dia tidak menyusul kita?” “Astaga, Profesor,” ujar Munro, “saya pikir Anda mengerti soal gorila.” “Memang,” sahut Elliot. “Kalau begitu, Anda tentu tahu tidak ada gorila di daerah ini.” Elliot mengangguk. Sejauh ini ia belum menemukan sarang maupun jejak gorila. “Tapi semua yang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 226 dibutuhkannya tersedia di sini.” “Tidak semuanya,” Munro menyangkal. “Tanpa gorila lain tetap ada yang kurang.” Seperti semua primata yang lebih tinggi, gorila merupakan binatang sosial. Mereka hidup dalam kelompok, dan merasa tidak nyaman - maupun aman - jika terpisah. Sebagian besar pakar primata bahkan menduga kebutuhan akan kontak sosial dirasakan sama kuatnya dengan rasa lapar, haus, atau kelelahan. “Kitalah kelompoknya,” Munro menegaskan. “Dia takkan membiarkan kita pergi jauh-jauh.” Beberapa menit kemudian, Amy menerobos semak-semak sekitar lima puluh meter di depan mereka. Ia memperhatikan rombongan ekspedisi dan mendelik ke arah Peter. “Sini, Amy,” kata Munro, “biar kugelitik kau.” Amy langsung mendekat dan berbaring dalam posisi telentang, dan Munro lalu menggelitiknya. “Nah, Profesor? Mudah sekali, bukan?” Sejak itu Amy tak pernah berkelana jauh-jauh. Sementara Elliot memandang hutan tropis sebagai habitat asli binatang piaraannya, Karen Ross melihatnya dari segi sumber daya bumi yang jumlahnya terbatas. Ia tak bisa dikelabui oleh vegetasi yang lebat dan rimbun, yang diketahuinya merupakan ekosistem yang luar biasa efisien di atas tanah gersang. Negara-negara berkembang di dunia tidak memahami Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 227 hal ini; tanah di hutan tropis yang telah dibuka menghasilkan panen mengecewakan. Meski demikian, penebangan hutan tropis berlangsung dengan laju mencengangkan, yaitu lebih dari dua puluh hektar per menit, siang dan malam. Hutan tropis telah 60 juta tahun mengelilingi khatulistiwa bagaikan sabuk hijau - tapi manusia hanya membutuhkan dua puluh tahun untuk meratakan semuanya. Perusakan besar-besaran tersebut menimbulkan kecemasan yang tidak dirasakan oleh Ross. Ia meragukan iklim global akan berubah, atau kadar oksigen di udara akan berkurang. Ross tidak termasuk kelompok alamis, dan ia tidak terkesan oleh hasil-hasil perhitungan mereka. Satu-satunya alasan ia merasa gelisah adalah karena pemahaman mengenai hutan tropis masih begitu terbatas. Laju penebangan sebesar dua puluh hektar per menit berarti spesies-spesies tumbuhan dan binatang punah dengan laju satu spesies perjam. Bentuk-bentuk kehidupan yang berkembang selama jutaan tahun kini dimusnahkan dalam beberapa menit saja, dan tak seorang pun mampu memperkirakan akibat-akibat laju penghancuran yang luar biasa ini. Proses kepunahan spesies-spesies berlangsung lebih cepat dari yang disadari orang, dan hanya sebagian kecil tercantum dalam daftar spesies yang terancam punah. Kenyataannya manusia menghancurkan ekosistem demi ekosistem tanpa peduli sedikit pun, tanpa menoleh ke belakang. Padahal sebagian besar ekosistem tersebut masih diselubungi misteri dan belum benar-benar dipahami. Karen Ross mendadak sadar bahwa ia berada di suatu dunia yang sama sekali berbeda dari dunia sumber daya mineral yang bebas dieksploitasi. Inilah lingkungan tempat kehidupan tumbuhan merajalela. Pantas saja orang-orang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 228 Mesir kuno menyebutnya Negeri Pohon-pohon. Hutan tropis merupakan rumah kaca raksasa bagi kehidupan flora, lingkungan tempat tetumbuhan raksasa jauh lebih unggul - dan diutamakan - daripada hewan menyusui, termasuk manusia - manusia tak berarti yang kini menerobos kegelapannya yang abadi. Para pengangkut Kikuyu pun langsung menunjukkan reaksi terhadap hutan. Mereka mulai bercanda dan tertawa sekeras mungkin. Ross berkata pada Kahega, “Mereka betul-betul riang gembira.” “Oh, bukan,” balas Kahega. “Mereka memberi peringatan.” “Peringatan?” Kahega lalu menjelaskan bahwa anak buahnya sengaja ribut untuk mengusir banteng dan macan kumbang. Dan juga tembo, ia menambahkan sambil menunjuk ke jalan setapak. “Ini lintasan tembo?” tanya Ross. Kahega mengangguk. “Tembo tinggal di sekitar sini?” Kahega tertawa. “Moga-moga tidak,” ia menyahut. “Tembo. Gajah.” “Jadi, ini lintasan binatang liar. Apakah kita akan melihat gajah?” “Mungkin ya, mungkin tidak,” ujar Kahega. “Moga-moga tidak. Mereka besar sekali, gajah itu.” Nalarnya tak bisa dibantah. Ross kembali berkata, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 229 “Saya dengar mereka semua bersaudara denganmu,” sambil mengangguk ke barisan pengangkut. “Ya, kami kakak-adik.” “Ah.” “Tapi maksudnya kakak-adik, kami satu ibu?” “Ya, kalian satu ibu kan?” “Tidak,” balas Kahega. Ross heran. “Jadi, bukan kakak-adik benar?” “Ya, kakak-adik benar. Tapi bukan satu ibu.” “Kalau begitu, kenapa kalian kakak-adik?” “Karena kami tinggal di desa yang sama.” “Dengan ayah dan ibu kalian?” Kahega tampak kaget. “Tidak,” ia menjawab tegas. “Bukan desa yang sama.” “Berarti desa lain?” “Tentu saja - kami Kikuyu.” Ross terbengong-bengong. Kahega tertawa. Kahega menawarkan diri membawakan peralatan elektronik yang disandang Ross, tapi Ross menolak. Secara berkala ia berusaha menghubungi Houston, dan sekitar tengah hari ia akhirnya bisa menerobos gangguan elektronik pihak lawan - mungkin karena operator yang memblokir saluran komunikasi sedang istirahat makan siang. Cepat-cepat ia memberikan laporan Waktu Lokal-Posisi. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 230 Pada monitornya tertulis: CEK WKTU-PSISI LAPNGN - 10.03H. Mereka kehilangan hampir satu jam sejak cek terakhir semalam. “Kita harus bergerak lebih cepat,” kata Ross kepada Munro. “Kenapa Anda tidak berlari saja?” balas Munro. “Hitung-hitung sekaligus berolahraga.” Tapi kemudian ia merasa jawabannya terlalu ketus, dan ia menambahkan, “Masih banyak yang bisa terjadi antara sini dan Virunga.” Di kejauhan terdengar bunyi gemuruh. Beberapa menit setelah itu mereka sudah terjebak hujan deras. Hujannya begitu lebat, hingga terasa nyeri di kulit, dan berlangsung selama satu jam sebelum berhenti mendadak. Mereka semua basah kuyup, dan Ross pun tidak memprotes ketika Munro memberi aba-aba berhenti untuk makan. Amy langsung masuk ke hutan untuk mencari makan sendiri. Para pengangkut menyiapkan hidangan berupa nasi dengan daging bumbu kari. Munro, Ross, dan Elliot menyalakan rokok untuk membakar lintah-lintah yang menempel pada kaki masing-masing. Lintah-lintah itu sudah gemuk-gemuk. “Saya tidak merasakan apa-apa tadi,” ujar Ross. “Hujan membuat mereka lebih giat,” kata Munro. Tiba-tiba ia menengadah dan menatap ke hutan. “Ada yang tidak beres?” “Tidak, tidak ada apa-apa,” balas Munro, lalu menjelaskan kenapa lintah harus dilepaskan dengan cara dibakar; kalau dicabut begitu saja, sebagian kepala akan tertinggal di dalam luka dan menimbulkan infeksi. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 231 Kahega membawakan makanan, dan Munro berkata sambil merendahkan suara, “Anak buahmu baik-baik saja?” “Ya,” jawab Kahega. “Mereka baik-baik saja. Mereka tidak akan takut.” “Takut apa?” tanya Elliot. “Makanlah. Bersikap wajar saja,” ujar Munro. Dengan gelisah Elliot memandang berkeliling. “Makan!” bisik Munro. “Jangan buat mereka tersinggung. Anda sebenarnya tidak boleh tahu mereka ada di sini.” Selama beberapa menit mereka makan sambil membisu. Kemudian semak belukar di dekat mereka bergoyang-goyang, dan seorang pygmy melangkah keluar. 2 PARA PENARI DEWA LAKI-LAKi berkulit terang itu berperawakan kekar namun pendek, sekitar 135 sentimeter. Ia hanya mengenakan cawat, menyandang busur serta panah. Dengan tenang ia mengamati para anggota ekspedisi satu per satu, rupanya untuk mencari pemimpinnya. Munro bangkit dan segera mengucapkan sesuatu yang bukan bahasa Swahili. Orang pygmy itu menjawab. Munro lalu memberikan sebatang rokok yang digunakan untuk membakar lintah, dan orang pygmy itu langsung menyimpannya ke dalam kantong kulit yang tergantung dari tabung panahnya. Percakapan singkat menyusul. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 232 Berulang kali orang pygmy itu menunjuk ke arah hutan. “Katanya ada orang kulit putih mati di desa mereka,” ujar Munro. Ia meraih ranselnya, yang antara lain berisi kotak P3K. “Saya harus cepatcepat ke sana.” “Kita tidak punya waktu,” Ross memprotes. Munro menatapnya sambil mengerutkan kening. “Orang itu toh sudah mati.” “Dia belum betul-betul mati,” balas Munro. “Dia belum mati - untuk-selama-lamanya.” Orang pygmy tadi mengangguk-angguk. Munro menjelaskan bahwa orang pygmy membagi penyakit dalam beberapa tahap. Mula-mula seseorang panas, lalu demam, lalu sakit, lalu mati, lalu betul-betul mati - dan akhirnya mati - untuk-selama-lamanya. Tiga orang pygmy lagi muncul dari semak belukar. Munro mengangguk. “Saya sudah menduga dia tidak sendirian,” ia berkata. “Orang-orang ini tak pernah bepergian seorang dini. Yang lainnya mengawasi kita. Kalau kita melakukan gerakan mencurigakan tadi, kita pasti sudah tewas dipanah. Anda lihat ujung-ujung panah yang cokelat itu? Itu racun.” Tapi orang-orang pygmy tampaknya sudah tenang - paling tidak, sampai Amy muncul menerobos semak-semak. Mereka berseru-seru dengan tegang dan langsung menarik busur. Amy ketakutan dan berlari menghampiri Peter. Ia melompat dan bergandulan di dadanya, hingga bajunya berlepotan lumpur. Orang-orang pygmy sibuk membahas arti kemunculan Amy. Beberapa pertanyaan diajukan pada Munro. Akhirnya Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 233 Elliot menurunkan Amy dan berpaling pada Munro. “Apa yang Anda katakan pada mereka?” “Mereka tanya apakah gorila itu milik Anda, dan saya jawab ya. Mereka tanya apakah gorila itu betina, dan saya jawab ya. Mereka tanya apakah Anda punya ikatan dengan gorila itu; saya jawab tidak. Mereka bilang itu bagus, Anda jangan terlalu terikat dengan gorila itu, sebab itu akan membuat Anda susah.” “Kenapa begitu?” “Mereka bilang kalau gorila itu sudah dewasa, dia akan kabur ke hutan dan membuat Anda sedih, atau membunuh Anda.” Ross tetap keberatan pergi ke desa pygmy di tepi Sungai Liko yang berjarak beberapa kilometer. “Kita sudah melanggar tolok waktu,” katanya, “dan semakin lama kita semakin tertinggal.” Munro naik pitam, untuk pertama dan terakhir kali selama ekspedisi. “Dengar, Dokter,” ia menghardik, “kita bukan di pusat kota Houston, kita di tengah-tengah Kongo, dan ini bukan tempat yang baik untuk mengalami cedera. Kita punya obat-obatan. Orang itu mungkin membutuhkannya. Anda tak bisa meninggalkan dia begitu saja. Tidak bisa.” “Kalau kita pergi ke desa itu,” ujar Ross, “sisa hari ini akan terbuang percuma. Kita bakal ketinggalan sembilan sampai sepuluh jam lagi. Sekarang ini kita masih punya peluang. Tapi kalau ada penundaan lagi, kita tidak punya harapan sama sekali.” Salah satu orang pygmy mengatakan sesuatu pada Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 234 Munro. Munro mengangguk-angguk sambil melirik ke arah Ross. Kemudian ia berpaling kepada yang lain. “Dia bilang ada tulisan di kantong baju orang putih yang sakit itu. Dia akan menggambarkannya untuk kita.” Ross menatap arlojinya dan menghela napas panjang. Orang pygmy itu memungut ranting kayu dan menggoreskan huruf-huruf besar di tanah becek. Ia menggambar dengan hati-hati dan mengerutkan kening dengan penuh konsentrasi ketika meniru simbol-simbol asing itu: E R T S. “Ya Tuhan,” bisik Ross. Orang-orang pygmy ternyata tidak berjalan pelan-pelan ketika melintasi hutan; mereka berlari dengan gesit, menyelinap di antara tumbuhan rambat dan dahan-dahan, menghindari genangan air dan akar-akar yang malang melintang. Sesekali mereka menoleh ke belakang dan menertawakan kesulitan yang dialami ketiga orang kulit putih yang mengikuti mereka. Elliot memang kewalahan. Ia merasa seakan setiap akar hendak menjegalnya, setiap dahan mengincar kepalanya, dan setiap tumbuhan rambat berduri menanti-nanti kesempatan merobek kulitnya. Napasnya tersengal-sengal ketika ia berusaba mengejar orang-orang kecil yang berlari di depan. Ross mengalami masalah yang sama, dan Munro pun, meski cukup tangkas, mulai memperlihatkan tanda-tanda kelelahan. Akhirnya mereka mencapai tepi sungai kecil dan lapangan terbuka yang bermandikan sinar matahari. Orang-orang pygmy berhenti, lalu jongkok di atas batu-batu Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 235 besar, menghadap ke mata hari. Orang-orang kulit putih langsung ambruk dan menarik napas sambil megap-megap. Orang-orang pygmy rupanya menganggap ini lucu, dan mereka tertawa geli. Orang-orang pygmy merupakan manusia pertama yang mendiami hutan tropis Kongo. Bentuk tubuh mereka yang kecil, tingkah laku mereka yang khas, serta ketangkasan yang mereka perlihatkan telah membuat mereka terkenal sejak berabad-abad lalu. Lebih dari empat ribu tahun silam, seorang panglima Mesir kuno bernama Herkouf memasuki hutan raya di sebelah barat Pegunungan Bulan. Di sana: ia menemukan ras manusia yang bernyanyi dan menari untuk Memuja dewa mereka. Laporan Herkouf yang menakjubkan mengandung banyak kebenaran, dan Herodotus serta kemudian Aristoteles pun berkeras bahwa kisah-kisah mengenai orang-orang kecil ini memang benar, bukan khayalan belaka. Dalam perjalanan waktu, keberadaan para Penari Dewa lalu diselubungi mitos. Sampai abad ketujuh belas pun, orang-orang Eropa belum yakin apakah orang-orang kecil berekor yang bisa terbang di antara pepohonan, sanggup membuat diri tidak kelihatan, dan mampu membunuh gajah memang benar-benar ada. Keraguan ini semakin besar karena rangka tulang simpanse acap kali diduga sebagai rangka tulang orang pygmy. Colin Tumbull mengemukakan bahwa banyak aspek dari mitos orang pygmy memang benar: cawat yang terbuat dari kulit pohon yang ditumbuk sampai rata memang menyerupai ekor; orang pygmy sanggup menyatu dengan hutan, sehingga nyaris tidak kelihatan; dan sejak dulu mereka memang memburu dan membunuh gajah. Orang-orang pygmy masih tertawa ketika mereka Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 236 bangkit dan meneruskan perjalanan. Orang-orang kulit putih berdiri sambil mendesah, lalu menyusul dengan langkah terseok-seok. Mereka berlari selama setengah jam, tanpa berhenti maupun mengurangi kecepatan. Kemudian Elliot mencium asap dan mereka sampai di lapangan terbuka, di tepi sungai yang merupakan desa orang-orang pygmy. Elliot melihat sepuluh pondok bundar setinggi 120 sentimeter, disusun dalam bentuk setengah lingkaran. Para penghuni desa sedang berada di luar. Kaum wanita tengah membersihkan jamur dan biji-bijian yang mereka kumpulkan sepanjang hari, atau memasak di atas api yang meretih-retih; anak-anak berlari-larian, mengganggu kaum pria yang duduk-duduk sambil merokok di depan pondok-pondok. Munro memberi isyarat berhenti, dan mereka menunggu di pinggir desa, sampai mereka terlihat oleh orang-orang pygmy. Kedatangan mereka menimbulkan kehebohan. Anak-anak menunjuk-nunjuk sambil cekikikan; kaum pria minta tembakau pada Munro dan Elliot; kaum wanita memegang-megang rambut Ross yang pirang sambil berdebat. Seorang gadis cilik merangkak ke antara kaki Ross dan mengintip ke pipa celananya. Munro menjelaskan bahwa para wanita ingin tahu apakah Ross mengecat rambutnya. “Katakan pada mereka ini memang warna yang asli,” ujar Ross tersipu-sipu. Munro berbicara sejenak dengan para wanita. “Saya memberitahu mereka bahwa ini warna rambut ayah Anda,” katanya kepada Ross. “Tapi saya tidak yakin mereka percaya.” Ia menyodorkan sebungkus rokok kepada Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 237 Elliot untuk dibagi-bagikan, satu batang untuk masing-masing orang; pemberian itu disambut dengan senyum lebar dan tawa cekikikan. Seusai acara perkenalan, mereka diajak ke sebuah pondok baru di ujung desa, tempat orang kulit putih yang mati berada. Mereka menemukan pria berusia tiga puluhan yang kotor dan berjanggut sedang duduk bersila di ambang pintu, sambil memandang ke luar. Setelah beberapa saat, Elliot menyadari bahwa orang itu mengalami katatoni - ia sama sekali tidak bergerak. “Oh, ya Tuhan,” ujar Ross. ”Ini Bob Driscoll.” “Anda kenal dia?” tanya Munro. “Dia ahli geologi yang ikut ekspedisi Kongo pertama.” Ross membungkuk dan melambai-lambaikan tangan di depan muka pria itu. “Bobby, ini aku, Karen. Bobby, apa yang terjadi denganmu?” Driscoll tidak memberi tanggapan, berkedip pun tidak. Ia tetap memandang lurus ke depan. Salah satu orang pygmy mengatakan sesuatu kepada Munro. “Dia muncul empat hari yang lalu,” Munro menerjemahkan. “Dia mengamuk-amuk, dan mereka terpaksa mengikatnya. Karena mereka pikir dia menderita blackwater fever, mereka membuatkan pondok terpisah dan memberikan obat padanya, dan sejak itu dia jadi tenang. Dia membiarkan mereka menyuapkan makanan, tapi tak pernah bicara. Mereka pikir dia sempat ditangkap anak buah Jenderal Muguru dan disiksa, atau dia agudu - orang bisu.” Ross mundur sambil-membelalakkan mata. “Kelihatannya tak ada yang bisa kita lakukan untuk dia,” Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 238 kata Munro. “Kondisinya terlalu parah. Secara fisik dia sehat, tapi...” Ia menggelengkan kepala. “Saya akan memberitahukan lokasinya pada Houston,” kata Ross. “Biar mereka bisa mengirim bantuan dari Kinshasa.” Selama percakapan itu, Driscoll tak bergerak sedikit pun. Elliot maju untuk menatap matanya, tapi ketika ia mendekat, Driscoll mengerutkan hidung. Seluruh tubuhnya menegang dan ia melepaskan pekikan melengking - “Ah-ah-ah-ah” - seakan-akan hendak menjerit. Elliot terkejut dan langsung mundur, dan Driscoll segera tenang kembali. “Ada apa dengan dia?” Salah satu orang pygmy berbisik pada Munro. “Dia bilang, bau Anda seperti gorila,” ujar Munro. 3 RAGORA DUA jam kemudian, mereka kembali bergabung dengan Kahega dan yang lain. Salah satu orang pygmy lalu mengantar mereka melintasi hutan belantara di sebelah selatan Gabutu. Semuanya murung, berdiam diri, dan terserang disentri. Orang-orang pygmy berkeras mereka ikut makan malam bersama, dan Munro merasa tak dapat menolak ajakan itu. Hidangan yang disajikan berupa kitsombe, kentang liar yang menyerupai asparagus; bawang hutan yang disebut otsa; dan modoke, daun ubi liar, serta beberapa jenis jamur. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 239 Selain itu masih ada sedikit daging kura-kura yang liat dan beberapa belalang, ulat, cacing, kodok, dan keong. Makanan ini sebenarnya dua kali lebih kaya protein dibandingkan daging sapi, tapi memang kurang cocok untuk perut orang yang belum terbiasa. Berita-berita yang terdengar saat mereka duduk mengelilingi api unggun pun tidak membesarkan hati. Menurut orang-orang pygmy, pasukan Jenderal Muguru mendirikan pos perbekalan di tebing Makran, padahal Munro justru menuju ke sana. “Lebih baik kita jangan bertemu mereka,” ia berkata, lalu menjelaskan bahwa bahasa Swahili tidak mengenal padanan untuk istilah “sikap ksatria”, dan hal yang sama juga berlaku untuk logat yang digunakan di Kongo, yaitu Lingala. “Di sini, aturan mainnya adalah membunuh atau dibunuh. Jadi, sebaiknya kita menghindar saja.” Satu-satunya jalur alternatif akan membawa mereka ke barat, ke Sungai Ragora. Munro mengamati peta, sementara Ross menatap layar komputer; kedua-duanya mengerutkan kening. “Ada apa dengan Sungai Ragora?” tanya Elliot. “Mungkin tidak ada apa-apa,” jawab Munro. “Tergantung seberapa tinggi curah hujan belakangan ini.” Ross melirik jam. tangannya. “Kita sudah terlambat dua belas jam sekarang,” ia berkata. “Satu-satunya cara untuk mengejar ketertinggalan kita adalah dengan melanjutkan perjalanan sepanjang malam lewat sungai.” “Memang itu rencana saya,” ujar Munro. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 240 Ross belum pernah mendengar seorang pemandu membawa rombongannya melewati daerah liar pada malam hari. “O ya? Kenapa?” “Sebab,” balas Munro, “rintangan-rintangan di sebelah hilir lebih mudah diatasi pada malam hari.” “Rintangan apa?” “Nanti saja kita bicarakan,” kata Munro, “kalau kita sudah sampai di sana.” Satu setengah kilometer sebelum Sungai Ragora, mereka mendengar suara air berderu-deru. Amy langsung gelisah dan berulang-ulang memberl isyarat Air apa? Elliot mencoba menenangkannya, namun ia tidak mau berusaha terlalu keras. Amy mau tak mau harus menghadapi sungai itu, meskipun dicekam ketakutan. Tapi ketika sampai di tepi sungai, mereka menyadari bahwa suara berderu-deru itu berasal dari jeram-jeram di atas. Sungai berwarna cokelat lumpur di hadapan mereka mengalir tenang. “Kelihatannya tidak terlalu buruk,” Elliot berkomentar. “Ya,” sahut Munro. “Kelihatannya begitu.” Tapi Munro paham betul mengenai sungai Kongo. Sungai keempat terbesar di dunia itu (setelah Sungai Nil, Amazon, dan Yangtze) bersifat unik dalam banyak hal. Sungai tersebut meliuk-liuk bagaikan ular raksasa dalam perjalanannya membelah Afrika, dan dua kali melintasi khatulistiwa - yang pertama ke arah utara, menuju Kisangani, kemudian ke arah selatan, di Mbandaka. Kenyataan ini demikian luar biasa, sehingga sampai seratus Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 241 tahun lalu pun para ahli geografi belum percaya bahwa itu benar. Berhubung sungai Kongo mengalir di sebelah utara maupun selatan khatulistiwa, selalu ada musim hujan di salah satu daerah yang dilaluinya. Sungai tersebut tidak terpengaruh fluktuasi musiman yang mencirikan sungai-sungai seperti Sungai Nil. Setiap detik sungai Kongo menumpahkan 450.000 meter kubik air ke Samudra Atlantik, lebih banyak dibandingkan sungai mana pun selain Sungai Amazon. Tapi akibat alurnya yang berliku-liku, sungai Kongo juga termasuk salah satu sungai besar yang paling menyulitkan pelayaran. Rintangan-rintangan serius dimulai dengan jeram di Stanley Pool, sekitar 450 kilometer dari Samudra Atlantik. Tiga ribu kilometer ke arah hulu, di Kisangani, tempat lebar sungai itu masih satu setengah kilometer. Air Terjun Wagenia mengakhiri semua kegiatan pelayaran. Orang yang menyusuri anak-anak sungai Kongo ke arah hulu akan menemui hambatan-hambatan lebih berat lagi, sebab di atas Kisangani anak-anak sungai itu mengalir kencang ke daerah hutan yang rendah dari sumber masing-masing sabana dataran tinggi di sebelah selatan, dan Pegunungan Ruwenzori berketinggian 4.800 meter di sebelah timur. Anak-anak sungai tersebut telah membentuk sejumlah ngarai, dan yang paling menakutkan adalah Portes d'Enfer - Gerbang Neraka - di Kongolo. Di sini, Sungai Lualaba yang tenang melewati ngarai sedalam 750 meter dengan lebar 100 meter. Sungai Ragora merupakan salah satu anak Sungai Lualaba, dan bergabung di dekat Kisangani. Suku-suku di sepanjang aliran sungai itu menamakannya baratawani, “jalan menyesatkan”, sebab perangai Sungai Ragora dapat Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 242 berubah dalam waktu singkat. Ciri utamanya adalah Ngarai Ragora, sebuah celah sedalam dua ratus meter yang di beberapa tempat lebarnya tiga meter. Tergantung curah hujan, Ngarai Ragora bisa memberikan pemandangan indah atau mimpi buruk mengerikan bagi setiap orang yang melewatinya. Ketika mencapai Abutu, mereka masih 22,5 kilometer d i sebelah hulu Ngarai Ragora, dan kondisi sungai di tempat tersebut tidak memberi petunjuk sedikit pun mengenai kondisi yang akan mereka jumpai nanti. Munro menyadari semuanya itu, tapi ia merasa tak perlu menjelaskannya pada Elliot, apalagi mengingat Elliot sedang sibuk menangani Amy. Sebelum mereka mengawali perjalanan lewat sungai, Amy sempat memperhatikan anak buah Kahega memompa dua perahu karet Zodiak, dan semakin lama ia semakin gelisah. Ia menarik-narik lengan baju Elliot dan bertanya Balon apa? “Itu perahu, Amy,” jawab Elliot, meskipun ia mendapat kesan Amy sudah tahu dan sengaja menggunakan kata lain. “Perahu” merupakan kata yang sangat sulit dipelajari Amy; berhubung ia tidak suka air, ia juga tidak berminat pada apa pun yang digunakan untuk berlayar. Kenapa perahu? ia bertanya. “Kita naik perahu sekarang,” ujar Elliot. Kedua perahu karet sedang didorong ke tepi air dan diisi perlengkapan oleh anak buah Kabega. Kemudian mereka mengikat semuanya kencang-kencang. Siapa naik perahu? tanya Amy. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 243 “Kita semua,” balas Elliot. Amy kembali memperhatikan kesibukan di sekitarnya. Orang-orang tampak gelisah, Munro menyeru-nyerukan perintah, anak buah Kahega bekerja terburu-buru. Seperti sudah sering dibuktikannya, Amy sangat peka terhadap suasana hati orang-orang di sekelilingnya. Elliot tak pernah lupa bagaimana Amy berkata ada yang tidak beres dengan Sarah Johnson, berhari-hari sebelum Sarah memberitahu staf Proyek Amy bahwa ia berpisah dengan suaminya. Elliot yakin sekarang pun Amy sanggup merasakan kecemasan mereka. Ke seberang air naik perahu? Amy bertanya. “Bukan, Amy,” Elliot menyahut. “Bukan ke seberang. Ikut sungai.” Tidak, Amy menyatakan sambil meluruskan punggung dan mengencangkan otot-otot bahu. “Amy,” ujar Elliot, “kita tidak bisa meninggalkanmu di sini.” Amy punya pemecahan untuk masalah itu. Orang lain pergi. Peter tinggal Amy. “Maaf, Amy,” balas Elliot. “Aku harus ikut. Kau harus ikut.” Tidak, Amy memberi isyarat. Amy tidak pergi. “Ya, Amy.” Elliot mengambil ranselnya, mengeluarkan alat suntik dan sebotol Thoralen. Sambil mengencangkan semua ototnya, Amy menempelkan tangannya yang terkepal ke bawah dagu. “Jangan bicara sembarangan, Amy,” Elliot memperingatkannya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 244 Ross mendekati mereka untuk menyerahkan jaket pelampung berwarna jingga kepada Elliot dan Amy. “Ada apa?” “Dia memaki saya,” jawab Elliot. “Lebih baik biarkan kami berdua saja.” Ross menatap tubuh Amy yang tampak kaku, lalu cepat-cepat pergi. Amy memberi isyarat untuk nama Peter, lalu kembali menempelkan kepalan tangannya ke bawah dagu. Ini isyarat Ameslan yang dalam laporan-laporan ilmiah biasanya diterjemahkan sebagai “kotor”, tapi isyarat tersebut paling sering dipakai oleh monyet-monyet yang perlu buang air. Para pakar primata tahu persis apa maksud sesungguhnya. Amy sedang memaki, Peter tahi. Hampir semua primata berkemampuan bahasa suka memaki, dan untuk itu mereka menggunakan berbagai macam kata. Kadang-kadang makian tersebut seakan-akan dipilih secara acak- “kacang” atau “burung” atau “cucian”. Tapi paling tidak, delapan primata di laboratorium yang berbeda-beda menggunakan isyarat tangan terkepal sebagai ungkapan kekesalan. Satu-satunya alasan persamaan yang mencengangkan ini tak pernah dicatat adalah karena tak satu peneliti pun mau berusaba menjelaskannya. Sepertinya ini membuktikan bahwa monyet, sama halnya. dengan manusia, menganggap zat-zat yang dikeluarkan dari tubuh sebagai istilah yang cocok untuk menghina atau menyatakan kekesalan. Peter tahi, Amy mengulangi. “Amy...” Elliot memperbesar dosis Thoralen yang sedang disedotnya ke dalam alat suntik. Peter tahi perahu tahi orang-orang tahi. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 245 “Sudah, Amy!” Elliot pun mengencangkan otot-ototnya dan meniru sikap gorila yang sedang marah; ini sering bisa menghentikan tingkah Amy, tapi kali ini tidak berhasil. Peter tidak suka Amy. Kini ia merengut dan membuang muka. “Jangan konyol,” ujar Elliot. Ia menghampiri Amy dengan alat suntik siap di tangan. “Peter suka Amy.” Amy mundur dan tidak membiarkan Elliot mendekat. Akhirnya Elliot terpaksa menggunakan pistol C02 dan menembakkan anak panah ke dada Amy. Ia sudah bertahun-tahun mengenal Amy, dan dalam masa itu ia hanya tiga atau empat kali terpaksa mengambil tindakan tersebut. Amy mencabut panah itu sambil memasang tampang sedih. Peter tidak suka Amy. “Maaf,” ujar Elliot, kemudian cepat-cepat melangkah untuk menangkap Amy yang memutar-mutar bola mata dan jatuh ke pelukannya. Amy telentang di kaki Elliot, di perahu kedua. Di depan, Elliot melihat Munro berdiri di perahu pertama, menunjukkan jalan ketika kedua perahu Zodiak itu menyusuri sungai, tanpa suara. Munro telah membagi dua ekspedisi mereka, dan masing-masing perahu kini berisi enam penumpang. Munro naik perahu pertama; Elliot, Ross, dan Amy masuk perahu kedua, di bawah komando Kahega. Dengan demikian, kata Munro, perahu kedua bisa “belajar dari kesalahan kami”. Selama dua jam pertama di Sungai Ragora, tak ada yang membuat kesalahan. Elliot merasa luar biasa tenteram ketika duduk di haluan perahu, memperhatikan hutan di kedua sisi sungai berlalu dalam suasana hening. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 246 Pemandangannya indah, namun udaranya panas sekali. Ross membiarkan tangannya membelah air di samping perahu, sampai Kabega melarangnya. “Di mana ada air, di situ ada mamba,” ia berkata. Kabega menunjuk ke tepi sungai yang berlumpur, tempat buaya-buaya sedang berjemur tanpa memedulikan kehadiran kedua perahu. Sesekali salah satu reptil raksasa itu menguap lebar, tapi selebihnya mereka tampak lamban dan tidak tertarik. Elliot agak kecewa. Ketika masih kecil, ia sering menonton film-film tentang hutan belantara, di mana buaya-buaya langsung meluncur ke air jika ada perahu mendekat. “Kenapa mereka tidak mengganggu kita?” ia bertanya. “Terlalu panas,” jawab Kahega. “Mamba tidur kecuali kalau sejuk, dan makan pagi-pagi atau malam, bukan sekarang. Kalau siang, orang Kikuyu bilang mamba masuk tentara, satu-dua-tiga-empat.” Ia tertawa. Baru setelah mendapatkan penjelasan panjang-lebar Elliot mengerti bahwa buaya mempunyai kebiasaan mengangkat badan secara berkala pada siang hari, dan gerakan tersebut mengingatkan Kahega pada olahraga tentara. “Kenapa Munro begitu khawatir?” Elliot bertanya. “Karena buaya-buaya itu?” “Bukan,” balas Kahega. “Karena Ngarai Ragora?” “Bukan,” jawab Kahega. “Kalau begitu apa?” Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 247 “Sesudah ngarai,” ujar Kahega. Kini Sungai Ragora membeIok. Mereka meIewati sebuah tikungan dan mendengar bunyi gemuruh yang semakin keras. Laju kedua perahu bertambah kencang. Kahega berseru, “Pegangan baik-baik, Dokter! “ Kemudian mereka memasuki ngarai. Elliot tidak ingat persis apa saja yang terjadi. Ia ingat air lumpur yang bergolak dan berbuih putih dalam cahaya matahari; ia ingat bagaimana perahunya terempas-empas liar, dan perahu Munro di depan tampak memberontak tak beraturan, namun anehnya tak sampai terbalik. Mereka melaju begitu kencang, sehingga sukar memfokuskan perhatian pada dinding ngarai yang licin, pada udara panas dan air lumpur yang dingin, yang menerjang-nerjang mereka sampai semuanya basah kuyup; pada golakan air yang seolah-olah mendidih di sekeliling batu-batu hitam yang menonjol dari permukaan, bagaikan kepala gundul orang-orang tenggelam. Segala sesuatu terjadi begitu cepat. Berkali-kali perahu Munro di depan menghilang dari pandangan, kadang-kadang sampai bermenit-menit, tersembunyi di balik gelombang raksasa yang diam di tempat. Gemuruh air memantul pada tebing-tebing, bergema; menjadi bagian yang terpisahkan dari dunia mereka. Di dasar ngarai yang tak terjangkau cahaya matahari, kedua perahu itu terseret arus menembus neraka, membentur-bentur dinding karang, berputar-putar, sementara para penumpang mengumpat dan menghalau tebing-tebing dengan dayung masing-masing. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 248 Amy berbaring dalam posisi telentang, terikat ke sisi perahu. Elliot terus dihantui ketakutan bahwa Amy akan tenggeIam di tengah terjangan ombak. Keadaan Ross sama saja; ia terus bergumam, “Ya Tuhan, ya Tuhan, ya Tuhan, ya Tuhan,” sementara ombak-ombak tak henti-hentinya mempermainkan perahu mereka. Dan bukan itu saja cobaan yang dihadirkan alam untuk mereka. Kawanan nyamuk yang haus darah menyerupai awan hitam di dasar ngarai yang bergolak dan mengamuk. Rasanya tidak masuk akal bahwa ada nyamuk di Ngarai Ragora yang berderu-deru, tapi nyatanya demikian. Kedua perahu itu terempas-empas, dan dalam kegelapan yang semakin pekat, para penumpang sibuk mengeluarkan air dari perahu sambil menepuk-nepuk nyamuk. Sekonyong-konyong alur sungai melebar lagi. Arus yang semula deras menjadi pelan, dan dinding-dinding ngarai menjauh ke kiri-kanan. Suasana kembali tenang. Elliot kehabisan tenaga. Ia duduk bersandar, setengah berbaring, membiarkan sinar matahari yang sedang terbenam menerpa wajahnya, dan merasakan air mengalir di bawah perahu mereka. “Kita selamat,” ia berkata. “Untuk sementara,” balas Kahega. “Pepatah orang Kikuyu bilang, tak ada yang selamat dari kehidupan. Jangan santai duIu, Dokter!” Ross mendesah, “Entah kenapa, saya percaya dia benar.” Mereka mengikuti arus selama satu jam lagi. Dinding-dinding karang di kedua sisi sungai semakin mundur, sampai mereka akhirnya kembali berada di tengah Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 249 hutan tropis Afrika yang datar. Sepertinya Ngarai Ragora tak pernah ada. Sungai Ragora kini mengalir perlahan, tampak keemasan dalam cahaya matahari sore. Elliot membuka kemejanya yang basah kuyup dan mengenakan sweater, sebab udara senja terasa dingin. Amy tidur mendengkur, diselimuti handuk agar tidak kedinginan. Ross memeriksa peralatan pemancarnya, untuk memastikan semuanya masih berfungsi dengan baik. Ketika ia seIesai, matahari sudah terbenam dan kegelapan mulai menyelubungi alam. Kahega mengeluarkan sepucuk senapan dan mengisinya dengan peluru-peluru gemuk pendek berwarna kuning. “Untuk apa itu?” tanya Elliot. “Kiboko,” jawab Kahega. “Saya tidak tahu kata dalam bahasa Inggris.” Ia berseru, “Mzee! Nini maana kiboko?” Munro, yang duduk di perahu pertama, menoleh ke belakang. “Hipopotamus - kuda niI.” “Hipo,” kata Kahega. “Apakah mereka berbahaya?” tanya Elliot. “Kalau malam, mudah-mudahan tidak,” balas Kahega. “Tapi menurut saya, ya.” Abad kedua puluh ditandai oleh penelitian intensif terhadap binatang-binatang liar, yang menjungkirbalikkan anggapan-anggapan yang telah bertahan lama. Kini diketahui bahwa rusa yang lemah lembut sesungguhnya hidup dalam masyarakat yang kejam, sementara serigala yang umumnya dianggap keji justru sangat memperhatikan keluarga dan keturunannya. Dan status singa Afrika - raja Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 250 segala binatang - turun menjadi pemakan bangkai yang licik, sedangkan hiena yang hina memperoleh kedudukan lebih terhormat. (Selama beberapa dasawarsa, para pengamat biasa menemukan kawanan singa melahap mangsa pada dini hari, sementara gerombolan hiena menunggu kesempatan di pinggir. Tapi setelah para ilmuwan mulai mengadakan penelitian malam, mereka memperoleh penjelasan baru - sesungguhnya hiena-lah yang membunuh mangsa, namun kemudian diusir oleh singa yang malas dan serakah sendiri. Ini diperkuat melalui pengamatan bahwa singa sering kali bersikap tak terduga dan jahat, sementara hiena memiliki struktur sosial yang jeIas - satu lagi prasangka manusia terhadap dunia binatang.) Tapi kuda nil tetap merupakan binatang yang kurang dipahami. Kuda nil adalah binatang kedua terbesar di Afrika setelah gajah, tapi karena kebiasaannya berendam dalam air dengan menyembulkan hanya mata dan hidung, kuda nil jadi sulit dipeIajari. Kuda nil hidup dalam kelompok dengan delapan sampai empat belas anggota, terdiri atas satu pejantan dewasa, beberapa betina, serta keturunan mereka. Meski berbadan gemuk dan berpenampilan menggelikan, kuda nil bertabiat kasar dan galak. Kuda nil jantan dapat mencapai panjang 4,2 meter dan beratnya hampir lima ribu kilogram, tapi jika sedang menyerang, ia sanggup berlari cukup kencang untuk ukuran binatang sebesar itu. Keempat gigi taringnya yang pendek dan berujung tumpul sebenarnya amat tajam di bagian pinggir, dan ia menyerang dengan cara menyayat, yaitu dengan menggerak-gerakkan mulutnya yang menganga bagaikan gua dari kiri ke kanan, bukan dengan menggigit. Dan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 251 berbeda dengan binatang-binatang lain, pertarungan antara dua kuda nil jantan sering berakhir dengan kematian akibat luka sayat yang dalam. Binatang itu juga berbahaya bagi manusia. Di sungai-sungai yang dihuni kawanan kuda nil, setengah dari kematian orang pribumi disebabkan oleh kuda nil, sisanya oleh gajah dan kucing pemangsa. Kuda nil pemakan tumbuhan, dan pada malam hari naik ke darat untuk merumput. Orang yang berhadapan dengan kuda nil yang sedang berada di darat dan hendak kembali ke sungai biasanya tidak selamat. Namun kuda nil berperan besar dalam ekologi sungai Afrika. Tinjanya, yang dihasilkan dalam jumlah besar, merupakan pupuk bagi rerumputan sungai, dan ilalang ini menjadi tempat tinggal ikan dan makhluk-makhluk lain. Tanpa kuda nil, sungai-sungai di Afrika akan steril dan mati. Selain ini, masih ada satu hal yang diketahui. Kuda nil termasuk binatang yang tidak mentolerir ancaman terhadap wilayah kekuasaannya. Tanpa kecuali, kuda nil jantan mempertahankan sungainya terhadap setiap pengganggu. Dan ini meliputi kuda nil lain, buaya, dan perahu-perahu yang lewat. Beserta orang-orang di dalamnya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 252 HARI 7 MUKENKO 19 Juni 1979 1 KIBOKO MUNRO mempunyai dua alasan untuk meneruskan perjalanan pada malam hari. Pertama, ia berharap dapat mengejar waktu, sebab semua perkiraan komputer didasarkan atas asumsi bahwa mereka akan berhenti setiap malam. Tapi melayari sungai di bawah cahaya bulan tidak membutuhkan usaha tambahan. Sebagian besar anggota rombongan bisa tidur, dan pada waktu fajar menyingsing, mereka telah menempuh jarak 75 sampai 90 kilometer, tanpa terasa. Tapi yang lebih penting lagi, Munro berharap dapat menghindari kawanan kuda nil di Sungai Ragora, yang dengan mudah bisa menghancurkan perahu-perahu karet mereka. Pada siang hari, kawanan kuda nil biasa berendam di kubangan di pinggir sungai, dan para pejantan pasti akan menyerang setiap perahu yang lewat. Pada malam hari, saat binatang-binatang itu mencari makan di darat, rombongan bisa mengelakkan konfrontasi dan lewat dengan aman. Rencana Munro memang cerdik, namun terancam gagal karena aIasan yang sama sekali di luar dugaan - mereka melaju terlalu kencang di sungai, sehingga terlalu cepat tiba Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 253 di bagian yang dihuni kuda niI. Pukul sembilan mereka sudah sampai di daerah itu; terlalu dini bagi kuda nil untuk mencari makan di darat. Binatang-binatang itu akan menyerang dalam kegelapan. Sungai Ragora meliuk-liuk bagaikan ular. Dan di setiap tikungan terdapat kolam dangkal yang oleh Kahega dikatakan sebagai air tenang yang menjadi tempat tinggal kuda nil. Ia juga menunjuk rerumputan di kedua tepi sungai yang tampak pendek, seolah-olah baru dipangkas. “Sebentar lagi,” ia berkata. Mereka mendengar suara mendengkur rendah “Haw-huh-huh-huh.” Kedengarannya seperti orang tua hendak membuang dahak. Munro langsung waspada. Arus sungai membawa mereka melewati satu tikungan lagi. Kedua perahu terpisah sekitar sepuluh meter. Munro siap dengan senapan di tangan. Suara itu terdengar lagi, kali ini seperti kor, “How-huh-huh-huh.” Kahega mengukur kedalaman sungai. Dayungnya masuk hanya semeter kurang sebelum membentur dasar. “Dangkal,” ia berkata sambil menggelengkan kepala. “Gawatkah ini?” tanya Ross. “Ya, saya kira ini gawat.” Mereka melewati tikungan berikut, dan di dekat tepi Elliot melihat setengah lusin batu hitam menyembul dari permukaan air, berkilau-kilau dalam cahaya bulan. Sekonyong-konyong salah satu “batu” terangkat, dan Elliot melihat makhluk besar sekali muncul dari air dangkal. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 254 Serta-merta kuda nil itu menerjang perahu Munro. Munro menembakkan suar magnesium. Dalam cahaya putih yang terang benderang, Elliot melihat mulut raksasa dengan empat gigi taring tumpul. Sedetik kemudian kuda nil itu telah terselubung awan gas berwarna kuning pucat. Gas itu terbawa angin ke arah mereka, membuat mata mereka perih. “Dia memakai gas air mata,” ujar Ross. Perahu Munro sudah, lewat. Sambil mengaum kesakitan, kuda nil jantan itu menyelam dan menghilang dari pandangan. Para penumpang perahu kedua berjaga-jaga sambil mengedip-ngedipkan mata. Suar magnesium tadi mendesis dan menukik, menghasiIkan bayangan yang semakin lama semakin panjang. “Barangkali dia jeri,” kata Elliot. Suasana hening, permukaan sungai pun tampak tenang Tiba-tiba haluan perahu terdorong ke atas, kuda nil itu meraung dan Ross menjerit. Kahega terempas ke belakang. Senapannya meletus ke udara. Air bercipratan ke segala arah. Elliot cepat-cepat berdiri untuk memeriksa keadaan Amy. Ketika mengangkat kepala, ia menatap ke dalam mulut raksasa yang menganga lebar dan merasakan embusan napas panas. Mulut itu menghunjam sambil bergerak menyamping. Dua gigi taring merobek lambung perahu karet, dan seketika terdengar bunyi mendesis. Mulut itu membuka lagi, tapi Kahega sudah bangkit dan menembakkan awan gas yang menusuk-nusuk mata. Kuda nil itu segera mundur dan kembali menyeIam. Gerakan mendadak tersebut mengguncangkan perahu dan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 255 mendorongnya menjauh. Seluruh sisi kanan perahu mengempis dengan cepat. Elliot mencoba menutupi lubanglubang yang menganga dengan kedua tangan, namun usahanya sia-sia. Dalam waktu tak lebih dari satu menit, mereka akan tenggelam. Kuda nil jantan di belakang mereka terus mengejar, membelah air bagaikan speedboat sambil menggeram murka. “Pegangan, pegangan!” Kahega berseru, lalu kembali melepaskan tembakan. Kuda nil itu hilang di balik awan gas, dan perahu mereka meIewati tikungan berikut. Ketika awan gas menipis, binatang itu sudah lenyap. Suar magnesium jatuh ke air, dan sungai kembali diselubungi kegelapan. Elliot mencengkeram Amy ketika perahu mereka tenggelam, dan mereka berdiri di air berlumpur sedalam lutut. Mereka berhasil menarik perahu Zodiak ke tepi sungai yang gelap. Munro menyusul dengan perahu satunya. Ia mengamati kerusakan yang terjadi, kemudian berkata bahwa mereka harus menggunakan perahu cadangan agar dapat melanjutkan perjaIanan. Ia lalu menyuruh mereka beristirahat dulu, dan semuanya menjatuhkan diri di tepi air, berbaring sambil mengusir nyamuk. Lamunan mereka dibuyarkan oleh raungan roket-roket darat-udara yang meledak di langit. Setiap ledakan membuat tepi sungai bermandikan cahaya merah sebelum kembali ditelan kegelapan. “Pasukan Muguru,” ujar Munro sambil meraih teropong. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 256 “Apa sasaran mereka?” tanya Elfiot, menatap langit yang hitam. “Entahlah,” jawab Munro. Amy menggamit lengan Munro dan memberl isyarat, Burung datang. Tapi mereka tidak mendengar suara pesawat, hanya ledakan-ledakan roket. Munro bertanya, “Mungkinkah dia mendengar sesuatu?” “Pendengarannya tajam sekali,” balas Elliot. Kemudian mereka mendengar suara menderu-deru dari sebuah pesawat di kejauhan, yang mendekat dari arah selatan. Ketika pesawat itu mulai tampak, mereka melihatnya membelok-belok di tengah ledakan-ledakan berwarna kuning kemerahan yang memantul pada badannya. “Orang-orang malang itu mengejar waktu,” ujar Munro sambil memandang melaIui teropong. “Itu pesawat kargo C- 130 dengan tanda Jepang di ekornya. Pesawat suplai untuk base camp pihak konsorsium - kalau mereka bisa selamat.” Di depan mata mereka pesawat tersebut membelok ke kiri-kanan, menerobos di antara bola-bola api yang dihasiIkan oleh ledakan roket. “Awaknya pasti gemetaran,” kata Munro. “Mereka pasti tak menyangka bakal disambut seperti ini.” Elliot merasa iba pada awak pesawat itu. Ia membayangkan bagaimana mereka memandang ke luar jendeIa, sementara roket-roket meledak di sekeliling pesawat. Mereka pasti berceloteh dalam bahasa Jepang dan menyesal datang ke tempat itu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 257 Sesaat setelah itu, pesawat tersebut melintas di atas kepala mereka dan segera menghilang dari pandangan, dikejar oleh roket berekor merah membara. Elliot mendengar bunyi ledakan di kejauhan. “Sepertinya mereka loIos,” Munro berkata sambil bangkit. “Dan kita juga harus meneruskan perjalanan.” Dalam bahasa Swahili, ia menyuruh Kahega mempersiapkan anak buahnya. 2 MUKENKO ELLIOT menggigil. Ia merapatkan mantelnya dan menunggu sampai badai hujan es berhenti. Mereka meringkuk di bawah pohon-pohon cemara pada ketinggian 2.400 meter di lereng Gunung Mukenko. Saat itu pukul 10.00, dan suhu udara sekitar 20°C. Lima jam sebelumnya, mereka meninggalkan sungai dan menembus hutan tropis yang Iembap dan bersuhu 38°C. Amy duduk di samping Elliot. Ia memperhatikan butir-butir es seukuran bola golf menerobos dedaunan dan jatuh ke rumput. Ini pertama kali ia mengalami hujan es. Ia memberi isyarat, Apa ini? “Hujan es,” jawab EIIiot. Peter suruh berhenti. “Sayangnya aku tidak bisa, Amy.” Sejenak Amy mengamati hujan, kemudian kembaIi Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 258 memberi isyarat, Amy mau pulang. Sejak semalam Amy mengutarakan keinginannya untuk pulang. Walaupun tidak lagi di bawah pengaruh Thoralen, ia tetap murung dan menutup diri. Elliot menawarkan makanan untuk menghiburnya. Amy memberi isyarat bahwa ia minta susu. Ketika Elliot menjawab bahwa mereka tidak membawa susu (dan ini sebenarnya sudah diketahui Amy), Amy memberi isyarat bahwa ia minta pisang. Kahega lalu mengeluarkan satu sisir pisang liar yang agak asam. Pada hari-hari sebelumnya, Amy melahap pisang-pisang itu tanpa komentar, tapi kini ia membuang semuanya ke sungai dan menuntut “pisang sungguhan”. Ketika Elliot memberitahunya bahwa mereka tidak punya pisang sungguhan, Amy memberi isyarat, Amy mau pulang. “Kita belum bisa pulang sekarang, Amy.” Amy gorila baik Peter bawa Amy pulang. Sejak kecil, Amy mengenal Peter sebagai orang paling berkuasa, orang yang memutuskan segaIa sesuatu dalam lingkup Proyek Amy. Elliot tak sanggup menjelaskan bahwa kini orang lain yang memegang kendali, dan ia tidak bermaksud menghukum Amy dengan menahannya di sini. Sebenarnya mereka semua patah semangat. Semula mereka sudah tak sabar untuk melepaskan diri dari udara panas hutan tropis, tapi setelah mulai mendaki lereng Mukenko, semangat mereka segera terkikis habis. “Ya ampun,” Ross mengeluh. “Semalam kuda nil, sekarang hujan es.” Hujan es mendadak berhenti, seakan-akan mendengar keluhan itu. “Oke,” ujar Munro. “Kita jalan lagi.” Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 259 Sampai tahun 1933, belum ada satu orang pun yang berhasil menaklukkan puncak Mukenko. Tahun 1908 rombongan Jerman di bawah von Ranke dihantam badai dan terpaksa turun kembali. Lima tahun setelah itu, sebuah tim Belgia berhasil mencapai ketinggian 3.000 meter, namun tak dapat monemukan jalur ke puncak; rombongan Jerman lainnya terpaksa menghentikan usaha mereka pada tahun 1919 karena dua pendakinya jatuh dan tewas, di atas ketinggian 3.600 meter. Meski demikian, Mukenko digolongkan sebagai gunung yang relatif mudah oleh sebagian besar pendaki, yang pada umumnya membutuhkan satu hari untuk sampai di puncak. Setelah tahun 1943, sebuah jalur baru yang amat lamban namun tidak berbahaya ditemukan di lereng tenggara, dan jalur inilah yang ditempuh oleh hampir semua orang. Di atas 2.700 meter, hutan cemara berakhir dan mereka melintasi padang-padang rumput yang diselubungi kabut dingin. Udara lebih tipis, Ross dan Elliot berulang kali menuntut istirahat. Munro tidak memedulikan keluhan mereka. “Apa yang Anda harapkan?” ia berkomentar dengan ketus. “Ini gunung. Gunung memang tinggi.” Ia bersikap keras, terutama terhadap Ross yang tampaknya paling cepat letih. “Bagaimana dengan tolok waktu Anda?” ia kerap bertanya dengan nada menantang. “Kita bahkan belum sampai di bagian yang sulit. Perjalanannya baru muIai menarik setelah 3.300 meter. Kalau Anda berhenti sekarang, kita takkan mencapai puncak sebelum malam, dan itu berarti kita kehilangan satu hari penuh.” “Masa bodoh,” Ross akhirnya berkata, lalu menjatuhkan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 260 diri ke tanah. Napasnya tersengal-sengal. “Dasar perempuan,” Munro mencibir, kemudian tersenyum ketika Ross mendeIik ke arahnya. Munro mengejek mereka, memarahi mereka, membesarkah hati mereka - dan entah bagaimana berhasil membuat mereka maju terus. Di atas ketinggian 3.000 meter, rumput digantikan oIeh hamparan lumut. Di sana-sini mereka menemui pohon-pohon lobelia berdaun tebal yang tiba-tiba-saja muncul dari balik kabut keIabu. Antara 3.000 meter dan puncak gunung tidak ada tempat berlindung, dan karena itulah Munro terus memacu mereka. Ia tak ingin terjebak badai di lereng yang tandus. Matahari muncul ketika mereka mencapai ketinggian 3.300 meter, dan mereka berhenti guna memasang laser-penunjuk-arah kedua untuk sistem laser-fix ERTS. Pada pagi hari, Ross teIah memasang laser pertama beberapa Hometer di sebelah selatan, dan ia menghabiskan setengah jam untuk itu. Tapi laser kedua membutuhkan ketelitian lebih tinggi, karena harus dicocokkan dengan yang pertama. Meski menghadapi pemblokiran eIektronik, peralatan pemancar harus berhubungan dengan Houston supaya laser mungil itu - ukurannya seperti penghapus pensil, dan dipasang di atas tripod mini yang terbuat dari baja - dapat dibidikkan secara akurat. Kedua laser di tereng gunung diarahkan agar berkas sinar keduanya bersilangan pada jarak beberapa kilometer di atas hutan. Dan jika perhitungan Ross tidak meleset, titik persiIangan tersebut berada tepat di atas Kota Hilang Zinj. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 261 Elliot bertanya, apakah dengan tindakan mereka bukannya malah membantu pihak konsorsium, biarpun tanpa sengaja, tapi Ross membantah. “Hanya pada malam hari,” ia berkata, “saat mereka tidak bergerak. Pada siang hari, mereka tidak dapat memanfaatkan sinar laser kita - itulah kelebihan sistem ini.” Tak Iama kemudian mereka muiai mencium bau belerang yang terbawa angin dari puncak, yang kini berada 450 meter di atas mereka. Di ketinggian ini tidak ada tumbuhan sama sekali, hanya batu karang dan salju kekuningan karena belerang. Langit cerah dan berwarna biru tua, dan mereka menikmati pemandangan bagian seIatan barisan Pegunungan Virunga - kerucut Nyiragongo yang megah menjulang dari hutan Kongo yang hijau, dan di belakangnya Mukenko tampak terselubung kabut. Tiga ratus meter terakhir merupakan bagian perjalanan paling berat, terutama bagi Amy yang terpaksa melintasi kerikil-kerikil vulkanik yang tajam dengan kaki telanjang. Pukul 17.00 mereka tiba di puncak, menatap danau lahar selebar dua belas kilometer di dalam kawah gunung berapi. Elliot kecewa, karena semuanya hanya berupa bebatuan hitam dan uap kelabu. “Tunggu sampai nanti malam,” ujar Munro. Malam itu mereka melihat lahar membara di celah-celah kerak yang retak-retak dan gelap. Uap yang mendesis-desis kehilangan warnanya ketika naik ke udara. Di tepi kawah, tenda-tenda mereka memantulkan cahaya merah yang terpancar dari lahar. Gugus awan di sebelah barat tampak keperakan, sementara hutan Kongo membentang berkilo- kilometer di bawahnya. Mereka melihat kedua sinar laser hijau bersilangan di atas hutan yang gelap gulita. Jika semuanya berjalan lancar, besok mereka sudah mencapai Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 262 titik persilangan itu. Ross menyalakan peralatan pemancar untuk mengirim laporan rutin ke Houston. Setelah menunggu enam menit seperti biasa, ia langsung berhasil menghubungi Houston, tanpa perlu menggunakan teknik-teknik khusus. “Brengsek,” Munro mengumpat. “Apa artinya ini?” tanya Elliot. “Artinya,” ujar Munro lesu, “pihak konsorsium tidak lagi memblokir saluran komunikasi kita.” “Tapi bukankah itu malah bagus?” “Tidak,” sahut Ross. “Itu buruk. Rupanya mereka sudah sampai di lokasi, dan sudah berhasil menemukan intan-intan itu.” Ia menggelengkan kepala dan menyetel layar video: HUSTN KONFRMS KONSRSUM DI LOKSI ZINJ KEPASTIAN 1.000. JNGN AMBL RISKO LGI. TA ADA HARPN. “Semuanya sudah berakhir,” Ross bergumam. Elliot mendesah. “Kaki saya sakit,” katanya. “Saya capek,” ujar Munro. “Persetan dengan semuanya,” Ross berkomentar. Dalam keadaan lelah luar biasa, mereka beranjak tidur. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 263 HARI 8 KANYAMAGUFA 20 Juni 1979 1 TURUN GUNUNG SEMUANYA tidur sampai puas pada pagi tanggal 20 Juni. Mereka sarapan dengan tenang, bahkan menyempatkan diri untuk memasak. Mereka bersantai di bawah sinar matahari dan bermain-main dengan Amy yang menikmati perhatian tak terduga ini. Baru pada pukul 10.00 mereka mulai menuruni lereng Mukenko ke arah hutan. Berhubung lereng barat Mukenko tak dapat dilewati karena terlampau curam, mereka turun sejauh 750 meter di bagian dalam kawah gunung berapi yang berasap. Asari, pengangkut yang paling kuat, terpaksa menggendong Amy, karena batu-batu yang mereka lewati terlalu panas untuk kaki telanjang Amy. Amy amat ketakutan, dan beranggapan orang-orang yang turun ke kawah sambil berbaris satu-satu itu sudah tidak waras. Elliot cenderung sependapat dengannya. Panasnya nyaris tak tertahankan, uap yang berbau tajam membuat mata berair dan hidung serasa terbakar. Mereka mendengar lahar mereteh dan meletup-letup di balik kerak hitam pekat. Kemudian mereka mencapai suatu formasi yang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 264 dinamakan Naragema-Mata Iblis, lengkungan alamiah setinggi 45 meter dengan sisi begitu licin, sehingga tampak seperti dipoles. Angin segar bertiup melalui lengkungan itu, dan di bawahnya mereka melihat hutan yang hijau. Mereka berhenti untuk beristirahat sejenak, dan Ross memeriksa sisi dalam yang licin. Mata Iblis merupakan bekas tabung lava yang terbentuk dalam salah satu letusan sebelumnya. Bagian utamanya telah hancur dalam letusan lain, dan yang tersisa hanya lengkungan tersebut. “Orang pribumi menamakannya Mata Iblis,” ujar Munro, “karena saat terjadi letusan, lengkungan ini tampak membara bagaikan mata merah kalau dilihat dari bawah.” Dari Mata Iblis, mereka turun dengan cepat dan melintasi kawasan alpina, lalu memasuki daerah bekas aliran lahar yang masih baru. Di sini mereka menemui kawah-kawah hitam di lereng gunung, dengan kedalaman sampai 150, bahkan 180 senti meter. Mula-mula Munro menyangka pasukan Zaire menggunakan lereng itu sebagai tempat latihan menembak mortir. Tapi pengamatan yang lebih saksama memperlihatkan pola garis hitam yang menyebar bagaikan sulur dari kawah-kawah tersebut. Munro belum pernah melihat hal serupa; Ross langsung memasang antena, menyambungkan komputer, dan menghubungi Houston. Ia tampak bersemangat sekali. Rombongan mereka beristirahat, sementara ia mengamati data yang tampak pada layar. Munro berkata, “Apa yang Anda tanyakan pada mereka?” “Tanggal letusan Mukenko yang terakhir, dan cuaca setempat. Letusannya terjadi bulan Maret. Anda kenal orang bernama Seamans?” “Ya,” jawab Elliot. “Tom Seamans programmer komputer Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 265 untuk Proyek Amy. Kenapa?” “Ada pesan untuk Anda,” sahut Ross sambil menunjuk layar. Elliot menghampirinya dan membaca: SEMNS PESN UTK ELYT STNDBY. “Apa pesannya?” tanya Elliot. “Tekan tombol transmit,” balas Ross. Elliot menekan tombol itu, dan sebuah pesan baru muncul: TLH PLAJRI REKMN ASLI HUSTN TMUAN P. “Saya tidak mengerti maksudnya,” kata Elliot. Ross menjelaskan bahwa “P” berarti pesan tersebut masih berlanjut, dan Elliot harus menekan tombol transmit lagi. Elliot menekan-nekan tombol itu sebelum memperoleh pesan yang secara lengkap berbunyi: TLH PLAJRI REKMN ASLI HUSTN TMUAN BRU ITG INFO SINYL AUDIO-ANLISS KOMPUTR RAMPNG SPRTINYA BAHSA. Elliot menyadari bahwa bahasa singkatan itu lebih mudah dipahami jika diucapkan keras-keras, “Telah pelajari rekaman asli Houston, temuan baru tentang informasi sinyal audio, analisis komputer rampung sepertinya bahasa.” Ia mengerutkan kening. “Bahasa?” Ross berkomentar, “Bukankah Anda minta dia mempelajari rekaman asli dari Kongo yang ada di Houston?” “Ya, tapi sekadar untuk identifikasi visual binatang yang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 266 kelihatan di layar. Saya tak pernah menyinggung informasi audio.” Elliot menggelengkan kepala. “Coba saya bisa bicara dengan dia.” “Bisa saja,” ujar Ross. “Kalau Anda tidak keberatan membangunkan dia.” Ia menekan tombol interlock, dan lima belas menit kemudian Elliot mengetik, Halo Tom Apa Kabar? Pada layar terbaca HLO TOM APA KABR. “Biasanya kami tidak membuang-buang waktu dengan basa-basi seperti itu,” Ross berkomentar. Layar video menampilkan MNGANTK DI MNA KAU. Elliot mengetik, Virunga. VIRNGA. “Travis bisa mengamuk kalau melihat transkrip ini,” ujar Ross. “Anda tahu berapa biaya transmisinya?” Tapi sebenarnya Ross tak perlu menggerutu; percakapan antara Elliot dan Seamans segera beralih pada hal-hal teknis: DPT PESN INFO AUDIO TOLNG JELSKN. TMUAN TA SNGJA-PROGRM PMBDAAN ANLISS KOMPUTR TKT KPSTIAN 99 REKMN INFO AUDIO (BNYI NAPAS) TERDPT CIRI BAHASA. JLASKN CIRI. UNSR BRULNG-POLA ACAK-HUBNGN STRKTRAL-KSIMPULN BAHASA LISAN. DPT DITRJEMAKN? BLM. KNPA? KOMPUTR KEKURANGN DATA DR REKMN Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 267 AUDIO-BUTUH DATA TAMBAHN MSIH BEKRJA-MOGA2 BSOK ADA HASL. YAKN BAHASA GORILA? YA KALU GORILA. “Astaga,” ujar Elliot. la menyudahi transmisi satelit, tapi pesan terakhir dari Seamans tetap terpampang pada layar: YA KALU GORILA. 2 ORANG-ORANG BERBULU DUA jam setelah menerima berita tak terduga itu, ekspedisi ERTS untuk pertama kali menjumpai gorila liar. Mereka kini telah kembali ke hutan tropis yang gelap dan langsung menuju lokasi, mengikuti berkas sinar laser di atas. Sinar itu tidak terlihat dengan mata telanjang, tapi Ross membawa alat pelacak optikal, sebuah fotosel kadmium yang dilengkapi filter kbusus. Secara berkala ia mengisi balon kecil dengan helium, menggantungkan alat pelacak berikut kabel, lalu membiarkannya naik ke pohon-pohon. Setelah melayang di udara, alat pelacak itu berputar sampai menemukan salah satu berkas sinar laser, lalu mengirim koordinatnya melalui kabel ke komputer di bawah. Mereka menyusuri berkas sinar - tunggal yang intensitasnya makin lama makin berkurang, dan menunggu Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 268 sampai alat pelacak mengukur intensitas dua kali lipat, yang menandakan titik persilangan kedua berkas sinar di atas mereka. Proses itu lamban dan mereka sudah mulai tak sabar ketika, menjelang tengah hari, mereka menemukan tinja gorila yang berbentuk khas. Mereka juga melihat sejumlah sarang terbuat dari daun di tanah dan di pohon-pohon. Lima belas menit kemudian, mereka dikejutkan oleh suara gemuruh yang memekakkan telinga. “Suara gorila,” ujar Munro. “Gorila jantan yang hendak mengusir seseorang.” Amy memberi isyarat, Gorila bilang pergi. “Kita harus jalan terus, Amy,” Munro berkata. Gorila tidak mau orang datang. “Orang tidak jahat sama gorila,” Elliot berusaha menenangkannya. Tapi Amy menatapnya dengan pandangan kosong, lalu menggeleng-gelengkan kepala, seakan-akan Elliot tidak memahami maksudnya. Beberapa hari setelah itu, Elliot baru sadar bahwa ia memang keliru menafsirkan maksud Amy. Maksud Amy bukan gorila-gorila itu takut dicelakakan oleh manusia. Ia hendak menjelaskan bahwa gorila-gorila itu takut manusialah yang akan celaka, karena gorila. Mereka sedang melintasi lapangan terbuka di tengah hutan, ketika seekor gorila jantan muncul dari balik semak belukar dan berdiri di atas kedua kaki belakang, sambil melenguh keras-keras untuk menggertak mereka. Elliot berada paling depan, sebab Munro pergi ke Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 269 belakang untuk membantu salah satu pengangkut dengan barang bawaannya. Ia melihat enam gorila duduk di tepi lapangan, sosok-sosok gelap di depan kehijauan, semuanya memperhatikan orang-orang yang mengusik ketenangan mereka. Beberapa betina memiringkan kepala sambil merapatkan bibir untuk memperlihatkan ketidaksenangan. Gorila jantan tadi kembali melenguh. Ia berbadan besar dengan punggung berbulu perak. Tinggi badannya lebih dari 180 sentimeter, dadanya yang bidang menunjukkan bahwa beratnya lebih dari dua ratus kilogram. Ketika melihatnya, Elliot langsung paham kenapa para penjelajah Kongo zaman dulu menganggap gorila sebagai “orang berbulu”, sebab makhluk gagah itu memang menyerupai manusia raksasa, baik dari segi bentuk maupun ukuran. Ross, yang berada di belakang Elliot, berbisik, “Apa yang harus kita lakukan?” “Tetap di belakang saya,” Elliot berpesan, “dan jangan bergerak.” Gorila jantan itu kembali berjalan dengan keempat kaki, lalu mengeluarkan suara ho-ho-ho yang bertambah keras sewaktu ia bangkit lagi sambil mencabut-cabut rumput. Batang-batang rumput itu dilemparnya ke udara, kemudian ia mulai memukul-mukul dada dengan telapak tangan. “Oh, gawat,” Ross bergumam. Adegan itu berlangsung beberapa menit, kemudian gorila itu kembali merangkak. Ia berlari menyamping, melintasi rumput sambil memukul daun-daun dan bertingkah seribut mungkin untuk menakut-nakuti para Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 270 pengganggu. Akhirnya ia kembali mengeluarkan suara ho-ho-ho. Gorila jantan itu menatap Elliot, seakan-akan menyangka Elliot akan kabur terbirit-birit. Ketika melihat Elliot diam saja, ia langsung bangkit, memukul-mukul dada, dan melenguh lebih keras lagi. Kemudian ia menyerang. Sambil melolong ia menerjang ke arah Elliot. Elliot mendengar Ross menahan napas di belakangnya. Ia ingin berbalik dan melarikan diri, nalurinya pun mendorongnya berbuat demikian, namun ia memaksakan diri tidak bergerak dan menundukkan kepala. Ketika menatap kakinya sambil mendengarkan gorila jantan itu menerobos semak-semak, Elliot mendadak waswas bahwa segala pengetahuan teoretis yang diperolehnya dari buku-buku ternyata keliru, bahwa segenap pengetahuan para ilmuwan mengenal gorila tidak benar. Ia membayangkan binatang raksasa itu berlari menghampiri calon korbannya, orang yang begitu bodoh hingga mempercayai segala omong kosong ilmiah yang tercetak dalam buku-buku. Suasana hening. Gorila itu (yang tentunya sudah berada di dekat Elliot) mengeluarkan bunyi mendengus, dan Elliot melihat bayangan binatang tersebut di rumput di hadapannya. Tapi ia tetap berdiri dengan kepala tertunduk, sampai bayangan itu bergerak menjauh. Baru kemudian Elliot berani menoleh. Ia melihat gorila itu berjalan mundur ke tepi lapangan, lalu berbalik dan menggaruk-garuk kepala dengan bingung, seakan-akan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 271 heran gertakannya tidak berhasil mengusir para pengganggu. Sekali lagi gorila itu memukul tanah, kemudian menghilang di tengah ilalang bersama kelompoknya. Suasana di lapangan tetap sunyi, sampai Ross ambruk ke pelukan Elliot. “Hmm,” Munro bergumam sambil menghampiri mereka, “kelihatannya Anda memang paham soal gorila.” Munro menepuk-nepuk lengan Ross. “Tenang saja. Mereka takkan menyerang, kecuali kalau Anda melarikan diri. Kalau Anda kabur, mereka akan menggigit pantat Anda. Itulah cap untuk pengecut di kalangan penduduk kawasan ini - sebab itu berarti Anda lari.” Ross terisak perlahan, lutut Elliot pun gemetaran; ia langsung duduk di tanah. Semuanya terjadi begitu cepat, sehingga baru beberapa saat kemudian ia sadar bahwa perilaku gorila itu persis seperti digambarkan dalam buku-buku teks, termasuk tidak mengeluarkan suara yang menyerupai bahasa dalam bentuk apa pun. 3 EKSPEDISI KONSORSIUM SATU jam kemudian, mereka menemukan bangkai pesawat kargo C-130. Pesawat terbesar di dunia itu tampak berskala tepat ketika tergeletak di tengah hutan; moncongnya yang besar remuk karena menabrak pohon-pohon yang tak kalah besar, bagian ekornya yang berukuran raksasa patah dan menggantung ke bawah, sayapnya yang panjang telah bengkok menaungi dasar Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 272 hutan. Melalui jendela kokpit yang pecah berantakan, mereka melihat mayat pilot yang dikerubungi ribuan lalat hitam. Lalat-lalat itu berdengung-dengung dan menabrak-nabrak kaca ketika mereka memandang ke dalam. Mereka menuju bagian ekor dan berusaha mengintip melalui jendela-jendela di sisi pesawat, tapi dengan roda pendaratan yang patah pun badan pesawat itu masih terlalu tinggi di atas tanah. Kahega memanjat ke sebatang pohon tumbang, lalu melompat ke sayap pesawat, dan mengintip ke dalam. “Tidak ada siapa-siapa,” ia melaporkan. “Perbekalan?” “Ya, banyak perbekalan. Ada tumpukan peti di beberapa kontainer.” Munro meninggalkan yang lain. Ia melintas di bawah ekor yang hancur, untuk memeriksa sisi seberang. Sayap kiri, yang terhalang dari pandangan mereka, tampak gosong dan remuk. Mesin-mesinnya sudah tidak ada. Ini menjelaskan kenapa pesawat itu jatuh - rudal terakhir yang ditembakkan FZA ternyata menemui sasaran dan meledakkan sebagian besar sayap kiri. Meski demikian, bangkai pesawat itu tetap misterius bagi Munro. Ada sesuatu yang membuatnya curiga. Pandangannya menyusun pesawat itu dari moncong sampai ekor, dari hidung yang remuk, mengikuti deretan jendela, melewati sayap yang buntung, melewati pintu di bagian belakang... “Wah, wah, wah,” Munro bergumam pelan. Ia bergegas kembali ke yang lain, yang sedang menduduki salah satu ban di bawah sayap kanan. Ban itu Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 273 demikian besar, sehingga Ross bisa duduk di atasnya dan mengayun-ayunkan kaki tanpa menyentuh tanah. “Tampaknya,” Ross berkata dengan rasa puas yang tak dapat disembunyikannya, “perbekalan mereka tidak sampai ke alamat yang dituju.” “Ya,” ujar Munro. “Padahal kita lihat pesawat ini dua malam lalu, berarti paling tidak 36 jam sudah lewat sejak pesawat ini jatuh.” Munro menunggu sampai Ross menyadari implikasinya. “Tiga puluh enam jam?” “Ya. Tiga puluh enam jam.” “Dan mereka tidak datang untuk mengambil perbekalan mereka?” “Berusaha pun tidak,” Munro menandaskan. “Perhatikan pintu-pintu kargo utama, di depan dan di belakang-semuanya masih tertutup rapat. Entah apa sebabnya mereka tidak datang ke sini.” Di suatu bagian hutan yang lebat, tanah di bawah kaki mereka berkersak-kersik ketika diinjak. Mereka menyibakkan daun-daun palem dan melihat pecahan-pecahan tulang berwarna putih berserakan bagaikan karpet. “Kanyamagufa,” ujar Munro. Tempat tulang-belulang. Ia langsung melirik ke arah para pengangkut untuk mengetahui reaksi mereka, namun mereka hanya tampak bingung, bukan takut. Mereka anggota suku Kikuyu dari Afrika Timur, dan mereka tidak percaya takhayul seperti suku-suku yang berdiam di kawasan yang berbatasan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 274 dengan hutan tropis. Amy mengangkat kakinya dari pecahan-pecahan tulang yang tajam. Ia memberi isyarat, Tanah sakit. Elliot bertanya dalam bahasa isyarat, Tempat apa ini? Kita datang tempat buruk. Tempat buruk apa? Amy tak bisa menjawab. “Ini tulang-belulang!” seru Ross yang sedang mengamati dasar hutan. “Benar,” ujar Munro cepat-cepat, “tapi bukan tulang manusia. Bukan begitu, Elliot?” Elliot pun memandang ke bawah. Ia melihat sisa tulang-belulang dari sejumlah spesies, meskipun tidak sanggup segera mengidentifikasi salah satunya. “Elliot? Bukan tulang manusia?” “Tampaknya bukan,” Elliot sependapat. Hal pertama yang menarik perhatiannya adalah bahwa sebagian besar tulang berasal dari binatang-binatang yang relatif kecil - burung, monyet, dan binatang pengerat. Namun ada juga yang sesungguhnya merupakan retakan darl binatang yang lebih besar, kendati sukar untuk memastikan seberapa besar. Barangkali monyet-monyet besar - hanya saja tak ada monyet besar di rimba belantara. Simpanse? Di bagian Kongo ini tak ada simpanse. Barangkali gorila. Ia melihat pecahan tulang tengkorak dengan tulang alis menonjol. Ia memungutnya dan mengamatinya dari berbagai arah. Tak salah lagi, memang pecahan tengkorak gorila. Ia Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 275 meraba-raba tulang tebal itu dan melihat awal dari sagittal crest yang khas. “Elliot?” Munro menyapanya dengan suara bernada tegang dan mendesak. “Bukan tulang manusia?” “Pasti bukan tulang manusia,” Elliot menyahut sambil merenung. Apa yang sanggup meremukkan tengkorak gorila? Kejadiannya tentu setelah gorila itu mati, ia berkata dalam hati. Gorila itu mati, dan bertahun-tahun kemudian tulang-belulangnya remuk karena satu atau lain hal. Mustahil kepalanya remuk waktu ia masih hidup. “Bukan tulang manusia,” Munro mengulangi sambil memandang ke bawah. “Banyak tulang berserakan, tapi tak ada tulang manusia.” Ia melirik ke arah Elliot ketika berjalan melewatinya. Jangan katakan apa-apa. “Kahega dan anak buahnya tahu Anda ahli dalam bidang ini,” ujar Munro sambil menatap Elliot dengan tajam. Apa yang ditemukan Munro? Ia sudah cukup sering berurusan dengan kematian, sehingga mampu mengenali tulang-belulang manusia ketika melihatnya. Pandangan Elliot beralih pada sebuah tulang melengkung. Sepintas lalu mirip tulang belikat ayam kalkun, hanya saja jauh lebih besar dan lebar. Elliot membungkuk dan memungutnya. Tulang itu ternyata pecahan lengkungan zigomat dari tengkorak manusia. Tulang pipi, dari bawah mata. Ia membolak-balik pecahan itu, lalu kembali menatap ke tanah dan memperhatikan sulur-sulur tumbuhan rambat yang menyebar di atas tulang-belulang. Ia melihat banyak tulang yang sangat rapuh, beberapa di antaranya begitu tipis, hingga tembus cahaya - tulang-belulang yang ia duga berasal dari binatang-binatang kecil. Kini ia mulai ragu-ragu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 276 Sebuah pertanyaan dari masa kuliah pascasarjana muncul kembali dalam benaknya. Apa nama ketujuh tulang yang mengelilingi mata manusia? Elliot berusaha mengingat-ingat nama-nama itu. Zygoma, nasal, inferior orbital, sphenoid - sudah empat - ethmoid, lima - harus ada satu dari bawah, dari arah mulut - palatine, enam - tinggal satu lagi - ia tak bisa mengingat nama terakhir. Zygoma, nasal, inferior orbital, sphenoid, ethmoid, palatine... tulang-tulang rapuh, tembus cahaya, kecil. Tulang-tulang manusia. “Syukurlah ini bukan tulang-belulang manusia,” ujar Ross. Elliot mengangguk., lalu melirik ke arah Amy. Amy memberi isyarat., Orang mati sini. “Apa katanya?” “Dia bilang udara di sini tidak bagus untuk orang.” “Ayo kita jalan lagi,” Munro memutuskan. Munro mengajak Elliot mendului yang lain. “Untung Anda cepat tanggap,” ia berkomentar. “Kita harus hati-hati dengan orang-orang Kikuyu. Jangan sampai mereka panik. Apa kata monyet Anda tadi?” “Amy bilang pernah ada orang mati di situ.” “Dia lebih peka dari yang lain,” ujar Munro sambil mengangguk serius. “Tapi mereka pun curiga “ Di belakang mereka, para anggota rombongan berbaris satu per satu. Semuanya membisu. “Apa yang terjadi di tempat itu?” tanya Elliot. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 277 “Tulang-belulangnya banyak sekali,” kata Munro. “Ada tulang macan tutul, kera colobus, tikus hutan, manusia...” “Dan gorila,” Elliot menimpali. “Ya,” ujar Munro. “Saya juga melihatnya. Gorila.” Ia menggelengkan kepala. “Apa yang sanggup membunuh gorila, Profesor?” Elliot tak bisa menjawab. Perkemahan rombongan konsorsium telah luluh lantak. Semua tenda ambruk dan terkoyak-koyak, mayat-mayat yang bergelimpangan tampak hitam karena dikerubungi lalat. Udara lembap bercampur dengan bau menyengat, sementara lalat-lalat berdengung-dengung tanpa henti. Hanya Munro yang tidak berhenti di tepi perkemahan. “Tak ada pilihan lain,” ia berkata. “Kita harus tahu apa yang terjadi dengan mereka.” Ia melangkahi pagar pembatas yang roboh dan memasuki perkemahan. Gerakan Munro memicu sistem pertahanan batas perkemahan, dan seketika terdengar sinyal frekuensi tinggi yang nyaring sekali. Para anggota rombongan ERTS di luar pagar pengamanan langsung menutup kedua telinga dengan tangan, dan Amy mendengus-dengus dengan jengkel. Bunyi jelek. Munro menoleh ke arah mereka. “Saya tidak terganggu di sini,” ia berkata. “Seharusnya Anda masuk saja.” Munro menghampiri salah satu mayat, lalu membalikkannya dengan sebelah kaki. Kemudian ia membungkuk, mengusir kawanan lalat, dan memeriksa kepala mayat itu dengan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 278 saksama. Ross melirik ke arah Elliot. Pria itu terbengong-bengong, lumpuh - reaksi khas ilmuwan saat menghadapi bencana. Di sebelahnya, Amy menutupi telinga sambil meringis. Namun Ross tidak lumpuh; ia menarik napas panjang dan melangkahi pagar pengamanan. “Saya harus tahu, sistem pertahanan apa yang mereka pasang.” “Oke,” sahut Elliot. Kepalanya terasa ringan, seolah-olah hendak jatuh pingsan. Pemandangan serta bau menusuk yang menyambut mereka membuatnya pusing. Ia melihat Ross melintasi perkemahan dan memungut sebuah kotak hitam dengan corong aneh yang ditutup kisi-kisi. Wanita itu lalu menyusuri seutas kabel ke tengah perkemahan. Tak lama kemudian sinyal frekuensi tinggi tadi berhenti; Ross telah mematikan sinyal itu dari sumbernya. Amy memberi isyarat, Lebih enak sekarang. Dengan sebelah tangan, Ross membongkar peralatan elektronik di tengah perkemahan, sementara tangannya yang satu lagi dipakainya untuk menutupi hidung, guna menghalau bau menyengat. “Dokter, saya mau periksa dulu apakah mereka punya senapan,” Kahega berkata pada Elliot, kemudian ia pun melangkahi pagar pengamanan. Anak buahnya mengikutinya dengan was-was. Kini tinggal Elliot bersama Amy di luar perkemahan. Amy mengamati segala sesuatu tanpa menunjukkan reaksi; ia meraih tangan Elliot. Elliot bertanya dengan bahasa isyarat, Amy apa yang terjadi di sini? Amy menjawab, Makhluk datang. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 279 Makhluk apa? Makhluk jahat datang makhluk datang jahat. Makhluk apa? Makhluk jahat. Tampaknya percuma saja bertanya lebih lanjut. Elliot menyuruh Amy menunggu di luar perkemahan, sementara ia menyusul yang lain. Ia berjalan di antara mayat-mayat dan kawanan lalat yang beterbangan. Ross bertanya, “Ada yang tahu siapa pemimpin ekspedisi mereka?” Munro menyahut dari seberang perkemahan, “Menard.” “Menard dari Kinshasa?” Munro mengangguk. “Yeah.” “Siapa Menard?” tanya Elliot. “Reputasinya bagus, dia kenal kawasan Kongo.” Ross berjalan di tengah barang-barang yang berserakan. “Tapi rupanya dia masih kurang hebat.” Tiba-tiba ia berhenti. Elliot menghampirinya. Ross sedang menatap mayat yang tergeletak dalam posisi tengkurap di hadapannya. “Biarkan saja,” katanya pada Elliot. “Ini Richter.” Elliot tidak mengerti bagaimana Ross bisa begitu yakin. Mayat itu tampak hitam karena dikerubungi lalat. Elliot membungkuk. “Jangan sentuh dia!” “Oke,” ujar Elliot. “Kahega,” Munro memanggil sambil mengangkat jerigen Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 280 ukuran dua puluh liter yang terbuat dari plastik berwarna hijau. “Ayo, kita selesaikan saja.” Dengan gesit Kahega dan anak buahnya menuangkan cairan di dalam jerigen ke tenda-tenda dan mayat-mayat. Elliot mencium bau minyak tanah yang menyengat. “Tenang saja,” balas Munro. Ia berpaling kepada Elliot yang sedang memperhatikan Amy. Amy tengah berisyarat pada dirinya sendiri, Orang jahat. Tidak percaya orang makhluk jahat datang. “Kelihatannya dia tidak terpengaruh oleh ini,” Munro berkomentar. “Tidak juga,” balas Elliot. “Saya rasa dia tahu apa yang terjadi di sini.” “Moga-moga dia mau memberitahu kita,” kata Munro. “Sebab semua orang di sini mati dengan cara sama. Tulang tengkorak mereka diremukkan.” Api yang melahap perkemahan konsorsium tampak menari-nari, dan asap hitam mengepul-ngepul ketika rombongan ERTS melanjutkan perjalanan menembus hutan. Ross termenung-menung. “Apa yang Anda temukan tadi?” tanya Elliot. “Hasil pemeriksaan saya tidak menggembirakan,” jawab Ross. “Mereka punya sistem pertahanan memadai, serupa dengan sistem kita. ADP - animal defense perimeter. Corong-corong yang saya temukan tadi adalah unit-unit deteksi otomatis. Jika ada sinyal tertangkap, unit-unit itu mengeluarkan sinyal frekuensi ultratinggi yang sangat menyakitkan bagi sistem pendengaran. Untuk reptil Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 281 memang tidak mempan, tapi sangat efektif untuk menghalau binatang-binatang menyusui. Serigala atau macan kumbang pasti langsung kabur kalau mendengarnya.” “Tapi di sini tidak berhasil,” ujar Elliot. “Ya,” balas Ross. “Dan Amy pun tidak terlalu terganggu.” “Bagaimana pengaruhnya terhadap sistem pendengaran manusia?” tanya Elliot. “Anda sudah merasakannya sendiri. Sekadar mengganggu saja.” Ross melirik ke arah Elliot. “Tapi selain kita, tidak ada manusia di daerah ini.” Munro bertanya, “Apakah kita bisa merakit sistem pertahanan yang lebih baik?” “Hah, tentu saja,” jawab Ross. “Saya akan menyiapkan pagar pengamanan paling canggih - tak ada yang dapat menerobosnya, kecuali badak dan gajah.” Namun sepertinya ia sendiri tidak terlalu yakin. Menjelang malam, mereka menemukan sisa-sisa perkemahan ERTS yang pertama. Perkemahan itu hampir tidak kelihatan, karena sudah mulai dirambati sulur-sulur tumbuhan. Tak banyak yang tersisa-beberapa robekan kain nilon berwarna jingga, panci aluminium yang penyok, tripod yang patah, serta kamera video yang hancur. Rangkaian-rangkaian elektroniknya berserakan di tanah. Mereka tidak menemukan satu mayat pun, dan mereka segera melanjutkan perjalanan karena hari mulai gelap. Amy gelisah sekali. Ia memberi isyarat, Jangan terus. Peter Elliot tidak menggubrisnya. Tempat jahat tempat tua jangan terus. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 282 “Kita jalan terus, Amy.” Lima belas menit kemudian, mereka sampai di sebuah lapangan terbuka. Mereka memandang ke atas dan melihat kerucut Mukenko menjulang tinggi. Samar-samar dua berkas sinar laser hijau tampak bersilangan di udara lembap. Dan tepat di bawah titik persilangan terdapat bongkahan-bongkahan batu besar tertutup lumut, setengah tersembunyi di balik dedaunan: Kota Hilang Zinj. Elliot menoleh untuk menatap Amy. Amy telah lenyap. 4 WEIRD ELLIOT tercengang. Mula-mula ia menyangka Amy bermaksud menghukumnya, ingin membuatnya menyesal karena telah menembakkan anak panah berisi Thoralen saat mereka berlayar di sungai. la menjelaskan pada Munro dan Ross, bahwa Amy sanggup berbuat demikian, dan mereka menghabiskan setengah jam berikut dengan berkeliling di hutan sambil memanggil-manggilnya. Namun tak ada jawaban. Mereka dikelilingi kesunyian abadi yang menguasai hutan tropis. Setengah jam itu mulur menjadi satu jam, lalu hampir dua jam. Elliot dicekam panik. Karena Amy tetap tidak muncul, mereka terpaksa Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 283 mempertimbangkan kemungkinan lain. “Barangkali dia bergabung dengan kelompok gorila yang terakhir tadi,” ujar Munro. “Tidak mungkin,” balas Elliot. “Umurnya sudah tujuh tahun. Dia sudah hampir dewasa.” Munro angkat bahu. “Dia tetap gorila.” “Tidak mungkin,” Elliot berteguh. Namun dalam hati ia mengerti apa yang dimaksud Munro. Cepat atau lambat, orang-orang yang membesarkan monyet akan mencapai suatu titik ketika mereka tak lagi dapat mempertahankan hewan-hewan asuhan mereka. Setelah dewasa, binatang-binatang itu jadi terlalu besar dan kuat, dan perilaku khas spesies mereka pun akan semakin menonjol, sehingga tak lagi dapat dikendalikan. Mereka tak mungkin lagi diberi popok dan diperlakukan seperti makhluk-makhluk lucu yang menyerupai manusia. Gen-gen mereka menyimpan perbedaan-perbedaan yang pada gilirannya tak mungkin diabaikan lagi. “Gorila hidup dalam kelompok terbuka,” Munro mengingatkan Elliot. “Mereka mau menerima gorila lain, terutama gorila betina.” Elliot tetap berkeras. “Dia tak mungkin berbuat begitu. Tak mungkin.” Sejak bayi, Amy dibesarkan di lingkungan manusia. Ia jauh lebih akrab dengan jalan-jalan bebas hambatan dan bioskop-bioskop drive-in di dunia Barat daripada dengan rimba belantara. Setiap kali mobil Elliot melewati drive-in favorit Amy, Amy serta-merta menepuk pundak Elliot untuk memberitahu Elliot bahwa ia telah membuat kesalahan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 284 Apa yang diketahuinya tentang rimba belantara? Ia sama asingnya di tempat itu seperti Elliot. Dan bukan itu saja... “Sebaiknya kita dirikan kemah dulu,” ujar Ross sambil menatap arlojinya. “Amy akan kembali kalau dia mau. Bagaimanapun,” katanya, “bukan kita yang meninggalkan dia. Dia yang meninggalkan kita.” Mereka sebenarnya membawa sebotol sampanye Dom Perignon, namun tak seorang pun berminat mengadakan perayaan. Elliot sedih karena kehilangan Amy; yang lain terpukul oleh apa yang terlihat di perkemahan sebelumnya. Hari sudah mulai gelap, dan mereka masih harus memasang sistem ERTS yang dinamakan WEIRD (wilderness environment intruder response defense). Teknologi WEIRD merupakan pengembangan dari pagar pengamanan yang sudah sejak Mula-mula digunakan dalam penjelajahan Kongo. Lebih dari satu abad silam, Stanley pernah berkomentar, “Perkemahan belum lengkap jika belum dikelilingi pagar yang terbuat dari semak-semak atau batang-batang pohon.” Dalam tahun-tahun sesudah itu pun tak ada “alasan untuk menyimpang dari pandangan tersebut. Tapi teknologi pertahanan telah berubah, dan sistem WEIRD memanfaatkan semua penemuan mutakhir. Kahega dan anak buahnya mengisi tenda-tenda Mylar dengan udara, lalu menyusun semuanya berdekatan. Ross mengawasi pemasangan lampu-lampu inframerah pada tripod-tripod, yang lalu ditempatkan pada posisi menghadap ke luar perkemahan. Kemudian mereka mendirikan pagar pengamanan yang terbuat dari anyaman logam campuran yang ringan dan lebih menyerupai kain daripada kawat. Pagar itu dipasang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 285 pada tiang-tiang yang mengelilingi seluruh perkemahan dan, setelah dihubungkan ke transformator, mengalirkan listrik bertegangan 10.000 volt. Untuk memperpanjang usia pemakaian baterai-baterai, arus tersebut secara otomatis dihidup-matikan empat kali per menit, sehingga menghasilkan bunyi dengung berdenyut-denyut. Hidangan pada malam tanggal 21 Juni berupa saus udang Creole yang direhidrasi. Proses rehidrasi ternyata tidak berjalan semestinya, dan udang-udang itu tetap terasa seperti potongan-potongan kardus, namun tak seorang pun mengeluhkan kegagalan teknologi abad kedua puluh tersebut ketika mereka memandang rimba belantara yang semakin lama semakin gelap di sekeliling mereka. Munro menentukan jadwal jaga. Masing-masing akan bertugas selama empat jam. Munro berkata bahwa ia, Kahega, dan Elliot akan mengambil giliran pertama. Dengan kacamata malam yang mereka kenakan, para penjaga menyerupai belalang-belalang misterius yang memantau hutan di sekitar perkemahan. Kacamata khusus itu memperkuat cahaya yang ada dan memproyeksikannya pada pemandangan yang ada, sehingga semuanya tampak berpendar hijau. Elliot menganggapnya terlalu berat, dan ia juga mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan pandangan elektronik. Setelah beberapa menit, ia melepaskan kacamatanya dan tercengang karena hutan di sekelilingnya ternyata gelap gulita. Cepat-cepat ia mengenakannya kembali. Malam berlalu dengan tenang, tanpa kejadian apa pun. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 286 HARI 9 ZINJ 21 Juni 1979 1 EKOR MACAN LANGKAH pertama mereka ke Kota Hilang Zinj tidak disertai misteri dan romantika yang mewarnai laporan-laporan abad kesembilan belas mengenai pencapaian-pencapaian serupa. Para penjelajah abad kedua puluh mencucurkan keringat dan menggerutu karena beban peralatan teknis yang mereka bawa - alat pengukur jarak dengan sistem optikal, kompas data-lock, penunjuk arah dengan sistem frekuensi radio yang dilengkapi pemancar, serta transponder gelombang mikro - yang semuanya dianggap penting untuk melakukan evaluasi kecepatan tinggi mengenai suatu situs arkeologis. Mereka hanya tertarik pada intan. Schliemann hanya tertarik pada emas ketika menggali kota Troya, dan ia menghabiskan tiga tahun untuk itu. Ross bertekad menemukan intan-intannya dalam waktu tiga hari. Berdasarkan simulasi komputer ERTS, cara terbaik untuk mencapai tujuan itu adalah dengan membuat gambar denah kota tersebut. Berbekal denah, mereka akan dapat mendeduksi lokasi tambang berdasarkan pola penyusunan kota. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 287 Menurut perkiraan mereka, denah yang cukup teliti dapat dibuat dalam waktu enam jam. Dengan menggunakan transponder frekuensi radio, mereka hanya perlu berdiri di keempat sudut sebuah bangunan dan menekan tombol pemancar di masingmasing sudut. Dua penerima yang ditempatkan berjauhan di perkemahan akan menangkap sinyal-sinyal itu, dan komputer kemudian mengubah data tersebut menjadi titik-titik koordinat pada gambar dua dimensi. Masalahnya, reruntuhan kota hilang itu cukup luas, lebih dari tiga kilometer persegi. Mereka akan terpaksa berpencar-pencar - dan, mengingat apa yahg terjadi dengan ekspedisi sebelumnya, ini rasanya kurang bijaksana. Satu-satunya alternatif adalah cara yang oleh ERTS dinamakan survei nonsistematik, atau “pendekatan ekor macan”. (Orang-orang di ERTS sering bergurau bahwa salah satu cara untuk menemukan macan adalah dengan terus berjalan sampai ekornya terinjak.) Mereka berjalan di antara bangunan-bangunan runtuh. Berkali-kali mereka berhenti untuk menghindari ular dan labah-labah raksasa yang melarikan diri ke celah-celah gelap. Ross tercengang karena labah-labah seukuran telapak tangan pria dewasa itu mengeluarkan bunyi klik keras. Mereka memperhatikan bahwa pemasangan batu-batuan dikerjakan dengan teliti, meskipun batu gamping yang digunakan sudah bopeng dan lapuk di banyak tempat. Dan di mana-mana mereka menjumpai pintu dan jendela berbentuk bulan sabit, yang tampaknya merupakan ragam hias khas kebudayaan setempat. Tapi selain bentuk lengkung itu, mereka tidak menemukan ciri khusus pada ruangan-ruangan yang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 288 mereka lewati. Ruangan-ruangan tersebut pada umumnya berbentuk persegi panjang, dan kira-kira sama besar; semua dinding tampak polos, tanpa hiasan apa pun. Zinj sudah berabad-abad menjadi kota mati, dan mereka sama sekali tidak menjumpai peralatan sehari-hari - meskipun Elliot akhirnya menemukan sepasang piringan batu bergagang yang menyerupai dayung. Menurut dugaan mereka, dayung-dayung itu dulu digunakan untuk menumbuk rempah-rempah atau gandum. Semakin lama penampilan kota yang serba monoton itu terasa semakin mencekam. Mereka juga mengalami kesulitan untuk membeda-bedakan satu tempat dari tempat lain. Mereka mulai memberi nama untuk ruangan-ruangan yang mereka lewati. Ketika Karen Ross melihat sejumlah lubang kecil pada dinding salah satu ruangan, ia mengumumkan bahwa ruangan tersebut pasti bekas kantor pos, dan sejak itu mereka menyebutnya “kantor pos”. Mereka menemukan deretan ruangan kecil dengan lubang-lubang untuk memasang jeruji kayu. Munro berpendapat ruangan-ruangan itu merupakan sel-sel penjara, namun ukuran masing-masing amat kecil. Ross berkomentar bahwa penduduk Zinj mungkin memang berbadan kecil, atau mungkin juga sel-sel tersebut sengaja dibuat kecil agar para terhukum jera. Sedangkan Elliot berasumsi ruangan-ruangan itu bekas kerahgkeng kebun binatang. Tapi kalau begitu, kenapa semuanya berukuran sama? Dan Munro mengingatkan bahwa tidak disediakan tempat untuk menonton binatang-binatang di dalam kerangkeng. Ia tetap berpegang pada teori penjara, dan untuk selanjutnya ruangan-ruangan itu disebut “penjara”. Di dekat penjara, mereka menemukan pekarangan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 289 terbuka yang mereka beri nama “lapangan olahraga”. Di sana terdapat empat tonggak batu tinggi, masing-masing dengan gelang batu terpasang di bagian atas. Tonggak-tonggak ini tampaknya digunakan untuk sejenis permainan bola. Di sudut lapangan ada palang mendatar setinggi satu setengah meter. Palang yang rendah itu membuat Elliot menarik kesimpulan bahwa tempat tersebut merupakan tempat bermain untuk anak-anak. Ross tetap berpendapat bahwa para penduduk Zinj berbadan pendek. Munro bertanya-tanya, apakah lapangan itu merupakan tempat latihan tentara. Ketika melanjutkan pencarian, mereka semua sadar bahwa reaksi mereka sekadar cerminan prasangka masing-masing. Kota itu begitu sedikit memberi informasi, sehingga menjadi semacam psikotes bagi mereka. Yang mereka butuhkan adalah informasi objektif mengenai orang-orang yang membangun kota tersebut, serta kehidupan mereka. Informasi itu sebenarnya ada, hanya saja mereka tidak segera menyadarinya. Di banyak ruangan, salah satu dindingnya pasti tertutup lapisan jamur berwarna hijau kehitaman. Munro memperhatikan bahwa pertumbuhan jamur itu tidak ditentukan oleh cahaya dari jendela, aliran angin, maupun oleh faktor lain yang bisa mereka kenali. Di beberapa ruangan, lapisan jamur itu tumbuh subur dari langit-langit sampai pertengahan dinding, lalu berhenti mendadak pada suatu gafis datar, seakan-akan dipotong pisau. “Aneh sekali,” Munro berkomentar. Ia mengamati lapisan jamur itu sambil menggosok-gosoknya dengan jari. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 290 Ujung jarinya memperlihatkan sisa-sisa cat berwarna biru. Begitulah caranya mereka menemukan gambar timbul yang semula dibuat berwarna-warni dan ternyata terdapat di seluruh kota. Namun akibat lapisan jamur serta kondisi batu gamping yang sudah keropos, mereka tak dapat memastikan apa yang terpahat pada dinding-dinding. Saat makan siang, Munro menyayangkan mereka tidak membawa tim ahli sejarah seni untuk memulihkan ukiran-ukiran itu. “Dengan segala peralatan khusus yang mereka gunakan, mereka pasti langsung bisa melihat apa yang diabadikan di sini,” katanya. Ucapannya itu memicu sebuah ide dalam benak Ross. Teknik-teknik mutakhir untuk memeriksa karya-karya seni, seperti yang dikembangkan oleh Degusto dan sejumlah pakar lain, melibatkan cahaya inframerah dan proses intensifikasi citra, dan ekspedisi Kongo memiliki peralatan yang dibutuhkan untuk merancang metode serupa di tempat. Paling tidak, mereka dapat mencobanya. Seusai makan siang, mereka kembali ke reruntuhan sambil membawa kamera video, lampu inframerah, serta layar monitor komputer yang mungil. Setelah mengotak-atik peralatan selama satu jam, mereka berhasil menyusun sebuah sistem. Dengan mengarahkan cahaya inframerah ke dinding-dinding dan merekam- gambarnya dengan kamera video, lalu mengirim gambar tersebut melalui satelit guna diproses dalam komputer di Houston, untuk selanjutnya dikirim kembali ke komputer portabel mereka, ukiran-ukiran pada dinding dapat dipulihkan kembali. Prosedur ini mengingatkan Peter Elliot pada kacamata pandangan malam. Jika menatap dinding-dinding dengan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 291 mata telanjang, kita tidak melihat apa-apa selain lumut gelap dan batu keropos. Tapi dengan menatap layar komputer, setiap adegan dalam gambar-gambar timbul tersebut tampak jelas dan hidup. Bagi Elliot, ini “teramat janggal. Kami berada di tengah rimba belantara, namun tidak dapat mengamati lingkungan sekitar secara langsung, melainkan harus melalui mesin-mesin. Kami mengandalkan kacamata khusus untuk melihat pada malam hari, dan video untuk siang hari. Kami menggunakan mesin-mesin agar dapat melihat apa yang takkan terlihat dengan cara lain, dan kami sepenuhnya tergantung pada mesin-mesin itu.” Ia juga merasa aneh bahwa informasi yang terekam melalui kamera video harus menempuh jarak lebih dari 30.000 kilometer sebelum kembali ke layar monitor yang berjarak hanya beberapa meter dari tempat mereka berdiri. Belakangan Elliot berkomentar bahwa ini adalah “saraf tulang belakang terpanjang di dunia”. Dengan kecepatan cahaya pun transmisi tersebut membutuhkan sepersepuluh detik, dan berhubung komputer di Houston juga memerlukan waktu untuk mengolah data, segala sesuatu yang direkam tidak langsung tampak di layar, melainkan baru muncul sekitar setengah detik kemudian. Melalui gambar-gambar yang mereka lihat itu, mereka mulai mengenal kota tersebut beserta para penduduknya. Warga Zinj ternyata orang-orang kulit hitam yang relatif jangkung, dengan kepala bundar dan tubuh berotot. Dari segi penampilan, mereka menyerupai masyarakat berbahasa Bantu yang pertama memasuki Kongo dari sabana dataran tinggi di utara, dua tibu tahun silam. Mereka digambarkan bersemangat dan energik. Tanpa Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 292 menghiraukan iklim, mereka mengenakan jubah-jubah panjang berwarna-warni dan penuh hiasan. Sikap dan gerak-gerik mereka berkesan terbuka. Dalam segala hal, mereka seakan-akan bertolak belakang dengan bangunan-bangunan monoton yang kini merupakan satu-satunya sisa peradaban mereka. Lukisan-lukisan dinding yang pertama berhasil diamati rombongan ERTS memperlihatkan adegan di pasar: para penjual jongkok di samping keranjang-keranjang anyaman berisi benda-benda bulat, sementara para pembeli berdiri sambil tawar-menawar. Mula-mula mereka menyangka benda-benda bulat itu buah, tapi Ross berpendapat barang dagangan tersebut merupakan batu. “Itu intan-intan mentah yang masih terbungkus bebatuan,” ia berkata sambil menatap layar komputer. ”Mereka berjualan intan.” Lukisan-lukisan dinding itu membuat mereka bertanya-tanya, apa yang terjadi dengan para penduduk kota Zinj, sebab kota tersebut jelas-jelas ditinggalkan, bukan- dihancurkan - tak ada tanda-tanda mengenai peperangan maupun bencana alam. Ross segera mengutarakan kekhawatirannya yang paling besar. Ia menduga tambang-tambang intan telah terkuras habis, sehingga Zinj kemudian mengalami nasib seperti entah berapa kota pertambangan dalam sejarah, dan menjadi kota hantu. Menurut Elliot, kota tersebut mati karena para penduduk kota terjangkit wabah. Munro menuduh gorila-gorila yang bertanggung jawab. “Jangan tertawa,” ia berkata serius. “Ini daerah gunung berapi. Letusan, gempa bumi, kekeringan, kebakaran di sabana - binatang-binatang menjadi liar dan menunjukkan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 293 perilaku berbeda dari biasanya.” “Alam mengamuk?” Elliot bertanya sambil menggelengkan kepala. “Di sini letusan gunung berapi terjadi setiap beberapa tahun sekali, padahal kita tahu kota ini ada selama berabad-abad. Pasti bukan itu penyebabnya.” “Barangkali terjadi pemberontakan di istana, sebuah kudeta.” “Tapi itu takkan berpengaruh terhadap gorila-gorila,” balas Elliot sambil tertawa. “Belum tentu,” Munro menyangkal. “Anda mungkin tidak tahu, binatang-binatang di Afrika selalu bersikap aneh jika ada perang. “ Ia lalu menceritakan sejumlah kejadian di mana gerombolan monyet babon menyerang rumah-rumah petani di Afrika Selatan dan bus-bus di Etiopia. Elliot tidak terkesan. Gagasan bahwa alam mencerminkan tindakan manusia sudah sangat tua - paling tidak setua kisah-kisah Aesop, dan kira-kira sama ilmiahnya. “Alam tidak memedulikan manusia,” ia berkata. “Oh, itu jelas,” Munro menyahut, “tapi alam sendiri sudah terancam punah.” Elliot enggan membenarkan pendapat Munro, tapi justru pandangan itulah yang dikemukakan oleh sebuah tesis ilmiah yang sangat terkenal. Tahun 1955, pakar antropologi asal. Prancis, Maurice Cavalle, menerbitkan karya tulis kontroversial berjudul “Kematian Alam”. Dalam karya tulis tersebut ia menyatakan: Satu juta tahun silam, dunia merupakan daerah liar Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 294 yang biasa kita sebut “alam”. Di tengah-tengah alam liar ini terdapat kantong-kantong permukiman manusia. Apakah berupa gua dengan api unggun untuk menghangatkan tubuh, atau kemudian kota-kota dengan ladang-ladang buatan untuk bercocok tanam, kantong-kantong itu jelas tidak alami. Selama ribuan tahun berikut, wilayah alam perawan yang mengelilingi kantong-kantong permukiman manusia terus menyusut, meskipun proses ini berlangsung secara tersembunyi, sehingga tidak terpantau. Sampai tiga ratus tahun lalu di Prancis atau Inggris, kota-kota besar buatan manusia tetap terisolasi oleh alam tempat binatang-binatang liar bebas berkeliaran. Meski demikian, proses penyebaran manusia beriangsung tanpa henti. Seratus tahun lalu, di masa akhir kejayaan para penjelajah Eropa, alam telah menyusut demikian banyak, hingga terasa asing. Itulah sebabnya kegiatan penjelajahan Afrika mempunyai pesona khusus bagi imajinasi manusia abad kesembilan belas. Memasuki dunia yang sungguh-sungguh alami merupakan pengalaman eksotik, sesuatu yang takkan pernah di alami oleh sebagian besar umat manusia, yang sejak lahir sampai mati hidup dalam lingkungan buatan manusia. Di abad kedua puluh, keseimbangan tersebut telah bergeser demikian jauh, sehingga dapat dikatakan alam telah punah. Tumbuh-tumbuhan liar dilestarikan di dalam rumah kaca, hewan-hewan liar di kebun binatang dan taman margasatwa. Tapi hewan-hewan di kebun binatang maupun taman margasatwa tidak menjalani kehidupan alami, begitu pula manusia penghuni kota. Dewasa ini kita dikelilingi manusia dan hasil ciptaannya. Manusia ada di mana-mana, dan alam kini Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 295 merupakan khayalan belaka, mimpi masa lalu yang sudah lama hilang. Ross memanggil. Eillot saat makan malam. “Untuk Anda,” Ia berkata sambil menunjuk komputer di samping antena. “Dari teman Anda lagi.” Munro, menyeringai. “Biarpun di tengah hutan, telepon tetap berdering terus.” Elliot menghampiri layar dan membaca pesan yang tertulis: ANALISS KOMPUTR UTK BAHASA GAGL BUTH MASUKN TAMBHN DPT KIRM? MASUKN APA? Elliot mengetik. MASUKN AUDIO - KIRM REKMN. Elliot menjawab, YA JIKA ADA FREKUNSI REKMN 22-50.000 HZ-PENTING Elliot mengetik, MENGRTI. Layar kosong sebentar, kemudian terbaca: APA KABR AMY? Elliot ragu-ragu. BAIK. STAF KIRM SALM, Seamans menyahut, lalu transmisi terpotong sejenak. THN TRNSMSI. Elliot menunggu agak lama. BRITA BAGS, ia akhirnya membaca pada layar. MRS SWENSN KTEMU. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 296 2 BRITA SWENSN MULA-MULA Elliot tidak mengenall nama itu. Swensn? Siapa itu? Kesalahan transmisi? Namun kemudian ia sadar: Mrs. Swenson! Wanita yang menemukan Amy, yang memboyongnya dari Afrika, lalu menyumbangkannya pada kebun binatang Minneapolis. Wanita yang berada di Borneo selama minggu-minggu terakhir. COBA DR PRTAMA TAU INDK AMY TDK DIBUNH ORG PRBUMI. Elliot tak sabar menanti pesan berikut dari Seamans. Ia menatap pesan yang tercetak pada layar. Dari dulu ia menyangka induk Amy dibunuh di sebuah desa bernama Bagimindi oleh orang-orang pribumi. Induknya dibunuh untuk dimakan, dan Amy menjadi yatim-piatu. APA MAKSD? INDK SDH MATI TDK DIMAKN. Induk Amy tidak dibunuh oleh orang-orang pribumi? Ia sudah mati? JLASKN SWENSN BIKN FOTO BISA KIRM? Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 297 Elliot mengetik tergesa-gesa, jarinya menekan-nekan tombol keyboard. KIRM. Sekali lagi ia terpaksa menunggu lama. Kemudian layar video menerima gambar yang dikirim dan mencetaknya dari atas ke bawah. Sebelum gambar itu memenuhi layar, Elliot sudah tahu apa yang akan diperlihatkan. Foto bangkai gorila dengan tengkorak remuk. Binatang itu tergeletak di lapangan tanah, tampaknya di sebuah desa pribumi. Saat itulah Elliot merasa teka-teki yang selama ini menghantuinya, yang membingungkannya selama berbulan-bulan, telah terpecahkan. Kalau saja mereka berhasil menghubungi Mrs. Swenson lebih cepat.... Citra elektronik pada layar meredup, lalu menghilang. Elliot mendadak dibanjiri pertanyaan. Tengkorak-tengkorak remuk ditemukan di suatu daerah terpencil dan konon tak berpenghuni - di Kongo, kanyamagufa, tempat tulang-belulang. Tapi Bagimindi merupakan desa perdagangan di tepi Sungai Lubula, dan berjarak lebih dari 150 kilometer. Bagaimana Amy dan induknya yang sudah mati bisa sampai di sana? Ross bertanya, “Ada masalah?” “Saya tidak begitu memahami urut-urutannya. Saya perlu menanyakan...” Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 298 “Sebelumnya,” Ross memotong, “sebaiknya Anda pelajari lagi transmisi tadi. Semuanya terekam dalam memori.” Ia menekan tombol bertulisan REPEAT. Transmisi itu kembali muncul pada layar. Ketika Elliot mengamati jawaban-jawaban Seamans, ada satu kalimat yang menarik perhatiannya: INDK SDH MATI TDK DIMAKN. Kenapa induk Amy tidak dimakan? Daging gorila merupakan bahan makanan yang umum - bahkan dicari-cari--di bagian Kongo ini. Elliot segera mengetikkan sebuah pertanyaan: KNP INDK TDK DIMAKN? INDK/BAYI DITMUKN PATRLI TNTRA DR SUDAN GOTNG BNGKT/BAYI 5 HR KE DESA BAGMINDI UTK DIJUAL KPD TURIS. SWENSN SANA. Lima hari! Serta-merta Elliot mengetikkan pertanyaan yang amat penting. DITMUKN MANA? Jawaban Seamans segera muncul pada layar: DAERH TDK DIKENL DI KONGO. JLASKN TNP DETIL. Jeda sejenak, lalu: ADA FOTO LGI. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 299 KIRM, balas Elliot. Layar kosong, lalu kembali terisi dari atas ke bawah. Kali ini Elliot bisa melihat tengkorak gorila betina yang remuk itu dari jarak lebih dekat. Dan di samping kepala besar itu terdapat makhluk kecil hitam yang mengepalkan tangan dan kaki. Mulutnya menganga lebar, seakan-akan menjerit. Amy. Berkali-kali Ross membaca ulang transmisi itu, yang diakhiri foto Amy semasa bayi-kecil, hitam, menjerit. “Pantas saja dia terus mengalami mimpi buruk,” ujar Ross. “Mungkin dia menyaksikan induknya dibunuh.” Elliot berkata, “Hmm, paling tidak, sekarang sudah pasti pelakunya bukan gorila. Mereka tak pernah saling membunuh.” “Saat ini,” balas Ross, “kita tak bisa memastikan apa pun.” Suasana pada malam tanggal 21 Juni begitu tenang, sehingga pukul 22.00 mereka mematikan lampu inframerah untuk menghemat energi. Hampir seketika mereka mendengar bunyi menggerisik di semak-semak di luar perkemahan. Munro dan Kahega langsung membidikkan senapan. Bunyi itu bertambah keras, dan mereka juga mendengar bunyi aneh menyerupai desahan. Elliot pun mendengarnya, dan ia segera merinding. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 300 Bunyi desahan itu sama dengan bunyi pada rekaman ekspedisi Kongo pertama. Cepat-cepat ia menyalakan alat perekam dan mengarahkan mikrofon. Semuanya tegang, waspada, menunggu. Tapi selama satu jam berikut tidak terjadi apa-apa. Semak-semak di sekitar mereka bergerak-gerak, namun mereka tidak melihat sesuatu yang mencurigakan. Kemudian, beberapa saat sebelum tengah malam, pagar pengamanan yang dialiri listrik tiba-tiba memercikkan bunga api. Munro langsung membidikkan senapan dan menembak. Ross segera menyalakan lampu malam, dan seluruh perkemahan dibanjiri cahaya merah tua. “Ada yang sempat melihatnya?” tanya Munro. “Ada yang sempat melihat apa yang ada di pagar tadi?” Mereka menggelengkan kepala. Tak ada yang tahu apa yang terjadi. Elliot memutar ulang rekamannya. Ternyata hanya ada bunyi tembakan dan suara percikan bunga api. Tak ada suara napas. . Sisa malam itu berlangsung tanpa gangguan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 301 HARI 10 ZINJ 22 Juni 1979 1 AMY KEMBALI SUASANA pada pagi tanggal 22 Juni serba kelabu dan berkabut. Ketika Peter Elliot bangun pada pukul 06.00, perkemahan ternyata sudah ramai. Munro sedang menyusuri pagar pengamanan. Pakaiannya basah sampai dada, akibat embun yang menempel di semak-semak. Ia menyambut Elliot dengan senyum kemenangan, lalu menunjuk ke tanah. Elliot menunduk dan melihat jejak kaki baru. Jejak itu dalam dan pendek, berbentuk agak segi tiga, jempol dan keempat jari lainnya terpisah cukup jauh - kira-kira sama seperti jempol dan jari tangan manusia. “Bukan jejak manusia,” ujar Elliot sambil membungkuk untuk mengamati jejak itu dari dekat. Munro tidak menyahut. “Seperti jejak primata.” Munro tetap membisu. “Tapi pasti bukan gorila.” Elliot menyudahi pengamatannya dan kembali berdiri tegak. Komunikasi video semalam telah memperkokoh keyakinannya bahwa Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 302 musibah yang menimpa ekspedisi Kongo pertama tidak melibatkan gorila. Gorila tidak membunuh sesama gorila, apalagi dengan cara induk Amy dibunuh. “Pasti bukan gorila,” ia menegaskan. “Ini memang jejak gorila,” Munro membantah. “Coba lihat ini.” Ia menunjuk tempat lain di tanah becek. Di sana terlihat empat cekungan berderet. “Itu bekas buku-buku yang ditinggalkan waktu mereka merangkak.” “Tapi gorila termasuk binatang yang tidur pada malam hari dan menghindari kontak dengan manusia,” bantah Elliot. “Yang satu ini tidak.” “Jejaknya kecil untuk jejak gorila,” ujar Elliot. Ia memeriksa pagar pengamanan di dekat situ, tempat hubungan pendek terjadi semalam, dan menemukan bulu-bulu kelabu. “Dan gorila tidak berbulu kelabu.” “Bagaimana dengan gorila jantan dewasa?” tanya Munro. “Ya, tapi warna bulu mereka lebih muda dari ini, lebih keperak-perakan. Bulu-bulu ini betul-betul kelabu.” Elliot terdiam sejenak. “Barangkali ini bulu kakundakari.” Munro tersenyum melecehkan. Kakundakari merupakan primata misterius yang dikabarkan hidup di Kongo. Seperti yeti di Himalaya dan bigfoot di Amerika Utara, hewan ini pernah dilihat namun belum pernah ditangkap. Orang-orang pribumi sering bercerita mengenai monyet berbulu lebat setinggi 1,8 meter yang berjalan dengan dua kaki belakang dan berperilaku seperti manusia. Banyak ilmuwan percaya kakundakari benar-benar ada. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 303 Mungkin mereka masih ingat, bagaimana pihak berwenang dulu menyangkal keberadaan gorila. Tahun 1774 , Lord Monboddo menulis tentang gorila bahwa “ciptaan alam yang indah dan menakutkan ini berjalan tegak seperti manusia, memiliki tinggi badan antara 2,1 dan 2,7 meter... dan kekuatan luar biasa; berbulu hitam legam dan lebat di seluruh tubuh, tapi lebih panjang di kepala; berwajah lebih mirip manusia daripada simpanse, namun dengan kulit berwarna hitam, dan tidak berekor”. Empat puluh tahun kemudian, Bowditch menggambarkan monyet Afrika “dengan tinggi badan rata-rata 1,5 meter dan lebar bahu 1,2 meter; cakarnya dikabarkan lebih mencengangkan lagi daripada lebar badannya; satu pukulan saja konon akan berakibat fatal”. Tapi baru pada tahun 1847 Thomas Savage; misionaris Afrika, dan Jeffries Wyman, ahli anatomi asal Boston, menerbitkan karya tulis yang membahas “spesies kedua di Afrika, yang belum dikenal oleh para ahli ilmu alam”. Mereka mengusulkan nama Troglodytes gorilla untuk satwa tersebut. Pengumuman mereka segera menimbulkan kehebohan di kalangan ilmuwan. Orang-orang di London, Paris, dan Boston berlomba-lomba untuk lebih dulu memperoleh kerangka tulang. Pada tahun 1855 tak ada keraguan lagi, memang ada spesies monyet kedua yang sangat besar di Afrika. Di abad kedua puluh pun spesies-spesies baru masih terus ditemukan di hutan tropis: babi biru pada tahun 1944 dan burung belibis berdada merah pada tahun 1961. Dengan demikian, tidak tertutup kemungkinan ada satwa langka hidup tersembunyi di tengah hutan. Tapi bukti nyata Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 304 mengenai kakundakari tetap tidak ditemukan. “Ini jejak kaki gorila,” Munro berkeras. “Atau lebih tepat, sekelompok gorila. Saya menemukan jejak kaki di sepanjang pagar pengamanan. Kelihatannya mereka mengintai perkemahan kita.” “Mengintai perkemahan kita,” Elliot mengulangi sambil menggelengkan kepala. “Ya,” ujar Munro. “Perhatikan saja jejak kaki mereka.” Kesabaran Elliot mulai menipis. Ia mengatakan sesuatu tentang dongeng api unggun para pemburu, dan Munro membalas dengan menyindir orang-orang yang mengandalkan pengetahuan teoretis dari buku. Saat itulah kera-kera colobus di pepohonan mulai memekik-mekik dan mengguncang-guncangkan dahan-dahan. Mayat Malawi tergeletak di luar batas perkemahan. Pengangkut itu hendak pergi ke kali untuk mengambil air ketika ia terbunuh. Tulang tengkoraknya diremukkan dari samping; wajahnya tampak ungu dan bengkak, mulutnya menganga lebar. Para anggota rombongan yang lain sangat terpukul oleh kematiannya yang mengenaskan. Ross membuang muka karena mual; para pengangkut bergerombol di sekitar Kahega, yang berusaha menenangkan mereka; Munro membungkuk untuk memeriksa cedera yang dialami Malawi. “Perhatikan cekungan di kedua sisi kepala, seakan-akan kepalanya dijepit ......” Munro lalu minta salah satu pengangkut mengambil Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 305 dayung batu yang ditemukan Elliot di reruntuhan kota pada hari sebelumnya. Ia menoleh ke arah Kahega. Kahega berdiri tegak dan berkata, “Kami mau pulang sekarang, Bos.” “Tidak bisa,” balas Munro. “Kami mau pulang. Kami harus pulang, saudara kami mati, kami harus membuat upacara untuk istri dan anak-anaknya, Bos.” “Kahega...” “Bos, kami mau pulang sekarang.” “Kahega, kita harus bicara.” Munro menegakkan badan, merangkul pundak Kahega, dan mengajaknya menjauh, ke seberang lapangan. Mereka berbicara beberapa menit sambil merendahkan suara. “Mengerikan,” ujar Ross. Sepertinya ia terpukul sekali, dan Elliot segera berbalik untuk menghiburnya, tapi Ross telah melanjutkan, “Ekspedisi kita terancam gagal. Ini gawat. Kita harus mencoba bertahan, atau kita takkan pernah menemukan intan-intan itu.” “Hanya itukah yang Anda pedulikan?” “Hmm, mereka sudah diasuransikan ...... “Ya Tuhan,” Elliot bergumam. “Anda kesal karena kehilangan monyet brengsek itu,” kata Ross. “Jangan terlalu emosional. Mereka sedang memperhatikan kita.” Para pengangkut memang sedang memperhatikan Ross dan Elliot, sambil menerka-nerka penyebab perselisihan di antara kedua orang itu. Tapi mereka pun sadar bahwa Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 306 negosiasi sesungguhnya sedang berlangsung antara Munro dan Kahega yang masih berdiri di tepi lapangan. Beberapa menit kemudian, Kahega kembali sambil menyeka mata. Ia berbicara sejenak dengan saudara-saudaranya dan semuanya mengangguk. Setelah itu ia berpaling pada Munro. “Kami akan tinggal, Bos.” “Bagus,” ujar Munro. Suaranya kembali bernada memerintah ketika ia berkata, “Ambil dayung-dayung itu.” Setelah menerima batu-batu bergagang tersebut, Munro menempelkan keduanya ke sisi kiri dan kanan kepala Malawi. Bentuk dayung-dayung itu ternyata persis sama dengan bentuk cekungan pada kepala si pengangkut. Munro lalu mengatakan sesuatu pada Kahega dalam bahasa Swahili, dan Kahega mengatakan sesuatu pada saudara-saudaranya; mereka mengangguk. Baru setelah itu Munro melakukan tindakan mengerikan berikut. Ia merentangkan tangan lebar-lebar, lalu mengayunkan kedua dayung ke kepala Malawi yang telah remuk. Bunyi benturan yang terdengar membuat bulu roma berdiri percikan darah mengenai baju Munro, tapi ia tidak berhasil merusak tulang tengkorak Malawi lebih lanjut. “Tenaga manusia tidak memadai untuk melakukan ini,” Munro berkomentar dengan nada datar. Ia menoleh ke arah Peter Elliot. “Mau coba?” Elliot menggelengkan kepala. Munro bangkit. “Dilihat dari caranya jatuh, Malawi sedang berdiri ketika kepalanya dihantam.” Munro berpaling kepada Elliot dan menatap matanya. “Binatang besar, kira-kira setinggi orang. Binatang besar dan kuat. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 307 Gorila.” Elliot tak bisa menjawab. Sudah bisa dipastikan bahwa Peter Elliot menganggap perkembangan itu sebagai ancaman, meskipun bukan ancaman terhadap keselamatannya. “Saya betul-betul tak bisa menerimanya,” ia berkomentar di kemudian hari. “Saya menguasai bidang saya, dan tak bisa menerima gagasan mengenai perilaku buas yang diperlihatkan gorila di alam bebas. Semuanya tidak masuk akal. Sekelompok gorila membuat batu bergagang untuk meremukkan tengkorak manusia? Tak mungkin.” Setelah memeriksa mayat Malawi, Elliot pergi seorang diri ke kali untuk membilas darah yang menempel di tangannya. Ia jongkok di tepi kali, memandang air yang mengalir jernih, dan merenungkan kemungkinan ia keliru. Ia sadar benar bahwa para periset primata sudah sering salah menilai subjek-subjek mereka. Elliot sendiri ikut berperan dalam upaya menghapus salah satu prasangka paling umum, yaitu bahwa gorila bodoh, kasar, dan kejam. Dalam penelitian pertama mereka, Savage dan Wyman berkesimpulan, “Satwa ini memperlihatkan tingkat kecerdasan lebih rendah dibandingkan simpanse; penyebabnya mungkin karena satwa ini menyimpang lebih jauh dari susunan manusia.” Peneliti-peneliti di kemudian hari menganggap gorila “buas, murung, dan brutal”. Tapi kini banyak bukti dari penelitian lapangan maupun laboratorium bahwa dalam banyak hal, gorila lebih cerdas daripada simpanse. Lalu masih ada kisah-kisah terkenal mengena simpanse yang menculik dan memangsa bayi manusia. Selama Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 308 berpuluh-puluh tahun, para peneliti memandang cerita-cerita orang pribumi seperti itu sebagai “takhayul tak berdasar”. Namun kini telah terungkap bahwa dalam berbagai kesempatan simpanse memang menculik - dan memangsa - bayi manusia. Ketika Jane Goodall mempelajari simpanse-simpanse Gombe, ia mengurung bayinya supaya tidak diculik dan dibunuh oleh simpanse-simpanse tersebut. Simpanse memburu berbagai jenis binatang, berdasarkan tata cara yang rumit. Dan penelitian lapangan oleh Dian Fossey mengungkapkan bahwa dari waktu ke waktu gorila pun berburu binatang kecil dan kera, setiap kali... Elliot mendengar bunyi menggerisik di seberang kali, dan sekonyong-konyong seekor gorila jantan dewasa yang sangat besar muncul dari semak-semak setinggi dada. Peter sempat tersentak kaget, tapi setelah berhasil mengatasi rasa takutnya, ia langsung sadar bahwa ia aman. Gorila tak pernah melintasi air, biarpun hanya kali kecil. Ataukah itu juga termasuk prasangka yang keliru? Gorila jantan itu menatapnya dari seberang kali. Sorot matanya tidak mengancam, lebih berkesan ingin tahu. Elliot mencium bau apak yang khas, dan ia mendengar bunyi mendesis waktu gorila itu mengembuskan napas melalui lubang hidungnya yang pesek. Ia masih memikirkan apa yang harus dilakukannya ketika gorila di seberang kali tiba-tiba menerobos semak-semak, lalu menghilang. Elliot terbengong-bengong dan hanya bisa berdiri di tempat sambil menyeka keringat. Lalu ia sadar bahwa semak belukar di seberang kali masih bergerak-gerak. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 309 Sesaat kemudian seekor gorila lain muncul, lebih kecil dari yang pertama. Seekor betina, Elliot berkata dalam hati, meskipun ia tak dapat memastikannya. Gorila ini pun menatapnya tanpa berkedip. Kemudian tangannya bergerak. Peter sini main gelitik. “Amy!” Elliot berseru, dan tanpa pikir panjang berlari menyeberangi kali. Amy melompat ke dalam pelukannya, mendekapnya erat-erat, menghujaninya dengan ciuman-ciuman basah dan mendengkur bahagia. Kemunculan Amy secara tak terduga itu nyaris membuatnya tewas tertembak oleh para pengangkut yang sedang gelisah. Hanya karena Elliot cepat-cepat melindungi Amy dengan badannya, mereka tidak jadi menarik picu. Namun dua puluh menit kemudian semua orang sudah terbiasa lagi dengan kehadirannya - dan Amy segera mulai menuntut macam-macam. Ia merengut ketika diberitahu mereka tidak mendapatkan susu maupun biskuit selama ia pergi, tapi ketika Munro mengeluarkan botol Dom Perignon yang sudah hangat, Amy bersedia menerima sampanye itu sebagai gantinya. Mereka semua duduk mengelilingi Amy sambil minum sampanye dari cangkir-cangkir logam. Elliot bersyukur ia berada di tengah orang banyak, sehingga terpaksa menahan diri, sebab setelah Amy kembali dengan selamat, kekhawatiran Elliot mulai berubah menjadi kekesalan. Munro meringis ketika menyerahkan sampanye kepada Elliot. “Tenang, Profesor, tenang. Dia masih kecil.” Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 310 Roman muka Elliot tetap berkesan gusar. Percakapan yang menyusul sepenuhnya berlangsung dalam bahasa isyarat, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Amy, Elliot berisyarat - Kenapa Amy pergi? Amy menempelkan mulut ke cangkirnya dan menjawab, Minuman gelembung minuman enak Amy, Elliot mengulangi. Amy kasih tahu Peter kenapa pergi. Peter tidak suka Amy. Peter suka Amy. Peter tembak Amy Amy sakit Peter tidak suka Amy Amy sedih sedih. Peter suka Amy. Amy tahu Peter suka Amy. Amy kasih tahu Peter kenapa... Peter tidak gelitik Amy Peter tidak sayang Amy Peter suka perempuan tidak suka Amy Peter tidak suka Amy Amy sedih Amy sedih. Isyarat bertubi-tubi ini menandakan ada yang mengganggu pikiran Amy. Amy pergi ke mana? Amy pergi gorila-gorila baik. Amy suka. Pernyataan ini memicu rasa ingin tahu Elliot. Mungkinkah Amy bergabung dengan sekelompok gorila liar selama beberapa hari? Kalau memang demikian, itu merupakan kejaan yang teramat penting, sebuah tonggak sejarah dalam penelitian primata - seekor gorila yang dapat berbahasa sempat bergabung dengan kelompok liar, lalu kembali lagi. Elliot ingin tahu lebih banyak. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 311 Gorila baik dengan Amy? Ya. Amy cerita Peter. Amy memalingkan wajah dan tidak menjawab. Amy cerita Peter. Elliot menjentikkan jari untuk menarik perhatian Amy. Amy menoleh pelan-pelan, seakan-akan terpaksa. Amy cerita Peter. Amy tinggal dengan gorila? Ya. Amy bersikap acuh tak acuh, sebab ia tahu Elliot sedang penasaran. Amy selalu bersikap demikian jika tahu Elliot menginginkan sesuatu darinya. Amy cerita Peter, Elliot berisyarat setenang mungkin. Gorila baik suka Amy Amy gorila baik. Jawaban itu tidak berguna. Amy memberikan jawaban standar; satu lagi cara untuk menegaskan bahwa ia sedang di atas angin. Amy. Amy melirik. Amy cerita Peter. Amy pergi tempat gorila? Ya. Gorila bikin apa? Gorila cium-cium Amy. Semua gorila? Gorila besar gorila punggung putih cium Amy Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 312 bayi cium Amy semua gorila cium Amy gorila suka Amy. Rupanya Amy diendus-endus oleh gorila-gorila jantan dewasa, lalu oleh anak-anak, lalu oleh seluruh kelompok. Bagian itu cukup jelas. Tapi bagaimana setelah itu? Apakah Amy diterima oleh kelompok tersebut? Elliot memberi isyarat, Habis itu apa? Gorila kasih makan. Makanan apa? Tidak ada nama kasih makan Amy. Sepertinya mereka memperlihatkan makanan pada Amy. Ataukah mereka menyuapinya? Kejadian seperti itu belum pernah dilaporkan di alam bebas, tapi di pihak lain, belum pernah ada yang menyaksikan kedatangan anggota baru dalam suatu kelompok. Amy gorila betina, dan ia sudah mendekati usia reproduktif. Gorila mana kasih makan? Semua kasih makan Amy coba Amy suka. Rupanya bukan hanya gorila-gorila jantan yang mendekati Amy. Tapi apa yang menyebabkan ia diterima oleh kelompok itu? Memang, kelompok gorila tidak tertutup seperti kelompok kera, tapi sebenarnya apa yang terjadi? Amy tinggal dengan gorila? Gorila suka Amy. Ya. Amy bikin apa? Amy tidur Amy makan Amy tinggal dengan gorila-gorila baik Amy suka. Berarti ia sempat mengikuti kehidupan sehari-hari Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 313 kelompok tersebut. Apakah itu berarti kehadirannya diterima sepenuhnya oleh mereka? Amy suka gorila? Gorila bodoh. Kenapa bodoh? Gorila tidak bicara. Tidak bicara isyarat? Gorila tidak bicara. Tampaknya Amy mengalami frustrasi karena mereka tidak menguasai bahasa isyarat. (Primata berkemampuan bahasa pada umumnya merasa frustrasi dan jengkel jika dicampur dengan satwa yang tidak memahami isyarat-isyarat tersebut.) Gorila baik dengan Amy? Gorila suka Amy Amy suka gorila suka Amy suka gorila. Kenapa Amy kembali? Mau susu mau biskuit. “Amy,” ujar Elliot, “Amy, kau tahu kita tidak punya susu dan biskuit.” Ucapannya yang tiba-tiba itu mengejutkan yang lain. Mereka menatap Amy dengan pandangan bertanya-tanya. Amy diam agak lama. Akhirnya ia memberi isyarat, Amy suka Peter Amy sedih cari Peter. Elliot hampir menitikkan air mata karena terharu. Peter orang baik. Sambil mengedip-ngedipkan mata, Elliot memberi Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 314 isyarat, Peter gelitik Amy. Dan Amy langsung melompat ke dalam pelukannya. Beberapa waktu kemudian, Elliot kembali minta keterangan mengenal kepergian Amy, kali ini lebih mendetail. Prosesnya lamban sekali, terutama karena Amy mengalami kesulitan dengan konsep waktu. Amy bisa membedakan masa lalu, masa kini, dan masa depan - ia ingat peristiwa-peristiwa yang sudah terjadi, dan menantikan hal-hal yang dijanjikan padanya - tapi staf Proyek Amy tidak berhasil mengajarkan perbedaannya secara tuntas. Sebagai contoh, Amy tidak bisa membedakan kemarin dari kemarin dulu. Tak seorang pun tahu apakah ini akibat cara pengajaran yang keliru atau memang suatu ciri dari dunia konseptual Amy. (Staf Proyek Amy memperoleh bukti bahwa ada perbedaan konseptual. Amy sulit menerima metafora ruang untuk waktu, seperti “kita sudah melewati itu” atau “itu akan kita hadapi”. Para pelatihnya beranggapan masa lalu berada di belakang dan masa mendatang di depan mereka. Tapi perilaku Amy mengisyaratkan ia menganggap masa lalu berada di depannya - sebab ia bisa melihatnya - dan masa depan berada di belakang - karena belum kelihatan. Jika sedang menanti teman yang dikatakan akan datang, ia berulang kali menoleh ke belakang, meski sedang menghadap ke pintu.) Sekarang pun konsep waktu menyulitkan percakapan dengan Amy, dan Elliot terpaksa menyusun semua pertanyaannya dengan hati-hati. Ia bertanya, “Amy, apa yang terjadi setelah gelap? Dengan gorila-gorila itu?” Amy menatap Elliot sambil mengerutkan kening, seperti biasanya kalau Elliot menanyakan sesuatu yang menurut Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 315 Amy sudah jelas. Amy tidur malam. “Dan gorila-gorila yang lain?” Gorila tidur malam. “Semua gorila?” Amy enggan menjawab. “Amy,” ujar Elliot, “gorila-gorila datang ke kemah kita semalam.” Datang tempat ini? “Ya, tempat ini. Gorila datang malam-malam.” Amy termenung-menung. Tidak. Munro bertanya, “Apa katanya?” Elliot menyahut, “Dia bilang 'Tidak.' Ya, Amy, mereka datang.” Amy diam sejenak, kemudian memberi isyarat, Makhluk datang. Munro kembali menanyakan jawaban Amy. “Dia bilang, 'Makhluk datang.”' Elliot lalu menerjemahkan semua jawaban Amy untuk yang lain. Ross bertanya, “Makhluk apa, Amy?” Makhluk jahat. Munro berkata, “Apakah mereka gorila, Amy?” Bukan gorila. Makhluk jahat. Banyak makhluk jahat datang hutan datang. Bicara napas. Datang malam datang. “Di mana mereka sekarang?” tanya Munro. Amy memandang berkeliling. Sini. Ini tempat tua jahat Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 316 makhluk datang. Ross berkata, “Makhluk apa, Amy? Apakah mereka binatang?” Elliot memberitahu mereka bahwa Amy tidak memahami kategori “binatang”. “Bagi Amy, manusia juga binatang,” ia menjelaskan. “Apakah makhluk jahat orang, Amy? Orang manusia?” Tidak. Munro bertanya, “Kera?” Bukan. Makhluk jahat, tidak tidur malam. “Apakah ceritanya bisa dipercaya?” tanya Munro. Apa maksud? “Ya,” jawab Elliot. “Seratus persen”. “Dia tahu gorila?” Amy gorila baik, Amy memberi isyarat. “Ya, Amy gorila baik,” ujar Elliot. “Dia bilang dia gorila baik.” Munro mengerutkan kening. “Dia tahu gorila, tapi dia bilang makhluk-makhluk itu bukan gorila?” “Begitulah.” 2 TANDA TANYA ELLIOT meminta Ross memasang kamera video di tepi Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 317 reruntuhan kota, menghadap ke perkemahan. Setelah menyalakan kamera dan alat perekam, Elliot lalu mengajak Amy ke tepi perkemahan untuk mengamati bangunan-bangunan tua itu. Ia ingin menghadapkan Amy dengan kota hilang tersebut, dengan kenyataan di balik mimpi-mimpinya - dan ia ingin merekam reaksi Amy saat itu. Namun sikap Amy ternyata di luar dugaan. Ia sama sekali tidak bereaksi. Roman mukanya tidak berubah, tubuhnya tidak menegang. Ia juga tidak memberi isyarat. Ia malah tampak jemu, seakan-akan terpaksa mengikuti kemauan Elliot. Elliot mengamatinya dengan saksama. Amy tidak melakukan apa pun. Ia menatap kota di hadapannya dengan sikap masa bodoh. “Amy tahu tempat ini?” Ya. “Amy cerita Peter tempat apa.” Tempat jahat tempat tua. “Gambar tidur?” Ini tempat jahat. “Kenapa jahat, Amy?” Tempat jahat tempat tua. “Ya, tapi kenapa, Amy?” Amy takut. Ia tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa ia merasa takut. Ia jongkok di tanah, di samping Elliot, sambil memandang lurus ke depan, tenang sekali. “Kenapa Amy takut?” Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 318 Amy mau makan. “Kenapa Amy takut?” Amy tidak mau menjawab, sama halnya ia tak sudi menjawab pertanyaan Elliot jika ia sedang benar-benar jemu. Elliot tak bisa memancingnya untuk membicarakan mimpi-mimpinya lebih lanjut. Sama seperti waktu di San Francisco, Amy tidak bersedia membahas topik tersebut. Ketika Elliot mengajaknya memasuki reruntuhan, Amy menolak dengan tenang. Di pihak lain, Amy tampaknya tidak gelisah karena Elliot hendak memasuki tempat itu, dan ia bahkan melambaikan tangan dengan ceria sebelum minta makan lagi dari Kahega. Baru setelah ekspedisi mereka berakhir dan Elliot kembali ke Berkeley ia mendapatkan penjelasan mengenai kejadian yang membingungkan ini - dalam Interpretasi Mimpi karya Freud, yang pertama kali diterbitkan tahun 1887. Sesekali dapat terjadi bahwa seorang pasien dihadapkan pada kenyataan di balik mimpi-mimpinya. Entah berupa objek fisik, orang, atau situasi yang terasa sangat familier, tanggapan subjektif oleh orang yang mengalami mimpi tersebut selalu sama. Muatan emosional yang terkandung dalam mimpinya - apakah menakutkan, menyenangkan, atau misterius - terkuras habis saat menghadapi kenyataan. Kejemuan yang diperlihatkan subjek bukan bukti bahwa isi mimpinya tidak nyata. Kejemuan justru dirasakan jika isi mimpi itu nyata. Subjek bersangkutan menyadari ketidakmampuannya mengubah kondisi yang dihadapinya, dan ia akan diliputi rasa letih, jemu, dan tidak peduli, yang menutup-nutupi ketakberdayaannya dalam menghadapi Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 319 masalah nyata yang harus diatasi. Berbulan-bulan kemudian, Elliot sampai pada kesimpulan bahwa reaksi Amy yang berkesan masa bodoh itu justru menunjukkan hebatnya gejolak perasaan yang dialaminya, dan analisis Freud tepat; sikap acuh tak acuh itu melindungi Amy dari suatu situasi yang harus diubah, tapi sekaligus membuat Amy merasa tak berdaya, apalagi mengingat kenangan masa kecil yang disebabkan oleh - kematian ibunya yang traumatis. Namun saat itu Elliot merasa kecewa karena sikap Amy yang netral. Sejak bertolak dari San Francisco, ia sempat membayangkan reaksi-reaksi yang mungkin akan diperlihatkan Amy, tapi kejemuan sama sekali di luar dugaan, dan ia pun gagal memahami maknanya - bahwa kota Zinj begitu penuh bahaya, sehingga Amy merasa perlu menyingkirkannya dari pikirannya, dan tidak menggubrisnya. Elliot, Munro, dan Ross menghabiskan pagi yang panas dan melelahkan dengan menebas rumpun-rumpun bambu dan tumbuhan rambat yang mencirikan hutan sekunder, untuk mencapai bangunan-bangunan di tengah kota. Menjelang siang, usaha tersebut akhirnya membuahkan hasil, ketika mereka menemui gedung-gedung yang berbeda dengan yang mereka lihat sebelumnya. Gedung-gedung ini dibangun secara mengesankan, mewadahi ruangan-ruangan besar yang masuk tiga-empat tingkat ke dalam tanah. Ross gembira melihat konstruksi bawah tanah ini, sebab ini merupakan-bukti baginya bahwa para penduduk Zinj telah mengembangkan teknologi untuk menggali ke dalam Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 320 bumi, seperti yang diperlukan untuk tambang-tambang intan. Munro pun sependapat. “Orang-orang itu memang jago dalam urusan gali-menggali,” ia berkomentar. Namun ternyata mereka tidak menemukan apa-apa di perut kota. Menjelang sore, mereka mulai menjelajahi tingkat-tingkat yang lebih tinggi. Mereka menemukan. suatu bangunan yang begitu penuh gambar timbul, sehingga mereka menamakannya “galeri”. Setelah menghubungkan kamera video dengan pemancar ke satelit, mereka mulai memeriksa gambar-gambar di galeri. Gambar-gambar tersebut memperlihatkan adegan-adegan kehidupan sehari-hari, antara lain wanita-wanita sedang memasak sambil mengelilingi api, rombongan anak yang sedang bermain bola dengan tongkat, sejumlah juru tulis sedang jongkok di tanah sambil membuat catatan pada lempengan tanah liat. Selain itu ada satu dinding penuh adegan berburu, kaum pria mengenakan cawat dan membawa tombak. Dan akhirnya adegan pertambangan, memperlihatkan orang-orang menggotong keranjang-keranjang berisi batu melalui terowongan-terowongan di perut bumi. Ada beberapa hal yang menimbulkan tanda tanya dalam benak Ross dan yang lain. Para penduduk Zinj memelihara anjing untuk berburu dan kucing untuk binatang rumah, namun rupanya tak pernah terpikir oleh mereka untuk memanfaatkan binatang guna melakukan pekerjaan-pekerjaan berat. Semua tugas kasar dilakukan oleh budak-budak. Dan sepertinya mereka juga tidak mengenal roda, sebab tak ada gambar gerobak atau kendaraan beroda lainnya. Segala sesuatu digotong dalam keranjang-keranjang. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 321 Munro lama mengamati gambar-gambar itu, dan akhirnya ia berkata, “Ada lagi yang tidak kelihatan di sini.” Mereka sedang mengamati adegan dari tambang intan. Orang-orang muncul dari lubang-lubang gelap di tanah, sambil membawa keranjang-keranjang berisi intan mentah. “Oh ya!” ujar Munro sambil menjentikkan jari. “Tidak ada polisi!” Elliot memakskan diri untuk tidak tersenyum. Ia sudah menduga, orang seperti Munro akan mempersoalkan ketidakhadiran polisi dalam suatu masyarakat yang sudah lama mati. Tapi Munro berkeras bahwa pengamatannya memang berarti. “Coba pikir,” ia berkata. “Kota ini ada karena tambang intannya. Tak ada alasan lain untuk keberadaannya di tengah-tengah hutan. Zinj merupakan peradaban tambang - kemakmurannya, perdagangannya, kehidupan sehari-harinya, semuanya tergantung pada kegiatan pertambangan. Semuanya tergantung pada intan. Mungkinkah mereka tidak menjaganya, tidak mengaturnya, tidak mengontrolnya?” Elliot menyahut, “Masih banyak hal lain yang tidak ada di sini-gambar orang sedang makan, misalnya. Siapa tahu ada larangan untuk memperlihatkan para penjaga.” “Bisa jadi,” balas Munro dengan ragu. “Tapi di setiap kompleks pertambangan di seluruh dunia, kehadiran penjaga justru ditonjolkan. Kalau Anda pergi ke tambang intan di Afrika Selatan atau tambang zamrud di Bolivia, hal pertama yang akan Anda perhatikan adalah segi keamanan. Tapi di sini,” ia berkata sambil menunjuk gambar-gambar timbul di dinding, “tidak ada penjaga sama sekali. “ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 322 Karen Ross menyinggung kemungkinan bahwa penjaga tidak dibutuhkan, karena masyarakat Zinj begitu teratur dan tenteram. “Bagaimanapun, mereka hidup beratus-ratus tahun lalu,” ia berkilah. “Sifat manusia tidak berubah,” Munro bersikeras. Setelah meninggalkan galeri, mereka menemukan pekarangan dalam yang tertutup tumbuhan rambat. Pekarangan itu berkesan formal, dan kesan tersebut diperkuat oleh pilar-pilar sebuah bangunan menyerupai kuil di salah satu sisinya. Perhatian mereka segera tertuju pada lantai pekarangan. Lusinan batu bergagang seperti yang ditemukan Elliot sebelumnya tampak berserakan di lantai. “Astaga,” Elliot bergumam. Mereka melangkahi dayung-dayung batu itu, lalu memasuki bangunan yang untuk selanjutnya mereka sebut “kuil”. Bangunan itu terdiri atas satu ruangan besar berbentuk bujur sangkar. Langit-langitnya telah retak di beberapa tempat, dan di sana-sini sinar matahari menerobos masuk. Tepat di depan mereka ada onggokan tumbuhan rambat setinggi tiga meter, sebuah piramida tetumbuhan. Kemudian mereka menyadari bahwa terdapat patung di bawahnya. Elliot memanjat ke atas patung dan mulai mencabut tumbuhan rambat yang menempel. Pekerjaan itu tidak mudah; akar-akar tumbuhan itu telah menyusup ke dalam celah-celah pada permukaan batu. Elliot menoleh ke arah Munro. “Bagaimana sekarang?” “Turunlah dan lihat sendiri,” ujar Munro dengan ekspresi janggal pada wajahnya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 323 Elliot turun, lalu mundur untuk mengamati patung itu. Meskipun patung tersebut telah keropos dan belang, ia segera mengenali sosok gorila raksasa yang sedang berdiri. Wajah gorila itu tampak bengis, kedua tangannya terentang lebar. Di masing-masing tangannya ada dayung batu yang dipegang seperti bering-bering yang siap diadukan. “Ya Tuhan,” Peter Elliot bergumam. “Gorila,” Munro berkata dengan nada puas. Ross berkomentar, “Sekarang semuanya sudah jelas. Para penduduk Zinj memuja gorila. Itu agama mereka.” “Tapi kenapa Amy bilang makhluk-makhluk itu bukan gorila?” “Tanya saja dia,” sahut Munro sambil melirik arlojinya. “Kita harus bersiap-siap untuk nanti malam.” 3 SERANGAN MEREKA menggunakan sekop-sekop yang dapat dilipat untuk menggali parit di luar pagar pengamanan. Pekerjaan itu berlangsung sampai lama setelah matahari terbenam. Mereka terpaksa menyalakan lampu malam yang berwarna merah, sementara mengisi parit dengan air yang dialirkan dari kali. Ross menganggap parit itu sebagai rintangan tak berarti - kedalamannya hanya beberapa inci dan lebarnya tiga puluh sentimeter. Setiap orang dapat dengan mudah melangkahinya. Sebagai jawaban, Munro menyeberang ke luar parit dan berkata, “Kemarilah, Amy, aku akan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 324 menggelitikmu.” Amy mendengus gembira dan mulai menghampiri Munro, tapi mendadak berhenti begitu tiba di tepi air. “Ayo, aku akan menggelitikmu,” Munro mengulangi sambil mengulurkan tangan. “Ayo, Amy.” Amy tetap tidak mau menyeberang. Dengan jengkel ia memberi isyarat. Munro melangkahi parit dan menggendongnya ke seberang. “Gorila benci air,” katanya kepada Ross. “Saya pernah melihat gorila yang tidak mau menyeberangi parit yang lebih kecil dari ini.” Amy menggaruk-garuk ketiak Munro, lalu menunjuk dirinya sendiri. Artinya sudah jelas. “Dasar perempuan,” Munro bergumam. Kemudian ia membungkuk dan menggelitik Amy yang berguling-guling di tanah sambil mendengus, mengendus, dan menyeringai. Ketika Munro berhenti, Amy tetap berbaring dan menunggu kelanjutannya. “Cukup sekian,” ujar Munro. Amy memberi isyarat padanya. “Sori, aku tidak mengerti. Sori, Amy,” Munro tertawa, “berisyarat lebih pelan juga tidak membantu.” Tapi kemudian ia menangkap keinginan Amy, dan ia kembali menggendongnya melintasi parit ke perkemahan. Amy langsung mencium pipinya. “Wah, monyet Anda pandai merayu,” Munro berkelakar ketika ia dan Elliot duduk untuk makan malam. Ia terus mempertahankan sikapnya yang santai dan penuh canda, karena sadar bahwa hanya dengan cara itu ia dapat mencairkan ketegangan yang meliputi rekan-rekannya; semuanya gelisah, meringkuk di sekeliling api unggun. Namun seusai makan malam, ketika Kahega membagi-bagikan amunisi dan memeriksa semua senapan, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 325 Munro berkata pada Elliot. “Sebaiknya Anda ikat Amy di tenda Anda. Kalau kita harus melepaskan tembakan nanti malam, saya tak ingin Amy berkeliaran dalam gelap. Anak buah saya mungkin tidak terlalu jeli membedakan satu gorila dari yang lain. Jelaskan pada Amy bahwa suara tembak-menembak mungkin akan bising sekali, tapi dia tidak perlu takut.” “Apakah bakal ramai nanti?” tanya Elliot. “Saya kira ya,” balas Munro. Elliot mengajak Amy ke tendanya dan memasang rantai pengikat yang biasa dikenakan Amy di California. Ujung rantai diikatnya ke kaki tempat tidur, tapi tindakan itu lebih bersifat simbolis; Amy bisa melepaskannya dengan mudah jika ia mau. Elliot menyuruhnya berjanji untuk tetap di dalam tenda. Amy berjanji. Sebelum Elliot keluar, Amy memberi isyarat, Amy suka Peter. “Peter suka Amy,” Elliot menyahut sambil tersenyum. “Semuanya akan beres.” Elliot keluar tenda, dan seakan-akan memasuki dunia lain. Lampu malam yang berwarna merah telah dipadamkan, tapi dalam cahaya api unggun yang menari-nari, ia melihat para penjaga berkacamata khusus mengambil tempat di sekeliling perkemahan. Diiringi bunyi berdengung dari pagar beraliran listrik, pemandangan ini menimbulkan kesan menyeramkan. Peter Elliot mendadak sadar akan posisi mereka yang sarat bahaya - segelintir orang yang ketakutan di tengah-tengah hutan tropis Kongo, tiga ratus Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 326 kilometer dari permukiman mainusia terdekat. Kakinya tersandung kabel hitam yang tergeletak di tanah. Kemudian ia melihat kabel-kabel lain malang melintang di perkemahan, masing-masing berhubungan dengan senapan di tangan para penjaga. Ia memperhatikan bahwa senapan-senapan itu berbentuk janggal - terlalu langsing, terlalu kecil dan kabel-kabel tadi menghubungkan senapan-senapan dengan sejumlah mekanisme berhidung kecil yang dipasang pada tripod-tripod kecil di sekeliling perkemahan. Ia melihat Ross di dekat api unggun. Wanita itu sedang memasang alat perekam. “Apa itu semua?” Elliot berbisik sambil menunjuk kabel-kabel. “Itu LATRAP. Singkatan dari laser-tracking projectile,” bisik Ross. “Sistem LATRAP terdirl atas LGSD ganda yang dihubungkan ke unit-unit RFSD.” Ross menjelaskan bahwa para penjaga memegang senapan yang sesungguhnya merupakan senapan laser untuk membidik, yang dihubungkan ke unit sensor berdaya tembak tinggi yang dipasang pada tripod. “Unit itulah yang mengunci sasaran dan melepaskan peluru setelah sasaran diidentifikasi,” ia berkata. “Ini sistem perang hutan belantara. Setiap unit RFSD dilengkapi peredam khusus, sehingga musuh tidak bisa memastikan arah tembakan. Jangan berdiri di depan unit-unit itu, sebab semuanya melacak panas tubuh secara otomatis.” Ross menyerahkan alat perekam pada Elliot, lalu pergi untuk memeriksa baterai-baterai yang merupakan catu daya untuk mengalirkan listrik ke pagar pengamanan. Elliot melirik ke arah penjaga-penjaga di kegelapan, di tepi perkemahan. Munro melambaikan tangan dengan ceria. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 327 Elliot menyadari bahwa para penjaga dengan kacamata khusus mereka dapat melihat jauh lebih jelas daripada ia sendiri. Mereka tampak bagaikan makhluk luar angkasa yang terdampar di tengah rimba belantara. Mereka menunggu. Jam demi jam berlalu. Tak ada bunyi apa pun selain suara percikan air di parit. Sesekali para pengangkut berkelakar dalam bahasa Swahili, tapi mereka tidak berani menyalakan rokok karena adanya peralatan yang dapat melacak panas. Pukul 23.00 berlalu, kemudian tengah malam, kemudian pukul 01.00. Elliot mendengar Amy mendengkur di dalam tenda. Ia menoleh ke arah Ross yang tidur di tanah, dengan jari menempel pada sakelar lampu malam. Ia melirik jam tangannya dan menguap; takkan terjadi apa-apa malam itu; Munro keliru. Kemudian ia mendengar bunyi napas itu. Para penjaga juga mendengarnya, dan mereka segera membidikkan senapan ke kegelapan yang mengelilingi mereka. Elliot mengarahkan mikrofon alat perekam ke arah bunyi tersebut, namun ia mengalami kesulitan untuk menentukan lokasi sumbernya. Bunyi desahan tersengal-sengal itu seakan-akan datang dari segala arah, terbawa kabut malam, sayup-sayup dan menyebar. Ia memperhatikan jarum-jarum pengukur kekuatan sinyal yang bergetar-getar. Sekonyong-konyong Elliot mendengar bunyi berdebam serta suara air bercipratan, dan jarum-jarum pengukur langsung meloncat ke daerah merah. Semuanya mendengar bunyi itu; para penjaga segera membuka kunci pengaman senapan masing-masing. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 328 Sambil membawa alat perekam, Elliot merangkak menghampiri pagar dan memandang ke parit. Semak belukar di balik pagar tampak bergerak-gerak. Bunyi desahan napas pun bertambah keras. Elliot mendengar bunyi gemercik dan melihat sebatang pohon mati melintang di atas parit. Rupanya itulah sumber bunyi berdebam tadi: sebuah jembatan dipasang melintang pada parit. Seketika Elliot menyadari bahwa mereka terlalu meremehkan lawan. Ia memanggil Munro dengan lambaian tangan, tapi Munro malah memberi isyarat agar Elliot menjauhi pagar dan menunjuk tripod di dekat kakinya. Sebelum Elliot sempat bergerak, kera-kera colobus di pepohonan mulai memekik-mekik - dan gorila pertama menyerang tanpa bersuara. Elliot melihat binatang besar berbulu kelabu berlari menghampirinya, sementara ia harap. Sedetik kemudian gorila itu menabrak pagar beraliran listrik. Bunga api beterbangan dan Elliot mencium bau daging hangus. Itulah awal dari pertempuran mengerikan yang berlangsung dalam suasana hening. Berkas-berkas sinar laser berwarna hijau zamrud membelah kegelapan malam. Senapan-senapan mesin yang dipasang pada tripod berbunyi dep-dep-dep ketika menembak, mekanisme pembidik berdesir-desir saat laras-laras senapan berputar dan memuntahkan peluru, lalu berputar dan memberondong lagi. Setiap peluru kesepuluh merupakan tracer yang berpendar putih; garis-garis hijau dan putih bersilangan di atas kepala Elliot. Gorila-gorila itu menyerang dari segala arah. Enam gorila menerjang pagar secara bersamaan dan terpental di Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 329 tengah bujan bunga api. Serangan datang bergelombang, menerjang pagar yang terbuat dari anyaman tipis, namun mereka tidak mendengar apa-apa selain percikan bunga api dan teriakan kera-kera colobus. Dan kemudian Elliot melihat gorila-gorila pada dahan-dahan pohon yang membentang di atas perkemahan. Munro dan Kahega mulai menembak ke atas. Berkas-berkas sinar laser yang bisu tampak menerobos dedaunan. Elliot kembali mendengar bunyi napas tersengal-sengal. la berbalik dan melihat sejumlah gorila mengguncang-guncangkan pagar yang kini telah mati - tak ada lagi bunga api beterbangan. Serta-merta ia sadar bahwa peralatan canggih tersebut tidak dapat menghalau gorila-gorila itu - mereka membutuhkan suara bising. Munro rupanya berpikiran sama, sebab ia memberl aba-aba dalam bahasa Swahili agar Kahega dan anak buahnya menghentikan tembakan. Kemudian ia berseru pada Elliot, “Cabut peredam suara! Peredam suara! “ Elliot meraih tabung hitam pada tripod pertama dan mencabutnya sambil mengumpat - tabung itu panas sekali. Begitu menjauhi tripod, ia mendengar bunyi tembakan senapan bersusul-susulan. Dua gorila jatuh dari pohon, satu masih hidup. Gorila itu menerjang Elliot ketika Elliot mencabut peredam suara dari tripod kedua. Laras senapan yang pendek berputar dan memberondong gorila itu dari jarak dekat; cairan hangat bercipratan ke wajah Elliot. Ia mencabut peredam suara dari tripod ketiga, lalu segera tiarap di tanah. Suara senapan mesin yang memekakkan telinga serta awan mesiu ternyata efektif untuk menghalau serangan gerombolan gorila; mereka mundur tunggang-langgang. Suasana menjadi hening, meskipun para penjaga masih Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 330 melepaskan tembakan laser ke semak belukar, yang membuat senapan-senapan mesin pada tripod berputar-putar mencari sasaran. Akhirnya mesin-mesin tersebut pun berhenti. Hutan belantara kembali sunyi. Gorila-gorila itu telah pergi. HARI 11 ZINJ 23 Juni 1979 GORILA ELLIOTENSIS BANGKAI-BANGKAI gorila itu tergeletak di tanah, masing-masing sudah mulai kaku. Elliot menghabiskan dua jam memeriksa binatang-binatang itu, kedua-duanya jantan yang sedang gagah-gagahnya. Ciri paling menonjol adalah bulu mereka yang kelabu. Kedua ras gorila yang dikenal sampai saat itu, gorila pegunungan yang hidup di Virunga dan gorila dataran rendah yang hidup di dekat pesisir, sama-sama berbulu hitam. Bayi gorila sering kali berbulu cokelat dengan bercak putih di sekitar pantat, tapi bulu mereka akan bertambah gelap dalam lima tahun pertama. Pada usia dua belas, bulu berwarna perak akan muncul di punggung dan pantat gorila jantan, yang sekaligus merupakan tanda Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 331 kematangan seksual mereka. Dengan bertambahnya umur, bulu gorila menjadi kelabu - sama halnya dengan manusia. Gorila jantan mula-mula berbulu kelabu di atas telinga, dan semakin lama semakin banyak bulu yang berubah menjadi kelabu. Gorila-gorila tua berumur tiga puluhan tahun sering kali sepenuhnya berbulu kelabu, kecuali pada lengan yang tetap hitam. Tapi berdasarkan pemeriksaan gigi kedua gorila yang mati, Elliot menaksir usia mereka tak lebih dari sepuluh tahun. Seluruh pigmentasi mereka tampak lebih muda, baik pada mata, kulit, maupun bulu. Kulit gorila hitam, mata mereka cokelat tua. Tapi di sini pigmentasinya berwarna kelabu, sementara mata mereka cokelat muda kekuningan. Warna mata itulah yang menarik perhatian Elliot. Kemudian Elliot mengukur panjang badan kedua binatang tersebut. Panjang dari ubun-ubun sampai ke tumit adalah 139,2 dan 141,7 sentimeter. Panjang badan gorila pegunungan jantan tercatat antara 147 sampai 205 sentimeter, dengan panjang rata-rata 175 sentimeter. Tapi tinggi kedua gorila yang tewas hanya 135 sentimeter. Mereka termasuk kecil untuk ukuran gorila. Elliot juga menimbang keduanya: 127,5 dan 173,5 kilogram. Gorila pegunungan pada umumnya memiliki berat badan yang berkisar antara 140 dan 225 kilogram. Elliot lalu melakukan tiga puluh pengukuran tambahan untuk dianalisis dengan. komputer setelah ia kembali ke San Francisco. Sebab kini ia yakin telah memperoleh temuan penting. Dengan menggunakan pisau, ia membedah kepala gorila pertama dan memotong kulitnya yang kelabu, agar dapat melihat otot-otot dan tulang di bawahnya. Perhatiannya tertuju pada sagittal crest, tonjolan tulang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 332 pada tengkorak yang membujur dari kening sampai ke tengkuk. Sagittal crest merupakan ciri khas tengkorak gorila yang tidak ditemukan pada monyet lain maupun manusia; akibat sagittal crest inilah kepala gorila berbentuk lancip. Elliot mengamati bahwa sagittal crest kedua gorila itu tidak berkembang sempurna. Secara umum, otot-otot tengkorak keduanya lebih mirip otot simpanse daripada gorila. Elliot lalu mengukur gigi geraham, rahang, simian shelf, serta rongga otak. Menjelang tengah hari, kesimpulan Elliot sudah jelas: kedua binatang itu paling tidak merupakan ras gorila yang baru, sederajat dengan gorila pegunungan dan dataran rendah - dan tidak tertutup kemungkinan ia sedang menghadapi sebuah spesies baru. Seseorang yang menemukan spesies binatang baru akan mendadak berubah, tulis Lady Elizabeth Forstmann pada. tahun 1879. Seketika ia melupakan keluarga dan kerabat, dan semua orang yang disayanginya; ia melupakan rekan-rekan yang mendukung usaha profesionalnya; lebih jauh lagi, ia melupakan orangtua dan anak-anaknya; singkat kata, ia meninggalkan semua orang yang mengenalnya sebelum ia terjangkit nafsu meraih kemasyhuran di tangan iblis bernama Ilmu Pengetahuan. Lady Forstmann memahami hal itu, sebab ia baru saja ditinggalkan suaminya setelah suaminya menemukan belibis Norwegia berdada biru pada tahun 1878. “Sia-sia belaka,” ia berkomentar, “kita bertanya apa pengaruhnya satu burung atau binatang lagi dalam keanekaragaman ciptaan Tuhan, yang-berdasarkan taksiran Linnaeus - telah Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 333 berjumlah jutaan. Tak ada jawaban untuk pertanyaan semacam itu, sebab sang penemu telah bergabung dalam jajaran nama kekal, paling tidak dalam bayangannya sendiri, dan manusia biasa tak berdaya untuk mengalihkan perhatiannya.” Peter Elliot pasti akan menyangkal bahwa tingkah lakunya menyerupai tingkah laku bangsawan Skotlandia yang tak bermoral itu. [6] Meski demikian, ia sadar bahwa ia tak berminat menjelajahi Zinj lebih lanjut. Ia tidak tertarik pada intan maupun mimpi-mimpi Amy. Ia hanya ingin pulang membawa tulang-belulang monyet baru, yang akan mencengangkan rekan-rekannya di seluruh dunia. Tiba-tiba saja ia teringat bahwa ia tidak memiliki tuksedo - dan pikirannya pun disibukkan oleh masalah pemberian nama. Ia membayangkan tiga spesies monyet Afrika: Pan troglodytes, simpanse. Gorilla gorilla, gorila. Gorilla elliotensis, spesies gorila baru berbulu kelabu. Kalaupun pembagian spesies dan pemberian nama itu akhirnya ditolak, Elliot tetap telah mencapai hasil lebih gemilang dibandingkan sebagian besar ilmuwan yang terlibat dalam penelitian primata. Elliot dibuat terkesima oleh masa depannya sendiri. Jika ditinjau kembali, tak seorang pun berpikir dengan jernih pada pagi itu. Ketika Elliot berkata ia hendak mentransmisikan rekaman suara napas yang dibuatnya ke Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 334 Houston, Ross menyahut bahwa detail sepele seperti itu bisa menunggu. Elliot pun tidak mendesak lebih jauh; belakangan, mereka berdua menyesalkan keputusan tersebut. Mereka juga tidak menggubris suara letusan-letusan yang menyerupai tembakan artileri di kejauhan pagi itu. Ross menduga pasukan Jenderal Muguru sedang menggempur orang-orang Kigani. Munro memberitahunya bahwa pertempuran itu berlangsung paling tidak delapan puluh kilometer dari tempat mereka, terlalu jauh untuk terdengar, namun tidak memberikan penjelasan alternatif. Dan berhubung Ross tidak melakukan transmisi pagi ke Houston, ia tidak memperoleh informasi mengenai perkembangan geologis terakhir, yang mungkin dapat menempatkan letusan-letusan tersebut pada konteks yang tepat. Mereka terbuai oleh teknologi yang mereka gunakan semalam, dan merasa aman karena kekuatan yang mereka anggap tak terkalahkan. Hanya Munro yang tidak terpengaruh. Ia telah memeriksa persediaan amunisi, dan hasilnya tidak menggembirakan. “Sistem laser itu memang ampuh, tapi boros peluru,” Munro berkata. “Semalam kita menghabiskan setengah dari persediaan peluru kita.” “Apa yang bisa kita lakukan?” tanya Elliot. “Saya justru berharap Anda bisa memberikan pemecahannya,” ujar Munro. “Anda yang memeriksa bangkai-bangkai gorila itu.” Elliot menyatakan keyakinannya bahwa mereka menghadapi spesies primata yang belum dikenal. Ia merangkum temuan-temuan anatomis yang diperolehnya, dan temuan-temuan tersebut memang memperkuat Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 335 teorinya. “Oke,” kata Munro. “Tapi saya membutuhkan keterangan tentang perilaku binatang-binatang itu, bukan mengenai penampilan mereka. Anda sendiri bilang, gorila termasuk binatang yang aktif pada siang hari dan tidur pada malam hari; sedangkan yang ini justru sebaliknya. Gorila pada umumnya pemalu dan menghindari kontak dengan manusia; sedangkan yang ini bersikap agresif dan menyerang manusia tanpa kenal takut. Kenapa?” Elliot terpaksa mengakui bahwa ia juga tidak tahu. “Mengingat persediaan amunisi kita, sebaiknya kita segera mencari tahu,” sahut Munro. 2 KUIL TEMPAT paling tepat untuk mengawali penyelidikan adalah bangunan kuil, dengan patung gorilanya yang besar dan menyeramkan. Sore itu mereka kembali ke sana, dan di balik patung tersebut mereka menemukan sederet ruangan kecil. Ross menduga ruangan-ruangan itu dulu dihuni oleh para pendeta yang memimpin pemujaan gorila. Ia menawarkan penjelasan rumit, “Para penduduk Zinj diteror gorila-gorila yang hidup di hutan di sekeliling kota, dan mereka memberikan korban pada binatang-binatang itu. Para pendeta merupakan kelas tersendiri, hidup terpisah dari masyarakat umum. Lihat, di pintu masuk ke deretan ruang kecil itu ada kamar sempit. Ini tempat Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 336 penjaga yang menjauhkan orang-orang dari para pendeta.” Tapi Elliot meragukannya, begitu pula Munro. “Agama pun bersifat praktis,” ujar Munro. “Para pemeluknya harus bisa menarik manfaat tertentu.” “Manusia selalu memuja sesuatu yang ditakutinya,” balas Ross, “dengan harapan bisa mengendalikannya.” “Tapi bagaimana mereka bisa mengendalikan gorila-gorila itu?” tanya Munro. “Apa yang bisa mereka lakukan?” Ketika jawabannya akhirnya terungkap, mereka semua tercengang, sebab segenap dugaan mereka ternyata terbalik. Mereka melewati deretan ruang kecil dan memasuki serangkaian lorong panjang yang dihiasi gambar-gambar timbul. Dengan menggunakan sistem komputer inframerah, mereka dapat mengamati gambar-gambar tersebut, yang merupakan adegan-adegan berurutan seperti dalam buku bergambar. Adegan pertama memperlihatkan sejumlah gorila di dalam kerangkeng. Seorang pria kulit hitam berdiri di dekat kerangkeng-kerangkeng, sambil memegang tongkat. Gambar kedua menampilkan pria Afrika berdiri bersama dua gorila yang mengenakan tali pengikat leher. Gambar ketiga memperlihatkan orang Afrika yang tengah melatih gorila di sebuah pekarangan dalam. Gorila-gorila itu diikat ke tiang-tiang dengan gelang di bagian atas. Gambar terakhir memperlihatkan gorila-gorila menyerang barisan boneka jerami yang digantungkan dari Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 337 tonjolan batu di atas. Kini Ross, Elliot, dan Munro telah mengetahui apa yang mereka temukan di lapangan olahraga dan penjara. “Ya Tuhan,” ujar Elliot. “Gorila-gorila itu dilatih.” Munro mengangguk. “Dilatih sebagai penjaga untuk mengawasi tambang intan. Pasukan pilihan, tidak kenal ampun, dan tak bisa disuap. Bukan ide buruk, kalau dipikir-pikir.” Ross kembali mengamati bangunan di sekelilingnya, yang kini telah diketahui merupakan sekolah, bukan kuil. Ada sesuatu yang terasa mengganjal dalam dirinya: gambar-gambar tersebut berusia ratusan tahun, para pelatih sudah lama pergi. Tapi gorila-gorila itu tetap ada. “Siapa yang melatih mereka sekarang?” “Mereka sendiri,” kata Elliot. “Mereka saling melatih.” “Apakah itu mungkin?” “Mungkin saja. Pengajaran sejenis memang terjadi di kalangan primata.” Hal ini sudah lama diperdebatkan oleh para ilmuwan. Tapi Washoe, primata pertama dalam sejarah yang belajar bahasa isyarat, mengajarkan ASL pada anak-anaknya, Primata berkemampuan bahasa biasa mengajari binatang-binatang lain dalam penangkaran; mereka bahkan mengajari manusia dengan berisyarat secara pelan dan berulang-ulang, sampai manusia bodoh yang tak berpendidikan akhirnya menangkap apa yang dimaksud. Jadi, memang ada kemungkinan tradisi bahasa dan perilaku primata diteruskan secara turun-temurun selama generasi demi generasi. “Maksud Anda, orang-orang yang membangun kota ini sudah pergi sejak berabad-abad lalu, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 338 tapi gorila-gorila yang mereka latih masih berada di sini?” “Kelihatannya begitu,” jawab Elliot. “Dan mereka menggunakan perkakas dari batu?” Ross bertanya lagi. “Dayung batu?” “Ya,” ujar Elliot. Ia tidak mengada-ada. Simpanse mampu menggunakan alat, dan contoh paling mencengangkan adalah kegiatan “memancing rayap”. Simpanse biasa membengkok-bengkokkan ranting sesuai spesifikasi mereka, lalu menghabiskan waktu berjam-jam di sarang rayap dengan menggunakan ranting tersebut untuk memancing tempayak. Para peneliti menyebut kegiatan ini penggunaan alat primitif', sampai mereka mencoba melakukannya sendiri. Membuat ranting yang memenuhi syarat dan menangkap rayap ternyata tidak semudah yang diduga. Orang-orang yang berusaha menirukan kegiatan itu akhirnya gagal. Orang-orang yang gemar memancing pun menyerah dan terpaksa angkat topi. Para peneliti lalu menyadari bahwa simpanse-simpanse muda menghabiskan waktu berhari-hari memperhatikan orangtua mereka menyiapkan ranting dan memutar-mutar ranting itu di dalam sarang rayap. Simpanse-simpanse muda belajar cara melakukannya, dan proses belajar itu berlangsung selama bertahun-tahun. Kehidupan simpanse mulal memperlihatkan ciri-ciri kebudayaan: masa magang Benjamin Franklin muda, pencetak, tidak berbeda jauh dari masa magang simpanse muda, pemancing rayap. Kedua-duanya mempelajari keahlian masing-masing dalam kurun waktu beberapa tahun, dengan mengamati senior mereka; kedua-duanya melakukan kesalahan dalam perjalanan menuju sukses. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 339 Namun perkakas batu yang dibuat khusus merupakan lompatan besar darl ranting dan rayap. Kalau bukan karena seorang peneliti yang hendak mendobrak anggapan bahwa hanya manusia yang sanggup menggunakan perkakas batu, anggapan tersebut tetap tak tergoyahkan. Tahun 1971, ilmuwan asal Inggris bernama R.V.S. Wright memutuskan untuk mengajarkan pembuatan perkakas batu pada seekor monyer. Muridnya adalah Abang, orang utan berusia lima tahun yang menghuni kebun binatang Bristol. Wright menghadapkan Abang dengan kotak berisi makanan yang diikat tali. Ia menunjukkan pada Abang bagaimana tali itu bisa dipotong dengan menggunakan serpihan batu api, agar Abang dapat memperoleh makanannya. Abang membutuhkan satu jam untuk menyerap pelajaran tersebut. Wright lalu menunjukkan cara membuat serpihan batu dengan membenturkan kerikil pada bongkahan batu api. Pelajaran ini lebih sulit; dalam selang waktu beberapa minggu, Abang menghabiskan tiga jam untuk mempelajari cara memegang bongkahan batu api dengan jari kaki, membuat serpihan tajam, memotong tali, dan mendapatkan makanan. Tujuan eksperimen tersebut bukan untuk memperlihatkan bahwa monyet menggunakan perkakas batu, melainkan bahwa mereka memiliki kemampuan membuat perkakas batu. Eksperimen Wright sekali lagi menunjukkan bahwa manusia ternyata tidak seistimewa yang mereka duga sebelumnya. “Tapi kenapa Amy bilang makhluk-makhluk itu bukan gorila?” Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 340 “Karena memang bukan,” balas Elliot. “Penampilan dan perilaku binatang-binatang itu bukan seperti gorila.” Kemudian ia menyatakan dugaannya bahwa bihatang-binatang tersebut bukan saja dilatih, tapi juga dikembangbiakkan - mungkin melalui kawin silang dengan simpanse atau, lebih aneh lagi, dengan manusia. Rekan-rekannya menganggap teori itu sebagai lelucon. Tapi fakta yang ada terasa mengganggu. Tahun 1960, penelitian protein darah pertama berhasil mengukur tingkat kekerabatan antara manusia dan monyet. Secara biokimia, kerabat terdekat manusia adalah simpanse, jauh lebih dekat dibandingkan gorila. Tahun 1964, ginjal simpanse berhasil ditransplantasi ke tubuh manusia; transfusi darah juga dapat dilakukan. Tapi derajat kemiripan belum diketahui sepenuhnya sampai tahun 1975, ketika sejumlah ahli biokimia membandingkan DNA simpanse dan manusia. Mereka menemukan bahwa perbedaan DNA antara kedua spesies tersebut hanya sebesar satu persen. Dan nyaris tak seorang pun berani mengakui konsekuensinya: dengan teknik penyilangan DNA modern serta implantasi embrio, penyilangan monyet-monyet pasti dapat dilakukan, sementara penyilangan manusia-monyet memiliki peluang untuk berhasil. Namun para warga Zinj di abad keempat belas tentu saja tidak mengetahui cara menggabungkan untaian DNA. Tapi Elliot mengungkapkan bahwa sejak awal mereka telah meremehkan kemampuan masyarakat Zinj, yang lima ratus tahun silam telah menjalankan prosedur pelatihan binatang yang rumit, yang baru dalam sepuluh tahun terakhir berhasil ditiru oleh ilmuwan-ilmuwan Barat. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 341 Dan menurut Elliot, binatang-binatang yang dilatih oleh orang-orang Zinj kini merupakan masalah besar. “Kita harus menghadapi kenyataan,” ia berkata. “Amy memperoleh nilai 92 ketika menjalani tes IQ manusia. Dari segi itu, Amy secerdas manusia, dan dalam banyak hal bahkan lebih cerdas lagi - lebih peka dan sensitif. Dia sama pandainya memanipulasi kita, seperti kita memanipulasi dia.” “Gorila-gorila kelabu ini memiliki kecerdasan sama, tapi dikembangbiakkan secara khusus untuk menjadi padanan anjing doberman di dunia primata - binatang penjaga, binatang penyerang, yang dilatih untuk kecerdikan dan kebuasan. Tapi mereka jauh lebih cerdas dan lebih berakal dibandingkan anjing. Dan mereka akan terus menyerang sampai berhasil membunuh kita, sama halnya mereka membunuh semua orang yang datang ke sini sebelumnya.” 3 MENDEKAM DI BALIK TERALI PADA tahun 1975, seorang ahli matematika bernama S.L. Berensky melakukan tinjauan pustaka mengenai bahasa primata dan mencapai kesimpulan mengejutkan. “Tak ada sebersit keraguan pun,” ia mengumumkan, “bahwa primata jauh lebih cerdas daripada manusia.” Dalam pikiran Berensky, “Pertanyaan pokok yang oleh setiap pengunjung kebun binatang secara tak sadar diajukan pada dirinya sendiri adalah, siapa sesungguhnya Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 342 yang mendekam di balik terali? Siapa yang terkurung, dan siapa yang bebas? Di kedua sisi terali kita bisa melihat primata berpandangan. Terlalu mudah untuk mengatakan bahwa manusia yang lebih unggul, karena manusialah yang membangun kebun binatang. Kita ngeri membayangkan kehidupan di balik terali - suatu bentuk hukuman khas spesies kita - dan kita berasumsi bahwa spesies-spesies lain memiliki perasaan sama.” Berensky membandingkan primata dengan duta bangsa asing. “Monyet telah beratus-ratus tahun dapat hidup berdampingan dengan manusia, sebagai duta spesies mereka. Belakangan ini mereka bahkan belajar bahasa isyarat untuk berkomunikasi dengan manusia; tapi upaya diplomatik itu ibarat bertepuk sebelah tangan; tak satu manusia pun pernah mencoba hidup dalam masyarakat monyet, mempelajari bahasa dan kebiasaan mereka, makan makanan mereka, dan hidup seperti mereka. Monyet telah belajar berbicara dengan kita, tapi kita tak pernah belajar berbicara dengan mereka. Kalau begitu, siapa sesungguhnya yang patut dianggap lebih cerdas?” Berensky menambahkan sebuah ramalan. “Suatu ketika,” ia berkata, “keadaan akan memaksa sejumlah manusia untuk berkomunikasi dengan masyarakat monyet berdasarkan ketentuan yang diberlakukan oleh primata-pnmata itu. Saat itulah manusia akan menyadari keangkuhan mereka terhadap binatang-binatang lain.” Ekspedisi ERTS, yang terpencil di tengah hutan tropis, kini mengalami masalah seperti itu. Mereka berhadapan dengan spesies binatang baru yang menyerupai gorila, dan mau tak mau harus mengikuti ketentuan yang diberlakukan binatang-binatang tersebut. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 343 Menjelang malam, rekaman bunyi napas ditransmisikan ke Houston oleh Elliot, kemudian diteruskan ke San Francisco. Transkrip yang menyertai transmisi itu singkat saja: Seamans menulis: TRIMA TRNSMISI. MSTINYA BRGUNA. PNTING-BUTH TRJMAHN SGRA, balas Elliot. KAPN BSA DPT? ANALISS KOMPUTR SLIT-LBH SLIT DR TRJMAHN BIC/BIJ. “Apa. artinya: itu?” tanya Ross. “Dia bilang masalah penerjemahan ini melebihi masalah penerjemahan bahasa isyarat Cina atau Jepang.” Ross baru tahu ada bahasa isyarat Cina dan Jepang, tapi Elliot menjelaskan bahwa semua bahasa utama memiliki bahasa isyarat, dan masing-masing mengikuti aturannya sendiri. BSL, British Sign Language, misalnya, sama sekali berbeda dari ASL, American Sign Language, meskipun bahasa Inggris lisan dan tulisan yang digunakan di kedua negara itu hampir sama. “Tapi ini bahasa lisan,” ujar Ross. “Ya,” jawab Elliot, “tapi permasalahannya cukup rumit. Kita takkan memperoleh terjemahannya dalam waktu dekat.” Ketika malam tiba, mereka telah mendapatkan dua penggal informasi tambahan. Ross melakukan simulasi komputer melalui Houston, yang menghasilkan perkiraan. bahwa. tambang intan dapat ditemukan dalam waktu tiga hari, dengan deviasi standar dua hari. Itu berarti mereka Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 344 harus bersiap-siap tinggal lima hari lagi di lokasi. Persediaan makanan tidak menjadi masalah, lain halnya dengan persediaan amunisi. Munro mengusulkan untuk memakai gas air mata. Mereka menduga gorila-gorila kelabu itu akan mencoba cara lain, dan dugaan mereka terbukti benar. Binatang-binatang tersebut menyerang segera setelah gelap. Pertempuran pada malam tanggal 23 Juni dicirikan oleh suara ledakan tabung dan bunyi mendesis gas. Strategi mereka ternyata berhasil. Para penyerang dipaksa mundur, dan tidak kembali lagi pada malam itu. Munro merasa lega. Ia memberitahu yang lain bahwa mereka memiliki persediaan gas air mata memadai untuk menghalau serangan selama satu minggu. Untuk sementara, masalah-masalah mereka tampaknya sudah terpecahkan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 345 HARI 12 ZINJ 14 Juni 1979 1 MENGAMBIL INISIATIF TIDAK lama setelah fajar, mereka menemukan mayat Mulewe dan Akari di dekat tenda mereka. Serangan semalam rupanya hanya usaha untuk mengalihkan perhatian, sehingga seekor gorila berhasil menyusup ke dalam perkemahan, membunuh kedua pengangkut, lalu menyelinap keluar lagi. Munro semakin was-was, karena mereka tidak menemukan petunjuk bagaimana gorila itu dapat melewati pagar yang dialiri listrik. Penyelidikan secara saksama mengungkapkan bahwa sebagian pagar terkoyak di bagian bawah. Di dekatnya ada sebatang kayu panjang tergeletak di tanah. Tampaknya gorila-gorila itu menggunakan tongkat tersebut untuk mengungkit bagian bawah pagar, sehingga salah satu dari mereka dapat merangkak melewatinya. Sebelum pergi, mereka mengembalikan pagar ke keadaan semula. Kecerdasan yang tercermin melalui perilaku seperti itu sungguh sulit diterima. “Berulang kali,” Elliot belakangan berkomentar, “kami dihadapkan pada prasangka - prasangka kami tentang binatang. Kami terus beranggapan gorila-gorila itu akan menempuh langkah-langkah bodoh Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 346 yang stereotip, tapi ternyata tidak. Kami tak pernah memandang mereka sebagal lawan yang tanggap dan fleksibel, meskipun mereka telah berhasil membunuh seperempat dari rombongan kami.” Munro pun sulit menerima sikap gorila-gorila itu yang penuh perhitungan. Pengalamannya mengatakan bahwa binatang di alam bebas tidak memedulikan manusia. Akhirnya ia menyimpulkan bahwa “binatang-binatang tersebut dilatih manusia, dan harus dihadapi seperti manusia. Pertanyaannya kini: Apa yang akan saya lakukan seandainya mereka manusia?” Bagi Munro, jawabannya sudah jelas: mengambil inisiatif. Amy bersedia mengantar mereka ke bagian hutan yang dikatakannya sebagai tempat tinggat kawanan gorila. Pukul 10.00 pagi itu, mereka menyusurl lereng-lereng bukit di sebelah utara kota, dengan membawa senapan mesin. Tak lama kemudian mereka menemukan jejak gorila - tinja, serta sarang-sarang di tanah dan di atas pohon-pohon. Munro gelisah karena apa yang dilihatnya; beberapa pohon berisi dua puluh sampai tiga puluh sarang, yang menunjukkan populasi cukup besar. Sepuluh menit setelah itu, mereka menemukan kelompok gorila kelabu yang terdiri atas sepuluh binatang yang sedang melahap tumbuhan rambat: empat jantan, tiga betina, satu gorila muda, dan dua bayi yang sedang bermain-main. Gorila-gorila dewasa itu tampak santai. Mereka berjemur dan makan tanpa terburu-buru. Beberapa gorila lain sedang tidur dalam posisi telentang sambil mendengkur keras. Semuanya memberi kesan bahwa Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 347 mereka merasa aman sepenuhnya. Munro memberi isyarat; kunci pengaman pada senapan-senapan segera dibuka. Ia sudah hendak melepaskan tembakan ketika Amy menarik-narik pipa celananya. Munro menoleh dan tersentak kaget. “Saya seperti disambar petir. Di atas kelompok pertama ada satu kelompok lagi, sekitar sepuluh sampai dua belas gorila. Kemudian saya melihat satu kelompok lagi - dan satu lagi - dan satu lagi. Secara keseluruhan ada tiga ratus gorila atau lebih. Seluruh lereng bukit penuh gorila.” Kelompok gorila terbesar yang pernah terlihat di alam bebas terdiri atas 31 gorila, di Kabara pada tahun 1971, dan itu pun diragukan. Sebagian besar peneliti berpendapat kelompok tersebut sesungguhnya dua kelompok yang kebetulan terlihat bersama-sama, karena kelompok gorila pada umumnya terdiri atas sepuluh sampai lima belas individu. Elliot mengakui bahwa tiga ratus gorila di satu tempat merupakan “pemandangan menakjubkan”. Tapi ia lebih terkesan lagi oleh perilaku binatang-binatang itu. Ketika mencari makan, mereka menunjukkan perilaku sama dengan gorila biasa di alam bebas, namun dengan beberapa perbedaan mencolok. “Sejak pertama melihat mereka, saya langsung yakin mereka memiliki bahasa. Selain itu, mereka juga menggunakan bahasa isyarat, meskipun bukan seperti yang telah kami ketahui. Isyarat tangan mereka dilakukan secara anggun dengan lengan terentang, mirip penari Muang Thai. Gerakan-gerakan tangan itu kelihatannya melengkapi atau menambah pengertian dari pengucapan mereka yang mendesah-desah. Tampak jelas gorila-gorila itu memiliki Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 348 sistem bahasa jauh lebih canggih dibandingkan bahasa isyarat murni yang digunakan monyet-monyet laboratorium di abad kedua puluh. Yang belum bisa dipastikan adalah, apakah mereka mempelajari sistem bahasa itu dan manusia, atau mengembangkannya sendiri.” Jiwa ilmuwan Elliot menganggap temuan ini sangat menggairahkan, tapi di pihak lain, ia pun ketakutan seperti orang-orang di sekelilingnya. Mereka jongkok di balik semak belukar lebat, memperhatikan kawanan gorila itu makan di lereng bukit seberang. Meskipun binatang-binatang tersebut tampak tenang, orang-orang yang memperhatikan mereka dicekam ketegangan yang mendekati panik, karena berada begitu dekat dengan mereka. Akhirnya Munro memberi aba-aba, dan mereka mundur lewat jalan setapak yang mereka lalui tadi, kembali ke perkemahan. Para pengangkut sedang menggali liang lahat untuk Akari dan Mulewe di perkemahan. Kegiatan tersebut mengingatkan yang lain akan bahaya yang mereka hadapi ketika mereka membahas alternatif-alternatif yang ada. Munro berkata kepada Elliot, “Sepertinya mereka tidak agresif pada siang hari.” “Sepertinya memang begitu,” ujar Elliot. “Perilaku mereka tipikal - mungkin malah lebih lamban daripada perilaku gorila biasa pada siang hari. Saya kira hampir semua gorila jantan dalam kelompok itu sedang tidur.” “Berapa banyak jantan yang ada di lereng tadi?” tanya Munro. Mereka telah memastikan bahwa hanya gorila jantan yang terlibat dalam penyerangan. Munro bermaksud menghitung peluang untuk lolos. Elliot berkata, “Sebagian besar penelitian menunjukkan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 349 dalam setiap kelompok terdapat sekitar lima belas persen gorila jantan dewasa. Penelitian juga menunjukkan bahwa taksiran jumlah individu per kelompok biasanya meleset 25 persen-artinya, 25 persen terlalu rendah. Selalu ada lebih banyak individu daripada yang terlihat.” Perhitungannya ternyata tidak menggembirakan. Mereka sempat menghitung tiga ratus gorila di lereng bukit tadi, berarti jumlah sesungguhnya sekitar empat ratus, dan lima belas persen dari itu adalah jantan dewasa. Berarti terdapat enam puluh binatang yang dapat menyerang, sedangkan kelompok yang bertahan terdiri atas sembilan orang saja. “Berat,” ujar Munro sambil menggelengkan kepala. Amy menawarkan jalan keluar. Ia memberi isyarat, Pergi sekarang. Ross bertanya apa yang dikatakan Amy, dan Elliot memberitahunya. “Dia ingin pergi darl sini. Saya kira dia benar.” “Jangan konyol,” balas Ross. “Kita belum menemukan intan-intan ltu. Kita tidak bisa pergi sekarang.” Pergi sekarang, Amy mengulangi. Semuanya menoleh ke arah Munro. Tampaknya mereka semua menyerahkan keputusan mengenai langkah selanjutnya pada Munro. “Saya juga menginginkan intan-intan itu,” katanya. “Tapi intan-intan ltu takkan berguna kalau kita mati. Kita tak punya pilihan. Kita harus pergi, kalau bisa.” Ross mengumpat dengan gaya Texas yang sengit. Elliot berkata pada Munro, “Apa maksud Anda, kalau Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 350 bisa?” “Maksud saya,” jawab Munro, “gorila-gorila itu mungkin takkan membiarkan kita pergi.” 2 KEBERANGKATAN SESUAI instruksi Munro, mereka membawa perbekalan dan amunisi dalam jumlah seminimal mungkin. Barang-barang lain ditinggalkan begitu saja di tengah lapangan yang dibanjiri sinar matahari siang - tenda-tenda, perlengkapan pertahanan, peralatan komunikasi, semuanya. Munro menoleh ke belakang dan dalam hati berharap ia telah mengambil keputusan yang tepat. Di tahun 1960-an, para tentara bayaran Kongo berpegang pada satu aturan yang ironis: jangan keluar rumah. Aturan itu bermakna ganda, termasuk bahwa mereka semua seharusnya jangan datang ke Kongo. Arti lain adalah bahwa setelah menduduki sebuah benteng atau kota kolonial, mereka seharusnya jangan keluar ke hutan sekeliling, apa pun alasannya. Sejumlah teman Munro tewas di hutan karena secara sembrono keluar rumah. “Digger mati minggu lalu di luar Stanleyville.” “Di luar? Kenapa dia keluar rumah?” Munro kini membawa ekspedisi itu keluar, sedangkan rumah adalah perkemahan dengan sistem pertahanan keliling yang mereka tinggalkan. Jika tetap di perkemahan, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 351 mereka akan merupakan sasaran empuk bagi gorila-gorila yang menyerang. Untuk itu pun para tentara bayaran mempunyai pepatah yang cocok, “Lebih baik jadi sasaran empuk daripada sasaran yang mati.” Ketika mereka menerobos hutan belantara, Munro terus memikirkan barisan satu-satu yang menyusulnya - formasi yang paling tidak menguntungkan untuk menghadapi serangan. Ia memperhatikan semak belukar bergerak-gerak, sementara jalan setapak bertambah sempit. Ia tidak menyadari bahwa jalan setapak tersebut sesempit itu ketika mereka mendatangi kota Zinj. Kini mereka seakan-akan dijepit oleh pakis-pakis dan palempalem. Goria-gorila itu mungkin saja berada pada jarak beberapa meter di tengah semak belukar lebat, dan mereka takkan mengetahuinya sampai terlambat. Mereka terus berjalan. Munro berpendapat mereka akan aman setelah mencapal lereng timur Mukenko. Gorila-gorila kelabu itu hidup di sekitar kota, dan takkan mengejar sejauh itu. Dengan berjalan kaki selama satu-dua jam, mereka akan terbebas darl bahaya yang mengancam. Ia melirik jam tangannya, mereka baru berjalan sepuluh menit. Kemudian ia mendengar bunyi mendesis. Bunyi itu seakan-akan datang dari segala arah. Ia melihat daun-daun di depannya berayun-ayun, seakan-akan tertiup angin. Hanya saja tidak ada angin. Bunyi mendesis itu bertambah keras. Barisan mereka berhenti di tepi sebuah jurang yang mengikuti sungai yang diapit lereng-lereng berhutan lebat. Tempat yang sempurna untuk penyergapan. Munro Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 352 mendengar bunyi “klik” di belakangnya ketika kunci pengaman pada senapan-senapan dibuka. Kahega menghampirinya. “Kapten, bagaimana sekarang?” Munro memperhatikan daun-daun yang bergerak-gerak. Bunyi mendesis itu masih terus terdengar. Ia hanya bisa menduga-duga, berapa gorila yang bersembunyi di tengah semak belukar. Dua puluh? Tiga puluh? Yang jelas, terlalu banyak untuk dilawan. Kahega menunjuk ke lereng, ke jalan setapak yang melintas di atas jurang. “Naik ke sana?” Munro membisu untuk waktu lama. Akhirnya ia berkata, “Tidak, kita tidak naik.” “Lalu ke mana?” “Kembali,” ujar Munro. “Kita kembali.” Mereka berpaling dari jurang. Bunyi mendesis itu menghilang dan semak belukar berhenti bergerak-gerak. Ketika Munro menoleh ke belakang, jurang itu tampak seperti lintasan biasa di tengah hutan, tanpa ancaman apa pun. Tapi Munro tahu itu tidak benar. Ia tahu mereka tak bisa pergi. 3 KEMBALI GAGASAN itu tiba-tiba saja muncul dalam benak Elliot. “Di tengah perkemahan,” ia belakangan mengenang, “saya sedang mengamatl Amy memberi isyarat ke Kahega. Amy Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 353 minta minum, tapi berhubung Kahega tidak memahami Ameslan, dia terus angkat bahu dengan bingung. Sekonyong-konyong saya sadar bahwa kemampuan bahasa gorila-gorila kelabu itu merupakan kelebihan sekaligus kelemahan mereka yang paling besar.” Elliot mengusulkan untuk menangkap satu goriila, mempelajari bahasanya, lalu memanfaatkan bahasa itu untuk berkomunikasi dengan gorila-gorila lain. Dalam keadaan biasa, upaya mempelajari bahasa monyet yang baru akan memakan waktu berbulan-bulan, tapi Elliot yakin sanggup melakukannya dalam beberapa jam saja. Seamans sudah mulai meneliti pengucapan gorila-gorila kelabu itu; yang dibutuhkannya hanyalah masukan baru. Tapi Elliot telah menyimpulkan binatang-binatang tersebut menggunakan gabungan bahasa lisan dan bahasa isyarat. Dan bahasa isyarat mereka pasti tidak sulit dipelajari. Di Berkeley, Seamans telah mengembangkan program komputer yang diberl nama APE, singkatan untuk animal pattenis explanation. APE mampu memantau Amy dan menentukan arti isyarat-isyarat yang diberikannya. Berhubung program APE didasarkan pada perangkat lunak yang dikembangkan pihak militer untuk memecahkan sandi musuh, program itu juga mampu mengenali dan menerjemahkan isyarat-isyarat baru. Meski pun APE dibuat untuk memantau pemakaian bahasa ASL oleh Amy, tak ada alasan program itu tidak dapat digunakan untuk bahasa yang, sama sekali baru. Jika mereka dapat membentuk hubungan satelit dari Kongo melalui Houston ke Berkeley, mereka bisa merekam binatang yang berhasil ditangkap, lalu memasukkan data video tersebut langsung ke program APE. Dan APE Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 354 menjanjikan penerjemahan dengan kecepatan jauh melebihi kemampuan manusia. (Perangkat lunak militer yang menjadl dasar bagi APE dirancang untuk memecahkan sandi musuh dalam waktu beberapa menit saja.) Elliot dan Ross yakin usaha itu akan berhasil; Munro menyangsikannya. Ia memberi komentar meremehkan mengenai interogasi tawanan perang. “Apa yang akan Anda lakukan?” ia bertanya. “Menyiksa binatang itu?” “Kami akan menempatkannya dalam situasi stres,” ujar Elliot, “untuk memancing penggunaan bahasa.” Ia sedang menyiapkan perlengkapan yang akan dimanfaatkannya: sepotong pisang, semangkuk air, sepotong permen, sebatang kayu, sepotong tumbuhan rambat, sepasang dayung batu. “Kalau perlu, kami akan membuat betina itu ketakutan setengah mati.” “Betina?” “Tentu saja,” jawab Elliot sambil mengisi pistol panah Thoralen. “Betina.” 4 PENANGKAPAN ELLIOT mengincar gorila betina tanpa bayi. Kehadiran bayi hanya akan merepotkan. la menerobos semak belukar setinggi pinggang, sampai mencapai punggung sebuah bukit kecil yang curam. Di bawah, ia melihat sembilan gorila mengelompok: dua jantan, lima betina, dan dua gorila tanggung. Mereka Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 355 sedang mencari makan sekitar enam meter di bawahnya. Elliot mengamati kelompok itu, sampai yakin tak ada bayi gorila tersembunyi di balik semak-semak. Kemudian ia menunggu kesempatan. Gorila-gorila itu makan dengan tenang di antara tumbuhan pakis. Mereka mencabut tunas-tunas muda, yang lalu mereka kunyah dengan santal. Setelah beberapa menit, salah satu betina memisahkan diri, untuk mencari makan di dekat punggung bukit tempat Elliot sedang jongkok. Gorila betina itu terpisah lebih dari sepuluh meter dari kelompoknya. Elliot mengangkat pistol dengan kedua tangan, dan membidik gorila betina tersebut. Posisinya sangat menguntungkan. Elliot menunggu, meremas picu - dan kehilangan tempat berpijak. Serta-merta ia berguling menuruni lereng, ke tengah-tengah kelompok gorila di bawah. Elliot tergeletak tak sadar, namun dadanya bergerak naik-turun dan lengannya berkedut-kedut. Munro yakin ia tidak mengalami cedera serius. Perhatian Munro sepenuhnya tertuju kepada kawanan gorila. Gorila-gorila kelabu itu melihat Elliot jatuh, dan kini mereka bergerak mendekat. Delapan atau sembilan binatang mengelilinginya sambil saling memberl isyarat. Munro membuka kunci pengaman senapannya. Elliot mengerang, meraba-raba kepala, lalu membuka mata. Munro melihat tubuh Elliot menegang ketika melihat gorila-gorila yang mengepungnya. Meski demikian, Elliot tidak bergerak. Tiga gorila jantan dewasa duduk di Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 356 dekatnya, dan Elliot sadar ia berada dalam situasi sangat berbahaya. Selama satu menit ia berbaring tanpa bergerak. Gorila-gorila itu berbisik-bisik dan berisyarat, namun tidak bergerak mendekat. Akhirnya Elliot bertumpu pada sebelah siku. Gerakan itu memancing isyarat-isyarat bertubi-tubi, tapi tidak disertai perilaku yang berkesan mengancam. Sementara itu, di punggung bukit, Amy menarik-narik lengan baju Munro dan memberi isyarat. Munro menggelengkan kepala, ia tidak mengerti; ia kembali mengangkat senapan mesin, dan Amy menggigit tempurung lututnya. Nyerinya luar biasa. Munro terpaksa mengertakkan gigi agar tidak berteriak kesakitan. Elliot berusaha mengatur napasnya. Gorila-gorila itu berada dekat sekali dengannya. Elliot tinggal mengulurkan tangan untuk menyentuh mereka. Ia mencium bau badan mereka yang khas. Mereka tampak gelisah; yang jantan mengeluarkan suara ho-ho-ho secara berirama. Elliot memutuskan ia harus bangkit, pelan-pelan dan hati-hati. Ia pikir gorila-gorila itu akan merasa lebih aman jika ia menjauhi mereka. Tapi begitu ia mulai bergerak, suara mereka bertambah keras, dan salah satu gorila jantan mulai bergerak menyamping seperti kepiting, sambil memukul-mukul tanah dengan telapak tangan. Seketika Elliot merebahkan diri lagi. Gorila-gorila itu kembali tenang, dan Elliot menyadarl bahwa ia telah mengambil tindakan yang tepat. Mereka dibuat bingung oleh manusia yang tiba-tiba muncul di tengah-tengah mereka. Rupanya mereka tak menyangka akan bertemu manusia di tempat-tempat mereka mencari makan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 357 Elliot memutuskan untuk menunggu. Kalau perlu, ia akan telentang selama beberapa jam, sampai mereka bosan dan pergi. Ia bernapas pelan-pelan, teratur. Ia sadar keringatnya bercucuran. Kemungkinan besar ia menyebarkan bau takut - tapi sama seperti manusia, gorila pun tidak memiliki penciuman tajam. Mereka tidak bereaksi terhadap bau takut. Elliot terus menunggu. Gorila-gorila itu mendesah-desah dan sibuk memberi isyarat, seakan-akan sedang berunding tentang apa yang harus mereka lakukan. Kemudian salah satu gorila jantan mendadak kembali merayap seperti kepiting, memukul-mukul tanah sambil menatap Elliot. Elliot tidak bergerak. Dalam hati ia mengingat ingat tahap-tahap perilaku menyerang: mendengus dengus, bergerak menyamping, memukul-mukul, mencabik-cabik rumput, menepuk-nepuk dada... Menyerang. Gorila jantan itu mulai mencabik-cabik rumput. Elliot merasakan jantungnya berdebar-debar. Gorila itu besar sekali, beratnya paling tidak 150 kilogram. Binatang tersebut menegakkan badan dan berdiri di atas kedua kaki, lalu mulai memukul-mukul dada dengan telapak tangan. Elliot bertanya-tanya, apa yang sedang dilakukan Munro di atas. Kemudian ia mendengar bunyi berdebam. Ia menoleh dan melihat Amy menuruni lereng bukit sambil berpegangan pada dahan-dahan dan akar-akar. Amy jatuh di kaki Elliot. Gorila-gorila itu terkejut sekali. Gorila jantan tadi berhenti memukul-mukul dada, kembali merayap, dan memelototi Amy. Amy mendengus-dengus. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 358 Gorila jantan itu menghampiri Peter, namun pandangannya terus melekat pada Amy. Amy memperhatikannya tanpa bereaksi. Kelihatan sekali mereka sedang mengadu wibawa. Gorila jantan itu semakin mendekat, tanpa keraguan sedikit pun. Amy meraung keras; suaranya memekakkan telinga. Elliot tersentak kaget. Ia baru satu-dua kali mendengar Amy bersuara seperti itu, saat sedang marah sekali. Tidak biasanya gorila betina meraung, dan gorila-gorila yang lain langsung was-was. Lengan Amy menegang, lehernya menjadi kaku, wajahnya mengencang. Ia menatap gorila jantan di hadapannya dengan pandangan menantang, dan kembali meraung. Gorila jantan itu berhenti, lalu memiringkan kepala. Sepertinya ia sedang berpikir. Akhirnya ia mundur dan bergabung dengan gorila-gorila lain yang mengelompok di sekeliling kepala Elliot. Amy sengaja meletakkan tangannya pada kaki Elliot, untuk menunjukkan kepemilikannya. Seekor gorila muda berusia empat atau lima tahun menerjang maju sambil menyeringai. Amy menampar mukanya dengan keras. Gorila itu memekik, langsung mundur untuk berlindung di tengah kelompoknya. Amy memelototi gorila-gorila yang lain. Kemudian ia mulai berisyarat. Pergi tinggal Amy pergi. Gorila-gorila itu tidak bereaksi. Peter orang baik. Tapi Amy sadar bahwa gorila-gorila itu tidak memahaminya, sebab kemudian ia melakukan sesuatu yang luar biasa - ia mendesah-desah dengan suara tersengal-sengal yang sama seperti gorila-gorila itu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 359 Gorila-gorila itu terenyak dan saling pandang. Tapi kalaupun Amy menguasai bahasa mereka, hasilnya tetap nihil, mereka tidak beranjak dari tempat. Dan semakin lama Amy mendesah, semakin sedikit reaksi yang diperlihatkan gorila-gorila itu, sampai mereka akhirnya menatap Amy dengan pandangan kosong. Amy gagal berkomunikasi dengan mereka. Amy lalu pindah ke samping kepala Peter dan mulai membelai-belainya, menarik-narik janggut dan rambutnya. Gorila-gorila kelabu itu sibuk berisyarat. Kemudian gorila jantan tadi kembali bersuara ho-ho-ho. Ketika melihat ini, Amy berpaling pada Peter dan memberi isyarat, Amy peluk Peter. Elliot terkesima. Amy tak pernah menawarkan diri untuk memeluknya. Biasanya ia justru minta dipeluk dan digelitik. Elliot duduk tegak, dan Amy segera mendekapnya dengan erat. Seketika gorila jantan itu terdiam. Kawanan gorila kelabu itu mulai mundur, seakan-akan mereka telah melakukan kesalahan. Dan tiba-tiba Elliot paham: Amy memperlakukannya seperti bayinya. Ini merupakan perilaku klasik dalam situasi agresif. Primata enggan melukai bayi, dan keengganan ini dimanfaatkan oleh binatang-binatang dewasa dalam berbagai konteks. Pertikaian di antara dua kera babon jantan sering kali berhenti saat salah satu dari mereka meraih seekor bayi dan mendekapnya di dada; kehadiran binatang kecIl itu mencegah serangan lebih lanjut. Simpanse menunjukkan variasi-variasi lebih beragam dari perilaku yang sama. Jika permainan simpanse-simpanse muda mulai terlalu kasar, simpanse jantan kerap menangkap salah satu simpanse muda bersangkutan dan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 360 memeluknya erat, dan meskipun dalam hal ini baik orangtua. maupun anak bersifat simbolis, tindakan tersebut sudah memadai untuk menghentikan kekerasan. Dalam kasus ini, Amy bukan saja mencegah serangan gorila jantan itu, melainkan sekaligus melindungi Elliot, dengan memperlakukannya seperti bayi - jika gorila-gorila itu mau menerima bayi berjanggut setinggi 180 sentimeter. Ternyata mereka mau. Mereka menghilang di balik semak belukar. Amy melepaskan Elliot dari pelukannya. Ia menatap Elliot dan memberi isyarat, MakhIuk bodoh. “Terima kasih, Amy,” Elliot berkata, lalu menciumnya. Peter gelitik Amy Amy gorila baik. “Oh, memang,” ujar Elliot, dan selama beberapa menit berikut ia menggelitik Amy, sementara Amy berguling-guling di tanah sambil mendengus-dengus bahagia. Pukul 14.00, mereka tiba kembali di perkemahan. Ross berkata, “Anda berhasil menangkap gorila?” “Tidak,” jawab Elliot. “Hmm, tidak apa-apa,” Ross berkomentar “sebab saya tidak bisa menghubungi Houston.” Elliot tercengang. “Ada pemblokiran elektronik lagi?” “Lebih buruk dari itu,” balas Ross. Ia telah menghabiskan satu jam dengan berusaha membentuk hubungan satelit ke Houston, dan ia gagal. Setlap kali hubungannya terputus setelah beberapa detik. Akhirnya, setelah memastikan tak Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 361 ada kerusakan pada peralatannya, ia memeriksa tanggal hari itu. “Sekarang tanggal 24 Juni,” ia berkata. “Tanggal 28 Mei kami juga mengalami masalah komunikasi dengan ekspedisi Kongo pertama. Dua puluh tujuh hari yang lalu.” Karena Elliot belum mengerti, Munro menjelaskan, “Maksudnya, gangguan ini disebabkan oleh radiasi matahari.” “Ya,” Ujar Ross. “Ini gangguan ionosfer akibat radiasi matahari.” Sebagian besar gangguan pada ionosfer bumi - lapisan molekul-molekul terionisasi pada ketinggian antara 80 dan 400 kilometer, disebabkan oleh fenomena-fenomena sepertl bercak pada permukaan matahari. Berhubung matahari berotasi setiap 27 hari, gangguan tersebut sering berulang satu bulan kemudian. “Oke,” kata Elliot, “gangguan ini disebabkan radiasi matahari. Berapa lama ini akan berlangsung?” Ross menggelengkan kepala. “Biasanya beberapa jam saja, paling lama satu hari. Tapi gangguan kali ini tampaknya cukup parah, dan timbul secara mendadak. Lima jam lalu komunikasi kita masih sempurna, dan sekarang terputus sama sekali. Pasti ada sesuatu yang tidak lazim. Gangguan ini bisa berlangsung satu minggu.” “Satu minggu tanpa komunikasi? Tanpa hubungan komputer atau apa pun?” “Begitulah,” Ross menyahut dengan nada datar. “Mulai saat ini, kita sepenuhnya terputus dari dunia luar.”' Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 362 5 TERISOLASI KOBARAN matahari terbesar di tahun 1979 tercatat pada tanggal 24 Juni. Kejadian tersebut diamati oleh Kitt Peak Observatorium di dekat Tucson, Arizona, lalu dilaporkan ke Space Environment Services Center di Boulder, Colorado. Mula-mula pihak SESC sempat meragukan data yang masuk: dengan standar astronomi solar pun, kobaran yang diberi nama 78/06/414aa ini berukuran raksasa. Penyebab kobaran matahari belum diketahui pasti, namun pada umumnya dikaitkan dengan bercak-bercak mataharl. Dalam kasus ini, kobaran bersangkutan tampak sebagai bercak berdiameter 16.000 kilometer yang luar biasa terang. Kobaran itu bukan saja mempengaruhi garis-garis spektrum hidrogen alfa dan kalsium terionisasi, tapi juga spektrum cahaya putih yang dipancarkan matahari, dan peristiwa ini teramat langka. Pihak SESC kembali tercengang ketika melihat perhitungan komputer. Kobaran matahari melepaskan energi dalam jumlah sangat besar; kobaran berukuran sedang pun dapat melipatduakan radiasi ultraviolet. yang dipancarkan oleh seluruh permukaan matahari. Tapi akibat kobaran 78/06/414aa, radiasi ultraviolet melonjak hampir tiga kali lipat. Dalam 8,3 menit setelah penampakan pertama - waktu yang dibutuhkan cahaya untuk mencapai bumi dari matahari - lonjakan radiasi ultraviolet itu mulai memberondong ionosfer bumi. Akibat kobaran tersebut, komunikasi radio di sebuah Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 363 planet yang berjarak 149 juta kilometer mengalami gangguan serius, terutama transmisi-transmisi radio yang menggunakan sinyal berkekuatan rendah. Stasiun-stasiun radio komersial dengan pemancar berkekuatan beberapa kilowatt nyaris tidak terpengaruh, tapi ekspedisi Kongo yang memancarkan sinyal berkekuatan 20.000 watt tidak berhasil membentuk hubungan satelit. Dan karena kobaran matahari itu juga memancarkan sinar-X dan zarah-zarah atom yang baru mencapai bumi setelah satu hari, gangguan tersebut akan berlangsung paling tidak satu hari, mungkin bahkan lebih lama lagi. Di markas ERTS di Houston, para teknisi melaporkan pada Travis bahwa SESC meramalkan gangguan selama empat sampai delapan hari. “Maksudnya, kita akan kehilangan kontak selama empat sampai delapan hari?” tanya Travis. “Kelihatannya begitu. Ross pasti akan mengerti kalau dia gagal membuka hubungan hari ini,” salah satu teknisi berkata. “Mereka butuh dukungan komputer kita,” ujar Travis. Staf ERTS telah melakukan lima simulasi komputer, dan hasllnya selalu sama: kecuali jlka ERTS mengirim pasukan kecil ke sana, ekspedisi pimpinan Ross berada dalam masalah serius. Peluang mereka untuk selamat hanya 0,244-1:4, itu pun dengan hubungan komputer yang kini terputus. Travis bertanya-tanya, apakah Ross dan yang lain menyadari betapa gawatnya situasi mereka. “Sudah ada Bidang 5 baru untuk Mukenko?” ia bertanya. Bidang 5 pada satelit-satelit Landsat merekam data inframerah. Ketika terakhir melintas di atas Kongo, Landsat memperoleh informasi baru yang penting mengenai Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 364 Mukenko. Gunung berapi itu telah bertambah panas sejak lintasan Landsat sebelumnya sembilan hari yang lalu; peningkatan suhunya tercatat sebesar delapan derajat. “Belum ada,” jawab teknisi yang menangani data tersebut. “Dan menurut komputer takkan ada letusan dalam waktu dekat. Penyimpangan sebesar empat derajat masih termasuk lazim untuk sistem sensor Landsat, dan peningkatan suhu selebihnya tak bisa dijadikan dasar untuk perkiraan lebih lanjut.” “Hmm,” Travis bergumam. “Tapi tanpa dukungan komputer kita, apa yang bisa mereka lakukan untuk menghalau monyet-monyet itu?” Itulah pertanyaan yang telah menyibukkan pikiran para anggota rombongan ERTS selama satu jam terakhir. Dengan terputusnya komunikasi, mereka terpaksa mengandalkan komputer-komputer yang ada dalam kepala masing-masing. Elliot merasa prihatin ketika menyadarl kemampuan berpikir otaknya sendiri ternyata tidak memadai. “Kami semua sudah terbiasa bergantung pada komputer,” ia belakangan berkomentar “Di hampir semua laboratorium, kita bisa memperoleh memori dan kecepatan komputasi yang disesuaikan dengan keperluan kita, siang maupun malam. Kami sudah begitu terbiasa, sehingga tak pernah lagi memikirkannya.” Cepat atau lambat mereka pasti akan berhasil menguraikan bahasa monyet itu, tapi mereka menghadapi masalah - waktu. Mereka tak punya waktu berbulan-bulan untuk mempelajarinya; mereka cuma punya beberapa jam. Tanpa dukungan program APE, situasi mereka benar-benar Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 365 genting. Munro mengatakan mereka takkan sanggup bertahan jika monyet-monyet itu melancarkan serangan frontal lagi, padahal ia memperkirakan justru itulah yang akan terjadi. Penyelamatan Elliot oleh Amy memberi gagasan pada mereka. Amy telah memperlihatkan kemampuannya berkomunikasi dengan gorila-gorila itu; barangkali ia juga bisa bertindak sebagai penerjemah. “Tak ada salahnya dicoba,” Elliot mendesak. Masalahnya, Amy sendiri menyangkal kemungkinan tersebut. Ketika ditanya, “Amy bicara makhluk bicara?” ia memberi isyarat, Tidak bicara. “Tidak sama sekali?” tanya Elliot, yang teringat bagaimana Amy mendesah-desah ketika menghadapi gorila-gorila itu. “Peter lihat Amy bicara makhluk bicara.” Tidak bicara. Suara ribut. Elliot menyimpulkan Amy sanggup meniru pengucapan gorila-gorila itu, namun tidak mengetahui makna bunyi-bunyi tersebut. Kini sudah lewat pukul dua; empat-lima jam lagi malam akan tiba. Munro berkata, “Sudahlah. Dia tak bisa menolong kita.” Ia lebih suka membongkar perkemahan dan mencoba menerobos pengepungan saat hari masih terang. Ia yakin mereka takkan sanggup bertahan sampai besok jika tetap berada di daerah kekuasaan gorila-gorila itu. Namun ada sesuatu yang mengusik pikiran Elliot. Setelah bertahun-tahun mengamati Amy, ia tahu Amy mengartikan segala sesuatu secara harfiah, seperti anak kecil. Dalam menghadapi Amy, terutama jika Amy sedang tidak berminat bekerja sama, ia harus mengajukan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 366 pertanyaan secara tepat agar memperoleh tanggapan yang sesuai. Kini ia menatap Amy dan berkata, “Amy bicara makhluk bicara?” Tidak bicara. “Amy paham makhluk bicara.” Amy tidak menyahut. Ia sedang asyik mengunyah tumbuhan rambat. “Amy, dengarkan Peter.” Amy menoleh ke arahnya. “Amy paham makhluk bicara?” Amy paham makhluk bicara, Amy menjawab dengan memberi isyarat. Sikap Amy begitu yakin, sehingga Elliot sempat meragukan apakah Amy mengerti pertanyaannya. “Amy lihat makhluk bicara, Amy paham?” Amy paham. “Amy yakin?” Amy yakin. “Gila,” Elliot bergumam. Munro menggelengkan kepala. “Kita hanya punya beberapa jam sebelum mataharl terbenam,” ia berkomentar. “Dan kalaupun Anda bisa mempelajari bahasa gorila-gorila itu, bagaimana cara Anda akan bicara dengan mereka?” 6 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 367 AMY BICARA MAKHLUK BICARA PUKUL 15.00, Elliot dan Amy telah bersembunyi di semak-semak di lereng bukit. Satu-satunya tanda kehadiran mereka adalah corong mikrofon yang menyembul dari balik dedaunan. Mikrofon itu disambungkan ke alat perekam video di samping kaki Elliot, yang digunakannya untuk merekam suara kawanan gorila di bukit-bukit sekitar. Satu-satunya kesulitan adalah menentukan gorila mana yang dibidik oleh mikrofon pengarah itu - gorila mana yang sedang diperhatikan Amy, dan apakah keduanya sama. Elliot tak bisa memastikan bahwa Amy menerjemahkan ucapan gorila yang tengah direkamnya. Kelompok terdekat terdiri atas delapan gorila, dan perhatian Amy beralih terus. Salah satu betina membawa bayi berusia enam bulan, dan suatu ketika, waktu bayi itu disengat tawon, Amy memberi isyarat, Bayi marah.. Tapi Elliot sedang merekam suara seekor jantan. Amy, ia berisyarat, Amy harus lebih perhatikan. Amy perhatikan. Amy gorila baik. Ya”, balas Elliot. Amy gorila baik. Amy perhatikan gorila jantan. Amy tidak suka. Dalam hati Elliot mengumpat, lalu menghapus rekaman terjemahan Amy sepanjang setengah jam. Rupanya Amy memperhatikan gorila yang salah. Ketika kembali menyalakan alat perekam, Elliot memutuskan untuk merekam apa saja yang sedang diperhatikan Amy. Ia Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 368 berisyarat, Makhluk mana Amy perhatikan? Amy perhatikan bayi. Itu pun tidak berguna, sebab bayi tersebut belum bisa berbicara. Elliot memberi isyarat, Amy perhatikan betina. Amy suka perhatikan bayi. Ketergantungannya pada Amy terasa bagaikan mimpi buruk.. Elliot terpaksa mengandalkan seekor binatang yang jalan pikiran maupun perilakunya baru mulai ia pahami; ia terputus dari dunia luar dan alat-alat buatan manusia, sehingga semakin tergantung pada binatang itu; meski demikian, ia harus percaya padanya. Aneh rasanya tergantung pada seekor gorila, tapi apa boleh buat. Satu jam kemudian, ketika cahaya matahari sudah semakin meredup, ia membawa Amy kembali ke perkemahan. Munro telah menyiapkan segala sesuatu sebaik mungkin. Pertama-tama ia menggali sejumlah lubang yang menyerupai perangkap gajah di luar perkemahan; lubang-lubang dalam dengan tonggak-tonggak runcing, ditutup daun dan dahan-dahan. Ia melebarkan parit di beberapa tempat, dan menyingkirkan pohon-pohon mati yang mungkin digunakan sebagai jembatan. Ia memangkas dahan-dahan rendah yang menjulur ke atas perkemahan. Kalaupun gorila-gorila itu memanjat pepohonan, mereka tetap berada sekitar sembilan meter di atas tanah - terlalu tinggi untuk melompat turun. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 369 Ia membagi-bagikan senapan dan kaleng-kaleng berisi gas air mata pada ketiga pengangkut yang masih tersisa - Muzezi, Amburl, dan Harawi. Bersama Ross ia memperbesar arus listrik pada pagar pengamanan sampai hampir 200 ampere. Itulah arus maksimum yang dapat dialirkan anyaman logam tersebut tanpa meleleh. Mereka terpaksa mengurangi frekuensi arus dari empat menjadi dua denyutan per detik. Berkat penambahan arus tersebut, pagar itu tidak lagi sekadar penghalang, melainkan rintangan mematikan. Binatang-binatang yang pertama menerjang pagar akan tewas seketika, meskipun kemungkinan terjadinya hubungan pendek juga meningkat. Ketika matahari terbenam, Munro mengambil keputusan paling sulit. Ia mengisi unit-unit RSFD dengan setengah amunisi yang masih tersisa. Kalau ltu habis, senapan-senapan mesin akan berhenti menembak. Munro akan terpaksa mengandalkan Elliot, Amy, dan terjemahan mereka. Dan Elliot tampak prihatin ketika kembali dari bukit. 7 PERTAHANAN TERAKHIR “BERAPA lama lagi sampai Anda siap?” Munro bertanya pada Elliot. “Dua jam, mungkin lebih.” Elliot minta bantuan Ross, dan Amy menghampiri Kahega untuk minta makanan. Ia Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 370 tampak bangga dan bersikap seperti orang penting. Ross berkata, “Bagaimana, sukses?” “Kita akan segera tahu,” jawab Elliot. Pertama-tama ia akan menguji terjemahan Amy dengan mengulangi bunyi-bunyi yang berhasil direkamnya. Jika Amy menerjemahkan bunyi-bunyi itu secara konsisten, mereka akan tahu bahwa ia dapat diandalkan. Namun pekerjaan itu teramat rumit. Peralatan mereka terbatas pada VTR setengah inci serta alat perekam kecil; tak ada kabel sambungan. Semua orang lain di perkemahan tak boleh bersuara sementara mereka melakukan uji coba: merekam, merekam ulang, mendengarkan bunyi-bunyi desahan. Dalam waktu singkat mereka telah menyadari bahwa telinga mereka tak sanggup membeda-bedakan bunyi-bunyl tersebut - semuanya terdengar sama. Lalu Ross mendapat ide. “Bunyi-bunyi ini direkam sebagai sinyal elektrik,” katanya. “Ya... “Nah, pemancar satelit kita punya memori sebesar 256K.” “Tapi kita tak bisa menghubungi komputer di Houston.” “Bukan itu maksud saya,” ujar Ross. Ia menjelaskan bahwa untuk membentuk hubungan satelit, komputer 256K itu membandingkan sinyal internal - seperti pola uji video - dengan sinyal yang dipancarkan dari Houston. Mesin itu memang dibuat begitu, tapi program pencocokannya juga bisa digunakan untuk tujuan lain. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 371 “Maksudnya, untuk membandingkan bunyi-bunyi itu?” tanya Elliot. Ternyata memang bisa, tapi prosesnya teramat lamban. Bunyi-bunyi yang direkam harus dipindahkan ke memori komputer, lalu direkam ulang dengan VTR pada bagian lain bidang frekuensi pita. Kemudian mereka harus memasukkan sinyal tersebut ke memori komputer dan memutar rekaman pembanding kedua. Elliot memperhatikan Ross menukar-nukar kaset dan disket. Setiap setengah jam Munro menghampiri mereka untuk menanyakan kemajuan yang sudah dicapai. Ross semakin jengkel dan ketus. “Kami sudah berusaha sekuat tenaga,” katanya. Kini sudah pukul 20.00. Hasil-hasil pertama cukup membesarkan hati. Terjemahan Amy ternyata konsisten. Pukul 21.00 mereka telah berhasil mencocokkan hampir selusin kata: MAKANAN .9213 .112 MAKAN .8844 .334 AIR .9978 .004 MINUM .7743 .334 JPEMBENARANJ YA .6654 .441 JPENOLAKANJ TIDAK .8883 .220 DATANG .5459 .440 PERGI .5378 .404 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 372 BUNYI KOMPLEKS: ? JAUH .5444 .343 BUNYI KOMPLEKS: ? SINI .6344 .344 BUNYI KOMPLEKS: ? MARAH ? BURUK .4232 .477 Ross meninggalkan komputer. “Silakan,” ia berkata pada Elliot. “Sekarang giliran Anda.” Munro berjalan mondar-mandir di perkemahan. Inilah saat yang paling dibencinya. Semuanya menunggu, tegang, gelisah. Sebenarnya ia ingin berkelakar dengan Kahega dan para pengangkut, tapi Ross dan Elliot membutuhkan ketenangan untuk tugas mereka. Ia menoleh ke arah Kahega. Kahega menunjuk ke langit dan menggosok-gosok jari. Munro mengangguk. Ia pun merasakannya, kelembapan yang menekan, muatan listrik yang begitu kentara, hingga seakan-akan bisa diraba. Hujan akan turun. Sekarang ini lagi, Munro berkata dalam hati. Sore tadi memang terdengar letusan-letusan menggelegar, namun ia menganggapnya badai petir di tempat jauh. Tapi bunyi itu berbeda, lebih tajam, menyerupai ledakan. yang terjadi saat pesawat terbang melintas dengan kecepatan melebihi kecepatan suara. Munro pernah mendengar bunyi seperti itu, dan ia sudah bisa mengira-ngira artinya. Ia menatap kerucut Mukenko yang gelap, lalu mengamati Mata Iblis yang tampak samar-samar. Ia Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 373 memperhatikan kedua berkas sinar laser hijau yang bersilangan di langit. Salah satunya ternyata bergetar saat mengenai daun-daun di puncak pepohonan. Mula-mula Munro menyangka ia salah lihat, bahwa daun-daun itu yang bergerak, bukan berkas sinarnya. Tapi setelah beberapa saat ia merasa yakin: berkas laser itulah yang bergetar, bergerak naik-turun membelah kegelapan malam. Munro sadar ini merupakan perkembangan. yang mencemaskan, tapi saat itu ada urusan yang lebih mendesak. Ia menoleh, menatap Ross dan Elliot yang sedang mengotak-atik peralatan mereka. Keduanya. bercakap-cakap dengan tenang, dan bersikap seolah-olah mereka tidak terburu-buru. Sebenarnya Elliot sudah bekerja secepat mungkin. Ia telah merekam sebelas kata. Kini ia harus menyusun pesan yang tak mungkin disalahartikan. Dan ltu tidak semudah yang dibayangkan. Pertama, bahasa gorila-gorila. itu bukan bahasa lisan mumi. Mereka menggunakan kombinasi isyarat dan bunyl untuk menyampaikan informasi. Ini menimbulkan masalah klasik mengenai struktur bahasa - bagaimana sesungguhnya informasi disampaikan? (L.S. Verinski pernah berkomentar bahwa seandainya makhluk luar angkasa memperhatikan orang Itali berbicara, mereka akan berkesimpulan bahasa Itali pada dasarnya bahasa isyarat, dengan tambahan bunyi untuk memberi penekanan.) Elliot membutuhkan pesan sederhana yang tidak tergantung pada isyarat tangan. Tapi ia buta sama sekali mengenai cara penyusunan kata Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 374 dalam bahasa gorila, yang mungkin saja bisa mengubah arti suatu kalimat - misainya “aku pukul” dan “pukul aku”. Dan pesan singkat pun bisa menjadl tidak jelas. Jika diterjemahkan secara harfiah ke dalam bahasa lain. Menghadapi ketidakpastian ini, Elliot mempertimbangkan untuk menggunakan kata tunggal. Tapi tak satu kata pun pada daftarnya cocok untuk tujuan tersebut. Alternatif kedua adalah memancarkan beberapa pesan singkat, untuk berjaga-jaga seandainya. salah satu di antaranya ternyata tidak jelas. Akhirnya ia memilih tiga kalimat pendek: PERGI JAUH, TIDAK DATANG, dan SINI BURUK; dua dari ketiga kombinasi itu memiliki kelebihan, karena tidak tergantung pada urutan kata. Pukul 21.00 mereka telah berhasil memisah-misahkan komponen-komponen bunyi bersangkutan. Tapi mereka masih menghadapi tugas rumit. Elliot membutuhkan loop, suatu cara untuk mengulangi bunyi-bunyi itu-secara. terus-menerus. Yang paling mendekati kebutuhan tersebut adalah VCR, yang menggulung balik secara otomatis untuk mengulangi pesannya. Elliot bisa menyimpan enam bunyi dalam memori 256K, tapi selang waktunya di antara masing-masing bunyi itu memegang peran menentukan. Selama satu jam berikut, mereka sibuk menekan-nekan tombol dan berusaha menggabung-gabungkan semua bunyi agar terdengar tepat untuk telinga mereka. Pukul 22.00 Munro menghampiri Elliot sambil membawa senapan laser. “Anda yakin ini akan berhasil?” Elliot menggelengkan kepala. “Saya tak bisa memastikannya.” Selusin hambatan yang mungkin akan mereka alami terlintas dalam benaknya. Mereka merekam suara seekor betina, tapi apakah gorila-gorila itu akan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 375 menanggapi seekor betina? Apakah mereka. akan menanggapi suara yang tidak disertai isyarat tangan? Apakah pesannya cukup jelas? Apakah selang waktu di antara bunyi-bunyi itu sudah tepat? Bagaimana kalau mereka sama sekali tidak menggubris pesan itu? Tak seorang pun dapat menjawab pertanyaan-- pertanyaan tersebut. Satu-satunya cara adalah dengan mencobanya. Upaya memancarkan pesan itu merupakan masalah tersendiri. Ross telah membuat pengeras suara dengan mengambil pengeras suara kecil dari alat perekam dan merekatkannya pada payune, yang dipasang pada tripod. Pengeras suara darurat itu mengh~silkan volume cukup besar, tapi suaranya tidak jelas dan tidak meyakinkan. Tak lama kemudian, mereka mulai mendengar suara mendesah-desah. Munro langsung mengarahkan senapan laser. Ia mengamati semak-semak melalui kacamata khususnya. Sekali lagi suara itu datang dari segala arah; dan meskipun mendengar daun-daun bergerisik di hutan, ia tidak melihat gerakan di dekat perkemahan. Kera-kera di pepohonan membisu. Yang terdengar hanyalah suara tersengal-sengal. Kini Munro pun yakin bunyi-bunyi itu merupakan sejenis bahasa. Seekor gorila muncul dan Kahega melepaskan tembakan. Berkas sinar laser dari senapannya membelah kegelapan malam. Satu unit RFSD meletup-letup, peluru mulai berhamburan. Tanpa bersuara gorila itu menghilang kembali di balik rumpun pakis yang lebat. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 376 Munro dan yang lain segera mengambil posisi di tepi perkemahan. Mereka berlutut dengan tegang, sementara lampu inframerah memproyekslkan bayangan mereka ke anyaman pagar dan hutan di baliknya. Bunyi mendesah-desah ltu terdengar selama beberapa menit, lalu berangsur-angsur menjauh, sampai suasana kembali hening. “Ada apa ini?” tanya Ross. Munro mengerutkan kening. “Mereka menunggu.” “Menunggu apa?” Munro menggelengkan kepala. Ia mengelilingi perkemahan, mengamati para penjaga yang lain, dan berusaha memecahkan teka-teki itu. Sudah berkali-kali ia mengantisipasi perilaku binatang-binatang-macan kumbang yang terluka, banteng yang terpojok - tapi ini berbeda. Ia terpaksa mengakui tidak tahu apa yang akan terjadi. Mungkinkah gorila tadi bertugas mengintai pertahanan mereka? Ataukah serangan sesungguhnya sudah dimulai, lalu dibatalkan karena sebab yang tidak jelas? Jangan-jangan ini sekadar siasat untuk menggerogoti saraf lawan? Munro pernah menyaksikan gerombolan simpanse yang sedang berburu menggertak kawanan kera babon sebelum melancarkan serangan sesungguhnya. Dalam keadaan kacau-balau yang menyusul, seekor babon muda terpisah dari kelompoknya, lalu dikejar dan dibunuh tanpa ampun. Kemudian ia mendengar gemuruh guntur. Kahega menunjuk ke langit sambil menggelengkan kepala. Itulah yang ditunggu kawanan gorila. “Persetan,” Munro bergumam. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 377 Pukul 22.30 mereka mulai diguyur hujan lebat. Dalam sekejap pengeras suara mereka basah kuyup. Hujan itu juga mengakibatkan hubungan pendek pada kabel-kabel listrik, dan pagar pengamanan langsung mati. Lampu-lampu malam berkedap-kedip dan dua bola lampu meledak. Tanah berubah menjadi lumpur; jarak pandang berkurang sampai lima meter. Yang lebih parah lagi, hujan yang menerpa dedaunan menimbulkan suara begitu keras, sehingga mereka terpaksa berteriak-teriak untuk berkomunikasi. Rekaman mereka belum rampung; pengeras suara kemungkinan besar takkan berfungsi, dan pasti takkan mampu mengalahkan suara hujan. Hujan lebat juga akan mempengaruhi senapan-senapan laser dan mencegah penyebaran gas air mata. Para anggota rombongan ERTS tampak galau. Lima menit kemudian gorila-gorila itu menyerang. Kedatangan mereka tidak diketahui di tengah hujan lebat. Mereka muncul begitu saja, menerjang pagar pengamanan dari tiga arah sekaligus. Elliot langsung menyadari bahwa serangan tersebut berbeda dari serangan-serangan sebelumnya. Gorila-gorila itu telah mempelajari keadaan, dan kini bertekad menggempur lawan sampai habis. Binatang penyerang, yang dilatih untuk kecerdikan dan kebuasan. Meskipun Elliot sendiri yang berkesimpulan demikian, ia tetap terkesima ketika melihat bukti nyata dengan mata kepalanya sendiri. Gorila-gorila itu melancarkan serangan bergelombang, bagaikan pasukan tempur berdisiplin tinggi. Namun bagi Elliot, serangan mereka lebih mengerikan dibandingkan serangan pasukan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 378 manusia. Di mata mereka, manusia hanya binatang. Sebuah spesies asing yang tak perlu diberi ampun. Manusia hanya hama yang harus diberantas. Gorila-gorila tersebut tidak peduli mengapa Elliot dan yang lain berada di situ, atau alasan apa yang membawa mereka ke Kongo. Mereka membunuh bukan karena lapar, karena membela diri, atau karena ingin melindungi anak-anak mereka. Mereka membunuh karena mereka dilatih untuk membunuh. Serangan mereka berlangsung cepat. Dalam beberapa detik saja mereka telah berhasil merobohkan pagar. Tanpa hambatan mereka menyerbu ke perkemahan, sambil mendengus-dengus dan mengaum. Hujan lebat membuat mereka basah kuyup. Elliot melihat sepuluh sampai lima belas gorila di perkemahan. Mereka menginjak-injak tenda dan menyerang semua orang. Azizi langsung tewas dengan tengkorak remuk akibat hantaman sepasang dayung batu. Munro, Kahega, dan Ross menembakkan senapan laser, namun hasiInya tidak seperti yang diharapkan Berkas-berkas sinar laser tampak terpecah-pecah akibat siraman hujan; peluru-peluru pelacak berdesing-desing. Salah satu unit RFSD mengalami gangguan, larasnya berputar-putar dan memuntahkan peluru ke segala arah. Munro dan yang lain segera tiarap. Beberapa gorila mati diberondong peluru, dan mereka jatuh sambil mendekap dada, seperti manusia yang tewas ditembak. Elliot berpaling pada peralatan rekam, tapi tiba-tiba saja ditindih oleh Amy yang dicekam panik dan mendengus-dengus ketakutan. Elliot menyingkirkannya dan menekan tombol play. Kini semua orang sudah terlibat pertempuran jarak Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 379 dekat. Munro telentang di lumpur, diduduki seekor gorila. Ross tidak kelihatan. Kahega sedang bergulat dengan lawannya. Elliot tidak sempat memperhatikan bunyi keresek yang keluar dari pengeras suara, dan gorila-gorila itu pun tampaknya tak peduli. Salah satu pengangkut, Muzezi, menjerit ketika ia melangkah-ke hadapan sebuah unit RFSD; tubuhnya terguncang-guncang akibat terjangan peluru, dan ia jatuh ke belakang. Paling tidak selusin gorila tergeletak tewas atau cedera, sambil mengerang-erang. Unit RFSD yang mengalami gangguan telah kehabisan peluru; larasnya masih berputar-putar, namun hanya berbunyi klik-klik-klik. Seekor gorila membalikkan mesin itu, yang lalu menggeliat-geliut di lumpur, seperti makhluk hidup. Elliot melihat seekor gorila mengoyak-ngoyak tenda Mylar secara sistematis. Di seberang perkemahan, gorila lain memukul-mukul dua panci aluminium bagaikan sepasang dayung logam. Semakin banyak gorila memasuki perkemahan, tanpa menggubris suara rekaman yang kasar. Elliot melihat seekor gorila melintas di bawah pengeras suara, dekat sekali, tanpa memedulikannya sama sekali. Serta-merta ia menyadari bahwa rencana mereka telah gagal. Riwayat mereka sudah tamat; kematian hanya soal waktu. Seekor gorila menerjangnya sambil meraung dan merentangkan tangan yang menggenggam dayung batu. Dengan ngeri Amy menutup mata Elliot. “Amy!” ia berseru, lalu melepaskan tangan Amy. Ia telah pasrah menghadapi hantaman dayung batu dan rasa nyeri yang luar biasa. Ia melihat gorila itu mendekat. Tubuhnya menegang. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 380 Tapi 1,8 meter di hadapan Elliot gorila itu berhenti begitu mendadak, hingga terpeleset dan jatuh ke belakang. Gorila itu duduk dengan bingung sambil memiringkan kepala, seakan-akan mendengarkan sesuatu. Baru sekarang Elliot sadar bahwa hujan sudah hampir berhenti. Ia memandang berkeliling dan melihat seekor gorita lain juga berhenti dan memasang telinga - lalu satu lagi - dan satu lagi - dan satu lagi. Suasana di perkemahan menjadi hening ketika semua gorila berdiri seperti patung di tengah kabut. Semuanya mendengarkan bunyi-bunyi yang berkumandang dari pengeras suara. Elliot menahan napas; ia tak berani berharap. Gorila-gorila itu tampak bingung. Tapi Elliot mendapat kesan bahwa setiap saat mereka bisa mengambil keputusan bersama dan kembali menyerang bertubi-tubi. Namun itu tidak terjadi. Semua gorila melangkah menjauh. Munro bangkit dengan susah payah, lalu memungut senapannya dari lumpur. Tapi ia tidak menembak. Gorila di hadapannya seakan-akan tidak menyadari kehadiran Munro. Di bawah hujan rintik-rintik dan cahaya lampu malam yang berkedap-kedip, gorila-gorila itu menyingkir satu per satu. Mereka tampak terbingung-bingung. Pengeras suara terus memancarkan bunyi berkeresek. Gorila-gorila itu mundur teratur, melintasi pagar yang roboh, dan menghilang di hutan belantara. Para anggota ekspedisi berpandangan sambil menggigil karena basah kuyup. Dua puluh menit kemudian, ketika sedang membenahi perkemahan, mereka kembali diguyur hujan lebat. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 381 HARI 13 MUKENKO 25 Juni 1979 1 INTAN KEESOKAN paginya seluruh perkemahan tertutup lapisan abu hitam tipis, dan di kejauhan Mukenko menyemburkan asap hitam dalam jumlah besar. Amy menarik-narik lengan baju Elliot. Pergi sekarang, ia memberi isyarat. “Tidak, Amy,” balas, Elliot. Tak satu pun anggota ekspedisi ingin meninggalkan lokasi, termasuk Elliot. Ketika terbangun, ia langsung memikirkan data tambahan yang masih perlu dikumpulkannya sebelum mereka meninggalkan Zinj. Elliot tak lagi puas dengan tulang belulang salah satu makhluk-makhluk itu; seperti manusia, keunikan mereka melebihi struktur fisik semata dan juga mencakup perilaku. Elliot hendak membuat rekaman video gorila-gorila kelabu itu, dan melengkapi rekaman suara yang telah dimilikinya. Tekad Ross untuk menemukan intan semakin menggebu, dan Munro pun tak kalah berminat. Pergi sekarang. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 382 “Kenapa harus pergi sekarang?” Elliot bertanya pada Amy. Tanah buruk. Pergi sekarang. Elliot buta soal kegiatan vulkanik, namun ia tidak terkesan oleh apa yang dilihatnya. Mukenko memang lebih aktif dibandingkan hari-hari sebelumnya, tapi gunung berapi itu sudah menyemburkan asap dan gas sejak mereka tiba di Virunga. Ia bertanya pada Munro, “Apakah keadaannya membahayakan?” Munro angkat bahu. “Kahega pikir begitu, tapi itu mungkin hanya alasan supaya dia bisa cepat pulang.” Amy berlari menghampiri Munro sambil mengangkat tangan, lalu memukul-mukul tanah di hadapan orang itu. Munro menganggapnya sebagai tanda bahwa Amy hendak bermain. Ia tertawa dan mulai menggelitiknya. Amy memberi isyarat. “Apa katanya?” tanya Munro. “Kau bilang apa, hmm?” Amy mendengus-dengus dengan girang dan terus memberi isyarat. “Dia bilang pergi sekarang,” Elliot menerjemahkan. Munro berhenti menggelitik Amy. “O ya?” ia bertanya dengan tajam. “Apa persisnya yang dia katakan?” Elliot dibuat terkejut oleh tanggapan Munro yang begitu serius, meskipun Amy menganggap perhatian orang itu sudah sewajarnya. Ia kembali berisyarat, kali ini lebih pelan, sambil menatap Munro. “Dia bilang tanah ini buruk.” Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 383 “Hmm,” Munro bergumam. “Menarik.” Ia menoleh ke arah Amy, lalu menatap jam tangannya. Amy memberi isyarat, Orang bulu hidung dengar Amy pulang sekarang. “Dia minta Anda mendengarkannya dan pulang sekarang,” ujar Elliot. Munro angkat bahu. “Katakan padanya saya mengerti. “ Elliot menerjemahkan pesan itu. Amy tampak tidak senang, dan tidak memberi isyarat lagi. “Mana Ross?” tanya Munro. “Di sini,” Ross menyahut. “Ayo kita berangkat,” kata Munro, kemudian mereka menuju ke Kota Hilang. Ternyata ada kejutan lagi untuk mereka - Amy memberi isyarat bahwa ia ingin ikut, dan ia bergegas menyusul yang lain. Ini hari terakhir mereka di Kota Hilang, dan semua anggota ekspedisi Kongo menggambarkan reaksi serupa: misteri kota itu, yang semula begitu kental, kini telah terkupas. Pagi itu mereka melihat kota tersebut apa adanya - sekumpulan reruntuhan tua di tengah hutan panas dan lembap. Semuanya merasa jemu, kecuali Munro. Munro merasa cemas. Elliot berbicara mengenai pengucapan dan mengapa ia menginginkan rekaman suara, dan membahas kemungkinan mengawetkan otak salah satu monyet untuk dibawa pulang. Ia bercerita bahwa para ahli masih Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 384 berselisih paham mengenai asal-usul bahasa. Dulu orang menduga bahasa merupakan pengembangan suara-suara binatang, tapi kini telah diketahui bahwa suara-suara itu dikendalikan oleh timbic system dalam otak, sementara bahasa sesungguhnya berasal dari bagian lain yang disebut Broca's area. Munro tidak memperhatikannya. Ia terus mendengarkan bunyi gemuruh yang bersumber dari Mukenko. Munro memiliki pengalaman tangan pertama dengan gunung berapi. Ia berada di Kongo ketika Mbuti, gunung berapi lain dalam barisan Virunga, meletus pada tahun 1968. Ketika mendengar suara letusan tajam sehari sebelumnya, ia segera mengenali bunyi itu sebagai brontides, gejala yang biasa mendului gempa bumi dan belum dapat dijelaskan. Munro, menyimpulkan Mukenko akan meletus dalam waktu dekat, dan ketika melihat berkas sinar laser bergoyang semalam, ia langsung tahu bahwa terjadi getaran baru pada bagian atas lereng gunung. Munro tahu perilaku gunung berapi tak dapat diramalkan. Ini terbukti dengan kehadiran kota tua di kaki gunung berapi aktif, yang selama lebih dari lima ratus tahun tetap tidak tersentuh. Pada lereng gunung sebelah atas kota, juga di sebelah selatan, terdapat bekas aliran lahar yang masih baru, tapi kota itu sendiri tidak terkena. Ini sebenarnya wajar saja -bentuk kerucut Mukenko menyebabkan sebagian besar letusan terjadi pada lereng selatan yang landai. Tapi itu tidak berarti mereka aman darl bahaya. Jika terjadi letusan, dalam tempo beberapa menit saja, nyawa mereka bisa terancam. Yang membuat keadaan menjadi berbahaya bukanlah lahar, yang jarang mengalir lebih cepat daripada kecepatan orang berjalan kaki; lahar yang tersembur memerlukan waktu berjam-jam untuk Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 385 mengalir dari puncak Mukenko. Bahaya sesungguhnya saat gunung berapi meletus justru terletak pada semburan abu dan gas. Sama seperti sebagian besar orang yang tewas dalam kebakaran sebenarnya mati karena menghirup asap, sebagian besar korban letusan gunung berapi mati lemas akibat abu dan karbon monoksida. Gas-gas vulkanik lebih berat dibandingkan udara. Kota Hilang Zinj, yang terletak di sebuah lembah, bisa dengan cepat terselubung awan beracun seandainya Mukenko menyemburkan gas dalam jumlah besar. Pertanyaannya sekarang, seberapa cepat Mukenko mencapai tahap letusan besar. Itulah sebabnya Munro demikian tertarik pada reaksi Amy. Primata diketahui sanggup meramalkan peristiwa-peristiwa geologis seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi. Munro heran bahwa Elliot, yang sibuk membahas kemungkinan membekukan otak gorila, tidak mengetahui hal tersebut. Dan ia lebih heran lagi bahwa Ross, dengan pengetahuan geologinya yang mendalam, tidak sadar bahwa hujan abu pagi itu merupakan awal dari letusan gunung berapi. Sesungguhnya Ross pun tahu Mukenko akan meletus. Pagi itu ia kembali mencoba membuka hubungan dengan Houston. Di luar dugaannya, transmisinya segera menembus. Setelah notasi pengacak tercatat, ia mulai mengetikkan laporan perkembangan terakhir, namun layar mendadak kosong dan sebuah pesan tampak berkedap-kedip: STSIUN HUSTN BRITA MNDSAK KSONGKN MEMRI. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 386 Ini merupakan isyarat darurat; Ross belum pernah melihatnya pada suatu ekspedisl lapangan. Ia mengosongkan memori, lalu menekan tombol transmit. Setelah beberapa detik, layar monitor menampilkan pesan berikut: KOMPUTR MENANGKP COLOK LETUSN BSAR MUKENKO SARAN TINGGLKN LOKASI SKARNG EXPEDS TRANCM BAHAYA ULANGI TINGGLKN LOKASI SKARNG. Ross memandang berkeliling. Kahega sedang mempersiapkan sarapan; Amy jongkok di depan api unggun sambil menikmati pisang bakar (ia telah berhasil merayu Kabega untuk membuatkan makanan khusus baginya); Munro dan Elliot sedang minum kopi. Selain hujan abu hitam, semuanya tampak seperti biasa di perkemahan. la kembali menatap layar. COLOK LETUSN BSAR MUKENKO SARAN TINGGLKN LOKASI SKARANG. Ross menatap kerucut Mukenko yang terus mengeluarkan asap. Ah, persetan, katanya dalam hati. la menginginkan intan-Intan itu, dan ia sudah melangkah terlalu jauh. Tak mungkin mundur sekarang. Pada layar tampak pesan yang berkedap-kedip: HARP KIRM BLASN. Ross mematikan pemancar. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 387 Sepanjang pagi mereka berulang kali merasakan getaran menyentak, menimbulkan awan debu pada bangunan-bangunan tua di Kota Hilang. Mukenko pun semakin sering mengeluarkan suara gemuruh. Namun Ross tidak memedulikan semuanya itu. “Ini berarti kita berada di negeri gajah,” katanya. Ia mengutip sebuah pepatah lama dari dunia geologi: Kalau mencari gajah, pergilah ke negeri gajah. Yang dimaksud dengan negeri gajah adalah tempat mineral-mineral yang dicari kemungkinan besar dapat ditemukan. “Dan kalau mencari intan,” Ross melanjutkan sambil angkat bahu, “Pergilah ke gunung berapi.” Hubungan antara intan dan gunung berapi telah diketahui sejak lebih dari satu abad, namun tetap belum dipahami sepenuhnya. Sebagian besar teori menyatakan bahwa intan, yaitu kristal-kristal karbon murni, terbentuk di selubung atas kerak bumi yang bertekanan dan bersuhu luar biasa, kira-kira 1.600 kilometer di bawah permukaan. Int'n-intan tersebut tetap berada di dalam perut bumi, kecuali di daerah-daerah gunung berapi, tempat aliran magma cair membawa batu-batu itu ke permukaan. Tapi ini tidak berarti orang harus mendatangi gunung berapi yang sedang meletus untuk menangkap intan-intan yang disemburkan. Tambang intan pada umumnya terdapat di gunung berapi yang sudah mati, dalam kerucut-kerucut yang telah membatu dan dinamakan pipa kimberlite, berdasarkan formasi geologis di Kimberley, Afrika Selatan. Virunga, yang terletak di dekat Rift Valley yang secara geologis tidak stabil, menunjukkan tanda-tanda kegiatan vulkanik berkesinambungan selama lebih dari lima puluh juta tahun. Mereka kini mencari sisa gunung berapi yang dulu pernah ditemukan oleh para penduduk Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 388 Zinj. Beberapa saat sebelum tengah hari, upaya mereka membuahkan hasil. Pada bukit-bukit di sebelah timur kota, mereka menemukan sejumlah terowongan yang menembus ke dalam lereng Mukenko. Elliot merasa kecewa. “Saya sendiri tidak tahu, apa sebenarnya yang saya harapkan,” ia berkomentar belakangan, “tapi yang saya lihat hanyalah terowongan-terowongan biasa, dengan tonjolan-tonjolan batu berwarna cokelat buram di sana-sini. Saya tidak habis pikir mengapa Ross begitu gembira.” Tonjolan-tonjolan batu buram tersebut sesungguhnya intan; setelah dibersihkan, batu-batu itu menyerupai kaca kotor. “Mereka pikir saya sudah gila,” ujar Ross, “karena saya melompat-lompat tak terkendali. Tapi mereka tidak sadar apa yang ada di depan mata mereka.” Dalam pipa kimberlite biasa, intan tersebar-sebar dalam batuan dasar. Tambang-tambang intan pada umumnya menghasilkan 32 karat seperlima ons untuk setiap seratus ton batu yang digali. Jika seseorang memandang ke dalam terowongan tambang intan, tak satu intan pun akan terlihat. Namun tambang-tambang di Zinj penuh dengan batu-batu menonjol. Dengan menggunakan. parangnya, Munro berhasil memperoleh enam ratus karat. Dan Ross melihat enam atau tujuh batu berukuran sama dengan batu yang baru saja dicungkil Munro. “Saat itu,” ia berkata kemudian, “saya bisa melihat empat ribu sampai lima ribu karat. Tanpa perlu menggali, tanpa perlu mengayak, tanpa perlu berbuat apa-apa. Tambang itu lebih produktif daripada tambang Premier di Afrika Selatan. Betul-betul Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 389 sukar dipercaya.” Elliot mengajukan pertanyaan yang juga sudah terbentuk dalam benak Ross. “Kalau tambang ini begitu produktif,” ia berkata, “kenapa para penduduk Zinj meninggalkannya begitu saja?” “Gorila-gorila itu lepas kendali,” ujar Munro. “Mereka melancarkan kudeta.” Ia mengucapkannya sambil tertawa dan memetik intan dari dinding batu. Ross telah memikirkan kemungkinan itu. Ia juga sempat merenungkan dugaan Elliot sebelumnya, bahwa kota tersebut mati karena dilanda wabah penyakit. Ia sendiri menawarkan penjelasan yang lebih sederhana. “Saya kira, di mata mereka tambang-tambang ini sudah tidak menghasilkan apa-apa,” katanya. Sebagai batu perhiasan, kristal-kristal tersebut memang tidak berharga - semuanya berwarna biru karena terkontaminasi zat lain. Takkan terbayang oleh para penduduk Zinj bahwa lima ratus tahun kemudian batu-batu tak berharga itu akan lebih langka dan lebih bernilai dibandingkan sumber daya mineral mana pun di dunia. “Kenapa intan-intan biru ini menjadi rebutan semua orang?” “Karena akan mengubah dunia,” jawab Ross dengan nada lembut. “Intan-intan ini akan mengakhiri zaman nuklir.” Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 390 2 PERANG DENGAN KECEPATAN CAHAYA BULAN JANUARI 1979, ketika memberi kesaksian di hadapan Senate Armed Services Subcommitteel, Jenderal. Franklin F. Martin darl Pentagon Advanced Research Project Agency menyatakan, “Tahun 1939, pada awal Perang Dunia II, negara terpenting di dunia bagi upaya militer Amerika adalah Kongo Belgia.” Martin menjelaskan bahwa Kongo, kini Zaire, selama empat puluh tahun berpengaruh sangat besar terhadap kepentingan-kepentingan Amerika - dan di masa mendatang akan menjadi lebih menentukan lagi. (Tanpa tedeng aling-aling Martin mengakui bahwa “Amerika lebih rela berperang karena Zaire daripada karena negara Arab penghasil minyak mana pun.”) Dalam Perang Dunia II, Kongo tiga kali mengirim uranium secara rahasia ke Amerika Serikat, yang lalu digunakan untuk membuat bom-bom atom yang meledak di atas Jepang Sejak tahun 1960 Amerika Serikat tidak lagi membutuhkan uranium, namun tembaga dan kobalt menjadi bernilai strategis. Pada tahun 1970-an Amerika Serikat mulai melirik cadangan tantalum, wolfram, dan germanium di Zaire - tiga unsur kimia yang sangat penting bagi industri elektronik semikonduktor. Di tahun 1980-an, “intan biru Tipe 11b akan merupakan sumber daya militer terpenting di dunia” - dan Zaire diyakini mempunyai cadangan intan jenis tersebut. Dalam pandangan Jenderal Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 391 Martin, intan biru memegang peranan kunci karena “kita memasuki zaman ketika daya penghancur suatu senjata kalah penting dibandingkan kecepatan dan kecerdasannya.” Selama tiga puluh tahun para pemikir militer terpesona oleh intercontinental ballistik missiles - rudal balistik antarbenua. Tapi Martin berpendapat bahwa “ICBM merupakan senjata kasar. Senjata tersebut masih jauh dari batas-batas teoretis yang dibentuk oleh hukum-hukum fisika. Berdasarkan fisika Einstein, tak ada yang dapat melebihi kecepatan cahaya, yaitu 297.600 kilometer per detik. Kita tengah mengembangkan laser energi tinggi dan sinar zarah untuk sistem-sistem persenjataan yang beroperasi dengan kecepatan cahaya. Dibandingkan senjata-senjata seperti itu, rudal balistik yang berkecepatan 27.200 kilometer merupakan senjata lamban yang telah ketinggalan zaman, sekuno pasukan berkuda pada Perang Dunia I, dan sama mudahnya dimusnahkan.” Senjata berkecepatan cahaya paling cocok untuk ruang angkasa, dan pertama-tama akan dipasang pada satelit-satelit. Martin menyinggung bahwa pada tahun 1973 pun pihak Rusia sudah berhasil menghancurkan satelit mata-mata Amerika VV/02; dua tahun kemudian, Hughes Aircraft mengembangkan sistem bidik dan tembak cepat yang dapat mengunci sasaran ganda, dan sanggup melepaskan delapan denyutan energi tinggi dalam waktu kurang dari satu detik. Tahun 1978, tim Hughes berhasil mengurangi waktu reaksi menjadi 50 nano-detik-50 per semiliar detik - sementara akurasi ditingkatkan menjadi lima ratus tembakan tepat dalam waktu kurang dari satu menit. Perkembangan seperti itu menandakan akhir riwayat ICBM sebagai senjata. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 392 “Tanpa rudal-rudal raksasa, komputer-komputer mini berkecepatan tinggi akan jauh lebih berpengaruh dibandingkan bom-bom atom dalam konflik-konflik di masa mendatang, dan kecepatan komputasi akan merupakan faktor tunggal, paling menentukan dalam Perang Dunia III. Kecepatan komputer kini menjadi fokus dalam perlombaan senjata, menggantikan daya ledak yang dua puluh tahun lalu masih merupakan pertimbangan utama. “Kita akan beralih dari komputer dengan sirkuit elektronik ke komputer dengan sirkuit cahaya, dan peralihan ini semata-mata karena kecepatan-Interferometer Fabry-Perot, padanan optikal untuk transistor, dapat bereaksi dalam 1 piko-detik (1012 detik), paling tidak seribu kali lebih cepat daripada Josephsonjunction tercepat.” Komputer optikal generasi baru tersebut, Martin menjelaskan, akan tergantung pada ketersediaan intab-intan Tipe IIb yang berlapis boron. Elliot langsung menangkap konsekuensi paling serius dari senjata-senjata berkecepatan cahaya - senjata-senjata tersebut terlalu cepat untuk pemahaman manusia. Manusia telah terbiasa dengan perang mekanis, tapi perang di masa mendatang akan merupakan perang mesin dalam pengertian yang sama sekali baru: mesin-mesinlah yang akan mengendalikan perang yang berlangsung hanya beberapa menit, dari awal sampai akhir. Tahun 1956, di akhir masa kejayaan pesawat pembom strategis, para pemikir militer membayangkan perang nuklir besar-besaran akan berlangsung dua belas jam. Tahun 1963, berkat kehadiran ICBM, jangka waktu itu telah Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 393 berkurang menjadi tiga jam. Tahun 1974, para ahli teori meramalkan sebuah perang akan berlangsung selama tiga puluh menit, namun “perang-setengah-jam” itu akan jauh lebih rumit dibandingkan perang mana pun dalam sejarah umat manusia. Pada tahun 1950-an, seandainya pihak Amerika dan Rusia meluncurkan semua pesawat pembom dan roket mereka secara bersamaan, jumlah senjata di udara takkan melebihi 10.000. Peristiwa interaksi senjata secara keseluruhan akan memuncak pada angka 15.000 pada jam kedua. Ini berarti akan terjadi empat interaksi senjata per detik di seputar dunia. Tapi dalam peperangan modern, jumlah senjata dan “unsur-unsur sistem” meningkat secara drastis. Para ahli memperkirakan terdapat 400 juta komputer di lapangan, dengan interaksi senjata keseluruhan melebihi angka 15 miliar dalam setengah jam pertama. Setiap detik akan terjadi 8 juta interaksi senjata dalam suatu konflik ultracepat yang melibatkan pesawat terbang, rudal, tank, dan pasukan darat. Perang seperti itu hanya dapat dikendalikan dengan mesin; reaksi manusia terlalu lamban. Perang Dunia III takkan merupakan perang tekan tombol, sebab seperti dikatakan Jenderal Martin, “Menekan tombol terlalu banyak memakan waktu - paling tidak 1,8 detik, terlalu lama untuk peperangan modern.” Kenyataan ini menimbulkan masalah yang oleh Martin disebut “masalah batu”. Dibandingkan komputer berkecepatan tinggi, reaksi manusia teramat lamban. “Komputer modem menyelesaikan 2.000 perhitungan dalam sekejap mata. Karena itu, dari sudut pandang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 394 komputer-komputer yang akan menjalankan perang berikut, manusia pada dasarnya merupakan unsur tetap dan tidak berubah, seperti batu. Perang umat manusia tidak pernah berlangsung cukup lama, sampai perlu memperhitungkan laju perubahan geologis. Di masa depan, perang komputer takkan berlangsung cukup lama, sampai perlu memperhitungkan laju perubahan manusia.” Karena reaksi manusia terlalu lamban, mereka terpaksa menyerahkan kendali pengambilan keputusan pada komputer yang berpikir lebih cepat. “Dalam perang masa depan, kita takkan memperoleh kesempatan untuk mengendalikan jalannya konflik tersebut. Jika kita memutuskan untuk menjalankan perang dengan kecepatan manusia, hampir bisa dipastikan kita akan kalah. Satu-satunya harapan kita adalah mempercayai mesin. Segala pertimbangan, nilai, dan pemikiran manusia menjadi tak berguna. Perang Dunia akan merupakan perang yang sepenuhnya dikendalikan oleh mesin, perang di mana kita tidak berani ikut campur, karena takut menghambat mekanisme pengambilan keputusan sehingga menyebabkan kekalahan.” Dan transisi terakhir yang paling menentukan-transisi dari komputer-komputer yang beroperasi dalam hitungan nano-detik ke komputer - komputer yang bekerja dalam hitungan piko-detik - tergantung pada intan-intan Tipe IIb. Elliot merasa prihatin ketika membayangkan kendali akan diserahkan ke tangan ciptaan manusia. Ross angkat bahu. “Itu tak terelakkan,” katanya. “Di Ngarai Olduvai di Tanzania terdapat sisa-sisa rumah berusia dua juta tahun. MakhIuk hominid tidak puas Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 395 dengan gua dan tempat berteduh alami lainnya. Dia menciptakan tempat tinggalnya sendiri. Manusia sudah sejak dulu mengubah alam, sesuai kebutuhan mereka.” “Tapi kita tidak boleh melepaskan kendali,” ujar Elliot. “Hal itu sudah kita lakukan sejak berabad-abad,” balas Ross. “Anda pikir binatang beban, atau kalkulator saku itu apa, kalau bukan upaya untuk menyerahkan kendali? Kita tak ingin membajak ladang atau menghitung akar, jadi kita serahkan tugas-tugas tersebut pada pihak lain yang kita latih, kita kembang-biakkan, atau kita ciptakan.” “Tapi kita tak bisa membiarkan ciptaan kita mengambil alih kendali.” “Kita sudah melakukannya selama berabad-abad,” Ross menegaskan. “Begini, kalaupun kita menolak untuk mengembangkan komputer-komputer yang lebih cepat, orang Rusia tetap akan melakukannya. Seandainya mereka tidak dihalau orang-orang Cina, mereka sekarang sudah berada di Zaire untuk mencari intan. Kita tak bisa menghentikan kemajuan teknologi. Begitu kita tahu sesuatu dapat dilaksanakan, kita harus mengerjakannya.” “Tidak,” kata Elliot. “Kita bisa membuat keputusan sendirl. Saya tidak mau terlibat dalam urusan ini.” “Kalau begitu, silakan pergi “ sahut, Ross. “Kongo toh bukan tempat yang cocok untuk ilmuwan.” Ia mulai membongkar ransel dan mengeluarkan sejumlah kerucut keramik berwarna putih, serta beberapa kotak kecil yang dilengkapi antena. Ia memasang sebuah kotak pada masing-masing kerucut, kemudian memasuki terowongan pertama, menempelkan kerucut-kerucut pada dinding batu, dan melangkah semakin jauh ke dalam Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 396 kegelapan. Peter tidak senang Peter. “Memang tidak,” ujar Elliot. Kenapa tidak senang? “Sulit untuk menjelaskannya, Amy.” Peter cerita Amy gorila baik. “Aku tahu, Amy.” Karen Ross muncul kembali, lalu memasuki terowongan kedua. Elliot melihat berkas sinar senternya ketika wanita itu menempelkan kerucut demi kerucut, kemudian menghilang dari pandangan. Munro melangkah ke tempat terang; semua kantongnya penuh intan. “Mana Ross?” “Di dalam terowongan.” “Sedang apa dia?” “Kelihatannya dia menyiapkan serangkaian ledakan uji coba.” Elliot menunjuk tiga kerucut keramik yang masih tergeletak di samping ransel Ross. Munro memungut salah satu dan mengamatinya dengan teliti. “Anda tahu apa ini?” ia bertanya pada Elliot. Elliot menggelengkan kepala. “Ini bahan peledak RC,” ujar Munro, “dan Ross tampaknya sudah gila karena memasangnya di sini. Dia bisa menghancurkan seluruh tempat ini.” Resonant conventionals, disingkat RC, merupakan bom Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 397 waktu, gabungan rangkaian mikroelektronik dan teknologi bahan peledak berkekuatan tinggi. “Kami menggunakan RC untuk meledakkan jembatan-jembatan di Angola dua tahun lalu,” Munro menjelaskan. “Jika dipasang dengan benar, enam ons bahan peledak bisa meruntuhkan struktur baja seberat lima puluh ton. Anda membutuhkan sensor seperti ini”, ia menunjuk salah satu kotak pengendali di dekat ransel Ross - “yang memantau getaran dari ledakan sebelumnya untuk memicu ledakan berikut. Gelombang resonansi yang timbul akan mengguncang-guncangkan sasaran sampai hancur berantakan. Sangat mengesankan.” Munro menoleh ke arah Mukenko yang masih terus mengepulkan asap di atas mereka. Ross muncul dari terowongan; ia tersenyum lebar. “Sebentar lagi kita akan memperoleh jawaban pasti,” katanya. “Jawaban?” “Tentang jumlah endapan kimberlite. Saya memasang dua belas bom seismik. Mestinya cukup untuk pengukuran yang pasti.” “Anda memasang dua belas bom resonansi”, ujar Munro. “Ya, hanya itu yang saya bawa. Mau tak mau harus cukup.” “Pasti cukup,” kata Munro. “Mungkin malah lebih dari cukup. Gunung berapi itu” - ia menunjuk ke atas - “sedang dalam tahap letusan.” “Saya memasang delapan ratus gram bahan peledak,” balas Ross. “Kurang dari satu setengah pon. Takkan ada pengaruhnya.” “Sebaiknya jangan cari masalah.” Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 398 Elliot mengikuti perdebatan singkat itu dengan perasaan was-was. Sepintas lalu keberatan Munro berkesan mengada-ada - beberapa ratus gram bahan peledak, sekuat apa pun, tak mungkin memicu letusan gunung berapi. Itu tidak masuk akal. Elliot terheran-heran mengapa Munro begitu ngotot. Sepertinya Munro mengetahui sesuatu yang tidak - dan memang tak mungkin - terbayang oleh Elliot dan Ross. 3 DOD/ARPD/VULCAN 7021 TAHUN 1978 Munro memimpin sebuah ekspedisi ke Zambia, yang antara lain diikuti Robert Perry, ahli geologi muda dari University of Hawaii. Perry sempat bekerja pada PROJECT VULCAN, program paling canagih yang dibiayai oleh Department of Defense Advanced Research Project Division. VULCAN demikian kontroversial, sehingga pada acara dengar pendapat House Armed Services Subcommittee tahun 1975, Proyek DOD/ARPD/VULKAN 7021 sengaja dikategorikan sebagai “proyek jangka panjang untuk kepentingan keamanan nasional”. Tapi tahun berikutnya, anggota kongres David Inaga (D., Hawaii) mempertanyakan DOD/ARPD/VULKAN 7021, dan menuntut penjelasan mengenai “tujuan militer yang pasti, dan mengapa proyek tersebut harus sepenuhnya dibiayai di Hawaii”. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 399 Juru bicara Pentagon menjelaskan bahwa VULCAN merupakan “sistem peringatan dini tsunami” yang sangat bermanfaat bagi penduduk-penduduk Kepulauan Hawaii, serta bagi pangkalan-pangkalan militer di sana. Para ahli dari Pentagon mengingatkan Inaga pada tsunami tahun 1948 yang mula-mula memorak-porandakan Kauai, lalu dua puluh menit kemudian menghantam Oahu dan Pearl Harbor. Selang waktu singkat itu menutup kemungkinan untuk memperingatkan warga setempat. “Tsunami tersebut disebabkan oleh tanah longsor bawah air, akibat kegiatan vulkanik di lepas pantai Jepang,” mereka menjelaskan. “Tapi Hawaii pun mempunyai gunung berapi aktif, dan Honolulu kini dihuni setengah juta orang, sedangkan Angkatan Laut memiliki aset bernilai lebih dari 35 miliar dolar di sana. Kemampuan untuk memprediksi aktivitas tsunami akibat letusan gunung berapi di Hawaii merupakan kebutuhan yang berdampak jangka panjang.” Sesungguhnya, PROJECT VULCAN sama sekali tidak bersifat jangka panjang. Proyek tersebut akan dilaksanakan pada letusan berikut Mauna Loa, gunung berapi aktif terbesar di dunia, yang terletak di Pulau Hawaii. Tujuan VULCAN adalah mengendalikan letusan gunung berapi yang sedang terjadi. Mauna Loa dipilih karena letusannya relatif lembut. Meskipun ketinggiannya hanya mencapai 4.050 meter, Mauna Loa merupakan gunung terbesar di dunia. Jika diukur dari kakinya di dasar samudra, volume Mauna Loa lebih dari dua kali volume Mount Everest. Gunung tersebut merupakan formasi geologis yang unik dan luar biasa. Dan Mauna Loa sudah lama menjadi gunung berapi yang diteliti paling saksama dalam sejarah. Sejak tahun 1928 terdapat stasiun pengamatan ilmiah di bibir kawahnya. Mauna Loa Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 400 juga gunung berapi yang terbanyak mengalami interferensi dalam sejarah. Segala macam cara pernah digunakan untuk mengalihkan aliran lahar yang menuruni lereng-lerengnya dengan interval tiga tahun, mulai dari pesawat pembom sampai regu-regu pekerja berbekal sekop dan karung pasir. VULCAN bermaksud mengubah jalannya letusan Mauna Loa dengan cara venting, yaitu mengalirkan magma cair yang terkumpul melalui serangkaian ledakan bukan nuklir di sepanjang garis-garis sesar pada perisai. Bulan Oktober 1978, VULCAN dilaksanakan secara rahasia, dengan mengerahkan tim-tim helikopter Angkatan Laut yang Perpengalaman menangani bahan peledak resonansi berkekuatan tinggi. PROJECT VULCAN beriangsung dua hari. Pada hari ketiga, Mauna Loa VoIcanic Laboratory yang dikelola pihak sipil mengumumkan bahwa “Letusan bulan Oktober Mauna Loa lebih lembut dari yang diantisipasi, dan kegiatan peletusan lebih lanjut diperkirakan tidak akan terjadi.” PROJECT VULCAN bersifat rahasia, namun Munro mengetahuinya suatu malam, waktu para anggota ekspedisi yang dipimpinnya duduk mengelilingi api unggun dalam keadaan mabuk di dekat Bangazi. Dan kini ia teringat lagi, ketika Ross merencanakan serangkaian ledakan seismik di daerah gunung berapi yang akan meletus. Pelajaran utama yang bisa ditarik dari VULCAN adalah bahwa energi geologis terpendam yang luar biasa besar - entah energi gempa bumi, gunung berapi, atau topan di Pasifik - dapat dibebaskan secara fatal oleh pemicu berkekuatan relatif kecil. Ross bersiap-siap meledakkan bom-bom seismiknya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 401 “Menurut saya,” ujar Munro, “Anda sebaiknya mencoba menghubungi Houston lagi.” “Itu tidak mungkin,” balas Ross penuh keyakinan. “Saya harus mengambil keputusan sendiri, dan saya telah memutuskan untuk menentukan jumlah cadangan intan di bukit-bukit ini.” Sementara kedua orang itu terus berdebat, Amy diam-diam menyingkir. Ia memungut alat pemicu yang tergeletak di samping ransel Ross. Pada alat mungil tersebut ada enam LED yang menyala, lebih dari cukup untuk menarik perhatian Amy. Ia langsung mengangkat jari untuk menekan tombol-tombol itu. Karen Ross menoleh. “Ya Tuhan.” Munro berbalik badan. “Amy,” ia berkata dengan lembut. “Amy, jangan. Jangan. Amy jangan nakal.” Amy gorila baik Amy baik. Amy menggenggam alat pemicu itu. Ia terpukau oleh LED-LED yang berkedap-kedip. Ia menengok ke arah Munro dan yang lain. “Jangan, Amy,” ujar Munro. Ia berpaling pada Elliot. “Tidak bisakah Anda melarangnya?” “Ah, apa bedanya,” kata Ross. “Silakan, Amy.” Serangkaian ledakan bergumuruh menyemburkan debu intan berkilau-kilau dari terowongan-terowongan tambang. Kemudian suasana kembali hening. “Nah,” ujar Ross, “mudah-mudahan Anda puas. Sekarang sudah terbukti bahwa bahan peledak sesedikit itu tidak berpengaruh pada gunung berapi. Untuk selanjutnya, saya harap Anda menyerahkan semua urusan ilmiah pada saya, dan...” Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 402 Dan kemudian Mukenko bergetar, tempat mereka berdiri terguncang, begitu keras, hingga mereka semua terempas ke tanah. 4 ERTS HOUSTON XXX PUKUL 01.00 dini hari waktu Houston, R.B. Travis menatap monitor komputer di ruang kerjanya sambil mengerutkan, kening. Ia baru saja menerima citra photosphere terakhir dari Kitt Peak Observatofium, melalui telemetri GSFC. Sepanjang hari ia telah menanti data tersebut, dan ini hanya salah satu dari sejumlah alasan mengapa Travis gusar. Citra photosphere itu merupakan negatif - matahari tampak hitam di layar, dengan. serangkaian bercak berwarna putih menyilaukan. Paling tidak ada lima belas bercak besar, salah satunya menyebabkan kobaran matahari yang kini merepotkan Travis. Sudah dua hari Travis menginap di ERTS. Semua operasi kacau-balau. ERTS mempunyai tim di Pakistan, tidak jauh dari perbatasan Afganistan yang sedang bergolak; satu tim lagi di bagian tengah Malaysia yang sedang dilanda pemberontakan komunis; lalu tim Kongo yang menghadapi suku pedalaman yang sedang berperang serta sekelompok makhluk menyerupal gorila. Akibat kobaran matahari yang sedang berlangsung, komunikasi dengan semua tim di seputar bumi telah terputus selama lebih dari 24 jam. Setiap enam jam Travis Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 403 melakukan simulasi komputer untuk memperkirakan kondisi tim-tim itu. Hasilnya tidak menggembirakan. Tim Pakistan tampaknya tidak terancam bahaya, namun akan tertunda selama enam hari dan menghabiskan blaya tambahan sebesar 200.000 dolar; tim Malaysia berada dalam kesulitan serius; sedangkan tim Kongo dikategorikan CANNY - istilah komputer di ERTS untuk “can not estimate”, tidak dapat diperkirakan. Travis sudah dua kali mengalaml situasi seperti itu - di Amazon tahun 1976, dan di Sri Lanka tahun 1978 - dan setiap kali ia kehilangan anggota ekspedisi. Perkembangannya tidak sesuai harapan. Namun laporan GSFC terakhir jauh lebih bagus dibandingkan laporan sebelumnya. Rupanya mereka sempat mengadakan kontak singkat dengan tim Kongo, meskipun tidak ada jawaban dari Ross. Travis bertanya-tanya, apakah tim itu menerima peringatan mereka atau tidak. Sambil menggelengkan kepala, ia menatap bulatan hitam di layar Richards, salah satu programmer utama, menyembulkan kepala di pintu. “Ada berita tentang SLK.” “Apa beritanya?” tanya Travis. Berita apa pun tentang Survei Lapangan Kongo langsung mendapat perhatiannya. “Stasiun seismologi di Universitas Johannesburg di Afrika Selatan melaporkan getaran yang terjadi mulai pukul 12.04 waktu setempat. Perkiraan pusat gempa cocok dengan koordinat Mount Mukenko di barisan Virunga. Getaran ganda, lima sampai delapan skala Richter.” “Ada konfirmasi?” tanya Travis. “Nairobi adalah stasiun terdekat, dan mereka mencatat getaran-getaran berkekuatan 6 sampai 9 skala Richter, atau Morelli 9, dengan semburan abu dahsyat. Mereka juga Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 404 memperkirakan kondisi atmosferik setempat memungkinkan terjadinya pelepasan listrik hebat.” Travis menatap arlojinya. “Pukul 12.04 waktu setempat itu hampir satu jam lalu,” katanya. “Kenapa saya tidak diberitahu?” Richards menyahut, “Laporan-laporan dari stasiun-stasiun di Afrika baru saja masuk. Saya rasa mereka menganggapnya bukan sesuatu yang istimewa - hanya letusan gunung berapi biasa.” Travis menghela napas. Itulah masalahnya - kegiatan vulkanik kini telah diketahui sebagai fenomena lumrah di muka bumi. Sejak tahun 1965, tahun pertama diadakannya catatan global, telah terjadi 22 letusan besar setiap tahun, kira-kira satu letusan setiap dua minggu. Stasiun-stasiun terpencil tidak merasa perlu secepatnya melaporkan peristiwa yang begitu “biasa”. “Tapi mereka punya masalah,” Richards melanjutkan. “Karena hubungan satelit terputus, semua transmisi harus melewati kabel darat. Dan saya rasa sepanjang pengetahuan mereka, bagian timur laut Kongo tidak berpenghuni.” Travis berkata, “Seberapa parah Morelli 9 itu?” Richards diam sejenak. “Cukup parah, Mr. Travis.” Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 405 5 “SEMUANYA BERGERAK“ KAWASAN Virunga di Kongo dilanda gempa berkekuatan 8 skala Richter, atau IX skala Morelli. Pada gempa sehebat itu, bumi terguncang begitu keras, hingga berdiri pun terasa sulit. Tanah beringsut ke samping dan membelah; pohon-pohon, bahkan gedung-gedung berkerangka baja pun tumbang. Bagi Elliot, Ross, dan Munro, waktu lima menit yang menyusul awal letusan merupakan mimpi buruk mengerikan. Elliot mengenang bahwa “semuanya bergerak. Kami terempas ke tanah; kami terpaksa merangkak, seperti bayi. Bahkan setelah kami menjauhi terowongan-terowongan tambang, kota tetap terayun-ayun bagaikan mainan oleng. Tapi baru beberapa saat kemudian - mungkin setengah menit - bangunan-bangunan mulai ambruk. Lalu semuanya runtuh secara bersamaan: dindingdinding, langit-langit, bongkahan-bongkahan batu besar. Pohon-pohon juga terayun-ayun, dan akhirnya bertumbangan.” Kebisingannya memekakkan telinga, belum lagi suara Mukenko sendiri. Gunung berapi itu tak lagi bergemuruh. Mereka mendengar bunyi ledakan lahar tanpa henti dari kawah. Ledakan-ledakan itu menimbulkan serangkaian gelombang kejut. Bahkan saat tanah tempat mereka berpijak tidak bergerak pun mereka tetap diempaskan gelombang udara panas, tanpa peringatan lebih dulu. “Kami seakan-akan terperangkap di tengah perang,” Elliot berkomentar belakangan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 406 Amy dicekam panik. Sambil mendengus-dengus ketakutan ia melompat ke pelukan Elliot, sertamerta mengencingi pakaian orang itu ketika mereka berbalik dan berlari ke arah perkemahan. Sebuah getaran hebat mengempaskan Ross ke tanah. Ia bangkit lagi dan kembali berjalan sambil terhuyung-huyung. Ia sepenuhnya sadar akan kelembapan dan abu pekat yang menyelubungi mereka. Dalam beberapa menit saja langit di atas mereka gelap gulita, petir mulai membelah awan - awan mendidih. Malam sebelumnya sempat terjadi hujan lebat; butan belantara di sekeliling mereka basah dan kelembapan udara melebihi titik jenuh. Singkat kata, semua persyaratan untuk badai petir telah terpenuhi. Ross terombang-ambing antara keinginan ganjil untuk menyaksikan gejala teoretis yang unik itu dan keinginan untuk lari menyelamatkan nyawa. Dan kemudian, diiringi kilatan cahaya putih kebiruan yang menyilaukan mata, badai petir mulai mengamuk. Kilat menyambar-nyambar tanpa henti. Belakangan Ross memperkirakan ada sekitar dua ratus petir selama satu menit pertama - hampir tiga setiap detik. Guntur yang terdengar tidak merupakan ledakan-ledakan terpisah, melainkan bunyi gemuruh berkesinambungan, bagaikan suara air terjun. Segala sesuatu terjadi begitu cepat, sehingga mereka tak sempat memperhatikan semuanya. Anggapan-anggapan yang selama ini mereka yakini dijungkirbalikkan begitu saja. Salah satu pengangkut, Amburi, datang ke Kota Hilang untuk mencari mereka. Ia sedang berdiri sambil melambaikan tangan di suatu tempat lapang, ketika petir menyambar ke atas melalui sebatang pohon di dekatnya. Ross sebenarnya sudah tahu bahwa kilat terjadi setelah Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 407 aliran elektron ke bawah yang tidak kelihatan, dan menerjang dari tanah ke awan di atas. Tapi kini la menyaksikannya dengan mata kepala sendiri! Ledakan itu menyebabkan Amburi terpental ke arah mereka; ia cepat-cepat bangkit sambil berteriak-teriak histeris dalam bahasa Swahili. Di sekeliling mereka pohon-pohon terbelah sambil mengeluarkan awan uap yang mendesis-desis karena dilalui petir yang melesat ke atas. Belakangan Ross berkata, “Kilat ada di mana-mana, menyambar-nyambar tanpa henti, diiringi bunyi mendesis mengerikan. Orang itu – Amburi - sedang berteriak, dan sedetik kemudian petir menerjang melalui tubuhnya. Saya berdiri dekat sekali dengannya, namun nyaris tak ada panas, hanya cahaya putih menyilaukan. Tubuhnya menjadi kaku, lalu ada bau menyengat ketika tubuhnya mendadak menyala, kemudian dia jatuh ke tanah. Munro segera menindihnya untuk memadamkan api, tapi dia sudah mati, dan kami kembali berlari. Tak ada waktu untuk menanggapi kematiannya. Kami jatuh-bangun akibat guncangan-gempa. Dalam sekejap kami setengah buta akibat petir. Saya ingat mendengar seseorang berteriak, tapi saya tidak tahu siapa. Saat itu saya yakin kami semua akan mati.” Di dekat perkemahan, sebatang pohon raksasa tumbang, membentuk rintangan selebar dan setinggi bangunan tingkat tiga. Ketika mereka menerobos di antara dahan-dahan, petir yang terus menyambar-nyambar membuat kullt pohon mengelupas dan hangus. Amy meraung waktu kilat putih melintasi tangannya saat ia memegang dahan yang basah. Seketika ia tiarap, lalu menyembunyikan kepala di bawah dedaunan, dan menolak untuk berdiri lagi. Elliot terpaksa menyeretnya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 408 Munro yang pertama tiba di perkemahan. Ia menemukan Kahega sedang berusaha mengemasl tenda-tenda, tapi upaya itu mustahil di tengah guncangan dan petir yang membelah langit pekat. Salah satu tenda Mylar terbakar. Mereka mencium bau plastik hangus yang tajam. Antena parabola yang dipasang di tanah pecah berantakan akibat tersambar kilat, dan kepingan-kepingan logam berhamburan ke segala arah. “Lari!” teriak Munro. “Lari!” “Ndio mzee!” seru Kahega. Terburu-buru ia meraih ranselnya. Ia menoleh ke belakang, dan saat itu Elliot muncul dari kegelapan sambil menggendong Amy. Mata kaki Elliot cedera dan langkahnya agak pincang. Amy langsung turun. “Lari!” teriak Munro. Sementara Elliot terus maju, Ross keluar dari awan abu. Ia terbatuk-batuk sambil membungkuk. Sisi kiri tubuhnya tampak gosong dan hitam, kulit tangan kirinya terbakar. Meski tidak menyadarinya, ia sempat tersambar petir. Ia menunjuk hidung dan tenggorokannya. “Perih... sakit...” “Karena gas,” seru Munro. Ia merangkul pundak Ross, lalu mengangkat dan membopongnya. “Kita harus naik ke bukit!” Satu jam kemudian, di tempat yang lebih tinggi, mereka menatap kota yang terselubung asap dan abu. Di bagian atas lereng gunung, mereka menyaksikan sederetan pohon mendadak menyala akibat aliran lahar yang tidak kelihatan. Mereka mendengar raungan kesakitan gorila-gorila di sebelah bawah, ketika binatang-binatang itu dihujani lahar Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 409 panas. Aliran lahar semakin mendekati reruntuhan kota, dan akhirnya semuanya ditelan awan gelap. Kota Hilang Zinj terkubur untuk selama-lamanya. Baru sekarang Ross menyadari bahwa intan-intan yang diincarnya pun telah lenyap. 6 MIMPI BURUK XXX MEREKA tidak punya makanan, tidak punya air, dan hanya sedikit amunisi. Terseok-seok mereka menembus hutan, dengan pakaian hangus dan terkoyak, dengan wajah kuyu, letih. Mereka tidak saling bicara, berjalan sambil membisu. Di kemudian hari, Elliot berkata bahwa mereka “masuk ke sebuah mimpi buruk”. Dunia yang mereka lewati tampak tandus dan gersang. Air terjun dan sungai yang sebelumnya bening kini hitam dan berbuih kelabu. Langit berwarna kelabu tua. Sesekali ada kilatan merah dari puncak gunung berapi. Udara pun telah menjadi kelabu. Mereka berjalan menembus dunia yang penuh jelaga dan abu, terhuyung-huyung, terbatukbatuk. Seluruh tubuh mereka tertutup abu - ransel mereka sepertl berpasir, wajah mereka terasa lengket saat diusap, rambut mereka kusam dan jauh lebih gelap. Mata dan hidung mereka seperti terbakar. Namun tak ada yang dapat mereka lakukan selain terus melangkah. Ross berjalan gontai dan menyadari bahwa perjuangan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 410 pribadinya telah berakhir secara ironis. Ross sudah sejak lama memasuki bank data mana pun di ERTS, termasuk bank data yang berisi evaluasi terhadap dirinya. Ia hafal penilaian yang diberikan padanya: CENDERUNG TERLALU PRAGMATIS (bisa jadi) / SUKAR MENJALIN HUBUNGAN ANTARMANUSIA (yang ini membuatnya kesal) / MEMILIKI KEBUTUHAN UNTUK BERKUASA (mungkin) / ANGKUH KARENA KEMAMPUAN INTELEKTUAL (sudah sewajarnya) / KASAR (entah apa artinya) / BERSEDIA MENGGUNAKAN SEGALA CARA UNTUK MENCAPAI TUJUAN (apa salahnya?) la juga mengetahui prediksi perilakunya untuk tahap akhir suatu operasi: segala omong kosong tentang matriks flopover. Dan baris terakhir dalam laporan itu: SUBJEK HARUS DIAWASI DALAM TAHAP AKHIR PROSES MENCAPAI TUJUAN. Namun kini semuanya itu tidak lagi relevan. Ia telah berusaha mendapatkan intan-intan itu, tapi akhirnya gagal karena letusan gunung berapi terhebat di Afrika selama satu dasawarsa. Ia tak bisa dipersalahkan atas apa yang terjadi. Ia akan membuktikannya pada ekspedisi berikut.... Munro merasa seperti penjudi yang telah melakukan taruhan dengan benar, namun tetap kalah. Ia telah mengambil keputusan tepat dengan menghindari konsorsium Euro-Jepang, tapi ternyata sia-sia belaka. Hmm, ia menghibur diri sambil meraba intan-intan di sakunya, tidak sepenuhnya sia-sia.... Elliot meninggalkan Kota Hilang Zinj tanpa membawa foto, rekaman video, rekaman suara, maupun tulang-belulang gorila kelabu. Catatan pengukuran yang sempat ia lakukan pun hilang. Tanpa bukti-bukti nyata, ia Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 411 tidak berani mengumumkan bahwa ia telah menemukan spesies baru - sekadar membahas kemungkinan tersebut pun rasanya kurang bijaksana. Sebuah kesempatan emas telah terlepas dari tangannya, dan kini, saat melewati dunia yang serba kelabu, ia merasa alam telah kacau-balau: burung-burung berjatuhan dari langit dan menggelepar-gelepar di tanah, tercekik oleh gas-gas di udara di atas; kawanan kelelawar beterbangan pada siang hari; binatang-binatang terdengar meraung dan melolong di kejauhan. Sekitar tengah hari, mereka melihat seekor macan. kumbang berlari tunggang-langgang dengan bulu terbakar. Entah di mana, gajah-gajah menguak keras. Mereka terjebak di suatu dunia kelabu yang menyerupai neraka; api dan kegelapan abadi, tempat roh-roh yang tersiksa menjerit-jerit tanpa henti. Dan di belakang mereka Mukenko menyemburkan asap dan lahar. Suatu ketika mereka terperangkap di tengah hujan bara, gumpalan-gumpalan panas yang berdesis-desis ketika menerobos dedaunan, membuat tanah lembap jadi berasap, membakar pakaian mereka, menggosongkan kulit, dan menghanguskan rambut. Mereka menari-nari kesakitan, dan akhirnya berteduh di bawah pohon-pohon besar. Sejak awal letusan, Munro telah bertekad untuk menuju bangkai pesawat C-130, tempat mereka bisa berlindung dan memperoleh perbekalan. Menurut taksirannya, mereka dapat mencapai pesawat itu dalam waktu dua jam. Namun ternyata enam jam berlalu sebelum pesawat raksasa yang tertutup abu itu muncul dari kegelapan pekat. Salah satu sebab mereka menghabiskan begitu banyak waktu saat menjauhi Mukenko adalah karena mereka harus Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 412 menghindari Jenderal Muguru dan pasukannya. Setiap kali menemukan jejak ban jip, Munro membawa mereka semakin jauh ke barat, semakin jauh memasuki hutan belantara. “Percayalah, Anda lebih baik tidak bertemu dia,” katanya, “atau anak buahnya. Mereka takkan segan-segan memotong hati Anda dan memakannya mentah-mentah.” Abu gelap pada sayap dan badan pesawat menimbulkan kesan pesawat itu jatuh di tengah salju hitam. Abu ltu meluncur bagaikan air terjun dari sebelah sayap yang bengkok. Di kejauhan mereka mendengar genderang perang orang-orang Kigani, diselingi dentuman mortir yang ditembakkan pasukan Muguru. Selain itu tak ada suara apa pun. Munro menunggu di hutan di dekat bangkai pesawat, sambil mengawasinya dengan saksama. Ross menggunakan kesempatan itu untuk mencoba mengontak Houston. Ia terus-menerus menepis abu yang menutupi layar, tapi tidak berhasil menghubungi ERTS. Akhirnya Munro memberi aba-aba, dan semuanya mulai bergerak maju. Dengan panik Amy menarik-narik lengan baju Munro. Jangan pergi, ia berisyarat. Ada orang. Munro menatapnya sambil mengerutkan kening, lalu menoleh ke arah Elliot. Tak lama kemudian terdengar bunyi benturan, dan dua prajurit Kigani dengan wajah dan tubuh dicat putih keluar dari pesawat. Mereka membawa peti-peti wiski dan berdebat bagaimana harus menurunkan peti-peti tersebut dari sayap tempat mereka berdiri. Beberapa saat setelah itu, lima prajurit lain muncul di bawah sayap, mengangkat peti-peti yang diserahkan pada mereka. Kedua prajurit pertama melompat turun, dan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 413 kelompok itu menghilang ke hutan. Munro menatap Amy sambil tersenyum. Amy gorila baik, Amy memberi isyarat. Mereka menunggu dua puluh menit lagi. Baru setelah yakin keadaannya aman, Munro mengajak mereka mendekati pesawat. Tapi ketika sedang menghampiri pintu kargo, mereka mendadak dihujani anak panah berwarna putih “Masuk!” Munro berseru. Terburu-buru mereka naik ke roda pendarat yang bengkok, memanjat ke atas sayap, lalu masuk ke pesawat. Munro membanting pintu darurat; panah-panah membentur bagian luarnya. Di dalam pesawat ternyata gelap; lantainya miring dan tertekuk-tekuk. Peti-peti perlengkapan berserakan di mana-mana. Pecahan-pecahan kaca bergerisik saat diinjak. Elliot menggendong Amy ke sebuah kursi, kemudian menyadari bahwa orang-orang Kigani telah menggunakan semua tempat duduk untuk membuang air besar. Di luar, mereka mendengar suara genderang serta hujan panah yang menimpa pesawat. Mereka mengintai lewat jendela-jendela dan melihat orang-orang bercat putih berlari di antara pohon-pohon, menyusup ke bawah sayap. “Apa yang harus kita lakukan?” tanya Ross. “Tembak mereka,” Munro menyahut ketus. Ia membuka sebuah peti dan mengeluarkan beberapa magasin peluru untuk senapan mesin. “Amunisi kita lebih dari cukup.” “Tapi di luar sana ada lebih dari seratus orang.” “Ya, tapi hanya satu yang penting. Bunuh orang Kigani dengan garis merah di bawah matanya, dan serangan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 414 mereka akan segera berhenti.” “Kenapa?” tanya Elhot. “Karena orang itu Angawa, dukun mereka,” ujar Munro sambil menuju kokpit. “Bunuh dia, dan kita akan aman. “ Panah-panah beracun menghantam jendela-jendela plastik dan permukaan luar pesawat. Orang-orang Kigani juga melemparkan tinja. Suara genderang terdengar bertalu-talu. Amy ketakutan. Ia duduk di salah satu kursi dan memasang sabuk pengaman sambil berisyarat, Amy pergi sekarang burung terbang. Elliot menemukan dua prajurit Kigani bersembunyi di ruang penumpang di ekor pesawat. Di luar dugaannya, ia membunuh keduanya tanpa ragu sedikit pun. Senapan mesin di tangannya menyentak-nyentak, dan kedua prajurit itu terlempar ke belakang. “Bagus, Dokter,” ujar Kahega sambil nyengir, meskipun Elliot gemetar tak terkendali. Ia terduduk di kursi, di samping Amy. Orang serang burung-burung terbang sekarang burung terbang Amy mau pulang. “Sebentar lagi, Amy “ kata Elliot, dan dalam hati ia berharap keinginannya akan terkabul. Sementara itu, orang-orang Kigani menghentikan serangan frontal. Mereka mulai menyerang dari belakang, tempat tidak ada jendela. Semuanya mendengar suara langkah di ekor pesawat, lalu di badan pesawat di atas kepala mereka. Dua prajurit berhasil masuk melalui pintu Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 415 kargo belakang yang terbuka. Munro berseru dari kokpit, “Kalau tertangkap, Anda akan dimakan!” Ross menembak ke arah pintu belakang. Cipratan darah mengenai bajunya ketika kedua prajurit itu diterjang peluru. Amy tidak suka, Amy memberi isyarat. Amy mau pulang. Ia menggenggam sabuk pengamannya dengan erat. “Itu dia si bangsat!” teriak Munro, dan langsung menarik picu senapan mesinnya. Seorang pria muda berusia dua puluhan, dengan goresan cat merah di sekitar mata, terempas ke tanah. Tubuhnya terguncang-guncang akibat berondongan Munro. “Hah, kena!” ujar Munro. “Saya berhasil menembak si Angawa.” Ia menyandarkan badan dan membiarkan para prajurit membawa pimpinan mereka. Sesuai perkiraan Munro, serangan orang-orang Kigani segera berhenti. Mereka mundur ke hutan belantara yang sunyi. Munro membungkuk di atas mayat pilot dan memandang ke luar. “Bagaimana, sekarang?” tanya. Elliot. “Apakah kita sudah menang?” Munro menggelengkan kepala. “Mereka akan menunggu sampai malam. Setelah itu, mereka akan kembali untuk menghabisi kita.” “Lalu apa yang harus kita lakukan?” tanya Elliot. Munro telah memikirkannya. Ia tidak melihat kemungkinan untuk meninggalkan pesawat dalam 24 jam berikut. Pada malam hari mereka harus bertahan, dan pada siang hari mereka membutuhkan tempat lebih lapang di sekeliling pesawat. Pemecahan paling praktis adalah Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 416 membakar ilalang setinggi pinggang di sekitar pesawat - jika itu dapat dilakukan tanpa meledakkan sisa bahan bakar dalam tangki-tangki. “Cari pelontar api,” ia berkata pada Kabega, “atau tabung-tabung gas.” Ia sendiri mulai mencarl dokumen-dokumen yang bisa memberitahukan letak tangki-tangki pada pesawat C-130. Ross menghampirinya. “Situasi kita gawat, bukan?” “Ya,” jawab Munro. Ia tidak menyinggung soal gunung berapi. “Saya rasa saya telah membuat kesalahan.” “Hmm, Anda bisa menebusnya dengan memikirkan jalan keluar,” ujar Munro. “Saya akan berusaha,” Ross berkata serius, lalu pergi ke belakang. Lima belas menit kemudian, ia menjerit. Munro langsung berbalik dan mengangkat seniata. Tapi kemudian ia melihat Ross duduk di salah satu kursi sambil tertawa tak terkendali. Yang lain menatapnya bingung. Munro memegang pundak Ross dan mengguncang-guncangnya. “Jangan histeris,” katanya, tapi Ross terus tertawa tanpa menggubrisnya. Kahega berdiri di samping tabung gas bertulisan PROPAN. “Dia lihat ini, lalu bertanya. ada berapa lagi. Aku bilang ada enam, dan dia, mulai tertawa.” Munro mengerutkan kening. Tabung ltu berukuran besar, enam meter kubik. “Kahega, untuk apa mereka membawa propan ini?” Kahega angkat bahu. “Terlalu besar untuk memasak. Mereka hanya butuh lima, tiga meter kubik untuk Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 417 memasak“ Munro berkata, “Dan masih ada enam tabung lagi seperti ini?” “Ya, Bos. Enam.” “Banyak sekali,” ujar Munro. Kemudian ia menyadari bahwa Ross, yang berpengalaman merencanakan ekspedisi, telah menangkap kegunaan gas itu. Munro pun sudah bisa menduganya dan ia mengembangkan senyum. Elliot tampak jengkel. “Tolong jelaskan, ada apa sebenarnya?” ia menuntut. “Apa artinya semuanya ini?” “Artinya,” jawab Munro sambil tertawa, “kita masih punya harapan.” Berkat 25.000 kilogram udara panas dari cincin pembakar propan, balon konsorsium yang berkilau-kilau terangkat dari tanah dan dengan cepat naik ke langit malam yang semakin gelap. Orang-orang Kigani menghambur keluar dari hutan sambil mengacungkan tombak dan busur. Beberapa orang menembakkan anak panah, tapi balon itu sudah terlalu tinggi dan terus menanjak. Pada ketinggian 600 meter, balon itu terbawa angin ke arah timur, menjauhi hamparan hutan belantara yang gelap, melintasi kawah Mukenko yang merah membara serta tebing-tebing Rift Valley. Dari sana balon itu menyeberangi perbatasan Zaire dan terbawa ke arah tenggara, ke Kenya - menuju peradaban. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 418 EPILOG TEMPAT API TANGGAL 18 SEPTEMBER 1979, satelit Landsat 3 yang melintas pada ketinggian nominal 918 kilometer di atas Afrika Tengah merekam larikan selebar 185 kilometer pada Bidang 6 (.7-.8 milimikron pada spektrum inframerah). Citra yang dihasilkan menembus lapisan awan di atas hutan belantara, dan dengan jelas memperlihatkan letusan Mount Mukenko yang setelah tiga bulan masih terus berlangsung. Perhitungan komputer menunjukkan bahwa volume abu dan batuan yang disemburkan mencapai 6-8 kilometer kubik, sementara 2-3 kilometer kubik lahar mengalir lewat lereng-lereng sebelah barat. Orang-orang pribumi menyebutnya Kanyalifeka - “tempat api”. Tanggal 1 Oktober 1979, R.B. Travis secara resmi membatalkan Kontrak Biru, dan melaporkan bahwa tak ada sumber alami intan Tipe IIb yang dapat dieksploitasi dalam waktu dekat. Perusahaan elektronik Jepang, Hakamichi, kembali menyatakan minat terhadap proses pelapisan boron secara artifisial yang dikembangkan oleh Nagaura. Perusahaan-perusahaan Amerika pun mulai meneliti proses serupa; proses tersebut diharapkan telah sempurna pada tahun 1984. Tanggal 23 Oktober 1979, Karen Ross mengundurkan diri dari ERTS dan pindah ke U.S. Geological Survey EDC di Sioux Falls, South Dakota, yang terlibat dalam kegiatan yang berkaitan dengan pihak militer dan tidak mengadakan penelitian lapangan. Ia lalu menikah dengan John Bellingham, seorang ilmuwan di EDC. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 419 Peter Elliot mengambil cuti tanpa batas di Berkeley Department of Zoology pada tanggal 30 Oktober. Sebuah pernyataan pers menyebutkan bahwa “kematangan dan ukuran tubuh Amy yang semakin bertambah, menyulitkan penelitian laboratorium lebih lanjut”. Proyek Amy secara resmi dinyatakan ditutup, meskipun hampir seluruh staf menyertai Elliot dan Amy ke Institut d'Etudes Ethnologiques di Bukarna, Zaire. Di sini interaksi Amy dengan gorila-gorila liar terus dipantau di lapangan. Bulan November 1979 Amy diperkirakan hamil; saat itu ia menghabiskan sebagian besar waktunya bersama kawanan gorila setempat, sehingga sukar memastikannya. Ia menghilang pada bulan Mei 1980. [7] Antara Maret sampai Agustus 1980, pihak institut menyelenggarakan sensus gorila. Jumlah populasi keseluruhannya diperkirakan 5.000 individu, setengah dari perkiraan George Schaller, ahli biologi lapangan, dua puluh tahun sebelumnya. Data tersebut mengkonfirmasikan bahwa jumlah gorila pegunungan menurun drastis. Tingkat reproduksi di kebun binatang terus meningkat, dan kecil kemungkinan gorila akan mengalami kepunahan, namun habitat mereka terus bertambah sempit akibat tekanan manusia. Para periset menduga gorila sebagai binatang liar di alam bebas akan lenyap dalam beberapa tahun mendatang. Kahega kembali ke Nairobi pada tahun 1979 dan bekeria di sebuah restoran Cina yang jatuh bangkrut pada tahun 1980. Ia lalu bergabung dengan ekspedisi National Geographic Society yang hendak mempelajari kuda nil di Botswana. Aki Ubara, putra tertua pengangkut Marawani dan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 420 astronom radio di Cambridge, Inggris, memenangkan Penghargaan Herskovitz pada tahun 1980 untuk penelitian mengenai pancaran sinar-X dari sumber galaktik M322. Charles Munro berhasil memperoleh keuntungan cukup besar ketika menjual 31 karat intan biru Tipe IIb di bursa Amsterdam pada akhir tahun 1979. Intan-intan itu dibeli oleh Intel, Inc., sebuah perusahaan mikronik Amerika. Tak lama kemudian, bulan Januari 1980, ia ditikam agen Rusia di Antwerpen; mayat agen itu lalu ditemukan di Brussels. Bulan Maret 1980 Munro ditahan patroli perbatasan di Zambia, namun segala tuduhan terhadapnya dibatalkan. Ia dilaporkan berada di Somalia pada bulan Mei, tapi laporan tersebut tanpa konfirmasi. Ia masih tinggal di Tangier. Citra Landsat 3 yang diperoleh pada tanggal 8 Januari 1980 menunjukkan bahwa letusan Mukenko telah berhenti. Colok persilangan berkas sinar laser yang terekam samar-samar pada lintasan-lintasan satelit sebelumnya, tidak terlihat lagi. Proyeksi titik persilangan itu kini menandai lapangan lahar quatermain berwarna hitam dengan ketebalan rata-rata 800 meter - hampir 0,5 mil - di atas Kota Hilang Zinj. _____________ [1] Uraian berikut mengenai rangkaian kesulitan yang menimpa Elliot disarikan dari J.A. Peebles, “Infringement of Academic Freedom by Press Innuendo and Hearsay: The Experience of Dr. Peter Elliot”, dalam Journal of Academic Law and Psychiatry 52, No. 12 (1979): 19-38. [2] Sebuah pabrik farmasi baru dibangun di Australia Barat. Di pabrik ini, semua pil keluar dengan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 421 ban berjalan; seorang pekerja mengawasi ban berjalan dan menekan tombol-tombol untuk menyortir pil-pil berdasarkan ukuran dan warna. Seorang ahli perilaku binatang dari aliran Sicinner mengungkapkan bahwa burung dara dengan mudah dapat dilatih untuk mengamati pil-pil dan mematuk tombol-tombol berwarna guna melakukan proses penyortiran. Pihak pengelola pabrik bersikap skeptis, namun setuju untuk melakukan uji coba; ternyata burung dara memang dapat diandalkan, dan beberapa ekor langsung dipekerjakan pada ban berjalan. Kemudian RSPCA turun tangan dan menghentikan kegiatan tersebut, sehingga kawanan burung dara akhirnya digantikan oleh operator manusia. Rupanya RSPCA berpendapat tugas itu merupakan penganiayaan terhadap binatang, tapi tidak bagi manusia. [3] Pegangan utama Johnson adalah karya A.J. Parkinson, The Congo Delta in Myth and History (London: Peters, 1904) [4] Kota fabel Zinj ini menjadi dasar cerita novel terkenal H. Rider Haggard, King Solomon's Mines, pertama diterbitkan tahun 1885. Haggard seorang linguis berbakat, pernah menjadi staf Gubemur Natal pada tahun 1875. Kemungkinan ia mendengar tentang Zinj dari orangorang ZuIu yang tinggal di dekat wilayah tersebut pada waktu itu. [5] Meskipun lebih dari 19.000 orang tewas selama pemberontakan Mau Mau, hanya 37 orang kulit putih menjadi korban dalam kekacauan yang berlangsung selama tujuh tahun. Setiap korban kulit putih dipandang sebagai korban keadaan, bukan korban sikap politik orang kulit hitam. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ 422 [6] Sir Anthony Forstmann meninggal tahun 1880 akibat utang judi dan sifilis [7] Bulan Mei 1980, Amy menghilang selama emp-at bulan, tapi pada bulan September ia muncul kembali sambil menggendong bayi jantan Elliot memberi isyarat padanya, dan di luar dugaan nielihat bayi itu menjawab, Amy suka Peter suka Peter. Pemberian isyarat itu dilakukan dengan tangkas dan tepat, dan berhasil direkam dengan video. Amy tidak bersedia mendekat bersama bayinya; ketika bayinya menghampiri Elliot, Amy segera mengangkatnya dan menghilang di semaksemak. Belakangan ia terlihat bersama kawanan gorila di lereng Mt. Kyambara, di bagian timur laut Zaire. The End